"Kak Irgi tolong lepaskan tanganku...aku tidak mau kalau kak Bima nanti melihat dan berpikiran yang tidak-tidak pada kita" Rani berusaha melepas tangan Irgi dari genggamannya
"Aku kangen kamu Ran...aku minta maaf untuk saat itu...itu hanya salah paham Ran...sekian lama aku berharap bisa bertemu kamu dan menjelaskan semuanya...." Rani terus melangkah meninggalkan Irgi. Mungkin karena takut kalau teman-temannya menanyakan dia akhirnya Irgi pun beranjak menuju depan cafe.
"Ayo duduk Ran" Bima menarik kursi dan mempersilahkan Rani untuk duduk. Ia. berusaha bersikap biasa padahal jantungnya hampir copot tadi.
"Aku pesan jus advokat seperti biasanya atau kamu juga mau menikmati kopi racikan Irgi?" Rani tahu Bima hanya menggodanya, karena Bima tahu Rani tidak suka apapun yang beraroma kopi...padahal bagi banyak orang itu menggugah selerah...apa lagi daerah mereka, termasuk penghasil kopi.
Tanpa disadari Irgi maju kesudut cafe mengambil mike.
" Mungkin kekasih temanku Bima bisa menghibur kita untuk malam ini...aku akan mengiringinya dengan petikan gitarku,Bima apa kau mengijinkannya?"
Bima yang tak kalah kagetnya dengan Rani, dengan senyum terpaksa menganggukan kepalanya tanda setuju...tidak dilihatnya Rani yang sedang menggelengkan kepala. Bima tahu kalau Rani suka bernyanyi dan sering menyanyi dikampusnya kalau ada acara di kampus, karena beberapa kali Rani mengajak Bima. "Tapi dari mana Irgi tahu kekasihnya bisa bernyanyi."..Bima bertanya dalam hati.
Dan tanpa disadari Irgi tanpa bertanya memetik gitarnya memainkan sebuah melodi. Intonasi lagu Mungkinkah yang di populerkan oleh salah satu grup musik yang pernah hits kala itupun berkumandang.
"Bisa gila aku...dia memainkan lagu andalan kami...ah..."batin Rani lirih. Untuk mempersingkat waktu Ranipun berdiri dan mengikuti Irgi, ia kemudian mengambil mike.
"Maaf kalau tidak berkenan nantinya....karena sudah di daulat sama pemilik cafe baiklah aku coba membawakan lagu ini..."ujar Rani sambil tersenyum lantas bernyanyi mengikuti petikan gitarnya Irgi...
" Mungkinkah...kitakan slalu bersama..
Walau terbentang jarak antara kita....dstnya"
Setelah bernyanyi Ranipun mengucapkan terima kasih dan menganggukkan kepalanya ke arah Irgi lantas kemuduan kembali menghampiri Bima,Bima mengusap rambutnya pelan. Seketika pandangan Rani bertemu dengan pandangan Irgi. Rani lalu mengarahkan pandangannya ke Bima.Beruntung pas hp Bima berdering.
"Terimakasih buat Rani kekasihnya Bima....sering-sering mampir ya"tawanya masih sama..."sial"batinku. Terdengar komentar dan tepukan tangan pengunjung cafe. "Ran...aku harus mengantarmu pulang sekarang...ada sesuatu ,ayahku menelpon nanti kuceritakan...ayo kita pamit pada Irgi"Bima menggandeng tangannya, menghampiri Irgi dan ketika hendak membayar Irgi lantas berkata.
"Gratis untuk seseorang yang spesial"entah apa maksudnya...Bima yang buru-buru tidak terlalu mempedulikan kata-kata Igi. Dan kmmerekapun keluar menuju parkiran dengan Bima yang masih memegang tangan Rani.
Dia memakaikan helm ke kepalanya dan Irgi melihatnya dari jendela cafe...ada rasa sakit terpatri di sudut hati kecilnya.
Bima langsung menghidupkan motornya menarik sedikit tangan Rani agar mudah baginya menaiki motornya yang kekinian itu hahhaha.
Dalam perjalanan mereka diam membisu,entah apa yang ada dalam pikiran Bima. Rani tak ingin berdebat dan pastinya nanti Bima akan menceritakan kalau moodnya sudah kembali baik. Rani membiarkan tanpa bertanya hingga mereka tiba di halaman rumahnya.
"Maaf....belum bisa menjelaskan alasannya padamu...tapi percayalah kamu selalu di hatiku"Bima memeluk Rani. Meski merasa tidak seperti biasanya tapi Rani mengiyakan saja.
"Ayo ke dalam aku akan pamit pada orang tuamu dan berterima kasih pada mereka sudah mengijinkan aku bersama putri cantiknya malam ini "ia mengecup kening Rani sebelum pintu rumah dibuka oleh pak.Adi, ayah Rani.
"Om...saya mengantar Rani...maaf saya buru-buru,da sedikit urusan...terimakasih sudah ijinin Rani keluar sama saya malam ini...tolong sampaikan sama tante juga...saya permisi..."
Bima sudah pulang, Rani mengikuti langkah ayahnya kedalam rumah setelah mengunci pintunya.
"Ayah...terimakasih sudah percaya sama Rani...Rani janji tidak akan mengecewakan ayah dan ibu" Pak.Adi mengusap rambutnya.
"Masuklah ke kamarmu dan istirahatlah...masih ada yang harus ayah kerjakan...ibumu sudah tidur duluan begitu juga dengan Vicky....atau kamu sudah makan?bagusnya kamu makan dulu" titah pak Adi.
"Sudah ayah..."aku terpaksa berbohong pada ayah..."maafkan aku ayah"batinku. Aku hanya ingin secepatnya berbaring melepas lelah...aku lelah dengan pikiranku saat ini.
Flashback on
" Kamu pilih ekskul apa Ran..."Dina sudah disampingku. ya aku sebangku sama Dina. Kami berteman sejak SMP dan berjanji akan terus bersahabat sampai akhir.Sebenarnya bukan hanya aku dan Dina,masih ada 3 teman lainnya yakni Tia,Fika dan Anggi. Hanya entah ke mana ketiganya di jam istirahat ini.Persahabatan yang kami bina dari SMP bukan sekedar berteman tapi seperti berkomitmen bahwa satu untuk semua dan semua untuk satu...kerennya one for all dan all for one ah...Mungkin saat itu kami lagi terbius dengan guru bahasa inggris kami yang lumayan cakep ,apa lagi ada lekukan kecil di kedua pipinya...lesung pipih itu yang membuat kami selalu berharap agar beliau selalu tertawa minimal tersenyum dan itu sangatlah membuat kami terpukau...ah kecentilan yang terbias saat itu.
Rani tersenyum memikirkannya lagi..entah dimana sekarang beliau berada. Terinspirasi bahasa internasional itu merekapun sepakat menamai ikatan persahabatan merek5tr "Beauty Girls" keren kan hahhaha...
"Karena aku suka bernyanyi aku pilih seni Din..."sedangkan Dina yang agak tomboy dia memilih karate. Tiga cewe muncul dengan mulut belepotan saos akibat cilok langsung ikutan nimbrung.
"Aku sama Fika ikut olahraga...terus kamu milih apa Nggi..."ujar Tya dan mereka serempak mengarahkan pandangan ke Anggi.
" Aku suka menulis..aku pilih literasi"
Sejak saat itu Rani sering bertemu Irgi.Dia kakak kelas merekam,setahun di atas Rani.
Waktu berlalu tahun berganti.Irgi menyatakan rasa sukanya pada Rani. Tepat Rani di kelas dua dan Irgi kelas tiga. SIngkat kata mereka sepakat jadian dan memulai cinta monyet mereka hahhaha...Selain jago main gitar Irgi pun ikutan club basket di sekolah mereka dan sering bertanding dengan lawan dari SMA lain,termasuk sekolahnya Bima. Mungkin dari situlah mereka saling kenal. Cinta monyet mereka hanya sebatas janjian bertemu dipertokoan dengan alasan mencari buku sekolah ataupun sekedar menonton pertandingan basket antar sekolah. Selain ikutan ekskul musik dan beberapa penampilan mereka di beberapa acara, ketika ada yang meminta mereka untuk ikut memeriahkan acara pelanggan antara lain pesta pernikahan ataupun acara syukuran lainnya. Dan disitulah Rani dan beberapa teman yang biasa bernyanyi mulai mengekspresikan sedikit skill mereka,begitu juga dengan Irgi dan teman-teman pria lainnya yang mengiringi nyanyian mereka dengan berbagai alat musiknya. Cinta monyet mereka hanya sebatas berpegangan tangan...marahan yang hanya sebentar...bila salah satu mengingkari janji tanpa alasan dan berbagai hal lainnya. Dan cinta monyet mereka berakhir ketika Irgi membatalkan janjinya untuk menjemput Rani ketika akan menghadiri acara perpisahan mereka. Saat mereka bertemu di gedung yang akan diadakan acara perpisahan itu Rani melihat Irgi berjalan sambil menggenggam erat tàngan Dara...jàri mereka bertautan. Irgi tak menyadari keberadaaan Rani dan genk Beauty girlsnya, sampai ketika pandangan mereka bertemu.
Rani bergegas keluar ruangan itu meninggalkan acara yang belum selesai...tanpa pamit pada siapapun ia kembali ke rumahnya dengan scoopy andalannya. Sakit iya...tapi Rani tak membiarkan ada air yang akan jatuh dari sudut matanya. Tanpa pikir panjang Rani berusaha untuk menghindari Irgi hingga dia tamat dan mereka tidak pernah bertemu lagi hingga kejadian di cafe tadi sore. Bukannya Irgi tidak pernah berusaha menemui Rani. Irgi sudah sangat berusaha. Ranilah yang berlalu tanpa ada kata putus...lepas begitu saja dan jujur sebenarnya beban baginya..Dan Rani berniat menjernihkan masalah mereka bila saatnya tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments