*Keyla Pov's
Aku terus melangkah dengan anggun, belajar cara berjalan seorang sekertaris profesional sudah mejadi makanan sehari - hariku selama dua tahun di Paris.
Dengan hills yang menghiasi kaki indah ku, juga gaun silver belahan hingga yang akan mengekspos paha mulus ku ketika aku melangkah. Berpakaian seperti ini sudah tidak asing lagi bagiku, gaun dengan harga puluhan juta banyak berjejer di lemari di dalam kamarku. Aku harus selalu siap sedia menggantikan sahabatku Rosa untuk menemani Bram ke acara - acara penting seperti ini.
Koridor yang temaram sedikit menganggu konsentrasi ku, namun, aku tetap melangkah mencari toilet karena ada cairan yang sudah tidak bisa di pakai harus segera di keluarkan dari tempatnya.
Aku berhenti sebentar, lalu mengendarakan pandanganku, melihat ke sisi kanan dan kiri namun, aku tidak mendapati pintu - pintu kecil yang biasa orang pakai untuk urusan pribadi mereka.
"Butuh bantuan Nona ?" Suara seorang laki - laki menyapaku.
"Aku sedang mencari toilet wanita." Jawabku.
"Tidak disini Nona, kau salah melewati koridor." Ucapnya.
"Terimakasih."
Aku segera membalik badanku untuk melangkah kembali ke ruangan tempat acara berlangsung, wajah laki - laki sedikit tidak jelas karena kurangnya pencahayaan di koridor ini, sedikit membuatku takut.
Namun kakiku seketika berhenti melangkah ketika suara laki- laki itu kembali menyapaku.
"Bagaimana kabarmu Keyla Aprilia ?"
Suara laki - laki itu membuatku membeku. Aku tidak lagi melanjutkan langkahku namun juga tidak berbalik melihat laki- laki yang berdiri di belakangku ini. Aku mendengar suara langkah kaki mendekat padaku namun aku masih takut membalik tubuhku.
"Kabarku baik seperti yang kau lihat, aku baik - baik saja." Jawabku mencoba untuk tetap tenang.
"Hei ayolah Keyla mahasiswi di Universitas X, aku penasaran seperti apa kehidupanmu setelah malam panas yang kita lewati malam itu, kau menghilang begitu saja tanpa jejak." Ujar laki - laki yang kini sudah berdiri tepat di belakangku.
Tadinya aku sangat penasaran siapa laki - laki ini, karena aku tidak mengenal laki - laki di hidupku selain Bram. Namun setelah dia menyebutkan malam panas yang kami lewati, aku sudah bisa menebaknya karena hanya ada satu laki - laki yang pernah menghabiskan malam bersamaku.
Aku berbalik, memberanikan diri melihat siapa laki - laki yang mengenal nama panjang ku bahkan tempat kuliahku dulu.
Dan yah tebak lah, aku terkejut sangat terkejut namun inilah keahlian ku, aku bisa menyembunyikan ekspresi di wajahku. Aku berpura - pura tidak mengenalnya, karena memang harusnya seperti itu. Aku memang tidak tahu siapa dia, hanya wajah tampannya yang masih aku ingat sampai saat ini.
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya ? Ataukah anda rekan bisnis dari pak Bramantyo ?" Tanyaku mencoba untuk tetap tenang meski jantungku berdetak ingin keluar dari tempatnya.
Dia menatapku tajam ketika melihat ekspresiku yang terlihat biasa-biasa saja ketika kembali bertemu dengannya. Seketika dia mendengus dan melangkah pergi melewati tubuhku yang hampir ambruk di tengah koridor itu.
Sungguh ini malam yang membuat jantungku bekerja sepuluh kali lipat dari biasanya selama hampir lima tahun ini. Bertemu kembali dengan laki - laki yang meniduri ku, sungguh hampir saja aku lepas kendali dan memakinya dengan lantang karena sudah menipuku lima tahun lalu.
