My CEO My Husband
***
Menjadi anak pertama dan seorang perempuan itu berat. Banyak yang harus di lakukan dan dilalui. Tapi mau bagaimana lagi hidup harus di jalani. Adara Syakila Putri adalah salah satunya Adara yang biasa di panggil Dara itu merupakan anak pertama dari mama Lulu dan papa Kamil. Dara memiliki dua adik laki laki yang masih sekolah.
Nama adik pertamanya Dara yaitu Ervan Nugraha ( SMA kelas 2 ) dan yang kedua bernama Rahbian Syaputra ( SD kelas 3 ). Dara lulusan SMA, setelah lulus dia langsung bekerja merantau ke kota orang.
Di umurnya yang delapan belas tahun dia sudah merasakan kerasnya dunia kerja. Dara anaknya begitu santai dan tidak macam macam cenderung pendiam.
Pekerjaan pertama yang dia dapat adalah buruh di salah satu pabrik di kota Cileungsi. Dara asli orang Bogor yang biasa disebut kota hujan. sayangnya dia bekerja hanya satu tahun karena masa kontrak kerjanya habis dan tidak di perpanjang.
Dara kembali ke Bogor dan menganggur selama hampir dua tahun. Selama dua tahun yang dia lakukan yaitu membantu orang tua, menonton drama Korea, rebahan dan masih banyak lagi kegiatan yang di lakukan di rumah.
selama itu orang tua nya tidak memaksanya untuk mencari pekerjaan. Hingga Dara menyadari sudah waktunya dia menghirup udara luar.
Dara melihat Iklan lowongan pekerjaan di Sosmed miliknya dan dia merasa tertarik. Dengan segera Dara mengapply Surat lamaran ke alamat email yang tertera. Dara tidak pernah mengharapkan lebih karena ini lowongan kerja Sekretaris, pasti yang di cari itu yang berpendidikan dan goodlooking. Sedangkan Dara hanya lulusan SMA dan tidak goodlooking. Dara berfikir bahwa dia tidak cocok dengan pekerjaan itu, tapi yang namanya mencoba itu lebih baik daripada menerka nerka.
seminggu, dua Minggu sudah di lalui tapi tidak ada kabar panggilan interview. Hingga satu bulan kemudian Dara mendapat pesan bahwa dia lolos seleksi dan masuk tahap interview. Dara begitu kaget karena mengetahui dia lolos seleksi.
Dia berlari keluar rumah dan memeluk mama nya yang sedang menjemur pakaian.
" Dara lolos ma ! " ucap Dara sambil terus memeluk mamanya
mamanya bingung mendengar anaknya berkata lolos. karena memang Dara tidak pernah memberitahu mama atau papanya tentang dia melamar pekerjaan.
" kenapa atuh kamu neng? " ucap mama bingung
" Dara lolos ma! liat deh! " ucap Dara semangat sampai memperlihatkan pesan yang ada di hpnya ke mama
" kamu ngelamar kerja? " ucap mama setelah membaca pesan itu
Dara menganggukan kepala antusias sambil tersenyum sumringah.
" tapi itu jauh loh " ucap mama
" gapapa kan aku udah pernah ngerantau ke Cileungsi masa ke Jakarta ga berani " ucap Dara
memang pekerjaan yang dara lamar itu berada di Jakarta pusat. jadinya mau gak mau Dara merantau kembali
" emang udah minta ijin sama papa? " ucap mama menyelidiki
mama dan papa memang melarang Dara untuk bekerja jauh. kata mereka kalau ada yang dekat kenapa harus jauh. Tetapi jiwa bolangnya Dara sedang keluar, dia begitu ingin untuk bekerja di Jakarta. Dia ingin tahu bagaimana hidup di ibu kota.
" tapi Dara mau kerja di sana ma " ucap Dara memelas
" mama ga bisa ngomong apa apa. kamu tanya aja nanti sama papa " ucap mama dan lanjut menjemur pakaian lagi
***
Walaupun terjadi perdebatan yang heboh akhirnya mama Lulu dan papa Kamil terpaksa mengijinkan putri satunya untuk merantau kembail.
" hari ini interview doangkan? " ucap mama yang mengantar Dara sampai pagar rumah
Hari ini hari interview itu di laksanakan. Dara pergi ke Jakarta bersama papa, bagaimana pun papa akan mengantarnya. sekalian papa mencari kosan atau kontrakan di dekat tempat aku bekerja untuk nanti aku tinggal.
" iya, nanti sambil cari kontrakan sama papa " ucap Dara
Dara menyalami mama dan memeluk mama meminta doa agar dia di terima bekerja.
perjalanan dari Bogor ke Jakarta itu dua jam menggunakan kereta. Dara dan papa Kamil memang memilih untuk menaiki kereta, karena keluarganya tidak memiliki mobil dan jika dia berangkat menggunakan motor, Dara merasa kasian kepada papanya.
sesampainya mereka di Jakarta stasiun, mereka menggunakan mobil online ke lokasi interview.
perjalanan di dalam mobil hanya memakan waktu lima belas menit. Dara bisa melihat gedung yang menjulang tinggi ke atas langit.
