chapter 5. menantu impian Bunda Ratna

***

Semenjak bertandang ke rumah Arsen dan bertemu dengan bunda Ratna yang ternyata ibunda dari Arsen pun membuat bunda Ratna sering menghubungi Dara. sesekali mereka juga bertemu untuk mengobrol atau belanja bersama.

tidak terasa hampir 5 bulan Dara berkerja di perusahaan Arsen ini menjadi Sekertaris nya. kini Dara sudah terbiasa dengan sikap marah dan otoriter Arsen.

" kenapa belum sampai? " tanya Arsen di sebrang telepon sana

" saya lagi di ojek pak, bentar lagi sampai " jelas Dara

seperti sekarang Dara sedang di perjalanan ke rumah Arsen di jam 10 pagi. padahal hari ini jatah dia libur, tetapi dengan tidak tahu dirinya bos nya menyuruh Dara untuk kerumahnya mengantarkan filenya yang tertinggal di kantor.

Dengan mau ga mau yah harus mau Dara pun berangkat ke kantor lalu pergi lagi ke kediaman big bos nya.

baru saja Dara turun di gerbang sudah di sambut oleh bunda Ratna dan ada satu perempuan lagi.

" Daraaaa lama ga ketemu sayang " ucap bunda Ratna sambil memeluk dara

Dara membalas pelukan itu dan tersenyum ke arah perempuan yang di belakang bunda.

" Dua hari yang lalu kan kita ketemu bunda " ucap Dara

" dua hari bagi bunda itu lama loh " ucap bunda yang membuat Dara terkekeh

" oh iya ini kakaknya Arsen namanya Ayunia " ucap bunda memperkenalkan perempuan yang sedari tadi berdiri di belakang bunda

" Ayunia, panggil mba ayu aja " ucap mba Ayu menyodorkan tangan nya

" Adara mba, panggil Dara aja " ucap Dara sopan sambil menjabat tangan mba Ayu

" jadi dia bund? " ucap mba Ayu menoleh ke arah bunda

" iyaa yu, gimana? cocok kan? " tanya bunda sambil merangkul Dara

Dara bingung dengan percakapan antara mba Ayu dan bunda Ratna.

" Adara! saya tunggu kamu, kamu malah ngerumpi disini " suara Arsen mengagetkan Dara

" shhhtttttt!!! ganggu tau ga! " sinis mba ayu

" tau nih Arsen ga bisa liat kita seneng dikit " ucap bunda

Arsen hanya menghela napas kasar mendengar keluhan bunda dan mba nya.

" ini pak filenya " ucap Dara sambil memberikan file yang di minta Arsen

" kamu suruh Dara nganterin ini doang? " tanya mba ayu kaget

Arsen menganggukan kepalanya sambil menerima file yang di kasih Dara.

" teganya kamu sen, masa suruh cewek buat bawa begituan jauh jauh " gerutu bunda

" dia Sekertaris Arsen bund, wajar kan? "

" engga! " jawab bunda dan mba ayu kompak

Dara terkekeh melihat Arsen terintimidasi oleh bunda dan mba Ayu.

" masuk dulu yuk ra " ajak Mba ayu

" bunda masak banyak loh, katanya buat kamu " ucap mba ayu lagi

" duh, jadi ngerepotin " ucap Dara ga enak

" buat kamu ga ngerepotin kok sayang " ucap bunda sambil mengelus kepala Dara

" sebenernya anak bunda Arsen apa Dara? " protes Arsen

" kamu mau diaku anak? " tawar bunda yang abusrd ke Arsen

" jadi selama ini Arsen bukan anak bunda? " tanya Arsen

" belum, sebelum kamu nikahin Dara dulu " ucapan bunda membuat suasana jadi hening

Dara melihat Arsen yang melotot kaget menatap ke arah bunda.

" ga lucu bund " ucap Arsen langsung pergi begitu aja

" kebiasaan banget kalau bahas nikah langsung mode on dingin lagi " ucap mba Ayu

Bunda yang melihat anak perempuan nya kesal pun langsung merangkul nya.

" dara pamit pulang dulu yah " ucapan Dara membuat

" ehh... mau kemana? enak aja langsung pulang, ayo masuk dulu " ucap bunda sambil menarik paksa Dara untuk masuk ke dalam rumah

***

makin siang suasana rumah Arsen semakin ramai. bahkan kakak kakaknya pun semuanya ada disini. Yang Dara kenal ada Mba Ayu, Mba Lana, Mas Raka, dan Mas Tio mereka adalah kakak kandung dari Arsen.

mereka begitu terbuka kepada Dara padahal Dara hanya partner kerja nya Arsen, tetapi keluarga nya seperti menginginkan lebih.

