Gama membawaku ke sebuah gua yang di akui sebagai rumahnya. Mataku dibuat takjub saat melihat ruangan di dalam gua tampak seperti rumah mewah dengan perabotan yang cukup lengkap.
Gama membaringkan tubuhku di ranjang nya yang empuk kemudian ia menyiapkan beberapa helai dedaunan. "Aku akan mengantarmu pulang ke rumah lindung setelah aku selesai mengobati lukamu"
"Maaf aku ngerepotin kamu" Lirihku.
"Aku yang sudah membuat tangan mu terluka seperti ini. Jadi aku harus bertanggung jawab mengobati nya" Sahut Gama seraya meletakan selembaran daun diantara lipatan telapak tanganku.
"Apa ini cara siluman mengobati luka?" Tanyaku.
"Jadi Kamu sudah tau bahwa ini dimensi siluman?" sahut gama yang kini membalut telapak kakiku.
"Aku tau, Reka yang memberitahu aku."
"Reka??" Aku mengangguk. Entah mengapa Gama tercengang ketika mendengar aku menyebutkan nama Reka. "Ternyata aku terlambat" Ucap Gama sangat pelan.
"Apa??" Tanyaku memastikan perkataan nya yang tidak jelas kudengar.
"Tidak, aku hanya bilang lukamu akan segera sembuh. Kamu tidak akan bisa pulang dengan keadaan terluka, bukan?"
"jadi kalau aku terluka disini maka di dimensiku juga akan sama?" Tanyaku yang di angguki oleh Gama.
"Kenapa kamu bisa sendirian di dalam hutan?" Tanya Gama
"Sebenarnya tadi aku sedang berada di rumah Reka. Dia berjanji akan menjelaskan semua ini dan membantu aku terbebas sepenuh nya dari dimensi ini. Tapi Dewari keburu datang dan Reka menyuruhku pergi duluan, sedangkan dia akan menahan Dewari. Reka bilang aku harus kembali ke rumah lindung karena aku akan aman disana, tapi aku malah lupa arah jalan nya. Untung aja aku ketemu kamu" Kata ku Menjelaskan.
Gama tersenyum di sebelah bibirnya. "Apa sudah begitu banyak yang Reka jelaskan padamu tentang alam ini?" Tanya Gama penasaran.
"Enggak terlalu banyak sih.." Jawabku jujur. "Kamu sendiri kenapa bisa terkurung dalam sangkar itu?"
"Aku di khianati oleh wanita yang aku cintai. Sudah lima tahun aku terkurung di dalam sangkar besi itu."
"Udah lima tahun??" Tanyaku yang kemudian di angguki oleh Gama. "Tapi kenapa wanita itu mengkhianati kamu??"
"Sebenarnya...." Baru saja gama akan menjelaskan, namun aku menyela nya lebih dulu.
"Ya Tuhan, bagaimana kalau Reka mengalami hal yang sama dengan kamu, tadi dia di datangi oleh Dewari. Bagaimana kalau Dewari sampai menyakiti Reka" Ucapku Cemas.
"Mengapa kamu memikirkan orang lain sedangkan dirimu sendiri saja sedang dalam bahaya" Kata Gama tampak kesal.
"Aku khawatir Dewari akan menyakiti Reka. Aku berharap sebelum kembali ke rumah lindung aku bisa memastikan dulu Reka baik-baik aja" Ucapku masih mencemaskan Reka.
"Dewari tidak akan mungkin menyakiti Reka, karena Reka adalah Putra nya" Ujar Gama cukup meyakinkanku dan mengakhiri perasaan cemasku.
"Gama.." Panggil ku yang membuat Gama segera menoleh ke arahku. "Aku udah gak ngerasain perih di telapak tangan dan juga kakiku.. Kaya nya aku udah sembuh deh"
Gama membuka dedaunan yang membalut di telapak tangan serta telapak kakiku. Setelah balutan dedaunan itu dibuka, benar saja ternyata luka di telapak tangan dan di telapak kakiku sudah sembuh, bahkan tidak sedikitpun menyisakan bekas.
"Wah, keren banget.. Daun itu bisa mengobati luka dengan secepat itu..." Ujarku yang memuji daun ajaib itu yang tidak akan pernah aku temui di duniaku.
Gama tersenyum tipis saat melihat wajah lugu ku yang ceria dan sangat naif. "Risha, seharusnya kamu menemui Dewari dan berkompromi dengan nya"
"Kamu gila ya, kamu mau aku mati disini? Reka udah dua kali melindungi aku agar aku gak tertangkap Dewari. Kamu malah nyuruh aku nemuin Dewari?" Jawab ku dengan kesal.
"Tidak, bukan begitu. Tapi hanya Dewari yang bisa membantumu bebas dari sini" Kata Gama.
"Enggak, Reka bilang dia akan bantuin aku bebas dari sini kok" Sahutku yang tetap membela Reka.
"Ya sudah, sekarang aku antar kamu ke rumah lindung, ya!" seru Gama mulai utus asa.
Sesampainya di rumah kayu dengan ragu-ragu gama mengingatkanku sebelum aku masuk ke rumah itu. "Risha, kamu harus hati-hati dengan Reka, jangan jatuh cinta kepadanya"
"Kamu itu kenapa sih, kaya nya gak suka banget sama Reka.." Ujarku kesal.
"Bukan begitu, Risha aku hanya_" belum sempat Gama menyelesaikan perkataan nya, aku menyelanya dengan kesal.
"Ah sudah lah. Aku gak mau dengar lagi kamu bahas Reka. Aku mau masuk dulu.." Jawabku malas.
***
Aku membuka mataku pelan. Aku melihat jam sudah menunjukan pukul 06:30 wib. Hari ini aku tidak masuk kerja karena ini adalah hari minggu dan aku berfikir akan mengunjungi orang tuaku seraya memeriksa ruangan kakek sukma untuk menemukan petunjuk.
Sesampai nya di sebuah rumah tiga tingkat yang begitu mewah dengan taman yang indah yang tak lain adalah rumah orang tuaku. Aku kemudian menekan tombol bel yang ada di sebelah pintu rumah.
Terlihat seorang wanita paruh baya membukakan pintu. Wanita itu kemudian tersenyesum antusias ketika melihat ku yang tengah menatap nya penuh rindu. Aku membalas senyum wanita di depanku yang tak lain adalah ibuku.
"Risha?" teriak Mama Erina seraya memeluk erat tubuhku. "Ayo masuk, sayang!"
Mama Erina melepaskan pelukannya dan menggantinya dengan merangkul pundak ku, membawaku masuk ke dalam rumah.
Aku dan Mama Erina duduk di sofa ruang tamu. "Kamu udah makan belum?" tanya Mama Erina
"Risha udah makan, Ma" sahutku sambil tersenyum "Papa mana, Ma?"
"Biasa lah kalau hari minggu Papa keluar buat olah raga." imbuh Mama Erina, lalu aku mengangguk pelan.
"Oh iya Ma, ada yang mau Risha tanyain sama Mama." Aku menatap Wajah Mama Erina dengan ragu-ragu.
"Apa sayang?" Mama Erina menatapku serius.
"Apa Mama tau untuk apa Kakek melakukan pesugihan?" Tanyaku, sepertinya pertanyaan ku sedikit membuat Mama Erina tersinggung.
Mama Erina mendengus. "Risha, kenapa kamu bahas itu lagi sih, nak.?"
"Risha cuma mau tau lebih jelas mah" Sahut ku, berharap mendapatkan sesuatu dari mulut Mama Erina yang bisa menjadi petunjuk.
"Mama kan udah bilang, Mama gak terlibat dalam pesugihan itu, yang Mama tau Kakek mu melakukan itu hanya untuk menambah ilmu spiritualnya aja serta mendapatkan kekayaan." Ujar Mama Erina tampak meyakinkan.
"Apa Mama tau kalau sebenarnya Kakek juga minta anak dalam pesugihan nya itu? Tanyaku, mencoba menghabiskan rasa penasaranku.
"Minta anak??" Mama Erina mengerutkan dahinya, menatapku dengan penuh tanda tanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
KIA Qirana
Dau. apa namanya
2021-08-31
1
Enci
lumayan bikin penasaran
2021-08-30
1
ᵂⁱᵇᵘ ᴼᶠ ᴸᵉᵍᵉⁿᵈ
tapi cerita nya seru
2021-08-30
1