Tapi tidak bisa aku pungkiri, dia adalah laki - laki pertama kali membuat jantungku berdetak malam itu waktu pertama kali kami bertemu. Meskipun malam itu tidak ada arti apa - apa, kami tidak punya ikatan khusus, itu hanya sebuah transaksi jual beli dan itu sudah terjadi beberapa tahun lalu namun detak jantungku masih sama saat bertemu kembali dengannya beberapa menit yang lalu.
"**** !" Umpat ku saat aku kembali tersadar karena pertemuan singkat yang memacu adrenalin ku tadi, aku melupakan acara kencingku yang sudah tidak tertahan beberapa waktu lalu.
Aku kembali melangkah mencari toilet, dan untungnya bertemu dengan office girl hotel ini dan membantuku menemukan toilet yang sebenarnya.
Dan huuusshhh lega rasanya setelah mengeluarkan cairan mengesalkan itu.
Aku sedikit merapikan riasan di wajahku dan keluar dari toilet kembali menuju ruangan tempat acaranya sedang berlangsung.
Bram mengangkat tangannya menyuruhku mendekat ketika melihatku sudah berdiri di pintu masuk ruangan. Dan aku melangkah mendekat kemudian duduk di kursi tepat disampingnya. Seorang pelayan mengantarkan minuman ke meja kami, juga tidak lupa aku berterimakasih untuk itu kemudian pelayan tersebut pergi dari meja kami.
Seorang pemandu acara terlihat berdiri di atas panggung, mulai membuka acara ketika semua para tamu undangan sudah duduk di kursi masing - masing.
Terlihat dengan sangat berwibawa laki - laki yang tadi menyapa Bram berdiri memberikan sambutan ucapan terimakasih dan lain sebagainya.
Mengumumkan pada para hadirin bahwa sudah waktunya beliau menikmati masa tua bersama istri tercinta, wanita yang masih terlihat cantik dan anggun naik keatas panggung.
Tidak lupa juga mengenalkan sang putra mahkota yang akan meneruskan tahtanya di perusahaan, dan tebak lah siapa dia, yah laki - laki yang membeli tubuhku beberapa tahun lalu dan kita baru saja bertemu beberapa waktu lalu di koridor hotel ini dan anehnya baru aku ketahui sekarang bernama Gerry Sanjaya, putra dari pemilik SN Company. Terlihat banyak laki- laki paruh baya seumuran pak Sanjaya membawa putri mahkota mereka dan mengenalkan pada pangeran malam ini yang terlihat dengan senyum menyedihkan miliknya.
Aku sangat pintar dalam segala hal, termasuk membaca garis wajah orang lain. Apakah memang benar - benar menyukai keadaan atau tidak. Dan itu sangat jelas terlihat di wajah sang pangeran malam ini, bahwa sedang tidak menikmati keadaan.
"Hallo Bram kita bertemu lagi." Laki - laki yang ingin aku hindari datang di meja kami dan menyapa Bram.
"Oh hallo Gerry, lama tidak bertemu, kemana aja setelah kuliah ?" Tanya Bram.
"O University." Jawabnya menyebut salah satu Universitas terkenal di Inggris.
"Siapa ?" Tanya si pangeran lagi yang sekarang semakin membuatku tidak nyaman.
"Oh ini adikku Keyla." Jawab Bram.
"Hai Keyla." Dia mengulurkan tangannya padaku, dan aku menyambutnya. "Senang bertemu denganmu lagi keyla. " Sambungnya dan itu membuat mataku melotot padanya.
"Sudah pernah bertemu dengannya ? Key kau mengenalnya ?" tanya Bram sedikit serius kali ini. Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini, inilah Bram jika menyangkut laki - laki yang katanya mengenalku.
Aku diam tidak tahu harus menjawab apa pada Bram.
"Key !" Kembali terdengar suara Bram yang semakin tidak enak intonasinya.
" Ayolah Bram posesif banget sih sama adik sendiri, tadi aku tidak sengaja bertemu dengannya nyasar di koridor mencari toilet." Jawab laki - laki sialan yang sayangnya membuat jantungku terus berpacu ketika mata kami tidak sengaja bertemu.
Hufffttt aku bernafas lega, sungguh aku sangat takut jika Bram dan Rosa akan mengetahui semua yang aku lakukan dulu.
"Kenapa aku baru tahu kalau kau punya adik Bram ? selama ini aku tidak pernah bertemu dengannya ? di pesta pernikahanmu dan Rosa juga aku tidak melihatnya ?" tanya Gery yang baru aku tahu tingkat kepo nya melebihi ibu - ibu yang berada di satu gedung dengan apartemenku.
"Sialan." Batinku, sambil terus menatap tajam Gery dan dia tahu itu, terlihat senyum menyeringai dari bibirnya.
" Dia melanjutkan sutdynya di Prancis." Jawab Bram singkat, terlihat Bram mulai tidak ingin membahas tentangku tentu saja aku tahu kenapa.
Dan disini aku hanya diam, aku tahu tentangku sangat menyedihkan tidak ada cerita yang menarik untuk diceritakan dari kisah tragis ku.
" Oh yaa.. Kuliah dimana Key ? " Tanya Gerry masih dengan senyum menyebalkan miliknya.
" di X University." Jawabku singkat menyebutkan nama Universitas tempatku kuliah di Prancis.
" Jadi sekarang sudah jadi Profeaional Secretary ? " tanyanya lagi
" Ya, Keyla sekertaris pribadiku." Bram yang menjawabnya aku diam saja.
Jika Bram sudah mulai memperlihatkan aura seperti ini, itu berarti dia tidak ingin orang lain mengusik kehidupanku.
" Wow perpaduan yang sangat sempurna." jawab Gery dengan tatapan tajamnya yang sulit di artikan.
" Jangan mengganggunya Gery, kamu akan berhadapan dengan ku." Tekan Bram kali ini dengan nada serius yang mengintimidasi. aku sering melihatnya bersikap seperti ini bahkan pada rekan bisnisnya sekalipun jika itu menyangkut aku.
" Oh ayolah Bram, aku ingin mengenal adikmu lebih dekat tidak masalahkan ? " Gerry masih dengan kata - katanya yang semakin membuat Bram bersikap tidak terkendali.
" Jangan main - main denganku Gerry, kamu tahu keluargaku sama kedudukannya dengan keluargamu bahkan mungkin keluargamu masih berada di bawah keluargaku, jika ayahku tidak menginginkan sesuatu kamu tahu bukan ayahmu akan bersikap seperti apa ? apalagi ini menyangkut tentang keluargaku, aku tidak ingin adikku menggabiskan sisa hidupnya dengan orang - orang seperti kita." Jawab Bram lugas dan jelas dan aku masih tertunduk meremas jemariku di atas gaun mahalku.
" Tentu saja Bram. " aku mengangkat kepalaku terlihat Gerry mengepalkan tangannya di atas meja sampai tulang jarinya memutih.. " Dan terimakasih sudah bersediah hadir di acara keluargaku dan aku permisi nikmati pestanya nona Keyla, maaf membuatmu sedikit tidak nyaman." Setelah mengatakan itu Gery beranjak dari tempat duduknya dan aku tidak tahu kemana laki - laki itu pergi.
" Key, maafkan aku." Ucap Bram tulus
" No Bram, terimakasih lagi - lagi membelaku di tempat seperti ini." kataku pada Bram
Setelah itu aku dan Bram menikmati makanan super mewah yang tersedia di acara ini, dan menemui pemilik pesta untuk berpamitan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
moemoe
Menipu apa??? Gmn sih ceritanya ??? Katanya tdi d bayar 2x lipat, skrg bilang d tipu
2022-06-22
1
Farida Sugianto
pintar sekali keyla menyembunyikan ekspresi...
2021-12-29
0
Cut Nyak Dien
apa mungkin mlam panas itu begitu nikmat sampek keibget trs he he
2021-12-14
0