** Hai aku akan up setiap hari 1 episode ya...
Selamat membaca semuanya 😊 **
* Keyla Pov's *
Selesai menikmati hidangan mewah yang tersedia untuk para tamu undangan Bram mengajak aku pulang, namun sebelum itu kami harus berpamitan dulu pada sang tuan hotel sekaligus pemilik acara.
Aku masih bersikap tenang seperti biasanya, meskipun jantungku sudah tidak bisa lagi di ajak bekerja sama seperti biasanya ketika mata itu selalu menatap kearah ku.
" Om Sanjaya. " Bram menyapa laki - laki paruh baya yang terlihat sangat sangat berwibawa malam ini dan aku berdiri di belakang Bram seperti biasanya.
dan jangan tanyakan lagi dimana laki - laki yang sejak tadi mengganggu pikiranku, dia berdiri tepat dihadapan aku dan Bram sekarang bersama seorang wanita yang tak lain adalah ibunya.
"Oh nak Bram, bagaimana menikmati pestanya ?" tanya pak Sanjaya basa basi.
" Iya om, tentu saja saya sangat menikmati acara yang sangat luar biasa ini." Jawab Bram. " Kami mau izin pamit pulang om." Lanjutnya
" Oh iya nak, sampaikan salam ku pada ayahmu." jawab pak Sanjaya oh iya mam ini sekertaris pribadinya Bram nona Keyla.. Pak Sanjaya memperkenalkan aku pada sang istri
" oh hai Keyla, senang bertemu denganmu." Wanita paruh baya yang tidak kalah cantik dengan wanita - wanita yang berada dalam ruangan ini mengulurkan tangannya dan aku pun menyambut uluran tangan itu.
" Senang bertemu dengan anda juga nyonya." jawabku dengan senyum yang biasa aku berikan pada kolega Bram.
" Tante, panggil saja tante Nia kata Gerry kamu adiknya Bram." Jadi panggil tante saja ya.
aku melihat kearah Bram, dan yah seperti biasanya Bram terlihat tidak senang ketika orang lain membicarakan aku dan aku sangat mengerti itu karena bukan kali ini saja laki - laki yang selevel Bram sengaja mengusik kehidupan aku.
" Ah tentu saja tante Nia, terimakasih. " Jawabku basa basi
Bram tanpa kata - kata lagi berbalik melangkah meuju ke arah pintu keluar aula hotel mewah ini dan aku masih seperti biasa mengikutinya dari belakang.
Tanganku terasa hangat, spontan pandanganku mengarah pada tanganku yang terasa di genggam, dan yah laki - laki sialan ini mengenggam tanganku erat membuat jantungku semakin berdetak. mungkin sedikit lagi aku akan kena serangan jantung dengan semua kejutan malam ini.
Secarik kertas terselip di telapak tanganku, namun aku belum berani melihat apa itu. Dan setelah itu tangan yang tadi menggengam tanganku perlahan terlepas, reflek aku mengangkat kepalaku melihat tubuh yang tadi tepat disampingku kini berdiri mematung dibelakangku melihat tubuhku yang mulai berlalu menjauh dari tempatnya berdiri. Pandangan kami bertemu namun tidak ada senyum jahil mengesalkan yang selalu dia tunjukan padaku dan Bram tadi.
Tatapan kali ini seperti meminta sesuatu padaku, dan aku tidak tahu apa itu. Dan anehnya aku merasakan sesuatu yang entahlah perasaan apa ini, aku seperti berharap dia menahanku lebih lama dalam genggaman tangannya yang terasa sangat hangat dan nyaman itu.
Ayolah sadarlah Key, jangan seperti ini. Batinku
Gerry Sanjaya bukanlah bagian dari impian yang akan kau tuju.
tetaplah berjalan di arah yang seharusnya sesuai rencanamu, jangan berbelok ketempat yang mungkin suatu hari nanti akan membuatmu semakin menyesali pengorbanan harga dirimu beberapa tahun lalu. logiku ingin mengajak sang hati yang sudah mulai berbelok arah dan tidak ingin lagi di ajak kerja sama.
Aku menarik nafasku pelan agar laki - laki yang sedang berjalan tepat di depanku tidak menyadari kegundahan hatiku malam ini.
aku hanya ingin secepatnya sampai di apartemenku dan membersihkan tubuh serta pikiranku malam ini.
" Key aku yang akan mengantarmu ke apartemen." suara Bram kembali menyadarkan aku dari lamunanku
Tanpa suara aku mengambil kunci mobil yang aku simpan di dalam tas kecilku dan tidak lupa juga secarik kertas yang di berikan Gerry aku simpan di dalam tas ku. Aku dan Bram masuk kedalam mobil kemudian keluar dari bastmen hotel melaju menuju apartemenku.
" Kau terlihat lelah, istirahatlah Key aku akan membangunkanmu jika sudah sampai." Suara Bram kembali memecah keheningan di dalam mobil.
" Tidak apa Bram, aku hanya duduk tadi. Aku masih bisa membawa mobil dan mengantarmu sampai rumah malam ini dan kembali menjemputmu besok.. jawabku
Bram tersenyum padaku, " istirahatlah malam ini, besok hari mingguu aku akan menjemput Rosa di Bali, jadi kamu tidak perlu ke kantor kecuali jika ada yang urgent aku akan memberitahu padamu.. kata Bram
" Baikalah." jawabku singkat. Biasanya meskipun hari minggu aku tetap harus kekantor bersama Bram..
" Dan satu lagi, jangan memikirkan si kampret itu Key jika dia mengganggumu menjauhlah. " Kali ini suaranya terdengar tegas. " Ini perintah Key aku tidak suka kamu dekat dengan orang seperti dia. " sambung Bram
" Tapi kenapa Bram ? Apa Gerry pernah bermasalah ?" tanyaku
" Nggak Key, dia laki - laki yang baik, aku hanya ingin kamu bertemu dengan laki - laki yang biasa - biasa saja, sederhana dan baik seperti dirimu, membangun sebuah keluarga kecil dan hidup dengan bahagia. " Kata Bram membuatku terdiam. " Jika memilih hidup dengan orang - orang seperti kami, kamu tidak akan pernah merasa nyaman dan tenang." Kata Bram lagi yang seketika membuatku terharu. Dengan mata yang berkaca - kaca aku mentap laki - laki yang masih berkonsentrasi mengemudi disampingku namun terus berceloteh seperti ibu yang sedang memperingati putrinya untuk berhati - hati dalam memilih pasangan.
" Kamu tahu, mungkin Gerry benar - benar menginginkanmu, aku melihat itu dari cara dia menatapmu dan aku rasa itu bukanlah masalah bagiku aku mengenal keluarganya mereka sama baiknya seperti ayah dan bunda, meakipun papanya terkenal keras. Juga yang membuatku sedikit takut adalah kolega bisnis mereka dan jika kamu sudah masuk di kehidupan mereka maka semua rekan bisnis mereka akan memepertanyakan kehidupan kamu dan kamu sangat tahu aku dan Rosa tidak menyukai hal seperti itu." Tegas Bram panjang lebar
" Bram. " panggilku
" hmmm.. sekejap dia menatapku. mata yang mirip denganku itu memandangiku.
"Ada apa Key ?" tanyanya ketika melihatku hanya diam
" Kamu seperti ibuku saja dan terimakasih Bram." Kataku dan segera memutuskan pandanganku kembali menunduk melihat tanganku yang saling bertautan. "Terimaksih untuk kalian berdua, aku tidak tahu akan seperti apa hidupku tanpa kau dan Rosa Bram. Aku menyayangi kalian berdua." kataku lirih
" Baiklah gadis kuat, kita sudah sampai." Kata Bram sambil menepuk pelan kepalaku aku pun tidak menyadari mobil sudah terparkir di depan Apartemenku.
" Jika hanya ingin berteman tidak masalah Key, menambah satu teman lagi dalam hidupmu bukanlah masalah yang besar namun aku ingin kamu menjaga hati dan juga harga dirimu. aku tahu sangat sulit menolak laki - laki seperti Gerry, bahkan ada banyak wanita yang rela memberikan tubuh mereka secara percuma pada seorang Gerry dan aku tidak ingin kamu menjadi salah satu dari mereka Key." Kalimat Bram terdengar lirih namun menakutkan, bagaimana jika Bram tahu apa yang sudah aku perbuat dengan harga diriku beberapa tahun lalu, meskipun itu tidak percuma karena Gerry membayarku mahal namun aku tetal tidak bisa membayangkan kemarahan Rosa dan Bram jika mengetahuinya.. sungguh aku tidak ingin kehilangan mereka, aku takut.
" Tentu saja Bram," aku mencoba setenang mungkin menepis ketakutanku. " Tdak ada orang lain yang lebih mengenalku selain kau dan Rosa, dan Gerry bukanlah bagian dari impianku Bram kamu sangat tahu apa yang aku inginkan dalam hidupku. Dan kini saatnya aku keluar dari mobilmu bos, hati - hati di jalan. " sambil tersenyum riang dan mengejek. " Sampaikan salam ku peluk cium untuk ponakan cantikku" kataku
"Cih kau selalu saja seperti itu Key. " Namun Bram mengangguk dan terlihat tersenyum lega setelah mendengar kalimat panjang lebar yang tentu saja tidak sesuai dengan isi hatiku.
Aku keluar dari mobil Bram, berdiri melambaikan tangan padanya hingga mobil tidak lagi terlihat oleh pandanganku kemudian aku beranjak dari tempatku berdiri masuk kedalam lobi Apartemen.
" Selamat malam Neng Keyla." Satpam penjaga menyapaku
" Selamat malam pak." Jawabku ramah " Saya keatas pak." Pamitku
" Iya neng. " jawabnya
Aku melangkah masuk kedalam kotak besi yang kemudian membawaku menuju lantai dimana unitku berada.
Sampai di depan pintu apartemenku aku menekan beberapa digit angka untuk membuka unit yang sudah dua tahun ini aku tempati. Aku memebelinya dengan gajiku selama setahun, tidak setahun juga sih karena masih banyak digit yang tersisa di rekening pribadiku. aku sangat jarang menggunakannya, bukan tidak ingin namun tidak punya waktu bersenang - senang dengan hasil kerjaku.
Tempat yang paling ingin aku tuju saat ini adalah kamarku, masuk kedalam kamar mandi tidak lama, hanya menyikat gigiku dan sedikit membasahi tubuhku yang terasa lengket kemudian keluar dari kamar mandi dan masuk keruang ganti untuk mengganti badrobe yang kugunakan dengan baju tidur tipis sepaha kesukaanku.
Saat tubuhku sudah terbaring rapi di atas tempat tidur king size milikku, aku kembali terbayang wajah tampan yang beberapa waktu lalu menatapku penuh permohonan.
Aku turun dari ranjang menuju ruangan ganti, mengambil secarik kertas yang aku sembunyikan di dalam tas tanganku tadi...
Key kumohon hubungi aku, Gerry
Tertera beberapa digit angka yang aku tahu pasti itu nomor si pengirim surat kaleng ini.
Aku meletakkan kertas itu di atas nakas di dalam ruang pakaian dan memilih kembali ke atas ranjang kesayanganku. untuk menghubunginya ? aku memilih untuk tidak melakukannya, biarkan saja seperti ini. aku dan Gerry tetap menjadi orang asing yang tidak seharusnya saling menyapa lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
moemoe
Nnti s bram ni mau dua2
2022-06-22
0
Farida Sugianto
jgn smp bram jtuh cnt sm key sec.kemna2 sll bareng berdua
2021-12-29
0
Ryan gaming
kereen
2021-09-13
0