Gadis Satu Malam
GADIS SATU MALAM
" Akhss.. sakit.." hiks.. hiks.. jerit Keyla diiringi butiran bening meluncur dari sudut matanya ketika merasakan perih karena sesuatu memaksa masuk ke dalam inti tubuhnya...
" Maafkan aku." kata Gerry yang kini sedang mencoba menembus selaput darah dengan memberikan ciuman di mata yang sudah berair milik Keyla.. Dia tidak bisa berhenti sekarang, dosa ini sangat nikmat dan gadis yang berada di bawah tubuhnya ini sudah membuatnya berdesir ketika pertama kali mereka bertemu dua jam yang lalu.
One Night Stand, itulah yang mereka lakukan malam ini. Menghabiskan malam panas bersama hanya satu malam ini.
Sang gadis butuh uang untuk melanjutkan pendidikan yang dia impikan, sedangkan laki- laki hanya untuk bersenang - senang malam ini.
***
Lima tahun kemudian
Keyla Aprilia
* Pov's Keyla *
Beberapa tahun telah terlewati setelah kejadian itu.
Kejadian yang selalu aku sesali hingga sekarang, menyesal telah menjajakan harga diriku demi sebuah kehidupan yang lain.
Sungguh aku sangat menyesalinya, meskipun tidak ada yang tahu selain diriku dan juga pria itu tapi aku sangat malu pada diriku juga mendiang kedua orang tuaku.
Lupakan tentu saja, aku selalu berusaha melupakan.
Kehidupanku hari ini jauh lebih baik, pekerjaan tetap sebuah apartemen milik sendiri yang lumayan mewah tempatku tinggal juga sedikit saham di perusahaan tempatku bekerja dan beberapa investasi di beberapa perusahan besar lainnya, aku rasa setimpal dengan menjual kesucian ku dulu.
"Keyla." Panggil seseorang dari pintu yang sedikit terbuka menyadarkan ku dari lamunan masa lalu.
Dia Pak Bram, atasan sekaligus sahabat yang aku layani hampir tiga tahun ini.
"Iya pak Bram ada yang bisa saya bantu ?" Tanyaku.
Oh ayolah aku ingin cepat pulang dan beristirahat di ranjang kesayanganku. Setiap hari kesibukanku seperti ini, aku belum boleh pulang jika si beliau ini belum pulang. sepertinya aku bukan hanya seorang sekretaris namun sekaligus baby sitter.
"Sepertinya kita harus bersiap - siap sekarang ini acara yang sangat penting." Ucap Bram sambil melihat jam tangan mahalnya.
"Kita ? apakah saya juga harus ke pertemuan itu pak ?" tanyaku.
Bukan karena aku tidak tahu, oh ayolah aku yang menyusun semua jadwalnya dan dalam pertemuan itu tanpa aku.
"Maafkan aku key, Rosa tidak bisa datang dia masih di Bali ada pekerjaan yang mendadak, apakah dia belum menghubungimu ?" Tanya nya.
Aku menggeleng, hingga beberapa detik kemudian, benda pipih yang ada di kantong blezer ku bergetar.
"Itu pasti Rosa, angkatlah." Ucap Bram lagi.
"Baik pak." Jawabku singkat, kemudian dia masuk lagi kedalam ruangannya.
"Yes Mam." Jawabku pada si nyonya Bramantyo yang tidak lain adalah sahabat kesayanganku.
"Hai key, aku minta maaf lagi harus ganggu malam minggu kamu." suara wanita terbaik sepanjang hidupku terdengar dari balik benda pipih yang menempel di telingaku.
" Sa, aku mau nangis sekarang." Kataku merengek.
"Kenapa ? kenapa kamu nangis, apa ada yang gangguin kamu ? bilang aku Key, biar aku cabik- cabik tubuhnya." Ujar Rosa.
"Oh iya ? kalo gitu tolong dong Sa, tolong cabik- cabik tubuh nyonya Bramantyo yang selalu menganggu malam istirahatku." Kataku memelas.
" Oh key, sungguh maafin aku. Aku harus secepatnya menyelesaikan masalah disini, ini batu permata langkah dan aku harus mendapatkannya buat koleksi di tokoku. lagipula kamu kan ga punya pacar, jadi malam ini tolong temani suamiku yaa, kamu ga mau kan kalo aku datang merengek dan nangis di apartemen kamu karena suami tampanku di godain wanita lain. pliss ya ya."
Rosa memohon, dan lagi - lagi suara wanita terbaik itu tidak bisa ku tolak.
