Sudah sejak satu jam yang lalu Gerry duduk di Kafe depan Aparteman Keyla.. Menunggu memang sangat membosankan namun tidak kali ini, laki - laki yang biasanya tidak akan melakukan hal menjijikan menurutnya hanya karena seorang wanita ini tidak pernah beranjak seincipun dari tempat duduknya sejak pukul 6 pagi ini.
Dan itu dia Gadis yang di tunggunya sedang berjalan ke arah kafe tempat dia berada. Dengan Celana jeans hitam sepaha dan kaos hitam kebesaran yang kontras dengan kulit mulusnya.. Rambut panjangnya di ikat asal menampakkan leher jenjang dan headset di telingannya, membuat Gerry mengepalkan tangannya..
Mau menggoda siapa dia dengan pakaian seperti itu sepagi ini. sialan Keyla.. Ngomel - ngomel bawel di tempat duduknya.
Ada banyak laki - laki yang menatap gadis dengan minat. Memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi kecantikannya. Namun gadis yang sedang menjadi perhatian beberapa kaum adam yang ada di Coffeshop tersebut tidak perduli. Keyla sudah terbiasa dengan tatapan lapar yang selalu dia dapatkan jika ketempat seperti ini. Dengan santainya dia masuk ke dalam Kafe tersebut tanpa memperdulikan sekelilingnya..
Keyla terus berjalan menuju tempat pemesanan, memesan 1 kopi juga roti untuk sarapannya pagi ini. Sebenarnya Keyla paling tidak suka keluar dari apartemen kecuali untuk belanja kebutuhan dapurnya dan kekantor tempatnya bekerja, namun mau tidak mau hari ini dia harus melakukannya tidak usah ditanya lagi kenapa, karena mata laki - laki yang terus melihat kearahnya membuatnya risih untuk keluar dari tempat ternyamannya dan maki saja si Nyonya Rosa Bramantyo yang selalu saja memberikan pekerjaan tambahan padanya hingga lupa mengisi kulkasnya. Dan sekarang berakhirlah dia disini, di Kafe dengan banyak mata yang memandanginya penuh minat.
Selesai dengan pesanannya Keyla berjalan kearah kursi yang tidak jauh dari tempatnya berdiri tanpa memperdulikan sekitar, bahkan di sudut kafe Gerry menatpnya dengan intenspun tidak diketahui olehnya. setelah menunggu beberapa saat Seorang pelayan mengantarkan satu cangkir kopi dan sepiring roti lapis padanya, setelah Keyla mengucapkan terimakasih, pelayan itu pergi dan Keyla mulai menikmati sarapannya pagi ini.
Melihat Keyla sibuk dengan sarapannya, Gerry beranjak dari tempat duduknya dan pindah tepat di hadapan gadis yang sudah ditunggunya dari tadi.
Keyla mengangkat kepalanya melihat siapa yang dengan lancang tanpa permisi duduk dihadapannya. Sedikit terkejut ketika melihat laki - laki dengan senyum jahilnya namun Keyla secepatnya terlihat biasa saja dan kembali menikmati sarapannya pagi ini hingga habis tidak tersisa.
" Mau menggoda pengunjung Kafe nona ?" Tanya Gerry kesal karena Keyla terus saja mengabaikan dirinya.
" Pengunjung Kafe yang mana ? anak - anak ingusan tanpa modal ini ?" Tanya Keyla balik dengan ekor mata Keyla melirik anak - anak kuliahan yang terus menatap padanya. "Bukan targetku Gerry, mereka tidak akan mampu membeli dalaman bermerek yang biasa aku pakai. " Jawab Keyla dengan santai namun tidak dengan hati dan jantungnya kali ini terasa panas dengan kata yang keluar dari mulut Gerry.
" Jadi mau menggodaku ? " Tanya Gerry lagi Kali ini dengan tangan terkepal yang bisa di lihat oleh Keyla jika saat ini Gerry benar - benar sangat kesal padanya.
" Dan kau tergoda denganku hm ?" Keyla terus saja membuat kekesalan Gerry semakin memuncak.
" Sialan Keyla. " Umpat Gerry setelah itu tidak lagi membahas apapun. sedangkan Keyla dengan senyum mengejeknya menatap kearah Gerry. Setelah berhasil membuat laki - laki di depannya ini diam karena kesal, dengan acuh Keyla beranjak dari tempat duduknya menuju Kasir untuk membayar makanannya.
Keyla merogoh saku celana pendeknya mengambil kartu kredit dan menyerahkan kartu tersebut pada wanita yang ada di meja kasir.
" Meja nomor 3." Kata Keyla pada sang Kasir.
" Maaf tapi pacar mbak sudah membayar tagihannya. " jawab kasir tersebut
Pacar ? dalam hati Keyla.
Memutar tubuhnya melihat laki - laki yang sedang menatapnya dengan senyum licik..
Keyla memasukan kembali kartu kredit ke dalam saku celana jeans pendek yang melekat di tubuhnya kemudian melangkah meninggalkan kafe tersebut dengan santai. Melewati begitu saja meja tempat dia duduk tadi tanpa menoleh pada laki-laki yang dari tadi terus mengusik ketenangnnya pagi ini.
Melihat Keyla melewati tanpa menyapanya, Gerry segera beranjak dari tempat dia duduk kemudian mengikuti Keyla.
Sampai di depan Kafe Gerry meraih pergelangan tangan Keyla yang langsung ditepis oleh Keyla.
" Jangan melebihi batasmu Gerry, harga satu cup kopi dan sepiring roti lapis yang kau bayarkan di dalam kafe tadi bukanlah tarifku. " kata Keyla sinis berharap Gerry jengah padanya dan menjauh dari kehidupannya yang mulai tidak tenang setelah kehadiran laki - laki dihadapannya ini semalam.
" Sialan Keyla." Teriak Gerry kesal dan terlihat senyum miris di bibir tipis Keyla ketika herhasil membuat laki- laki di hadapannya ini jijik padanya. Buat apalagi, harga dirinya memang sudah tidak berbentuk di hadapan laki - laki ini sejak lima tahun lalu, jadi tidak ada yang perlu dia jaga lagi.
"Jadi berapa tarifmu hm ? Apakah masih semurah lima tahun yang lalu ? aku bisa membayarnya sepuluh kali lipat dari itu." kata Gerry dengan kesal.
" Oh ayolah Gerry uang segitu bahkan tidak sebanding dengan harga satu buah tas branded yang ada di lemariku, Menjauhlah Gerry, jangan mengganggu ketenangn hidupku." Kata Keyla dengan wajah datarnya seakan perbincangan mereka adalah hal yang biasa. namun percayalah itu sangat menyakitkan untuk Keyla.
" Brengsek ! sialan ! berhenti berbicara seolah kamu benar - benar melakukan hal yang menjijikan itu Key." Kata Gerry tegas kemudian menarik paksa tangan Keyla dan membawanya masuk kedalam mobilnya.
" Aku memang melakukan hal yang menjijikan Gerry, aku yakin kau tidak melupakan satu malam panas yang kita lewati lima tahun lalu." Keyla sudah mulai terbawa suasana, hatinya bergemuruh ingin rasanya dia menangis sekarang. Ketenangan yang biasa terlihat dalam dirinya mulai hilang ketika berhadapan dengan laki - laki ini.. "Menjauhlah dariku Gerry, jangan mengusikku." Dengan sedikit bergetar Keyla mengeluarkan kata - kata yang tidak sejalan dengan hatinya.
" Berhenti bicara omong kosong Key, kamu belum pernah melihatku benar - benar marah jadi jangan memancingku." kata Gerry tegas tidak ingin di bantah.
Dan itu berhasil membuat Keyla sudah tidak berbicara apa - apa lagi, Gerry memasangkan sabuk pengaman pada Keyla dengan hati - hati, ketika wajah Gerry begitu dekat dengannya, Keyla memalingkan wajahnya menghadap keluar jendela mobil.
Setelah Gerry selesai memasangakan sabuk pengaman dengan baik kemudian menjauh dari tubuh mungil itu, Keyla perlahan melihat kearah Gerry yang masih setia menatap kearahnya.
" Jangan menatapku seperti itu Key, aku benar - benar tidak akan bisa melepaskanmu jika kamu memandangku seperti itu." kata Gerry yang dengan hati- hati mengangkat tangannya menyentuh pipi mulus polos tanpa riasan itu.
Keyla masih diam terpaku, perlahan menutup matanya menikmati kehangatan tangan milik laki-laki yang pernah menyentuhnya dulu. Satu - satunya laki - laki yang menyentuh tubuh dan hatinya.
Keyla kembali tersadar ketika tangan Gerry terlepas dari wajahnya dan beralih pada kemudi mobil kemudian meninggalkan tempat parkir Kafe. Dengan melaju sedang mobil meninggalkan pelataran parkir Kafe entah menuju kemana, Keyla masih setia memandang keluar jendela melihat mobil - mobil yang melewati jalanan yang sama tanpa bertanya kemana Gerry akan membawanya.
beberapa fikiran datang mengganggunya, sedikit takut jika Bram tahu dia bertemu dengan Gerry hari ini, bahkan sekarang Gerry sedang membawanya pergi entah kemana.
Karena terlalu sibuk dengan fikiran yang berkecamuk di dalam otaknya, Keyla tidak sadar jika mobil yang membawanya, kini sedang memasuki sebuah rumah yang cukup besar dan mewah. Terlihat pagar besi terlihat didorong oleh seorang satpam dan mobil yang membawanya masuk keadalam pekarangan rumah.
" Turunlah Key." Suara itu kembali menyadarkan Keyla
" Rumah siapa ini Gerry ?" Tanya Keyla berusaha setenang mungkin, sungguh dia todak ingin bertemu dengan keluarga Gerry.
" Rumahku. " Jawab Gerry singkat.
" Kau akan mengenalkan jalang sepertiku pada orang tuamu ? Dan kamu fikir mereka akan mau ? Ayolah Gerry sadarlah kita tidak cocok untuk menjadi sedekat itu" kata Keyla yang kembali mengusik Gerry yang kali ini wajahnya sudah terlihat memerah dan rahang yang mengeras setelah mendengar kata - kata menjijikan yang keluar dari mulut Keyla.
Gerry melepaskan sabuk pengaman yang menahan tubuhnya namun tidak dengan Keyla. Dengan kasar Gerry mendorong tubuh mungil Keyla yang masih terikat dengan sabuk pengaman ke sandaran kursi mobil tempat Keyla duduk, membuat Keyla meringis merasakan sedikit sakit pada tubuh belakang miliknya. Tanpa berkata apa - apa lagi, Gerry ******* dengan kasar bibir yang sedari tadi menggodanya sekaligus membuatnya kesal dengan celotehan menjijikan.
Keyla hanya diam mematung, kaget setelah lima tahun berlalu bibirnya kembali di jamah oleh orang yang sama.
Tidak ada perlawanan dari Keyla namun juga tidak membalas, Gerry menyadari jika Keyla kaget dengan apa yang terjadi lalu dengan cepat dia melepaskan bibir Keyla yang sudah memerah akibat ulahnya.
Keyla masih diam dengan wajah yang memerah menahan malu dan kali ini dia tidak bisa lagi menyembunyikan wajahnya yang sudah semerah tomat. Gerry menyadarinya, dengan tersenyum Gerry menyentuh bibir Keyla yang sudah memerah dengan tangannya. "Jangan mengucapkan kata - kata menjijikan itu dari mulutmu aku akan menghukummu jika kamu akan melakukannya lagi." kata Gerry yang kemudian melepaskan sabuk pengaman di tubuh Keyla dan membawanya masuk kedalam rumah miliknya..
Rumah pribadi miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Farida Sugianto
main sosor aja geri😅
2021-12-29
1
Cut Nyak Dien
gadis satu malam yg mungkin akan menjadi wanita malamnya selamanya
2021-12-15
0
Misschery
seru.....seru....seru.....
2021-09-03
1