Ardi membawa 2 porsi nasi goreng dan 2 gelas teh manis hangat diatas nampan.
"Sarapan dulu" meletakkan satu piring nasi goreng dihadapan Atiqah, juga teh manis hangat.
"Makasih...kamu juga belum sarapan?" tanya Atiqah memandang Ardi yang sedang memasukkan satu suapan nasi goreng ke dalam mulut.
"Heem" bergumam sambil mengangguk dan mengunyah. Atiqah mengerti lalu ikut memakan nasi goreng pesanannya tadi.
Ardi terus menatap Atiqah dengan posisi tangannya menumpu kepala, menghadap Atiqah.
"Ngapain sih liatin terus? aku lagi makan. Jangan ganggu! atau kurang? kamu mau nasi gorengku?" menyodorkan piringnya ke arah Ardi yang terus menatapnya. Hanya gelengan kepala.
"Yaudah kalo gak mau. Aku habisin!" Atiqah menarik kembali piring miliknya lalu memakannya sampai habis.
"Good girl" Ardi mengusap kepala Atiqah setelah menghabiskan nasi goreng juga teh manisnya.
"Jangan macam macam!" menepis tangan Ardi di kepala. Seperti biasa, Ardi hanya tersenyum.
"Udah kan sarapannya?! sekarang mau kemana? jam pelajaran pertama masih satu setengah jam lagi" Ardi mengetuk jam tangannya.
"Ya tunggu aja lah sampai selesai. Emang mau kemana lagi? ngeMall? belum buka. Dan kita pasti kena razia karna kedapatan bolos sekolah" Atiqah meraih tas ranselnya lalu membuka satu buku sejarah dan membacanya.
"Iya sih. Tapi bosen kalo cuma baca buku. Enak juga pacaran. Mau gak jadi pacarku?" tawaran tiba tiba dari ketua Osis yang digandrungi seluruh siswi sekolah.
"Jangan mimpi!" plak...Atiqah memukul wajah Ardi dengan buku sejarah di tangannya.
*****
Pergantian jam pelajaran sudah terlewat beberapa menit yang lalu. Atiqah buru buru masuk ke kelas, meninggalkan Ardi yang masih berjalan santai menaiki anak tangga. Kelasnya ada di lantai 2.
"Atiq, kamu kemana aja? aku pikir kamu gak masuk" Lala bertanya pada Atiqah saat baru saja mendaratkan bokongnya ke kursi.
"Aku telat tadi" bisiknya. Teman temannya sudah menatap aneh pada Atiqah saat kemunculannya di depan pintu kelas.
"Trus kok gak langsung masuk? kamu dihukum?" Atiqah menggelengkan kepalanya.
"Aku di kantin, sarapan" bisiknya lagi.
"Hah???" suara Lala begitu kencang membuat lainnya langsung menatap dua sahabat itu.
"Sssttt...berisik banget sih! udah, nanti aku ceritain. Bu Marta bentar lagi masuk" mengarahkan jari telunjuknya didepan bibir, lalu membuka buku pelajaran sejarah yang tadi ia baca di kantin.
*****
"Atiq, kak Ardi. Atiiiqq..." Lala menyenggol lengan Atiqah dengan sikunya. Ardi berdiri didepan pintu kelas dan berjalan menghampiri meja mereka.
"Apaan sih?" Atiqah yang sedang merapihkan meja dan akan keluar karena bel tanda istirahat telah berbunyi.
"Kak Ardi, tuh..." memberikan kode dengan dagunya, tapi sayang...Ardi sudah dulu sampai di meja mereka.
"Gak ke kantin?" tanya Ardi, duduk di bangku depan meja Atiqah.
"Enggak!" Atiqah berbohong. Padahal tadi dia memang mengajak Lala ke kantin.
"Lho kita gak jadi ke kantin? tadi kamu bilang..." Atiqah menginjak kaki kiri Lala dibawah meja. "Aw...Atiq, sakit!" Lala meringis sakit kakinya sengaja diinjak.
"Kenapa? ayok ke kantin. Kamu...?" bertanya pada Atiq lalu beralih menanyakan nama pada Lala.
"Aku? aku Lala kak. Lala Hanungsari" ucapnya cepat.
"Oh...oke. Kamu Lala, ikut juga ke kantin. Aku traktir" menarik tangan Atiqah diatas meja. Lala senang bukan main.
"Lepas! gak perlu pegang tangan" Atiqah melepas genggaman Ardi kasar. Semua mata teman sekelas dan juga kakak kelas menatapnya sinis. Bagaimana bisa seorang Ardi, Ketua Osis mengajak Atiqah yang hanya siswi biasa itu ke kantin. Maksud siswi biasa disini bukanlah siswi yang populer dan kaya.
"Oke...aku lepas. Duluan jalan, aku dibelakang" Ardi bergeser agar Atiqah dan Lala melewatinya dan berjalan terlebih dulu.
"Mimpi apa aku semalem? siang ini kita ditraktir kak Ardi. Ya ampun, aku seneng banget" bisik Lala pada Atiqah sambil menuruni anak tangga. Atiq diam saja, sedangkan Ardi tersenyum mendengarnya.
"Bro...keknya berhasil nih" ucap teman Ardi yang berpapasan di bawah tangga.
"Diem! gak usah berisik. Ganggu aja" mendorong temannya agar segera menyingkir.
Ardi masih mengekori Atiqah dan Lala sampai ke kantin. Semua menatap mereka bertiga saat langkah kaki masuk ke kantin lalu mencari meja yang kosong.
"Kalian disini aja. Aku yang pesanin. Mau apa?" tanya Ardi, dia masih berdiri.
"Aku mau bakso aja kak. Pake mie kuningnya aja. Teruss...gak pake seledri sama sayuran. Minumnya es jeruk aja kak" ucap Lala tidak tau malu.
"Buset dah. Pake ada catatan segala" Ardi menggaruk pelipisnya. "Atiqah, kamu mau apa?" tanyanya lembut.
"Emm...jus mangga aja. Aku masih kenyang"
"Serius?! kenyang nasi goreng tadi pagi?" tanya Ardi. Lala menatap Atiqah kaget, ada satu hal yang terjadi diantara sahabatnya dan juga Ardi si Ketua Osis. Atiqah tidak mau menatap Lala, tapi mengangguk pada Ardi. Dia memang masih kenyang karna sarapan tadi pagi.
"Oke...aku pesanin dulu" Ardi pergi ke stan bakso. Dia hanya memesan satu porsi bakso untuk Lala. Lalu beralih ke stan minuman, memesan satu es jeruk dan dua jus mangga.
"Tadi pagi kamu telat bareng kak Ardi? terus sarapan bareng?" Lala mencecar pertanyaan pada Atiqah yang diam sejak Ardi pergi memesan makanan dan minuman untuk mereka. "Jangan diem aja Atiq, jawab dong! aku penasaran" menggoyangkan lengan Atiqah berkali kali.
"Ishh...diem napa! kamu tuh sama kaya Ardi, cenayang. Udah tau, kenapa harus nanya?" Atiqah kesal karna baginya hari ini hari kesialan untuknya. Terlambat dan harus bersama Ardi.
"Malah sewot. Jadi omonganku bener semua?" Atiqah mengangguk. "Ya ampun Atiqah...beruntung banget sih. Kak Ardi kayaknya naksir kamu, tapi kamu judes banget. Entar kalo diembat ama yang lain, baru nyesel" Lala memukul bahu Atiqah karna gemas dengan kejutekan sahabatnya itu.
"Gak usah keras keras mukulnya! Sakit..." mengusap bahu kirinya.
"Sstt...udah udah, kak Ardi udah mau kesini. Diem diem" Lala merapihkan pakaian Atiqah juga dirinya.
Ardi kembali membawa nampan, meletakkan pesanan Lala dan Atiqah. Mirip dengan pelayan restoran.
"Makasih kak" Lala memberikan senyuman termanisnya. "Eh kok aku aja yang makan? Oh...kak Ardi juga masih kenyang sarapan tadi pagi bareng sama Atiqah ya?" ledek Lala.
"Iya...kok kamu tau?" Ardi bertanya pada Lala kemudian pada Atiqah "Kamu cerita sama Lala?".
"Enggak" Atiqah membantah.
"Kan tadi kak Ardi yang bilang nasi goreng tadi pagi trus Atiqah bilang dia sarapan dikantin. Jadi jelas kan, kalian berdua sarapan bareng tadi pagi" terang Lala menyimpulkan.
"Udah...makan! Bawel, ngoceh mulu" Atiqah memasukkan bakso ukuran sedang ke dalam mulut Lala.
"Tapi kan..." mulut Lala penuh, bicaranya tidak jelas.
"Makan!! Keburu masuk lagi" Atiqah meminum jus mangga, mengalihkan pandangannya. Tidak mau menatap Ardi yang sedari tadi terus menatapnya dengan senyuman.
Bersambung....
*****
Masih awal ya guys, belum ada konflik yang berat. Alon alon asal kelakon 😁😁😁
Kangen gak masa2 SMA dulu?
Masa naksir temen sekelas atau kakak kelas yang ganteng, yang populer, ketua Osis kek Ardi.
Author pernah naksir sama ketua Osis. Waktu Ospek disuruh bikin puisi cinta buat salah satu Panitia. Nah aku bikin buat ketua Osis dan kepilih dong.
Inget banget dulu, maju ke depan, duduk disampingnya trus baca itu puisi pake mik (microphone) di depan semua anak baru. Pede banget 🙈🙈🙈
Taunya doi jadian ama temen sendiri. Wadaw 😂😂😂. eh jadi curcol 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Jangan lupa like, komen sama giftnya lagi. Jangan bosen. Boleh banget kasih kritikan dan saran. Suka banget malah 😊 aku gak marah kok, gak gigit juga 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
ᶜᵃˡˡ ᴹᵉ ᴶⁱⁿᵍᵍᵃ😜
sakit tp tak berdarah ya kak,,kasih tak sampai..😅😅😅
2021-09-22
0
☘️ gιмϐυℓ ☘️
Ardi uda kaya pengawalnya Atiqah sama Lala😅
2021-08-12
1
JaneOrivile
dikejar kejar ketua osis 😍😍
2021-07-13
0