***
Dara membeli Cheesecake di tempat yang tadi pak robi bilang. Dara mengetuk pintu ruangan pak Arsen. setelah mendapatkan sahutan Dara masuk ke dalam ruangan itu. Dara bisa melihat Pak Arsen masih berkutat dengan laptop dan berkas yang berserakan di meja kerjanya.
Pak Arsen mendongakan kepala dan menatap Dara bingung. Dara berjalan dan duduk di sopa yang berada di ruangan itu. Pak Arsen makin di buat bingung dengan tingkah Dara. tapi muka bingungnya itu perlahan berubah ketika melihat Dara mengeluarkan makanan favorit nya.
" pak Arsen istirahat dulu, saya beliin cheesecake buat bapak " ucap Dara sambil tersenyum manis
Pak Arsen terdiam seperti terpesona akan senyum Dara yang terlihat polos dan tulus. Dara yang menunggu reaksi pak Arsen di buat deg-degan karena Pak Arsen masih duduk di kursi tanpa bergerak atau berbicara sedikit pun dan hanya menatap ke arah Dara.
" Kalau gitu saya keluar dulu, bapak silahkan makan " ucap Dara mengundurkan diri
Tapi sebelum Dara melangkah untuk pergi suara pak Arsen membuat langkah Dara berhenti.
" duduklah " perintahnya
Dara pun menurut dan duduk kembali. Pak Arsen pun duduk di sopa yang berada di depan Dara dan memandang ke arah cheesecake.
" ini sendoknya " ucap Dara sambil menyodorkan sendok ke arah pak Arsen
Pak Arsen mengambil sendok itu dan mulai menyuapkan cheesecake ke dalam mulutnya. muka Pak Arsen sudah tidak sekeras tadi dia terlihat lebih rileks.
Dara memandang pak Arsen senang karena Pak Arsen memakan makanan yang dia beli. Dara jadi merindukan Adiknya padahal baru saja tadi sebelum berangkat ketemu. hanya saja nanti seterusnya dia bakal jarang ketemu karena Dara merantau jauh dari rumah.
" kamu tidak makan? " pertanyaan pak Arsen membuat Dara tersadar
" saya tidak suka keju " jawab Dara
" tidak suka? " tanya pak Arsen sekali lagi
Dara menganggukan kepala
" bapak habiskan saja " ucap Dara
pak Arsen hanya diam dan terus melanjutkan makannya.
***
Jam kerja sudah selesai 30 menit yang lalu, tetapi Dara dan Pak Robi belum ada niat untuk pulang di karena kan bos mereka saja belum pulang.
Pak Robi sibuk dengan file file yang harus di urus begitu pula dengan Dara dia pun sibuk dengan kerjaannya.
Dara melihat jam yang melingkar di lengannya dan ternyata dia baru sadar kalau jam kerja sudah lewat. Tapi yang melihat Pak Robi masih tenang mengerjakan pekerjaan nya akhirnya Dara pun mengikutinya.
Tadi orang tua Dara mengabari kalau rumah nya sudah di bereskan dan orang tua Dara sudah pulang lagi ke Bogor. Dara hanya bertemu sebentar dengan orang tuanya tadi di depan kantor.
pintu besar itu terbuka dan keluar Pak Arsen dengan badan yang proporsional mengenakan jas yang pasti harganya selangit.
" kita selesaikan nanti " ucapnya singkat dan berlalu begitu saja meninggalkan Dara dan Pak Robi
Dara menghembus kan napas lega, karena dia akhirnya bisa pulang dan rebahan di rumah.
" hari pertama yang berat yah Ra? " tanya pak Robi bercanda
" iya pak " jawab Dara sambil terkekeh
" beginilah kerja jadi sekertaris Ra, harus royal terhadap waktu " ucapnya
Dara menganggukan kepala setuju. pak Robi ijin untuk kebawah duluan karena sudah di tunggu oleh seseorang. tanpa takut aku pun menaiki lift sendiri dari lantai 50 ke lobby.
sesampainya di lobby, lobby begitu hening mungkin semua orang sudah pulang dan yang tersisa hanya satpam yang jadi di depan gerbang sana. Dara keluar gedung itu dan mulai berjalan ke arah kontrakan nya.
Dengan santai Dara berjalan menyusuri terotoar. Hingga Dara baru sadar ketika ada mobil yang mengikutinya. mobil itu berhenti dan menurunkan jendelanya. Dara bisa melihat orang yang di dalam mobil itu, orang itu Pak Arsen.
" pak Arsen? " panggil Dara memastikan
" naik! " perintah pak Arsen tanpa basa basi
" ga usah pak, Deket kok dari sini " tolak Dara
" masuk! " perintahnya sekali lagi
" ga usah pak, makasih " tolak Dara sekali lagi
mendengar penolakan Dara, Pak Arsen keluar dari mobil. Dara yang melihat pun mundur sedikit karena kaget melihat pak Arsen yang keluar mobil.
Pak Arsen membukakan pintu dan menatap Dara dengan tatapan tajam.
nyali Dara menciut akhirnya mau ga mau Dara memasuki mobil nya pak Arsen setelah masuk pak Arsen menutup pintu itu dan kembali masuk ke dalam bangku pengemudi.
" seatbelt! " ucap Pak Arsen
tapi Dara hanya terdiam tidak mengerti dengan ucapan pak Arsen. karena gemas akhirnya pak Arseng memajukan badannya ke arah Dara untuk meraih seatbelt nya Dara. Dara dengab spontan mendorong pak Arsen yang membuat pak Arsen duduk kembali di kursinya.
" bapak mau ngapain?! " ucap dara Panik sambil menyilangkan tangannya di dadanya
" seatbelt Dara. " ucap Pak Arsen penuh penekanan
" kenapa sama seat beltnya?! " bukannya takut Dara malah meninggikan suaranya
" pasang seatbeltnya " ucap pak Arsen menahan emosi
Dara terlihat seperti orang bego yang cengong mendengar penjelasan pak Arsen. akhirnya dia hanya nyengir ke arah pak Arsen dan memasang seatbelt nya sendiri.
" hehehe maaf pak " ucap Dara polos
Pak Arsen menyalakan mobil dengan kasar tanpa menjawab maaf Dara. Dara hanya terdiam takut karena melihat wajah pak Arsen yang mengeras.
sepuluh menit pun sampai di kostan Dara. Mobil berhenti, Dara menoleh ke arah pak Arsen tanpa berbicara. Pak Arsen yang merasa sedang di tatap pun akhirnya menoleh ke arah Dara.
" kenapa kamu liatin saya? turun sana! " ucapnya masih dengan kesal
" makasih pak atas tumpangannya " ucap Dara sambil turun dari mobil
tanpa ba-bi-bu mobil pak Arsen langsung maju melesat begitu saja dan membuat Dara cengo.
" kesetanan kali yah tuh orang " gerutu Dara
Dara pun memasuki kostnya yang sudah sepi di karenakan sekarang sudah malam mungkin semua penghuni kostan sudah pada tidur.
Dara memasuki kostannya dan langsung merebahkan diri di kasur. Hari pertama kerja yang begitu melelahkan. sangking capenya Dara pun langsung tertidur begitu saja tanpa mandi atau mencuci mukanya terlebih dahulu.
***
lagu boygrup asal Korea kesukaan Dara pun bergema di kamar kost an Dara dari Hpnya. layarnya menampilkan seseorang menelepon nya dan tertera nama Big Boss yaitu pak Arsen, Dara menamai nomor pak Arsen di hpnya dengan Nama big boss.
sekali panggilan Dara belum terbangun dari tidurnya hingga kesepuluh kalinya panggilan Akhirnya Dara mulai terusik dari tidurnya.
Dara meraba raba tempat tidur mencari hpnya berada. setelah menemukan hpnya Dara langsung mengangkat panggilan itu.
" Hallo " suara serak Dara bangun tidur
" KENAPA LAMA SEKALI MENGANGKAT TELEPONNYA?! " sentakan di sebrang sana membuat Dara spontan bangun dan langsung terduduk. Dara melihat hpnya dan dia baru menyadari kalau pak arsen meneleponnya dari tadi
" maaf pak tadi saya tidur " ucap Dara
" kamu tidur apa mati?! " emosi pak Arsen
" tahan Dara jangan terbawa emosi, ini cobaan " ucap Dara dalam hati
" sekali lagi maaf pak, lain kali saya akan langsung jawab " ucap Dara mencoba untuk tidak terbawa emosi
" kirimkan laporan yang Robi kasih tadi " perintah pak Arsen
Dara melihat ke arah jam dinding dan jam itu menunjukan jam 2 pagi.
" sekarang pak? " tanya Dara memastikan
" tahun depan! yah, sekarang lah! " sentak pak Arsen
" bapak pms yah? " pertanyaan konyol pun akhirnya keluar dari mulut Dara
" APA?! " teriak pak Arsen di sebrang sana
" mendingan bapak tidur aja biar bapak ga emosian " kata Dara yang mulai ngelantur
" kamu ngatur saya?! " ucap Pak Arsen yang menahan emosinya meledak
" saya hanya memberi saran aja pak, dari tadi bapak marah marah Mulu. ini udah jam 2 pagi, bapak kan harus bangun pagi jadinya harus tidur cepet biar ga kesiangan " ucap dara seperti sedang menasihati adiknya
tidak ada suara yang terdengar lagi dari sebrang.
" pak? " panggil Dara
" Adara saya butuh laporan itu SEKARANG! " Ucap Pak Arsen penuh penekanan
" yaudah kalau bapak maksa nanti saya kirim " ucap Dara pasrah
" kamu ga takut sama saya? " tanya pak Arsen
" bapak kan manusia Dara juga manusia buat apa takut " ucap Dara mudah
" kamu ga takut saya pecat? " pertanyaan pak Arsen membuat Dara bergidik ngeri. Dia membayangkan jika dia di pecat, kasian orang tuanya yang sudah bela belain untuk membantunya kerja di sini
" bapak mau pecat saya? " tanya Dara
" mungkin saya pertimbangkan " ucap Pak Arsen ambigu
" jangan dong pak, kan ini hari pertama saya kerja masa langsung di pecat. saya janji deh bakal nurut sama bapak " ucap Dara bersungguh-sungguh
" saya pegang janji kamu " ucap pak Arsen dan sambungan telepon pun langsung di putuskan
Dara melempar hpnya ke kasur dan menatap ngeri ke arah Hpnya.
" hampir aja gua jadi pengangguran lagi " ucap Dara sambil mengelus dadanya
TBC
© nukeya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments