“ Me.. Me..ong..nyawnn.. “ Aku mengangkat tubuh Maja sambil memeluk dan mengelus-elus kepalanya dengan lembut.
‘ Lepas cepetan, geli Ya sumpah ‘.
Aku menghiraukan Maja yang memohon untuk dilepaskan dari pelukanku. Dia tidak suka jika dirinya dipeluk ketika dia menjadi kucing. Namun lain halnya jika dia dielus-elus, dia tidak akan protes jika hanya dielus saja.
“ Makhluk tadi udah Saya masukin kedalam botol. Jadi kalian semua bisa tenang. “ Aku menghampiri ketiga penonton yang sedang duduk di sofa. Kemudian Aku memberikan Maja kepada Indah yang langsung memeluk Maja dengan erat.
“ Grr… “ Maja mulai menggeram karena pelukan Indah yang tiba-tiba itu.
[ Ini pekerjaan Ja, sabar.. ] Aku berkata kepada Maja agar dia diam saja dan tidak mencoba untuk melepaskan diri.
“ Oh.. jadi botol tadi buat ngurung hantunya ya.. “ Pak Indra berkata demikian dan bernafas lega karena kini makhluk yang mengganggu keluarga mereka sudah diatasi olehku.
“ Iya. Jadi makhluk itu memang kebetulan saja datang kesini dan mengganggu keluarga Bapak. “ Aku kembali duduk di sofa dan meminum air putih.
“ Kamu gak kenapa-kenapa Ya? Tadi kamu jatuh..” Indah bertanya kepadaku dengan wajah yang khawatir. Pelukannya menjadi semakin erat dan membuat Maja meronta-ronta, kemudian Indah melepaskan Maja dengan perlahan.
“ Oh Aku gak apa-apa kok. Tadi cuma kaget aja karena makhluk tadi tiba-tiba menyerang dari belakang. “ Aku menjelaskan apa yang terjadi kepada Indah dan orang tuanya sambil mengelus Maja yang kini berada di pahaku.
“ Uh.. Disini masih banyak hantunya gak ? Saya jadi ngeri denger suara cewek tadi pas kamu masukin kedalam botol. “ Ibunya Indah bertanya dengan nada yang cemas, sepertinya suara teriakan Jin tadi terdengar oleh orang yang berada disini.
“ Hmm.. harus Saya cek lagi Bu. Karena saya sudah terlanjur disini, Saya sekalian cek rumah ini deh. “ Kemudian Aku mulai berdiri dan dipandu oleh Pak Indra untuk mengamati rumahnya.
Pria paruh baya yang selalu mengikuti Indah tersenyum padaku, dia terlihat senang karena Jin wanita tadi sudah kutangkap.
Kemudian Aku melihat beberapa Jin lain yang tinggal di rumah ini, namun mereka hanyalah Jin biasa yang sudah terdaftar di kantor kami.
Bahkan mereka bertepuk tangan dan bersorak karena Aku yang telah menyingkirkan Jin wanita tadi.
‘ Ah Pak Arya memang hebat. Sekali jurus langsung mental wanita tadi. ‘
Seorang Kakek-kakek yang sepertinya merupakan yang paling tua disini tertawa dan memuji pertarungan ku tadi.
[ Hah.. Ya kebetulan saja wanita tadi belum terlalu kuat Kek. Disini ada Jin lain yang suka ganggu gak? ] Aku menghentikan langkahku dan bertanya kepada si Kakek. Pak Indra pun ikut berhenti dan memandangku dengan hati-hati.
‘ Oh nggak ada lagi sih. Cuma ada barang yang memiliki aura hitam disini, wanita tadi tertarik datang kesini karena dia merasakan aura benda itu. ‘
[ Oh.. kok Aku gak ngerasain itu Kek.] Aku bertanya kepada si Kakek dengan heran.
Benda yang memiliki aura hitam ataupun sering disebut aura jahat. Benda seperti itu merupakan benda yang termasuk langka, dan biasanya akan diperebutkan oleh Jin yang memang menyukai aura seperti itu.
‘ Sudah di kasih pelindung sama wanita tadi. Ada di lantai dua Nak bendanya. Kami gak suka dekat-dekat benda itu. Benda itu baru datang kesini seminggu yang lalu. ‘
[ Terimakasih infonya Kek, saya ambil bendanya biar kalian gak merasa terganggu lagi. ]
“ Gimana Ya? Ada hantu jahat lagi..? “ Pak Indra terlihat gugup sekali dan dia berpikir bahwa Aku sedang berinteraksi dengan bangsa Jin yang ada disini.
“ Gak ada yang ganggu lagi Pak. Bapak seminggu yang lalu beli barang-barang baru gak? Katanya ada benda yang memiliki energi negatif disini yang datang seminggu yang lalu. “
“ Eh..? Seminggu… lukisan kayaknya, oh jadi wanita tadi penunggu lukisan tadi? “ Pak Indra membuka matanya lebar-lebar karena berpikir Jin wanita tadi berasal dari lukisan yang dia beli.
“ Oh enggak Pak, Jin wanita tadi juga ternyata ikut tertarik untuk tinggal disini karena lukisan tadi ada energi negatifnya. Coba saya lihat dulu deh, ayo Ja. “ Aku menuju lantai dua diikuti oleh Maja. Kami berdua diikuti oleh Indah dan kedua orangtuanya yang sepertinya tidak ingin jauh-jauh dari kami.
Aku tiba di lantai dua dan memfokuskan tenaga dalam pada mataku, dan akhirnya aku bisa melihat bahwa ada aura berwarna hitam yang berasal dari salah satu lukisan.
Sebuah lukisan yang melukiskan salah satu gua peninggalan jaman penjajahan itu menempel pada dinding dengan sangat rapi.
Lukisan itu terlihat antik namun bentuknya masih cukup terawat. Disekeliling lukisan itu terdapat beberapa aura hitam yang berbentuk seperti gas.
Aura itu tidak terlalu besar, namun cukup menarik untuk beberapa Jin yang memiliki ilmu hitam, mereka akan lebih cepat memperkuat ilmunya jika mereka berada di dekat aura seperti ini.
Bahkan bila seorang jin memiliki ilmu yang cukup kuat, mereka bisa membuat suatu wadah atau tempat tinggal didalam benda yang memiliki energi tenaga dalam seperti ini dan tinggal di dalamnya.
Ada pula Jin yang memiliki teknik khusus dan membuat tempat mereka beristirahat ataupun bermeditasi di dalam benda yang biasa saja.
Dan ketika mereka sudah cukup lama tinggal di dalam benda tersebut, maka aura dan tenaga dalam milik Jin itu akan menyelimuti benda yang dia tinggali.
Biasanya kasus seperti itulah yang sering membuat benda-benda milik manusia sering memiliki aura negatif dan membuat Jin lain tertarik untuk tinggal di benda tersebut.
“ Itu Ya lukisannya yang lagi kamu lihat.. “
“ Hmm.. Iya. Dapat darimana ini Pak? “ Aku bertanya kepada Pak Indra tentang asal muasal lukisan ini, Aku sedikit penasaran dari mana dia bisa mendapatkan lukisan yang memiliki energi dan aura negatif seperti ini.
“ Dari rumah orangtuanya Bapak.. Dibuang aja ya ini..? “ Pak Indra memandangi lukisan itu dengan rasa panik.
“ Gak apa-apa sih. Tinggal ku bersihin aja pasti aman kok Pak, sayang kalo dibuang. “ Aku memfokuskan tenaga dalam ku dan membuat gumpalan tenaga dalam yang berukuran lumayan besar.
Kemudian gumpalan tenaga dalam yang berwarna keemasan itu ku arahkan kepada lukisan itu. Aku mendiamkannya selama beberapa saat agar aura dan sisa-sisa tenaga dalam yang berada di lukisan itu hilang karena berbenturan dengan tenaga dalam milikku.
“ Hmm… Sudah beres Pak. Sekarang aman kok lukisannya. “ Aku berkata demikian dan bisa melihat seluruh keluarga Indah bernafas lega.
Dari suara hati mereka, mereka merasa tenang dan kagum kepada diriku. Namun sepertinya kemampuanku ini tidak membuat Indah takut padaku.
Aku mengira bahwa setelah semua hal janggal yang kutunjukkan ini akan membuatnya takut dan menjauh, tetapi yang terjadi malah sebaliknya.
‘ Ah .. Arya… ternyata emang bener kalau cowok yang lagi serius itu menawan banget.. ‘
Hah.. sepertinya hari-hariku yang dipenuhi oleh lamunan Indah akan terus terjadi. Aku tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalaku kepada Indah.
“ ….. “ Indah terdiam sejenak dan bahkan pikirannya pun ikut terhenti karena melihat senyumanku ini.
“ Mari Pak dibawah lagi aja, sudah selesai kok. “ Aku langsung mengajak semuanya untuk kembali ke lantai satu. Mereka pun mengikutiku ke lantai bawah.
Aku menghabiskan waktuku dengan menjawab beberapa pertanyaan seputar hal mistis yang Pak Indra tanyakan kepadaku.
Tentu saja Aku hanya menjelaskan tentang hal yang tidak terlalu dalam, dan mengingatkan mereka untuk jangan terlalu ingin tahu dengan masalah hal gaib.
Mereka hanya cukup tahu dan menghormati keberadaan Jin yang hidup disekitar manusia saja.
“ Saya pulang dulu semuanya, sudah mau malam.” Setelah berbincang-bincang bersama sejenak, Aku berpamitan untuk pulang karena permasalahan disini sudah selesai.
“Nanti aja padahal. Kita makan malam bareng aja”
“ Terimakasih Pak, tapi Saya masih ada pekerjaan. Soalnya Kakek lagi sibuk hari ini. “ Aku tersenyum dan menolak tawaran dari Pak Indra. Indah terlihat sedikit kecewa karena tidak bisa menghabiskan makan malam bersamaku.
‘ Yah.. padahal udah siapin strategi foto bersama pas makan.. kok pulang sih.. ‘
Aku sedikit merasa bersalah karena telah menggagalkan rencana yang telah Indah siapkan sejak tadi, namun Aku harus membeli makanan untukku dan Kakek sekarang.
“ Uh.. ini seadanya saja, maaf ya.. “ Pak Indra tiba-tiba mengeluarkan amplop yang lumayan cukup tebal. Sepertinya dia sudah menyiapkan amplop tersebut sebagai bayaran atas penyelesaian masalah ini.
“ Hah.. Gak usah Pak. Saya gak enak terima bayaran, apalagi Saya kenal sama Indah. “ Aku tersenyum dan menolak pemberian dari Pak Indra, namun dia memberikan amplop itu secara paksa ke arah tanganku.
“ Ya anggap aja buat ganti ongkos kemari “ Pak Indra pun tersenyum melihatku yang kini sudah memegangi amplop itu.
“ Makasih banyak Pak, Bu. Kalau gitu Saya pamit dulu ya. Aku pulang dulu ya Dah. “ Aku bersalaman dengan orang tua Indah, kemudian Indah langsung maju ke depan ku untuk bersalaman.
“ Hati-hati dijalan ya.. “ Indah tersenyum sambil menjabat tanganku. Aku bisa merasakan bahwa tangan kecilnya itu sangat lembut sekali ketika tangan kami bersentuhan.
“ Iya.. “ Aku tersenyum kecil kepada Indah.
Kemudian Aku dan Maja diantar sampai menuju gerbang rumah mereka, Maja yang kini sudah duduk kembali di dalam kardus memandang ketiga orang itu dengan matanya yang malas.
Mereka semua melambaikan tangannya ke arahku dan Maja. Tentu saja Maja menunjukkan sikapnya sebagai maskot dengan melambaikan salah satu kaki depannya sambil menguap.
Aku pun mulai meninggalkan rumah ini setelah memakai helm dan menganggukkan kepala kepada mereka bertiga.
***
Diperjalanan pulang, Aku sengaja melintasi jalan yang cukup sepi diantara pepohonan yang rimbun di pinggir jalan. Aku mendengar di daerah ini sering terjadi penampakan yang mengganggu para pengendara yang melintas di jalan ini.
Namun ketika Aku berpatroli bersama Maja, Aku tidak bisa menemukan Jin yang suka mengganggu tersebut.
Dan kini Aku pun tahu alasannya. Sepertinya Jin itu sudah mengetahui jadwal patroli kami dan tidak berada disini saat tengah malam.
Karena sekarang dia berada di tengah jalan dan terlihat senang melihat motorku akan melintasi jalan ini.
Aku menggunakan helm dan membuatnya tidak bisa melihat wajahku.
‘ Asik ada manusia yang lewat ! Ayo lihat Aku ..! Lihat Aku !! Jatuh ! Jatuh ! ‘
Jin itu melambaikan tangannya dan berharap bahwa Aku bisa melihatnya secara kebetulan. Karena jika ada manusia yang memang secara kebetulan melihat dirinya di tengah jalan, sudah dipastikan manusia itu akan kaget dan mengalami kecelakaan.
Aku tersenyum dibalik helmku ini, dan Maja yang sedang tiduran di dalam kardus pun tertawa didalam pikiranku.
Aku sengaja tidak melirik si Jin yang kini sudah semakin dekat dengan motorku itu.
Dan setelah Aku berada 10 meter dari Jin itu, Aku memanipulasi tenaga dalamku untuk menyelimuti motor ini dan mempercepat laju motorku sekencangnya.
Brakk !!!
‘ Aaaaaa..!! ‘
Jin yang menampakan ilusi yang berwujud manusia yang dibungkus kain kafan itu berteriak dan terpental jauh karena tertabrak oleh motorku.
Dia terpental dan menggelinding di atas aspal ini, ilusinya pun hancur dan kini dia hanya berwujud seorang pria muda yang memakai pakaian kuno.
Pria itu terhenti di dekat pohon dan langsung berdiri melirik ke arahku.
‘ Aih kenapa kena tabrak … sialan lo setan ! ‘ Dia menggelengkan kepalanya dan langsung terlihat marah sekali.
Aku memberhentikan motorku dan menatap matanya dari jauh. Jarak diantara kami hanya 20 meter, dan kini kami saling bertatapan mata karena Aku sudah membuka helmku saat ini.
‘ .. * glek * .. ‘ Jin itu terlihat tegang sekali, tubuhnya bergetar dan matanya menunjukkan betapa kagetnya dia.
‘ A..Ampun Tuan… ‘ Dia terjatuh dan duduk sambil memandangi Maja yang kini berwujud Harimau Putih yang buas sekali.
Maja menunjukkan wujud aslinya yang berukuran besar, aura buas yang berada di sekitar Maja membuat Jin itu semakin ketakutan.
‘ Grrr... ‘ Maja menggeram dan melangkah secara perlahan-lahan menuju Jin yang ketakutan itu. Aku merasa puas melihatnya, Aku yakin kini dia tahu bagaimana rasanya terkejut dan takut seperti manusia yang selalu dia takuti.
Aku kembali menyalakan mesin motorku diikuti oleh Maja yang kini membawa Jin tadi.
‘ Aampuuuuun !!! ‘
Maja berlari menyeimbangi kecepatan motorku sehingga kami pergi beriringan, dan suara Jin yang kini berada di antara gigi Maja mengiringi perjalanan kami pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
charmy
..
2022-02-09
0
Ndo Ndoe lumut
alurnya asik
2022-01-30
1