Episode 3 Kesal

" Kalian gak seharusnya berperilaku kayak gini. Kasihan dia," tegas Meisya menatap Johan, Riski, dan Ale yang sudah berhenti melempari sampah pada Dhafa.

" Berani banget, nih, cewek? Heh, lihat! Seorang Dhafa yang kalian puji-puji dibelain sama cewek kayak dia! Cowok apaan, lo!" Johan.

Dhafa berdiri membersihkan pakaiannya, dan juga rambutnya yang kotor setelah dilempari sampah kering.

" Johan, gue bingung banget sama lo, ya! Udah berapa kali lo ngehina gue, ngejek gue, mau lo apa, hah? Lo insecure sama gue?!" Dhafa.

Johan malah tersenyum licik setelah mendengar ucapan Dhafa, ia melangkah maju dan Meisya menyingkir karena takut akan wajah galak Johan.

" Hmh, lo bilang, apa? Gue insecure sama lo? Buat apa? Buat apa gue insecure sama anak yang gak jelas Bapaknya dimana? " Johan.

Riski dan Ale tertawa akan ucapan Johan membuat Meisya menoleh ke arah Dhafa sekilas dan merasa kasihan kepada Dhafa.

" Haha, benar-benar! Orangtuanya gak jelas, bokapnya tukang selingkuh!" tambah Ale dengan santainya.

Ucapan Johan itu membuat Dhafa semakin geram, kedua tangannya ia kepal seakan siap menonjok wajah Johan.

Semua siswa tegang melihat peristiwa itu, tidak ada yang berani bicara. Dan mereka semua tau, siapa Dhafa dan siapa Johan.

" Gak bisa jawab, kan, lo? Ngapain gue insecure sama anak yang Ibunya, oh, bukan, Bundanya kerja di toko kue dekil gak pantas sama sekali buat jualan! Hmh, nyokab, bokapnya aja gak jelas, apa lagi dia!" Johan.

Telinga Dhafa mulai panas sudah tak bisa menahan emosinya dan satu pukulan keras diberikan untuk Johan. Seorang Dhafa yang sudah sangat sakit hati, tak terima dengan perkataan Johan, ia memukul keras Johan hingga terjatuh sampai dibawah kaki Meisya.

" Astagfirullah," Meisya sambil menutup mulutnya ia kaget dan takut karena Dhafa yang terlihat sangat marah.

Keadaan mulai tegang, siswa yang lain yang menonton tanpa berani melerai mereka berdua.

" Lo boleh ngehina gue, tapi jangan sekali-kali lo ngehina orangtua gue!" ucap Dhafa dengan amarah yang membara.

Setelah menatap tajam Johan yang tak bisa berkutik karena pukulan keras Dhafa hingga wajahnya lebam dan tentunya terasa sangat sakit sambil ia tutupi dengan tangan kanannya, Dhafa pergi begitu saja meninggalkan tempat.

Meisya yang bingung harus menolong siapa, akhirnya memilih untuk mengikuti Dhafa yang entah mau kemana.

" Hey, tunggu! " panggil Meisya.

" Ish, kok gak mau berhenti, sih? Tunggu! " Meisya terus berteriak agar Dhafa mau berhenti.

Tapi Dhafa yang terlihat kesal, terus melangkah lebih cepat.

Beberapa kali teriakan Meisya yang membuat bising membuat Dhafa dengan terpaksa menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Meisya.

Meisya ikut berhenti dan menatap dalam Dhafa dengan matanya yang besar dan berbinar.

" Kamu budeg, ya? Dipanggil-panggil daritadi gak berhenti-berhenti, " Meisya.

" Heh! Asal lo tau, kalau lo gak bantuin gue tadi, semua gak akan kayak gini! Mau caper lo sama gue, hah? Atau sama siswa lain, iya?! " Dhafa entah apa yang membuatnya marah kepada Meisya padahal Meisya dengan berani membantunya.

Meisya terdiam ketika Dhafa menyentak dirinya, hatinya yang lembut tidak biasa menerima sentakan yang dilakukan Dhafa kepada dirinya.

" Kamu kenapa marah? Harusnya kamu terima kasih sama aku, aku yang udah nolongin kamu walau aku gak tau siapa kamu!" sentak balik Meisya.

" Lo gak perlu bantu gue, karena gue udah biasa nerima kayak gitu dan gue cowok! Gak seharusnya cewek kayak lo bantuin gue, apa yang mereka pikir nanti? Gue lemah! " jelas Dhafa.

Meisya menggelengkan kepalanya beberapa kali tidak membenarkan perkataan Dhafa.

" Gak, gak ada larangan untuk menolong sesama. Baik cewek atau cowok selagi mereka mampu, wajib hukumnya saling tolong-menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan," ucap Meisya mencoba menjelaskan semuanya dengan tatapan yang dalam kepada Dhafa dan suaranya yang sangat lembut.

Dhafa sempat terdiam setelah mendengar ucapan Meisya yang tidak salah tapi ia tetap merasa kesal kepada gadis cantik pemberani yang mengenakan jilbab dihadapannya itu.

" Argh, udahlah! Gue gak mau dengar apapun! Yang gue mau, lo jangan pernah ngebantuin gue! " Dhafa ia bicara dengan tatapan yang sangat tajam kepada Meisya, mendekatkan wajahnya kepada Meisya yang membuat Meisya takut dan tegang sembari menelan ludah.

Setelah mengatakan itu, Dhafa pergi begitu saja meninggalkan Meisya.

" Ishhhhhh! Kurang ajar banget sih, orang itu! Udah ditolongin, bukannya makasih malah marah-marah gak jelas kayak gitu. Ergh! Bikin kesel banget!" Meisya ia yang sangat kesal dengan Dhafa menunjukkan itu dengan mengepal kedua tangannya, mengangkatnya naik turun hingga terkena seorang cowok yang tangah melangkah tepat dibelakangnya.

" Aduh, " rengek cowok itu sembari memegang hidungnya yang terkena pukulan Meisya.

" Aduh, maaf, maaf. Aku gak sengaja, maaf," Meisya ia terus mengucapkan kata maaf kepada cowok yang ada dihadapannya.

Melihat ekspresi Meisya, cowok yang memakai kaca mata bulat dengan wajah tampan, gaya rambut cool dan lesung pipi yang tampak jelas saat ia tersenyum kepada Meisya.

Senyumannya begitu manis membuat Meisya terpesona dibuatnya, seragam Osis yang berwarna biru tua semakin menampakkan pesona keren dari cowok itu.

" Udah santai aja, gue gak papa. Emangnya lo kenapa, sih? Kayak lagi kesel gitu? " ucap Angga. Ya, cowok berkaca mata bulat yang ada dihadapannya itu adalah Angga, anak kelas 12 yang merupakan ketua Osis sekaligus siswa teladan di sekolah itu.

" Iya, emang aku lagi kesal banget sama.." seketika lidah Meisya terhenti dan sulit mengatakan apapun ketika ia melihat Dhafa yang tengah dihampiri cewek berambut bergelombang berwarna agak kecoklatan yang terlihat senyam-senyum kepada Dhafa.

" Dhafa, aduh, baju kamu sampai basah gitu. Kasihan banget, maafin Johan, ya. Dia pasti gak suka lihat aku deket sama kamu." dengan gaya bicara manjanya kepada Dhafa. Siska, cewek yang sangat mengagumi Dhafa itu merapikan rambut Dhafa sembari memegang-megang wajah Dhafa yang masih sedikit basah.

" Apaan, sih? Gak usah megang-megang gue!" ucap Dhafa menepis tangan cewek itu hingga ia tak lagi menyentuh wajah ataupun rambut Dhafa.

" Oooo, itu pacarnya. Ishhh, lebay banget, sih. Astagfirullah, " bisik Meisya.

Mata Meisya sangat fokus mengarah kepada Dhafa yang terlihat berduaan dengan Siska sampai ia lupa menjawab pertanyaan dari Angga.

" Hey, lo, kenapa? " Angga sambil melambaikan tangannya tepat dihapan wajah Meisya membuat Meisya kaget dan seketika menoleh ke arah Angga.

" Enggak, gak papa. Oh, ya. Ruang guru dimana, ya, Kak? " tanya Meisya karena terlalu lama dan saking kesalnya dengan Dhafa sampai ia lupa dengan pertanyaan Angga dan mengalihkan pembicaraan sebelumnya.

Angga hanya tertawa kecil, mengangguk dan memberitahu Meisya dimana ruang guru.

" Oh, oke. Makasih, ya. Aku kesana dulu, misi." Meisya terlihat terburu-buru dan begitu saja meninggalkan Angga.

Angga kembali hanya mengangguk membalas ucapan Meisya.

" Cewek itu lucu banget, cantik lagi. Dia siapa, ya? Kayaknya dia murid baru deh," Angga tampak jelas dari ekspresi dan senyumnya itu kalau dia menyukai Meisya.

Saat melihat Dhafa ia segera berjalan menghampirinya.

" Dhafa, " panggil Angga.

" Ada apa, Kak? " Dhafa.

" Kepala sekolah manggil kamu, " Angga.

" Memangnya ada apa Kak, Angga?" tanya Siska.

" Yang manggil Dhafa itu kepala sekolah bukan gue, udah, cepetan Dhafa, " Angga.

" Iya, Kak." Dhafa setelah mengangguk dan menjawab ia segera berlari menuju ruang kepala sekolah.

" Eh, Dhafa. Kok aku ditinggal, Dhafa!" teriak Siska membuat Angga geleng-geleng kepala merasa geli melihat tingkah Siska.

" Hehe, Kak. Permisi, " Siska dia segera berlari mengejar Dhafa.

Angga mengangguk, ia sempat menoleh ke belakang melihat Siska yang terus mengejar Dhafa.

Angga kembali geleng-geleng kepala dan tertawa kecil hingga ia kembali melangkah.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!