" jadi kamu Bogor mananya Ra? " tanya mas Tio

" Di ciomasnya mas " jawab Dara sambil memangku Hima anak dari Mba Lana

" Deket sama kebon raya ga dek ? " tanya mba Ayu yang ada di meja makan

" Deket kok mba, cuman kan kebun Raya di kotanya kalau Dara rumahnya di kabupaten nya " jelas Dara

" enak tuh kita bisa piknik kesana " ucap Mba Lana yang sambil menyuapi Hima yang di pangku Dara otomatis duduk di hadapan Dara

" yaudah nanti pas kita kerumah Dara sekalian aja liburan " ucap mas Raka

" bener loh mas, mas Raka nih susah banget di ajak ngumpulnya " keluh mba Lana ke mas Raka

" bener banget lan, sok sibuk tuh anaknya " ledek mba Ayu

" loh? kalian nya kalau ngajak pas aku nya sibuk, mau gimana lagi toh? " pembelaan mas Raka

" bukan Raka doang yang susah, nih anak juga susah lagi " ucap mba Ayu sambil menarik rambut Arsen yang duduk manis sambil baca buku

Dara yang melihat Arsen pasrah di tarik rambutnya pun tertawa. jarang banget kan lihat bos nya pasrah kaya gitu.

tatapan Arsen menajam ketika Dara masih tertawa, Dara tersadar jika di tatap tajam akhirnya Dara mencoba untuk pura pura tidak melihatnya.

" kalian udah berapa lama? " ucap Mba Lana

" berapa lama apanya mba? " tanya Dara balik

" loh, kalian ga pacaran? " tanya mba Lana kaget

Dara menggelengkan kepalanya

" Dara cuman Sekertaris nya pak Arsen mba, ga lebih " jelas Dara

" kenapa ga lebih? " tanya Mba Lana

Dara tidak bisa jawab apa apa dan hanya menggeleng kan kepala sambil tersenyum.

" liat dia Ra " tunjuk mba Lana ke arah Arsen

" Dia ganteng, tinggi, badan oke, mapan, masa kamu ga mau? " tanya mba Lana mempromosikan adiknya

" kalau itu sih Dara tahu mba, soalnya terlihat jelas cuman... " ucapan Dara terhenti karena tidak enak untuk berbicaranya

" cuman apa Ra? " tanya mba Ayu yang tiba tiba nimbrung

" Dara pacaran kan sama hatinya mba bukan sama fisiknya atau uangnya. percuma kalau hatinya bukan buat Dara buat apa bukan? " jelas Dara yang membuat kakak beradik itu saling menatap dan langsung memeluk Dara berbarengan.

" emang pilihan bunda ga salah " ucap mba ayu

" aku mau adik ipar yang kaya gini " ucap mba Lana

pelukan mereka terlepas ketika mendengar teriakan Hima yang berada di tengah tengah antara mereka.

***

" jadwal malam ini ada makan malam dengan mentari corp " Dara baru saja membacakan jadwal Arsen hari ini

" cancel saja " ucap Arsen yang masih sibuk dengan laptopnya

" tidak bisa pak, Minggu kemarin sudah di cancel dan dua hari lalu pihak dari sana menjadwalkan nya kembali " jelas Dara

" kenapa ga konfirmasi ke saya dulu? " tanya Arsen

" saya kira bapak bakal setuju jadinya saya cari waktu bapak yang kosong " ucap Dara yang takut Arsen marah

" lain kali konfirmasi dulu " tegas Arsen

" baik pak, kalau gitu saya permisi "

" Dara " sahutan Arsen membuat kaki Dara berhenti dan menoleh ke arah Arsen

" besok ada waktu? " tanya Arsen serius

Dara mikir sejenak, jadwal besok setelah pulang kerja yaitu nongkrong di cafe buat wifian. Dia harus download drama Korea yang terbaru.

" Memang kenapa pak ? " tanya balik Dara

" Mba ayu ngundang kamu " jelas Arsen

" ngundang saya? memang acara apa pak? " tanya saya yang mencoba mendekat ke arah meja Arsen

" Ciko anaknya ulang tahun " jelasnya singkat lagi

Dara terdiam seperti menimang nimangkan pergi atau tidak.

" kalau ada acara juga tidak apa apa " ucap Arsen seperti mengerti keraguan Dara

" duh, gimana yah pak? sebenernya saya mau Dateng ke sana tapi... " ucapan Dara terhenti

" tapi? " ucap Arsen seperti penasaran

" saya mau download drakor pak, soalnya ini udah di rencanakan dari jauh jauh hari " jelas Dara

" download drakor? " tanya Arsen kaget

" iyaaa " ucap Dara antusias

" di rumah saya ada WiFi " jelas Arsen

" serius pak? " ucap Dara senang

Arsen menatap Dara seolah bingung karena mendengar bahwa di rumahnya ada WiFi. banyak perempuan yang dia temui tapi baru kali ini dia liat perempuan yang senang mendapatkan WiFi gratis bukan tas gratis atau baju gratis.

" sesenang itu kah? " ucap Arsen yang mengeluarkan pikiran nya

" seneng banget pak, bagi anak kost seperti saya WiFi itu kebutuhan utama " jelas Dara

" kalau gitu besok saya ke rumah bapak " ucap dara semangat

" saya harus bawa apa pak? " tanya Dara

" ga usah bawa apa apa " ucap Arsen

" ga bisa gitu, masa ga bawa apa apa. kasian Ciko atuh " ucap Dara

Arsen memberhentikan pekerjaannya dan terus menatap Dara yang sedang berfikir. Arsen tidak sadar bahwa senyum nya yang jarang sekali keluar dari mulutnya pun akhirnya muncul hanya karena memerhatikan Dara yang sibuk sendiri.

Dulu dia tidak suka jika Dara sudah mulai membantahnya, tapi makin kesini dia semakin biasa dengan sikap Dara. bahkan ketika Dara mengaturnya terkadang Arsen menurutinya.

apakah Arsen mulai membuka hatinya?

TBC

© nukeya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!