Episode 5 Kamu Kuat

Meisya terlihat sangat gugup ia masih belum menjawab pertanyaan teman-temannya yang masih serius menunggu.

Gerrrr...

Suara itu terdengar jelas diperut Meisya membuat Meisya memegangi perutnya, menyengir kepada teman-temannya sembari menahan rasa laparnya.

" Kamu laper ya, Meisya?" Tania.

" Banget, " jawab Meisya menganggukkan kepalanya memandang Tania dan Ridwan.

" Astagfirullah, kasihan banget. Ayo, Aa' Ridwan akan antarkan Meisya ke kantin. Mau apa, bakso? Mie ayam? Atau.. " tanya Ridwan ngegas tanpa rem.

" Argh, kamu kelamaan ngomong. Kasihan Meisya, ayo, Sya. Kita makan di kantin," ajak Tania langsung memegang tangan Meisya dan mengajaknya ke kantin.

" Woy, nenek lampir! Gue duluan yang mau nraktir dia!" teriak Ridwan sudah bangun dan hendak mengejar Meisya tapi Dani lebih dulu menghentikannya.

" Eits. Mau kemana lo?" Dani memegang tangan Ridwan membuatnya tak bisa mengejar Meisya dan Tania.

" Gue mau ngejar cewek cantik itulah," Ridwan.

" Udah, lo gak usah gangguin dia. Dia gak mungkin suka sama lo, " Dani.

" Tega banget sih lo, Dan. Ngomong kayak gitu sama sahabat sendiri." Ridwan merasa sedih wajahnya cemberut.

" Ya udahlah, lagian omongan Dani itu mungkin tidak salah." sambung Dhafa.

" Aelah, sama aja lo berdua. Pada jahat sama gue." ucap Ridwan memasang wajah kesalnya.

Bukannya kasihan, Dhafa dan Dani malah tertawa melihat ekspresi melas Ridwan.

Saat berjalan bersama, dengan sengaja Siska yang berjalan menuju kelas menabrak pundak Meisya keras.

" Astagfirullah, " ucap Meisya kaget.

" Dasar si Siska, sengaja banget. Emang dia jalan gak pakai mata apa? Gak lihat kalau kamu lagi jalan, gayanya itu bikin, ergh! Gereget banget aku!" Tania sangat kesal terus mengomel tentang sikap Siska yang sangat sombong itu.

" Udah, sabar. Orang kayak gitu gak usah ditanggapin. Gak ada gunanya." Meisya.

Tania terdiam menatap Meisya sambil memberikan senyuman kepada Meisya.

" Kamu benar, Sya. Ya udah, yok. Kita ke kantin." Tania.

" Ayok, " Meisya.

Seperti sudah bersahabat sangat lama, Tania dan Meisya terlihat sangat akrab dan berjalan dengan senyuman manis di kedua wajah cantik mereka.

***

" Video lo yang tadi itu viral, Dhaf. Ini parah, sih. Siapa sih yang nyebarin? " Ridwan dengan handphone yang ia genggam dengan kedua tangannya terlihat sangat fokus melihat video Dhafa dan Johan tadi.

" Mereka gak mikir apa? Kalau mosting hal seperti itu bisa merusak nama baik sekolah ini. Emang gak ngotak banget yang mosting itu. Kesel gue!" Dani.

" Huft, " Dhafa menghela nafasnya tak tau harus bagaimana lagi mengacak-ngacak rambutnya dengan kedua tangannya yang terpangku di meja.

" Gue gak peduli, lah. Yang penting gue gak salah aja. Gue juga udah capek ngeladenin si Johan itu." Dhafa.

" Lo yang sabar ya, Dhaf. Gue juga minta maaf karena gue gak bantuin lo tadi. Kalau gak anak Ips yang ngasih tau, gue sama Ridwan gak tau kejadian yang udah nimpa lo ini." Dani.

" Gue juga merasa bersalah banget sama lo, Dhaf. Maafin gue ya, " sambung Ridwan.

" Santai aja, gue udah biasa kali nerima bullyan kayak gini bahkan dari gue masih SD. Jadi mental gue udah kebal." Dhafa sama sekali tidak kesal ataupun marah dengan kedua sahabatnya ia malah tersenyum berusaha menunjukkan kalau ia baik-baik saja.

" Dhafa, kamu disini. Aku nyariin kamu tau, " Siska dengan gaya bicara yang membuat Dhafa enek ia menghampiri Dhafa dan berdiri disamping meja Dhafa.

" Hmmm.. Datang lagi nih, cewek." Dani.

" Guys, ke kantin, yok." ajak Dhafa langsung berdiri mengajak teman-temannya ke kantin.

Ridwan dan Dani juga langsung berdiri hendak mengikuti Dhafa.

" Eh, Dhafa. Kamu mau kemana, sih? Aku mau ngomong sama kamu." Siska dengan tangannya yang menggenggam erat tangan kanan Dhafa.

" Ya udah ngomong aja, gak usah megang-megang gue!" Dhafa dengan tangan kirinya menyingkirkan tangan Siska dari tangannya.

" Ih, kamu kenapa, sih? Aku itu kurang apa coba? Aku cantik, kaya juga. Kenapa kita gak pacaran aja? " Siska membuat Ridwan dan Dani tercengang akan ucapannya, mereka saling tatap beberapa saat mencerna apa yang baru saja diucapkan Siska.

" Oh, lo mau gue jadi pacar, lo?" Dhafa.

" Iyah, " Siska tersenyum lebar dan mengangguk beberapa kali.

" Maaf, ya. Gue gak bisa. Udah, gak usah ngejar-ngejar gue lagi karena gue gak suka! Dani, Ridwan, ke kantin, yok." Dhafa tanpa berlama-lama ia langsung mengucapkan apa yang ada dalam hatinya.

" What? Tapi, Dhafa. Dhafa, " Siska sangat tidak terima dengan jawaban Dhafa.

" Siska, udah, ya. Misi, gue mau lewat, " Dhafa.

Siska akhirnya minggir memberi Dhafa pergi bersama dengan teman-temannya.

" Ergh! Dhafa kenapa, sih? Kurangnya aku apa coba?!" Siska perasaannya sangat kesal kepada Dhafa tapi ia akan terus berusaha untuk mendapatkan Dhafa bagaimanapun caranya.

***

Jam pulang sekolah telah tiba, semua siswa berhamburan pergi keluar untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

" Dhafa, mau bareng, gak? " ajak Ridwan dengan sepeda motornya menghampiri Dhafa yang tengah berjalan sendirian sudah ada didekat gerbang.

" Gak usah, deh. Lo duluan aja, " Dhafa.

" Yakin, nih?" Ridwan.

" Iya," Dhafa.

" Oke deh, duluan, ya." Ridwan setelah mengangguk ia kembali mengegas motornya untuk berjalan pulang.

" Hati-hati lo, Wan!" teriak Dhafa.

Saat akan kembali melangkah Dhafa berpapasan dengan Meisya. Mereka hampir saja tabrakan.

Tanpa mengucap apapun hanya menatap Meisya sekilas, Dhafa langsung pergi melanjutkan langkahnya untuk pulang.

" Huft, sabar Meisya. Ngadepin orang kayak gitu emang harus sabar, " Meisya pandangannya masih kepada Dhafa yang semakin jauh melangkah lalu Meisya kembali melangkah menghampiri sopir yang sudah menunggu dirinya.

Saat berjalan pulang..

Brak!

" Aduh, sakit, " rengek seorang anak kecil laki-laki yang jatuh dari sepedanya dan menangis karena itu.

Dhafa langsung berlari menghampiri anak kecil itu untuk menolongnya berdiri.

" Kamu kuat, kok. Udah, jangan nangis." Dhafa jongkok agar bisa bicara dengan anak kecil itu sambil memegangi kedua pundak anak kecil dan mencoba menenangkan anak kecil itu yang masih merengek kesakitan.

" Kakak, Ayah udah bilang main sepedanya jangan jauh-jauh. Jangan nangis, anak Ayah kan, kuat!"

Tiba-tiba datang seorang pria yang merupakan Ayah dari anak tersebut. Dengan penuh kasih sayang Ayah dari anak itu terus mencoba menenangkan putra kecilnya.

Dhafa terdiam melihat kasih sayang dari seorang Ayah untuk putranya yang belum pernah ia rasakan.

" Gak papa kok, om. Jatuhnya gak terlalu keras dan gak ada yang luka. " ucap Dhafa.

" Alhamdulillah, makasih ya, nak." Ayah anak kecil itu tersenyum dan berterima kasih kepada Dhafa.

Dhafa menganngguk.

" Sama-sama, om." jawab Dhafa dengan sangat ramah.

" Sayang, bilang terima kasih sama kakaknya." Ayah anak itu.

" Terima kasih, kak. Udah nolongin aku tadi, " ucap anak kecil dengan suaranya yang begitu menggemaskan.

" Iya, sama-sama." Dhafa tersenyum kepada anak kecil yang memiliki wajah imut menatapnya dengan mata yang bersinar.

" Permisi ya, nak."

" Oh, iya, om." Dhafa.

Ayah itu menggendong putra kecilnya sembari menenteng sepeda yang berukuran kecil dan ringan itu melangkah pergi meninggalkan Dhafa.

Pandangan Dhafa sangat fokus kepada Ayah dan putranya hingga beberapa lama. Wajah Dhafa mulai terlihat sedih mengingat kasih sayang itu tidak pernah ia dapatkan dari Ayahnya yang justru membuat hatinya sakit.

Baru hendak melangkah tiba-tiba Ridwan datang tepat dihapannya dengan sangat tiba-tiba yang membuat Dhafa hampir saja jantungan dibuatnya.

" Astagfirullah, Ridwan! Lo mau nabrak gue, ya! Kalau aja gue ketabrak, mau tanggung jawab, lo?" Dhafa sangat kesal kepada Ridwan ketika kaget dengan sikap Ridwan yang hampir menabrak dirinya.

" Sory, Dhaf. Tapi, tadi gue lihat itu Bunda lo..." Ridwan bicara terengeh-engeh mencoba mengatur nafasnya.

" Kenapa Bunda gue? " tanya Dhafa wajahnya langsung khawatir.

" Argh, lo ikut gue aja, deh. Ayo, " ajak Ridwan sudah sulit untuk bicara.

" Oke, oke. Ayo, " Dhafa langsung naik ke motor Ridwan, memeluk pundak Ridwan memintanya segera jalan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Putri Handayani

Putri Handayani

semangat Thor aku mampir membawa like🙏

2021-07-28

0

M Imam Syafii Putra

M Imam Syafii Putra

lanjut thor,up yg banyak,💪💪💪💪💪

2021-07-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!