Mula-mula salah seorang pembantu meninggal ketika sedang beres-beres rumah.
Menyusul seorang sopir keluarga mengalami kecelakaan di jalan raya.
Tiga tahun kemudian, istri Tuan Widura juga ikut meninggal dengan mengidap penyakit yang tidak jelas.
Lima tahun setelah rumah yang meminta korban itu berdiri, usaha Tuan Widura maju pesat. Padahal perekonomian pada saat itu sungguh sulit .
Usaha bidang apapun yang ditekuni Tuan Widura mempunyai prospek yang cukup bagus, dan semua itu tidak pernah lepas dari ingatan Pak Rudi.
Pak Rudi sangat mencintai rumah tua itu. Dan sekarang secara tiba-tiba Wijaya memutuskan untuk membongkarnya. Tidak terbanyang betapa sedihnya hati Pak Rudi itu
Patung patung tua yang telah berumur ratusan tahun yang menempati ruang rahasia harus dipindahkan? padahal selama ini tidak ada yang mengetahui tentang patung-patung itu selain dirinya dan almarhum Tuan Widura sebagai pemilik sah.
Pak Rudi lebih merasa tidak rela bila patung itu di singkirkan begitu saja.
...****************...
Pak Rudi pergi secara diam-diam meninggalkan rumah mewah tempat kediaman Tuan Widura.
Pak Rudi berdiri terpaku tidak begitu jauh dari depan pintu yang berhias ukiran indah.
Matanya tertuju pada pintu warna hitam yang dipadu dengan polesan warna darah.
Entah apa yang dipikirkan Pak Rudi yang jelas sorot matanya seperti menyimpan sesuatu pada pintu tersebut.
Tanpa disadarinya senja telah merayap turun meliputi alam sekitar. Sang waktu berguling lambat berganti dengan kegelapan.
Di depan bangunan tua itu, Pak Rudi tetap berdiri mematung seperti sedang upacara.
Perlahan angin dingin mulai berhembus seolah-olah membelai kulit tubuhnya yang keriput.
Bibirnya yang berwarna hitam gelap karena rokok kretek menggumamkan kata-kata yang kurang jelas.
"Oh...!" desah nya lirih ketika ia merasakan ada sesuatu menepuk pundaknya.
Darah di tubuhnya berdesir kencang. Seolah laki-laki itu ingin menikmati sisa terakhir hembusan angin yang terasa membelai sekujur tubuhnya.
Saat dirasakannya sesuatu yang teramat dingin menyentuh bahu kirinya, Pak Rudi melihat ke sekelilingnya.
Suasana hanya keremangan senja yang hampir lenyap. Namun ia tidak melihat orang lain kecuali dirinya.
Kreeekkk
Pak Rudi tersenyum tipis saat melihat gang-gang pintu berwarna gelap membuka dengan sendirinya.
Dengan hati yang berdebar ia melangkahkan kakinya ke arah pitu itu. Namun langkahnya terhenti ketika pintu itu tertutup dengan kencang.
Perasaannya semakin tidak menentu namun ia tetap berusaha mendorong pintu itu kembali.
"Ah. Semuanya di luar kehendak dan kuasaku," gumamnya mengeluh.
"Bukalah, aku belum bicara apa-apa pada mereka!" kata Pak Rudi mengiba.
Sejenak suasana hening, hanya sesekali terdengar suara deru mobil yang melintas.
Pak Rudi terus berdiri, entah apa yang di fikiran hati kecilnya. Tidak ada seorang pun disana hanya saja tidak lama pintu itu kembali terbuka.
Pak Rudi pun kembali berdebar dan melangkahkan kakinya kedalam rumah tua itu.
Kakinya terus melangkah mendekati sebuah stop kontak yang berada dalam ruangan yang sangat luas itu.
Namun sebelum ia sampai depan saklar, terdengar suara agak berisik disertai cahaya terang.
Diperhatikannya sebentar ruangan itu lalu ia tersenyum.
Setelah memperhatikan, tidak ada yang berubah. Pak Rudi segera menuju ruangan belakang.
kamar demi kamar ia lewati tanpa menoleh sedikit pun. Barulah setelah sampai di depan sebuah kamar langkahnya terhenti.
Pak Rudi mengeluarkan anak kunci dan memutar sebentar ia segera mendorong pintu tersebut.
~Hay kak....semoga betah ya membacanya...kalau ada yang salah mohon bimbingannya...~
jangan lupa like yaa....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Rafika
lebih banyak lgi
2021-08-07
46
hahahah
upp
2021-08-07
46
Gaby Ana Susanti Silalahi
hmmm lanjut
2021-08-07
43