Jangan lupa pencet tombol like, tap love 💓 jadikan favorit kawan, biar kamu bisa terus membacanya karena tak ketinggalan. Dan tulis komen juga rate bintang lima ya.
Happy reading semoga kalian suka..
🍁🍁🍁
Sesampainya di rumah, Aliyah langsung masuk ke ruang tengah. Sedangkan Zudith terkapar menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Rasa lelah, letih pasti ada. Namun bukan Aliyah namanya kalau tidak bikin keributan di rumah itu.
"Assalamu'alaikum, bunda. Mbak Aliyah sudah pulang nih." suara cempreng Aliyah berteriak memberi salam dan memanggil bunda nya.
"Bunda.. Bunda di mana?." Aliyah mengulang panggilannya.
"Wa'alaikumussalam, bunda di sini sayang." sahut bunda dari arah dapur.
"Iya di sini, di mana sih bunda?." tanya Aliyah lagi sambil menaruh bawaan nya di atas meja yang berada di ruang tengah. (ruang santai yang biasa nya di buat berkumpul sambil nonton TV bareng keluarga Aliyah).
"Enggak usah teriak-teriak kayak tarzan di hutan, mbak Aliyah." jawab bunda berjalan keluar dari arah dapur dengan membawa satu mangkuk besar berisi es blewah kesukaan keluarga Aliyah.
Aliyah terus masuk ke arah ruang makan mencari bunda nya.
"Ohh, ternyata bunda dari dapur." Aliyah menjawab pertanyaan nya sendiri dengan wajah yang tak bersalah.
"Enggak usah teriak-teriak, sayang. Masak anak gadis teriak kenceng kayak tarzan di hutan."
"Siapa yang tarzan, bunda?." tanya Aliyah melonggo.
"Noh tetangga sebelah." jawab bunda becanda.
"Bunda, kok gitu jawab nya."
"Ya, mbak Aliyah lah masak tetangga sebelah. Apa hubungannya coba." goda bunda lagi.
"Emang iya ada hubungan nya sama tetangga ya bunda?." pertanyaan absurd Aliyah.
"Ya, enggak ada lah mbak Aliyah. Maksud bunda, mbak Aliyah enggak usak teriak-teriak. Apa enggak malu di dengar sama tetangga." jelas bunda sambil menekan kening Aliyah pelan dengan jari telunjuk nya.
"Tapi, Aliyah bukan tarzan bunda. Aliyah kan anak bunda dan ayah lho." protes Aliyah sambil nyengir.
"Terus kenapa hobby sekali berteriak, anak bunda yang cantik ini." timpal bunda.
"Harap maklum bunda. Aliyah sudah ketularan virus bee." jawab Aliyah begitu saja.
"Idiih, ngapain bawa-bawa akak Denis di sini. Emang nya akak Denis virus ya, sampai mbak Aliyah ketularan." ledek Zudith terbahak, yang tiba-tiba sudah ikut bergabung di meja makan.
Secepat kilat Aliyah melempar gelas plastik ke arah Zudith adik nya. Namun, dengan gesit pula Zudith menangkap lemparan gelas plastik yang melayang ke arah muka nya tiba-tiba.
"Yang ada Denis menebar virus rindu ke Aliyah, hingga bengek tuh mbak Aliyah tiap hari." Bunda ikutan meledek Aliyah.
"Haiisss, apaan pulak bunda ikut-ikutan si Zudith." protes Aliyah
"Virus-virus yang mematikan yang di tebar akak Denis di hati mbak Aliyah." tambah Zudith terkekeh.
"Iya lah, ketularan bee. Karena bee kan biasa nya dapat tugas ke hutan." ucap Aliyah sambil cemberut.
"Mana ada mbak Aliyah. Terus apa hubungannya bee kamu sama virus yang menular di diri kamu mbak Aliyah." tanya bunda sambil mengusap kepala Aliyah.
"Ada lah, bunda." jawab Aliyah kekeh.
"Dasar bawel, bisa aja jawab nya." kata bunda sambil tetap mempersiapkan piring-piring buat tempat jajanan yang di beli Aliyah.
"Mbak Aliyah, enggak usah bawa-bawa akak Denis napa? nanti adik laporin lho, baru tau rasa." ancam Zudith mengarahkan pandangan nya kepada Aliyah.
"Bunda, adik resek tuh. Ngapain mau laporin bee segala." rengek manja Aliyah meminta pembelaan pada bunda nya sambil melingkar kan tangan nya di perut bunda.
"Dasar tukang manja, tukang ngadu, tukang ngambek. Nanti kalau sudah di tegor akak Denis, bengek, mewek, guling-guling nyungsep di kasur." Zudith terus meledek Aliyah dengan mengatai kebiasaan Aliyah.
"Sudah-sudah, sana cepat mandi dulu kalian berdua, bau keringat dan matahari gitu kok." bunda melerai kedua buah hati nya yang beradu mulut dan tak ada yang mau mengalah.
"Adik tuh, duluan yang nyerang mbak Aliyah." jawab Aliyah memonyongkan bibir nya.
"Mbak tuh bunda, yang bawa-bawa akak Denis. Orang enggak ngapain-ngapain pulak." seloroh Zudith membela diri dan Irwan.
"Sudah bunda bilang, berhenti adu mulut. Kalau enggak ada yang mau ngalah, bunda ambilin parang sama pisau nanti kalian berdua."
"Buat apa bunda." tanya Aliyah melonggo.
"Buat kalian berantem, sekalian perang pertempuran sedarah. Terus bunda yang jadi penonton nya aja. Siapa yang menang nanti." jawab bunda kesel lihat kelakuan anak-anak nya.
"Bundaaaaaa." teriak Aliyah.
"Kapok lho, bunda mulai marah ngeluarin tanduk nya." goda Zudith.
"Gara-gara kamu tuh, bunda sampai ngeluarin senjata nya."
"Hilih, mbak Aliyah yang duluan. Ngeles muluh kayak bajai."
"Kan. Kan mulai lagi, bunda ambilin beneran lho." bunda mau melangkah kan kaki nya ke arah dapur.
"Ampun DJ.. Uppss salah. Ampun bunda."
"Awas aja sampai lapor bee, tak ada uang jajan tambahan dari mbak Aliyah. Kamu mau jadi Sekutu nya bee. Inget pesan mbak Aliyah, tak ada uang jajan. Titik." ancam Aliyah kepada Zudith adik nya sambil ngelonyor masuk ke dalam kamar nya untuk membersihkan diri.
"Dasar kalian berdua tuh, bocah sama-sama keras kepala." guman bunda dalam hati.
🍁🍁🍁
Sudah hampir satu jam lebih, keluarga Aliyah bercengkrama, becanda, beradu argumen di ruang keluarga sambil menikmati makanan yang di beli Aliyah di pasar minggu. Dan di tambah es blewah yang di buat sendiri oleh bunda Aliyah.
Hari ini adalah hari yang santai buat keluarga Aliyah berkumpul di hari minggu bersama keluarga. Membuang semua rasa capek, penat, mengistirahatkan fikiran sementara dari rutinitas sehari-hari.
Di tengah canda tawa Aliyah bersama keluarga. Tiba-tiba terdengar suara telpon berdering, membuat Aliyah kaget. Segera Aliyah mengambil benda pipih yang terletak di samping ny, bee my king calling.
"Assalamu'alaikum, cinta na ay." Aliyah menyapa seseorang yang berada di seberang sana.
"Wa'alaikumussalam, lope." jawab seseorang di balik telpon nya.
"Gimana kabar bee?."
"Alhamdulillah, baik lope."
"Bee libur tak kerja hari ini?." tanya Aliyah pada kekasih hati nya.
"Libur sayang. Ay lagi apa kok rame, sedang kumpul sama keluarga ya?." tanya Denis bee nya Aliyah.
"Iya bee, pada kumpul semua ayah, bunda, juga adik." jawab Aliyah.
"Ya sudah bee tutup dulu ya telpon nya. nanti lagi di sambung, sekarang ay lanjut lagi acaranya."
"Tak mau lah bee."
"Kenapa sayang, bee tak enak sama keluarga ay. Kesan nya mengganggu acara keluarga ay."
"Ay pindah aja ke kamar, biar tak mengganggu mereka." Aliyah berjalan ke arah kamar tidur nya.
"Ay tak boleh gitu, ntuu nama nya tak sopan."
"Iya bee, ay tau. Tapi, ay lindu bee." Aliyah menjawab dengan nada merajuk ke Denis bee nya.
"Iya sayang, bee juga lindu ay. Tapi, nanti kan bisa di lanjut lagi telponan nya."
"Iya, iya bee. Janji telpon lagi kan bee na."
"Iya lope. Jangan mewek, jangan nakal, jangan begadang jaga kesehatan." pesan Denis.
"Iya bee."
"Assalamu'alaikum, my angel bee."
"Wa'alaikumussalam, my heart."
"I love you my queen."
"Love you too my king."
Aliyah mengakhiri pembicaraan nya dengan Denis.
🍁🍁🍁🍁
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
ㅤㅤ💖 ᴅ͜͡ ๓ᵕ̈✰͜͡v᭄ ᵕ̈💖
ututututu co cweeet😍😍😍
manja manja gmna gtu 🙈
bikin gregetan 😁✌️
ntu ay kata bee nya Ndak sopan 😌
tapi linduuuuu bee🤭
tau gak bee my king😌😌😌
Rindu itu berat kata dilan 😌
2022-05-30
31
C͜͡R7KAgabsa dRAba cmatraWANG
Huaa Baper bneran Thor kek crita Cinta mangAtoon dah hiks..
LDR tuh cma baca Thypy an nyaa ajha dah girang bett 🙈
2022-05-30
3
🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ
wkwkwkwwkw aliyah usil amat sma emaknyaaa ....jgn kena virus laen sdh yaa aliyah biar virus cintanya c bee saja 🤭🤭🤭🤭🤭
2022-05-30
4