" ini bener alamatnya? " ucap papab kamil yang sama terkagum melihat gedung ini
" bener kok " ucap Dara sambil melihat hpnya yang berisikan alamat tempat interview
" kaya perusahaan besar ini mah teh " ucap papa Kamil
" iya pah, aku aja kaget " ucap Dara masih belum lepas Mandang ke gedung tersebut
" ayo masuk nanti telat " ucap papa
Dara menoleh ke arah papa dan meanggukan kepala.
" papa tunggu disini, nanti kalau udah beres WA papa yah " ucap papa
Dara menganggukan kepala mengerti dan menyalami tangan papa. Dara pun masuk ke pintu utama lobby. setelah masuk udara menjadi dingin yang di akibatkan AC. Dara menatap sekeliling lobby dan berhenti sejenak.
" sumpah keren banget " gumam Dara
Matanya terus menatap ke sekeliling hingga matanya bertemu dengan mata seseorang yang berdiri di depan lift. Mata pria itu terlihat dingin dan mengintimidasi. tanpa ba-bi-bu segera Dara mengalihkan penglihatan dan berjalan ke arah resepsionis tanpa menoleh ke arah pria tadi.
" maaf mba mau nanya " ucap Dara sopan
" iya mba, ada yang bisa di bantu? " ucap resepsionis itu yang bernama Rika karena terdapat nametag di dada kirinya
" saya di panggil interview hari ini, dan saya harus bertemu dengan bapak Robi " jelas Dara
" pak Robi? " tanya mba rika sekali lagi
" iya " ucap Dara
" sebentar saya hubungi bapak robinya terlebih dahulu " ucap mba rika sambil tersenyum
Mba rika pun menelepon pak Robi tapi Dara tidak bisa mendengar percakapan nya.
" kata pak Robi mba naik ke lantai 50 dan disitu pak Robi sudah menunggu " jelas mba rika
" lantai 50 ? " ucap Dara
" iya " jawab mba Rika
Dara pun dengan linglung akhirnya menuju lift.
" anjir lantai 50 tinggi amat yah " gumamnya sendiri
ketika dia memasuki lift pun dia ingin memencet tombol lantai tapi di buat bingung karena nomornya hanya sampai lantai 49. Dara makin linglung harus berbuat apa. Dia keluar masuk lift hingga satpam disana menghampirinya.
" permisi mba ada yang bisa di bantu " tanya satpam itu
" eh..anu..pak saya mau ke lantai 50 tapi di dalam cuman bisa sampai lantai 49 " jelas Dara malu
" oh lantai 50, mba gak bisa naik pakai lift ini " jawab pak satpam
" kalau gitu saya harus naik apa? " tanya Dara polos
pak satpam itu tertawa pelan mendengar pertanyaan Dara.
" mba bisa naik lift ini, lift ini di gunakan buat petinggi saja " ucap pak satpam sambil memencet tombol lift
" saya kan bukan petinggi pak, emang boleh? " tanya Dara
" kalau mba di suruh ke lantai 50 hanya ini fasilitas yang bisa di gunakan. jadinya tidak apa apa mba " ucap pak satpam sopan
Dengan senyum Dara pun masuk ke dalam lift dan tidak lupa mengucapkan terima kasih ke pak satpam itu.
sesampai di lantai 50 saat pintu lift terbuka, mata Dara langsung melihat seseorang pria tampan dengan setelan jas rapih di depan sana dan tersenyum.
Dara terdiam tanpa sadar bahwa pintu lift mau tertutup kembali. tapi sebelum tertutup pria itu menahan pintu lift tersebut dan membuat Dara tersadar dari lamunannya.
" untung saya sering olahraga jadinya gesit " ucapnya membanggakan diri sendiri
" bisa keluar " ucap pria itu mempersilahkan Dara untuk keluar dari lift
Dengan gugup dan malu malu Dara keluar dari lift dan masih di pandang oleh pria itu. pria itu berdiri tegap di hadapan dara dan mengulurkan tangannya.
" Robi " ucapnya yang membuat Dara mendongakan kepala
" kamu pelamar yang mau interview bukan? " tebak pria itu yang ternyata pak Robi
" iya pak " jawab dara sopan
" mari saya antar " ucap pak Robi sambil berjalan mendahului dara dan di ekori oleh dara di belakang
pak Robi mengetuk pintu yang lumayan besar. setelah mendapat sahutan dari dalam pak Robi menyuruh Dara untuk masuk.
Dengan polosnya Dara pun langsung masuk. Dia pikir pak robi akan mengikuti ternyata setelah Dara masuk pintu di tutup dan pak Robi tidak ikut masuk.
Dara mencoba untuk merilekskan badannya agar tidak tegang. Pandangan Dara tertuju kepada pria yang duduk di balik meja besar itu. Pria itu masih fokus dengan berkas yang berserakan di atas meja besarnya.
" permisi " ucap Dara pelan
Pria itu tidak mendengar panggilan Dara, sehingga Dara pun mencoba memanggilnya dengan suara yang lumayan keras.
" permisi " ucap dara sekali lagi
pria itu pun mendongakan kepala dan matanya beradu pandang dengan Dara. seketika seperti waktu berhenti, Dara terkaget dengan melihat tatapan pria itu. Pria yang tadi beradu pandangan saat di loby. tatapan mengintimidasi mulai terasa di ruangan ini. Dara terdiam seribu bahasa.
TBC
© nukeya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments