Setelah selesai mandi, aku mengenakan kemeja hitam polos dan celana panjang hitam yang merupakan pakaianku saat bekerja. Aku memakai pomade dan menggerakkan bibir dan pipiku sambil bercermin.
“ Hmm… “ Aku tersenyum lebar sambil bercermin untuk menghilangkan wajah datarku, Kakek selalu mengatakan bahwa Aku harus sering tersenyum dan berinteraksi dengan orang lain agar Aku bisa merasa hidup normal seperti orang biasa.
Setelah merasa senyumku tidak terlalu kaku lagi, Aku keluar dari kamar dan Maja yang masih berwujud kucing itu mengikuti ku dari belakang.
Aku mengeluarkan motor Rxz milik kakek dan mengangkat Maja agar dia bisa duduk di dalam kardus yang ditalikan di jok belakang.
‘ Berapa kali pun aku naik, aku masih ngerasa jadi kucing yang mau dijual Ya.. ‘ Kepala Maja muncul dari dalam kardus dan mengamatiku yang mulai menyalakan mesin motor.
[ Hmm.. Sama Ja, masih banyak yang nyebut Aku jual kucing dalam kardus..] Aku teringat ketika pertama kali aku membonceng Maja, ada seorang anak yang menangis kepada Ayahnya karena dia ingin membeli Maja yang sedang berada di dalam kardus.
Namun kini warga sekitar sudah mengetahui kebiasaanku yang terkadang mengajak Maja jalan-jalan menggunakan motor Kakek.
Kami berdua pun berangkat menuju rumah tempat klien kami tinggal. Maja sudah menggunakan suatu pelindung untuk menyembunyikan aura kekuatannya, karena jika memang benar gangguan yang klien kami alami disebabkan oleh Jin, maka Jin itu akan kabur ketika merasakan aura Maja yang kuat itu.
Maja menguasai teknik untuk menyembunyikan auranya itu dari Kakek. Karena Maja memang sudah kami anggap keluarga, dan dia juga turut serta dalam menjaga daerah ini dan sering berpatroli bersamaku.
Setelah kami melakukan perjalanan selama 40 menit, kami tiba di rumah yang cukup besar. Rumah itu memiliki dua lantai dan cukup mewah.
Namun Aku merasakan hal yang aneh sejak tadi. Hatiku merasa bahwa akan terjadi sesuatu kepadaku ketika Aku sampai disini.
Setelah kami mendekati rumah itu, Aku menghubungi klien melalui telepon selulernya.
“ Halo? Rumahnya yang cat biru kan? Saya sudah diluar pagar “
“ Oh iya Pak! Sebentar saya keluar rumah “
Setelah memastikan bahwa ini adalah rumah si klien, Aku memfokuskan tenaga dalamku pada rumah si klien.
Aku menggunakan teknik penyegelan sambil menggerakkan tanganku seperti yang pernah Kakek ajarkan. Dan ketika si Klien keluar dari rumah dan berusaha membukakan pagar, di sekeliling rumah ini telah terkelilingi suatu energi yang menyelimuti seluruh rumah.
Rumah si klien seperti diselimuti oleh suatu energi yang berbentuk seperti telur, bahkan perisai itu sampai masuk kedalam tanah agar tidak ada Jin yang bisa melarikan diri.
Tentu saja perisai ini tidak terlalu kuat karena aku melakukannya dengan cepat dan hanya menggunakan tenaga dalam yang secukupnya saja.
Namun perisai ini akan mudah dipatahkan bila Jin yang ku kurung merupakan Jin sakti yang memiliki tenaga dalam sangat kuat. Bahkan seorang Jin Ifrit hanya perlu menyentuh perisai sederhana ini untuk menghancurkan perisai pemula yang kubuat secara asal.
“ Maaf lama Pak, Ayo disimpan di dalam aja motornya “ Seorang pria paruh baya yang terlihat berumur 40 tahun menyapaku dengan sopan, Aku pun memasukkan motorku dan memarkirkannya di halaman rumah klien ini.
‘ Hmm.. masih muda ya. Katanya yang datang biasanya Kakek tua. Tapi dia kelihatan berwibawa, semoga masalah ini bisa cepat selesai.. ‘
Aku bisa mendengar suara hati si klien, dan sepertinya dia tidak langsung meragukan kemampuan ku yang masih muda ini.
“ Selamat sore Pak, saya Arya Wisesa, anggota dari Klinik Mbah Aya.” Aku tersenyum sambil menjabat tangan si klien. Wajahku tersenyum sedikit kaku, namun kini senyumanku terlihat lebih natural dari senyumanku yang dulu.
“ Oh Saya Indra. Terimakasih sudah datang Pak Arya. Ayo masuk. “
Aku mengikuti Pak Indra untuk masuk kedalam rumahnya, kemudian Maja yang sudah melompat dari dalam kardus pun mengikuti ku.
“ Uh.. kucing Pak Arya? “ Pak Indra terlihat sedikit kaget melihat Maja yang tiba-tiba melompat dari dalam kardus.
“ Oh iya Pak. Namanya Maja. “ Aku memperkenalkan Maja yang terlihat bosan sekali karena harus mengikuti ku untuk mengunjungi klien.
“ Oh.. lucu dan bagus ya kucingnya ! Sini Maja.. pus.. pus .. “ Sepertinya Indra menyukai kucing dan dia langsung membungkukkan badannya mencoba untuk menyentuh Maja.
“ Grrr… “ Maja menggeram dan memandangi Indra dengan matanya yang hitam itu.
“ Dia kurang suka sama orang asing Pak, maaf ya Haha “ Aku tertawa ramah seperti yang Kakek ajarkan kepadaku. Maja tidak suka diperlakukan seperti kucing oleh orang asing.
“ Oh begitu ya haha. Saya suka sama kucing, baru kali ini saya lihat kucing yang kaya gini. “ Indra menatap Maja dengan kagum sekali. Karena tubuh Maja memang sedikit kekar untuk ukuran seekor kucing, lalu bulu putihnya terlihat halus dan mata hitamnya sangat indah sekali.
Kemudian dia mengajak kami untuk duduk di ruang tamu. Aku pun duduk di sofa dan Maja naik keatas sofa dan duduk di sebelahku, Maja melihat ke sekeliling dengan mata malasnya sambil menguap.
Indra duduk di sofa yang ada di depan kami berdua bersama istrinya. Istrinya terlihat lebih muda darinya dan Aku merasakan bahwa istri Indra terlihat sangat familiar sekali.
“ Maaf berantakan Pak rumahnya, hehe. Ini istri saya “
“ Haha gak apa-apa Pak, rapi kok dan panggil saya Arya saja. Saya masih muda kok.. Perkenalkan Saya Arya Bu, Saya dari klinik Mbah Aya. “ Aku tersenyum kepada Istri Indra dan memperkenalkan diriku.
“ Hehe masih muda ya Nak Arya ini. Tapi hebat udah bisa kerja. “ Bu Indra tersenyum dan menatapku dengan ramah. Sepertinya pasangan suami-istri ini memang ramah sekali.
“ Kakek lagi sibuk Bu, jadi saya yang disuruh kesini. Tapi tenang aja, klinik kami akan berusaha membantu Bapak dan Ibu. “
“ Oh jadi kamu cucu Kakek Wisnu ya “ Indra menganggukkan kepalanya karena menyadari bahwa Aku adalah cucu si Kakek. Meskipun sebenarnya Aku adalah anak angkatnya, tapi orang lain sudah menganggapku sebagai cucu si kakek saja.
“ Iya Pak… “
“ Ini kopinya…”
Perkataanku terhenti karena melihat seorang wanita yang membawa kopi dan air putih di atas nampan.
Perkataan dan langkah kaki wanita itu juga terhenti ketika melihatku yang sedang berbicara dengan Indra dan istrinya.
“ Arya… “
“ Indah.. “
Kami bergumam bersamaan, dan wajah kami berdua terlihat kaget karena tidak menyangka bahwa kami akan bertemu disini.
Sepertinya perasaan tidak enak yang kurasakan dikarenakan oleh pertemuanku dengan Indah. Padahal ini adalah pertemuan pertama ku dengan klien, namun identitas ku sudah langsung terbongkar dengan bertemunya Aku dengan Indah.
“ Eh .. kalian berdua kenal…? “ Indra dan Istrinya memandang kami berdua yang terlihat sama-sama kaget.
“ Iya Pah.. Arya temen sekelasku.. ih gak bilang kalau mau main kesini ! “
‘ Duh gimana ini, aku gak dandan dulu ! Kenapa Arya tiba-tiba kesini.. berani banget langsung dateng kerumah dan ngajak ngobrol sama papah mamah. Aduh gimana ini.. malu .. jangan-jangan mau nembak aku di depan mereka berdua... ‘
“ Uhuk uhuk uhuk uhuk.. Hai Indah, Aku kesini karena ada urusan sama Ayah kamu, haha. “ Aku terbatuk-batuk karena mendengar apa yang dipikirkan Indah.
‘ Awawawawa Arya bisa ketawa !! Senyumnya… jleb.. ah gawat.. gawat.. jaga image kamu Dah ! Kasih senyuman manis ! ‘
“ Oh… hehe.. Aku kaget liat kamu disini… “ Indah tersenyum malu dengan wajahnya yang sedikit memerah itu. Wajahnya yang malu-malu itu baru pertama kali kulihat, karena memang Indah jarang sekali merasa malu-malu seperti ini.
‘ Wah.. mereka berdua kenal. Terus si Indah wajahnya malu-malu gitu .. ‘
‘ Hohoho.. Anak muda.. tenang Dah, Ibu bantu kamu dapetin cowok ini ! ‘
“ Uhuk uhuk ! “ Aku terbatuk lagi mendengar apa yang orang tua Indah pikirkan. Dan wajahku sedikit memerah karena merasa malu dengan apa yang mereka pikirkan.
‘ Aw… lucunya Arya.. tapi aneh.. di sekolah wajahnya datar aja.. duh pengen foto diem-diem buat kenang-kenangan… ‘
Aku menutup pendengaran batinku agar Aku tidak bisa mendengar suara hati mereka lagi. Keluarga ini bisa membuat image ku hancur karena rasa malu ini.
“ Ini minum dulu Ya.. Kamu lagi sakit batuk? “ Indah langsung menghampiri ku dan memberikan air putih kedalam mulutku. Aku yang terkejut hanya bisa meneguk air itu, namun Aku langsung membuka pendengaran batin ku karena Aku penasaran melihat senyum Ibunya Indah.
‘ Sip. Mantap Dah, kamu berhasil menangkap cowok ganteng ! ‘
‘ Ah.. anakku sudah besar… ‘
Sepertinya mereka sudah memutuskan sesuatu tanpa persetujuanku.
‘ wekawekaweka, mereka kayak liat anaknya dapet p*kemon langka aja ‘
Aku menghiraukan ucapan Maja yang bernada datar dan hanya bisa meneguk air yang Indah berikan kepadaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
shanti rahayu
thor... minta nope arya dong mau minta diaijarin bahasa batin, mmm.... asyik deh bisa denger suara hati org
2022-05-17
1
charmy
,
2022-02-09
0