"Huh oke oke, tapi ngga gratis ya nyonya Bramantyo." Ujar ku.
"Tentu saja Key, tiket gratis liburan ke Paris. Tinggal atur aja jadwal cuti kamu dan sesuaikan dengan jadwal Bram." Ujar Rosa sudah bisa menebak apa yang ku mau.
"Deal." Jawabku singkat setelah itu sahabat sekaligus istri dari boss ku mengakhiri percakapan kami.
Aku melangkah menuju pintu ruangan Bram lalu mengetuknya pelan.
"Masuk Key." Kata Bram dari tempat duduk kebesarannya.
"Kita harus berangkat sekarang Pak. Hanya ada waktu sekitar dua jam untuk bersiap." Ucap ku sambil melirik jam tangan branded yang melingkar cantik di pergelangan tanganku.
"Jadi udah deal sama transaksinya ?" Tanya Bram.
"Iya pak senang berbisnis dengan Nyonya Rosa Bramantyo." Jawabku tersenyum, lalu menekan lift dan masuk ke dalam kotak besi itu.
"Oh ayolah key, kenapa sih kamu selalu takluk sama dia, sekali dua kali bolehlah kamu bilang tidak padanya." Kata Bram lalu lift yang membawa kami mulai turun menuju lantai dasar.
"Seperti kamu berani aja." Jawab ku dengan tawa mengejek.
"Cih kamu dan Rosa sama aja, sama- sama nyebelin Key." Ujar Bram kesal, lalu melangkah keluar dari lift menuju mobil, kemudian berlalu dari halaman kantor menuju salon tempat kami bersiap.
***
Mobil yang di kendarai Bram mulai melaju di jalanan menuju salon langganan kami. Sama seperti bisanya, saat Bram masuk ke dalam bangunan mewah itu, sudah ada yang menanti kedatangan kami, sehingga tidak membutuhkan waktu lama semuanya siap.
Setelah selesai bersiap di sebuah salon mewah di Jakarta aku dan Bram kembali masuk kedalam mobil menuju hotel dimana acaranya sedang berlangsung.
Aku, Rosa dan Bram sudah berteman sejak masuk sekolah menengah atas. Rosa yang selalu mengikuti kemana aku pergi dan Bram sudah seperti pengawal Rosa yang selalu mengikuti Rosa.
Sejujurnya aku merasa rendah diri untuk berteman dengannya untuk itu aku selalu menghindari gadis cantik bak malaikat yang menawarkan sebuah persahabatan padaku. Namun itu tidak berlangsung lama, akhirnya aku takluk juga dengannya.
Aku, Rosa dan Bram sekolah di SMA yang sama juga kuliah di kampus yang sama. Apakah aku sekaya mereka, tidak. Aku sangat jauh berbeda dari kehidupan mereka berdua yang penuh dengan kemewahan.
Bramantyo adalah anak tunggal dari pemilik perusahaan Properti HG Group, sedangakan Rosa juga Putri tunggal dari Bisnis di bidang perhiasan yang harganya fantastis.
sedangkan aku, ibuku entah dimana. Aku tidak pernah bertemu dengannya, sejak kecil hanya hidup berdua dengan ayahku yang hanya seorang buruh bangunan.. saat aku masih duduk di kelas dua sekolah menengah atas ayah meninggal karena kecelakaan kerja. Sungguh tragis bukan ? Tanpa keluarga, tanpa uang untung saja masih punya Rosa gadis terbaik yang aku punya datang menawarkan hidup yang lebih baik dengan menumpang hidup padanya di sebuah rumah mewah...l
Namun aku menolaknya aku bisa bekerja paruh waktu di restoran atau cafe, dan yah ibunya Bram punya teman yang siap memberi pekerjaan padaku. dan waktunya pun tidak dituntut, sekolahku harus diutamakan dan aku sangat bersyukur dengan kebaikan Tuhan yang mengirimkan aku orang - orang yang seperti malaikat ini.
Orang tua Bram dan Rosa sudah menganggap ku seperti anak mereka, namun kembali lagi padaku. aku tidak ingin terlalu serakah dengan memanfaatkan kebaikan mereka. mendapat dukungan dan support dari mereka di tengah kehidupan tragis ku itu sudah sangat membuat aku sangat berterimakasih. Aku ingin mendapatkan masa depan yang ku inginkan dengan kerja kerasku.
Hasil dari kerja paruh waktu ku gunakan untuk membiayai kehidupan sehari- hari sisanya aku sisipkan untuk impianku.
Kuliah di Universitas yang luar biasa seperti ini jika bukan karena bantuan orang tua Bram dan Rosa itu adalah hal yang mustahil bagiku.
Mereka menawarkan beasiswa padaku dengan menukar prestasi yang harus membuat mereka bangga. Jadi, aku hanya harus belajar dengan giat untuk sebuah beasiswa di salah satu Universitas terbaik di Indonesia dan itu bukanlah hal sulit bagiku. Aku memang sudah terlahir dengan otak yang di atas rata - rata, dan aku bangga akan hal itu..
Sudah di akhir semester kuliah, aku membaca sebuah artikel bisnis di majalah bisnis milik Universitas yang ada di perpustakaan kampus. Kuliah S2 di Paris namun dengan biaya yang lumayan tinggi namun dengan nilai yang lumayan aku bisa mengajukan beasiswa di pihak kampus untuk mendapatkan pembayaran setengah dari biaya yang sudah di tetapkan. dan yah aku terobsesi dengan pendidikan yang satu ini. Manajemen dan Kesekretariatan di Paris..
Aku sangat menginginkannya, aku harus bisa ke kota yang punya satu keajaiban dunia Paris, Prancis.Tidak terasa waktu sudah cepat berlalu, aku sudah mengurus semuanya termasuk pembayar setengahnya.. namun aku tidak sempat memikirkan bagaimana biaya kehidupan sehari - hariku di sana. Kembali lagi pada kenyataan, tabungan yang aku kumpulkan sudah cukup untuk membayar setengah dari biaya pendidikan namun tidak dengan biaya hidupku di sana. Dan kini berakhirlah aku di dalam sebuah kamar hotel presiden suit milik anak seorang pengusaha yang akan merayakan kelulusannya dengan menyewa gadis yang siap pergi setelah menyerahkan tubuhnya..
Dan tebak lah, aku mengajukan diriku melalui situs online tentu saja identitas ku di rahasiakan. begitupula dengan pembeli, sang penjual tubuh tidak boleh mengetahui nama atau hal apapun mengenai sang pembeli..
tentu saja aku bersyukur untuk hal satu ini, karena setelah ini aku akan mendapatkan bayaran fantastis bisa untuk biaya kehidupanku di Prancis selama dua tahun kedepannya.
Semua berlalu begitu saja, setelah kejadian malam itu tidak ada yang tahu siapa dia, wajahnya sangat tercetak dengan jelas di dalam otakku namun aku tidak tahu siapa dia sebenarnya, sentuhan lembut penuh kehati-hatian ketika aku mengatakan bahwa aku belum pernah disentuh siapapun, dia memperlakukan aku sangat baik bahkan dia membayar ku dua kali lipat dari harga yang sudah kami sepakati.
Tidak ingin munafik aku ikut menikmati malam itu, aku melakukan dengan rasa yang membuncah didalam dadaku, detak jantung yang mungkin tidak akan pernah aku rasakan lagi pada siapapun. aku jatuh cinta padanya malam itu.
"Kita sudah sampai Key." Suara bos keren ku ini membangunkan aku dari lamunan dosa terindah yang pernah aku lakukan dulu.
Dengan senyum aku membuka pintu mobil mewah milik sahabatku dan berjalan mengikutinya dari belakang selayaknya sekertaris profesional pada umumnya.
"Hallo nak Bram." Seseorang menyapa atasanku Bram, lelaki paruh baya yang kira - kira seumuran dengan Om Han, sang tuan rumah acara, pak Sanjaya.
"Bagaimana kabar om Sanjaya ?" Bram membalas menyapa.
"Yah seperti ini, harusnya sudah pensiun sejak lama sama seperti ayahmu, dan terimakasih sudah menyempatkan hadir di acara yang sangat penting ini Bram." Kata pak Sanjaya
"Tentu saja saya harus hadir, saya merasa terhormat dengan undangan om." Jawab Bram.
"Silahkan nikmati acaranya nak Bram dan Nona Keyla. "
" Terimakasih Pak." Ucapku sambil tersenyum senyum lalu menyambut uluran tangan dari rekan bisnis Bram.
" Bram, aku permisi ke toilet sebentar." Izinku.
" Okeh aku duduk di sana Key." Jawabnya sambil menunjuk satu meja kosong yang tidak jauh dari tempat kami berdiri. Setelah itu aku melangkah menjauh dari kerumunan orang - orang penting yang sibuk membicarakan kekayaan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Yenni Ajah Lah
awal yg bagus
2022-06-27
0
Dwi Rahayu
selalu suka karya" mu Thor👍👍👍
2022-04-23
0
tika kartika
seruuu dari awal
2022-04-05
0