KUNJUNGAN BIMA

Tok tok tok

"Biar aku saja Bu yang bukakan pintunya" Rani

beranjak menuju pintu rumahnya, ketika terdengar suara ketukan.Dalam pikirannya pasti Bima karena siang tadi dia sudah mengabari Rani untuk bertandang kerumahnya. Katanya biar kenal lebih dekat dengan keluarganya Rani. Diliriknya jam di dinding, sudah pukul 17.00.Tepat seperti yang dijanjikan Bima...karena Bima ingin mengajak Rani jalan- jalan, sekedar menikmati senja bersama.

"selamat sore Ran...sore juga tante"ketika dilihatnya ibunya Rani sudah berada dibelakang Rani.

"sore juga nak Bima...silahkan duduk dulu...tante kira ayahnya Rani, tadi katanya tugas keluar kota...Ran buatin minum buat nak Bima dulu...oh ya nak Bima tante pamit kebelakang dulu ya ada yang mau tante kerjakan..."

"oh iya tante makasih" . Rani kemudian mengikuti ibunya kebelakang hendak membuat minuman dan cemilan ala kadarnya untuk dirinya dan Bima.

Sesampainya di dapur.

"Bu...aku habis minum mau jalan-jalan sama kak Bima keluar boleh ya Bu.." Rani memeluk ibunya sambil mengerlingkan kedua bola matanya.

" Hmm....ada maunya ibu di peluk-peluk.."ujar bu Rani hendak menggoda anak gadisnya itu.

"Boleh...asal pulangnya jangan kemalaman,jam 10 bisa kan sudah ada dirumah kembali? ingat selalu pesan ibu nak...jaga diri baik-baik...nanti ibu bilang sama nak Bima sebelum kalian pergi"

"makasih bu...ibu cantik deh.." ibu hanya bisa menggelengkan kepalanya akibat perkataan anaknya itu.

Ranipun kembali ke ruang tamu dengan nampan berisi 2 gelas minuman dan cemilan di piring.

"Ayo kak Bima silahkan di minum...jangan sungkan-sungkan...anggap rumah orang lain hahhhaaha"kumat selengeannnya...

" Kamu Ran...hahhaha....rumah camer pastinya"Bima membalas ocehannya, kemudian menyeruput teh dan mengambil kue buatan ibunya Rani.

"Enak Ran kuenya...kamu yang buat ya"tanya kak Bima yang lagi semangat menggigit pptongan kue.

"Hahahha....sejak kapan aku bisa buat kue yang ada bisa gosong semua...ibu yang buat tadi pagi...tau toh ibu suka coba-coba resep" sambil tertawa Rani menyahut.

"Belajar tuh dari ibu...siapa tau bisa jadi oleh-oleh buat yayangnya ini"kelakar Bima santai sambil menunjuk dirinya.

Rani hanya tersenyum lantas menjawab "maunya..."

'Ayo kak ..katanya mau jalan-jalan..keburu malam nanti"aku bangun hendak ke dapur menyimpan nampan, tiba-tiba suara ayah sudah terdengar di depan pintu.

"Oh...ada tamu rupanya..." ujar ayah.

"Selamat sore om...maaf kalau kehadiran saya mengganggu "Bima mengulurkan tangan hendak menjabat tangan pak Adi.

"Kamu yang namanya Bima" Pak Adi menerima uluran tangan Bima. Rani terdiam mematung...takut ayahnya akan bersikap kurang baik pada Bima,meski ia tahu kalau ayahnya tidak seperti itu.

"Silahkan dilanjut...om mau kedalam..."ketika Pak Adi hendak melangkah, Rani langsung berkata.

"Ayah...aku bisa keluar jalan-jalan sebentar sama kak Bima..." ayah lantas berbalik lalu mengiyakan.

..."Boleh...asalkan tahu batasannya..."ayah tersenyum dan beranjak ke dalam hendak menemui ibu. ,, Ranipun mengikuti ayahnya ke dalam hendak menyimpan nampan dan mengambil jaketnya, sekalian hendak pamit pada ibunya .Ibunya ikutan keluar hendak bertemu Bima ,sementara ayahnya sedang di kamar mandi....

"Nak Bima...ibu tidak minta apa-apa,cukup jaga anak ibu ya...kami menyayangi Rani nak..."pinta ibu Ira pada Bima.

"Terimakasih bu sudah percaya sama saya...saya tidak janji tapi saya pastikan Rani akan baik-baik saja bersama saya dan saya akan selalu menjaganya"

"Terimakasih nak Bima"ibu ikut mengantar kami ke depan.

" Pamit Bu..."kompak kami bersuara...jodoh kali ya hahhaha. Selanjutnya suara motor Bima menderu meninggalkan halaman rumah Rani. Terlihat Rani memeluk erat pinggang Bima.dari belakang. Sekilas ia menoleh dan ibu Ira nampak tersenyum menggangguk.

" Ke mana dulu ni kak..."tanya Rani sambil.membetulkan kancing jaketnya sampai ke leher karena udara yang dingin.

"Temani aku beli parfum...parfumku habis"Bima menghentikan motornya depan minimarket. Berdua mereka masuk kedalamnya, setelah memarkirkan motor dan melepaskan helm mereka.

"Sekalian Ran kamu mau dibelikan apa...tidak usah malu dan sungkan..."

"Tidak usah kak..aku temani kamu saja...keperluanku masih cukup dirumah"

"Ran...kamu ambil saja apa yang kamu mau Ran..."Bima agak memaksanya sehingga membuatnya jadi tidak enak, apalagi nampak beberapa pasang mata yang sedang memperhatikan mereka

'Ya sudah aku coklat batang saja..." Rani lantas menuju tempat cemilan dan mengambil sebatang silverqueen yang besar.

Satu hal yang disukai Rani dari Bima adalah sifat penyayangnya,maklum dia hanya anak tunggal.Selain itu Bima juga suka membantu orang lain.Pernah sekali yang Rani tahu waktu itu teman kampusnya si Raja dari Batak kesulitan uang buat biaya SPP pasalnya ayahnya Raja barusan di pecat dari tempat kerjanya dan Bimalah yang membantunya. Selanjutnya Bima kemudian menawarkan Raja untuk kerja part time sama seperti dirinya dengan jalan meminta pada bosnya untuk menerima Raja agar bisa bekerja di tempat ia bekerja. Meski hanya kurir pengantar barang tàpi itu sudah cukup membuat Raja senang. Bima sebenarnya berkecukupan,secara ayahnya memiliki bisnis restoran .Namun Bima tidak ingin mendompleng nama ayahnya.Ia ingin berusaha mengandalkan dirinya sendiri,meski beberapa kali ayahnya menyuruhnya berhenti mengajar, Bima tetap pada pilihannya.

Hal inilah yang membuat Rani betah bersama Bima.

"Kita mampir ke cafe Mai Wali dulu ya sayang, Itu cafe milik temanku Irgi" ujar Bima.

"Disana kita bisa menikmati musik...suasananya di sana asyik...mungkin kamu pernah ke sana?" selidik Bima. "Sepertinya belum, karena Irgi juga baru membuka cafenya setahun yang lalu dan kamu masih kuliah.Ditambah lagi kamu juga jarang pulang ke sini...alasanmu karena tanggung biayanya hahhahah...klasik padahal kamu ingin selalu dekat denganku kan?" ujar Bima lagi tanpa menunggu jawaban dari Rani. Rani akui itu alasan kenapa dia tidak pulang setiap liburan semester. Telak itu memang alasan Rani..hahhahaha..."kadung cinta mau diapakan lagi"\= pikir Rani.

" Cih...tingkat kepercayaan dirimu rangking 1 pak guru " Rani mencoba mengelak sambil memanyunkan bibirnya seolah tidak ingin Bima tahu yang sesungguhnya.

"Manyunkan lagi bibirmu ku cium kamu di depan banyak orang.." Bima mencoba mengancam Rani dan jelas itu hanyalah sikap pura-pura..

"Kenalkan...ini Rani pacarku dan Rani ini Irgi temanku sekaligus yang punya cafe ini.." Rani dan Irgi saling berjabatan tangan.

Deg...bibir Rani seakan keluh melihŕat Irgi lagi,namun Rani bersikap seolah baru mengenal Irgi. Irgi pun demikian..Mungkin diapun mengimbangi keterkejutan Rani.

"Aku permisi mau ke toilet sebentar Bim..."tanpa menunggu persetujuan Bima,Rani beranjak ke tempat resepsionis menanyakan letak toilet..setelah mendapat petunjuk ia pun melaju menuju ke toilet. Bima kemudian bergabung dengan beberapa teman Igi dan asyik bercerita. Suasana cafe milik Igi cukup rame,ada sekitar enam meja kecil yang terbuat dari bambu dengan masing-masing dilengkapi dengan empat buah kursi yang juga terbuat dari bambu.Disudut cafe diletakkan seperangkat alat musik untuk memberi kesempatan kalau-kalau ada yang mau karaoke sekedar menghibur tamu yang datang. Di sudut kanan cafe ada empat remaja mungkin SMA sedang menikmati kopi racikan yang menjadi menu andalan cafe ini.

"Ran...."seseorang mencekal tangannya, saat ia berada di pintu yang menjadi penghubung antara ruang belakang dan cafe.

Ketika berbalik ia mendapati Irgi sudah berada tepat disampingnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!