Chapter 4. Kemarahan pak Arsen

***

Dara berlarian menuju bagian keuangan yang berada di perusahaan ini. Ketika dia sedang asik berada di meja dia secara tiba tiba di telepon oleh Pak Robi dan pak Robi menyampaikan Bahwa bos nya yaitu Pak Arsen sedang mengamuk di kepada staff di bagian keuangan.

sesampainya disana Dara melihat karyawan yang menunduk ketakutan sedangkan Pak Arsen yang sibuk marah marah dan sambil melempar kan map file dengan kasar ke lantai.

" SAYA GAJI KALIAN HANYA INI BALASANNYA?! " teriak Pak Arsen sambil mengacung ngacungkan map file yang berada di tangannya

Brak..

map file itu pun di lempar kan ke lantai dekat kaki salah satu karyawan yang berdiri disana.

Dara mendekat ke arah Pak Robi yang berdiri di belakang pak Arsen.

" pak Robi ga coba nenangin pak Arsen? " bisik Dara pelan ke pak Robi

pak Robi hanya menggelengkan kepala pasrah.

" ADARA! " panggil pak Arsen tiba tiba

Dara yang merasa namanya di panggil pun melohok bingung. Dia baru saja sampai bahkan Dara yakin pak Arsen tidak menoleh ke arahnya tetapi kenapa dia bisa tau bahwa dia sudah sampai disini? Dara masih diam di tempat.

" inilah alasan gua nelepon lu Ra " ucap pak Robi sambil tersenyum mencoba menyemangati Dara

Dara sudah bekerja disini selama sebulan dan dia dengan pak Robi sudah mulai santai berbicara nya. bahkan pak Robi pun sudah menggunakan kata lu-gua sedangkan Dara masih memanggilnya bapak karena menurut Dara panggilan itu sudah nyaman.

" ADARA! " panggil pak Arsen sekali lagi

kali ini Dara menghampiri ke arah pak Arsen

" iya? " jawab Dara

Pak Arsen menyodorkan satu map file ke arah Dara. Dara pun mengambil nya dan membaca isi file itu. Dara pun menatap lagi ke arah Arsen bingung, Arsen yang ditatapnya pun hanya mengurut pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa pusingnya.

" liat nominalnya! " perinta Arsen

Dara menurut dan membaca nominal yang tertulis di file itu, dan betapa terkejutnya ketika tahu bahwa angka nol nya kelebihan satu. Dara pun menatap ke arah Arsen takut.

" CEROBOH! SEHARUSNYA KAMU HARUS LEBIH TELITI! KARNA INI PERUSAHAAN KITA RUGI BESAR ADARA! " teriak Arsen yang membuat kuping semua orang sakit

" emang sama bapak ga di baca ulang?! " ucap Dara dengan nada yang meninggi

karyawan disana kaget mendengar Dara berbicara seperti itu. mereka meringis ketakutan, karena mereka tahu bagaimana jika iblis itu terbangun.

" kamu lagi menyalahkan saya? " tanya Arsen tidak habis pikir

" saya bukan menyalahkan bapak, tapi sebagai pimpinan bapak juga harus teliti. jangan bisa menyalakan saya dan mereka. kami juga manusia yang bisa saja salah " jelas Dara dengan lugas

" kamu lagi nasihati saya? " tanya Arsen yang mulai kesal dengan omongan Dara

" saya hanya mengingatkan bapak saja " ucap Dara

Arsen menendang kursi hingga kursi itu melayang sangking kencangnya tendangan Arsen. Dara yang melihatnya pun mulai menciut nyalinya.

" saya tanya ke kamu dara, tugas kamu sebagai sekertaris saya itu apa?! " ucap Arsen yang mencoba merendam amarahnya

" membantu pak Arsen " jawab Dara cepat tapi dengan suara pelan

" lalu apa ini yang namanya membantu? " tanya Arsen yang menatap ke arah Dara yang mulai gemetar ketakutan

Dara menggeleng kan kepalanya. Dara ketakutan Dara tidak mau kalau selanjutnya Daralah yang di tendang oleh Pak Arsen.

Arsen yang melihat Dara gemetar ketakutan pun membuat emosinya perlahan menurun. Arsen menatap satu persatu karyawannya yang menunduk ketakutan seperti Dara kecuali Robi yang menatapnya seolah menantang nya, bagaimana pun Robi sahabatnya Arsen jadi dia tau tabiat nya.

" rubah kontrak itu sekarang lalu langsung berikan pada saya hari ini! " ucap Arsen penuh penekanan dan langsung berlalu begitu saja dan di ikuti oleh Robi

Dara yang memang sudah tidak kuat akhirnya dia jatuh terduduk di lantai dan membuat semua karyawan disitu khawatir dengan nya.

" Dara gapapa kan? " ucap mba Nia salah satu karyawan

" gapapa kok mba " ucap Dara mencoba untuk tersenyum

***

Setelah keributan itu terjadi Dara tidak melihat Arsen sama sekali padahal Dara dari tadi duduk di depan ruangan Arsen tanpa beranjak sedikit pun.

" Ra "

" Dara "

panggilan Pak Robi membuat Dara tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah pak Robi.

" masih shock? " tanya pak Robi khawatir

Dara menganggukan kepala dan meringis ke arah pak Robi lalu merebahkan kepalanya ke mejanya.

" padahal Dara udah sebulan disini tapi belum kebiasaan sama sikapnya " keluh Dara

" sabar Ra, nanti juga terbiasa kok " ucap Robi menenangkan Dara

ketika sedang mengeluarkan keluh kesahnya ke Robi, tiba tiba telepon kantornya berbunyi. Dia mengangkat telepon itu.

" keruangan saya sekarang! " perintah Arsen dari sebrang telepon sana

Dara menelan ludah pahitnya sambil menatap ke horor ke arah ruangan Arsen. Robi yang melihat raut Dara yang seperti memelas pun tertawa di mejanya.

" tawa aja pak, gratis kok " gerutu Dara yang malah membuat Robi ngakak ga berhenti

sambil kesal melihat Robi yang malah tertawa tapi tidak membantunya dia mendekat ke arah pintu ruangan Arsen. Di depan pintu Dara berdoa terlebih dahulu.

" anjir doa dulu wkwkwkwk " celetuk Robi sambil terus tertawa

" biar keluarnya selamat " ceplos Dara

setelah itu Dara masuk ke dalam ruangan itu meninggalkan Robi yang masih terus ngakak mendengar perkataan Dara tadi.

Dara melihat Arsen yang duduk di kursi besarnya sambil sibuk dengan pekerjaan nya. Dengan keberanian Dara pun mendekatinya.

" bapak manggil saya? " ucap Dara yang membuat Arsen tersadar bahwa Dara sudah masuk ke ruangannya

" tolong kamu ambil berkas saya yang ada di rumah " perintahnya tanpa menoleh ke arah Dara

" ke rumah bapak? " tanya Dara sekali lagi

" supir saya sudah nunggu di lobby " ucap Arsen

dara masih terdiam seperti ragu ingin menanyakan sesuatu.

" di rumah bapak ada siapa?? " ucap Dara memberanikan diri

Arsen menatap Dara bingung dengan pertanyaan Dara

" maksud saya nanti ga enak kalau saya masuk ke rumah bapak gitu " jelas Dara

" disana ada ibu saya, kamu bisa tanya ke beliau. beliau sudah saya kabari " jelas pak Arsen

***

Dara menuju kediaman Arsen menggunakan mobil pribadi Arsen dan disupiri oleh supirnya.

mobil itu bergerak memasuki daerah perumahan yang begitu besar. disana rumah rumah begitu besar, di jamin Dara ga akan sanggup buat beli salah satu rumah disini.

mobil ini memasuki pagar yang tingginya melebihi tinggi mobil. pak supir membukakan pintu dan tidak lupa Dara mengucapkn terima kasih.

Dara mendekati teras rumah itu. Dara bisa melihat seorang wanita paruh baya sedang bercocok tanam di halaman rumah itu.

" assalamualaikum, permisi " salam Dara itu sopan

wanita itu menoleh ke arah Dara dan tersenyum ramah. wanita itu lebih tua dari mama Lulu tapi tidak memudarkan kecantikannya.

" waalaikumsalam, ada yang bisa di bantu? " tanya wanita itu lembut

" ini rumah Pak Arsen bukan? " tanya Dara memastikan

padahal tidak perlu di pastikan lagi karena yang mengantarnya adalah supir pribadi pak Arsen.

" oh, kamu Adara bukan? sekretaris nya Arsen? " tanya wanita itu

" iya Bu " jawab Dara

" Arsen udah ngomong tadi, ayo masuk nak " suruh wanita itu

" saya ibunya Arsen, kamu bisa panggil saya bunda " ucap nya

" bunda? " tanya Dara

" iya bunda Ratna " jelas wanita itu yang bernama Ratna

" seperti nya agak... " ucapan Dara terhenti melihat bunda Ratna tersenyum

" gapapa semuanya memanggil bunda seperti kok " ucap Bunda Ratna

" baiklah " ucap Dara yang pasrah

" duduk dulu, kamu mau minum apa? "

" ga usah bunda, ini Dara mau ngambil file aja yang di suruh pak Arsen " tolak Dara halus

" gapapa minum doang sebentar kok " paksa bunda yang berlalu ke dapur

Dara hanya pasrah duduk sambil menatap ke sekeliling ruangan. banyak foto yang tertempel atau terpajang. hingga mata Dara terfokus satu bingkai besar yang terpasang foto keluarga Pak Arsen.

" keluarga kami keluarga besar Ra " ucap Bunda yang tidak tau kapan sudah duduk di sebelah Dara

" bunda punya anak 5 dan empat sudah menikah otomatis punya menantu dong, tinggal Arsen saja yang belum menikah " jelas bunda

" jadinya ramai yah bund " ucap Dara menanggapi ucapan bunda

" iya, apalagi juga anak empat yang nikah udah punya anak semua jadi banyak cucu. tinggal Arsen aja bunda pengen banget Arsen cepet nikah " curhat Bunda

" kalau udah ada jodohnya juga pasti nikah kok bund " ucap Dara menenangkan bunda

" Arsen tuh susah di suruh buat deketin perempuan. di hidup dia cuman ada kerjaan terus, bahkan bunda sempet mikir dia ga suka perempuan Ra " ucap bunda sambil terkekeh

Dara ikut tertawa mendengar bunda bilang kalau pak Arsen tidak suka perempuan.

" Arsen ganteng kan Ra? " tanya bunda

" iya bund, ganteng kok " ucap Dara tersenyum

" nah itu dia, dia ganteng mapan lagi masa ga ada perempuan yang mau sama dia " keluh bunda

" iya sih ganteng mapan. tapi kalau galak macem macam tutul sih kudu mikir dua kali kalau mau jadi istrinya " gerutu Dara di dalam hati

" bunda kaget waktu dengar Arsen rekrut sekretaris baru perempuan. bunda kira bakal laki laki " ucap Bunda sambil mengelus tangan Dara

" Dara udah punya pacar? " ucap bunda yang mulai random

" bau bau yang ga enak nih "

" ga punya bunda " ucap Dara yang mencoba positif thinking

" bagus kalau gitu " celetuk bunda kesenangan

" bagus kenapa bund? " ucap Dara bingung

" kamu aja jadi mantu bunda mau ga Dara? " pertanyaan Bunda membuat Dara melotot kaget

Dara tertawa canggung, bunda pun sama tertawa juga.

" walaupun gua suka uang tapi gua masih sayang sama diri sendiri " ucap Dara di dalam hati

" mau kan yah Ra? " tanya bunda sekali lagi

" hmm..gimana yah bund...Dara kan bawahan pak Arsen " ucap Dara yang mencoba menolak

" loh bunda ga Mandang status kok, yang penting baik dan Soleha " ucap bunda mencoba membujuk Dara

Dara yang mulai kebingungan pun hanya tersenyum. sebelum bunda mencoba membujuknya suara hp Dara pun berbunyi dan membuat Dara buru buru mengangjat teleponnya.

" kamu kemana?! " belum aja Dara berbicara Arsen sudah menyentaknya duluan

" masih di rumah bapak " jelas Dara

" kenapa kamu masih disana? " tanya Arsen yang bingung dengan tingkah laku sekertaris nya

" saya masih minum pak " jawab dara polos

" saya suruh kamu ngamb file Dara bukan minum " ucap Arsen yang mulai emosi

" niatnya juga saya begitu pak tapi.... "

" Arsen ini bunda " hp Dara di rebut begitu saja oleh bunda Ratna

" kamu ini ke perempuan jangan teriak teriak kaya gitu! " ucap bunda

" bunda, Arsen lagi ngomong sama Dara " jelas Arsen yang maksudnya biar bundanya kembalikan hp Dara

" bunda mau ngomong sama kamu dulu Arsen, Dara itu jauh jauh dari kantor kamu ke sini masa bunda ga kasih minum. kamu sabaran dikit kek! " bentak bunda

Dara Melihat Bunda Ratna yang marah marah ke Arsen yang di depan sana hanya bisa terdiam. Dia yakin nanti sesampainya di kantor dia bakal yang kena semprot oleh Arsen.

Hidup ini begitu berat, apa benar ini jalan yang Dara ambil? dia pikir menjadi Sekertaris akan enak seperti di drama Korea tetapi ternyata jauh berbeda.

TBC

©nukeya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!