Menara Dimensi
'Hosss...hosss...hosss' napasnya terasa sesak memenuhi setiap rongga paru-paru nya karena terus berlari di dalam Hutan.
"Apa-apaan ini? Kenapa kehidupan ku selalu seperti ini? ah," Adam berlari memfokuskan matanya pada jalan yang ia lewati sembari menemukan jalan keluar dari Hutan itu.
Langkah nya terhenti di bawah pohon besar, napasnya kini mulai pendek, paru-parunya seakan terbakar, ia menjatuhkan dirinya di bawah pohon. Bergerak sekuat tenaga menjangkau akar besar pada pohon itu agar dapat mengistirahatkan badannya yang sudah tak mampu lagi untuk berlari, lalu Bersandar pada batang pohon besar itu.
Untuk sesaat mengatur napasnya sembari memperhatikan sekeliling nya.
"Semenjak aku di lempar ke Dunia ini, kehidupan ku sama sekali tidak berubah, rasa sakit terus saja aku alami, padahal aku pikir di sini tempat yang baik untuk memulai kehidupan yang baru, apa-apaan ini semua, skill tak berguna ini, semua yang aku miliki tak berguna sama sekali, Luka-luka yang aku Terima semakin hari semakin bertambah, rasanya aku ingin mati saja sekarang," ucapnya sambil terus mengatur napasnya yang pendek.
"Tapi aku masih merasa aneh kenapa aku bisa berada di sini, aku pikir ini adalah surga, setelah kecelakaan itu, aku pikir aku sudah mati," penglihatan nya mulai kabur, otaknya mulai kehilangan keseimbangan. Pikiran nya beralih pada hari itu, hari di mana semua belum seperti ini.
Flashback mengarah kan pada sebuah gedung sekolah SMA.
"Woy panggil si bocil itu kemari," Reza yang sedang berkumpul dengan teman-temannya meminta salah satu temannya memanggil seseorang.
"Siap kawan," Anton bergegas pergi dari sana lalu menuju sebuah tempat. Ternyata kini ia memasuki kelas.
"Woy bocil!" Anton nampak berbicara dengan seseorang di dalam kelas itu.
.
.
.
Inilah aku, namaku Adam, tiada hari tanpa pembullyan yang terjadi di dalam hidupku. Setiap hari kehidupan ku tidak tenang. Aku bukan lah anak yang beruntung, dilahirkan dari perut seorang wanita penghibur dan dibuang begitu saja, aku berakhir disalah satu panti asuhan tempat aku tinggal sekarang. Aku tak tahu apa yang terjadi, kisah ini aku dapat dari penjaga panti asuhan yang mengasuhku. Ia bilang aku dibuang di tempat sampah tak jauh dari lokasi pelacuran, sampai akhirnya ada salah seorang yang mengantarku ke panti asuhan.
Aku kira sekolah adalah tempat yang menyenangkan, tapi bagiku ini seperti neraka yang setiap hari selalu menyiksaku. Jika bukan karena dia yang menginginkan aku tetap sekolah, aku lebih memilih untuk mencari uang saja.
Aku seperti sampah tak berguna, tak ada yang ingin berteman denganku, dimanapun aku berada, tempat itu selalu mengucilkan ku. Baik di sekolah atau bahkan ketika aku berada di panti, aku selalu dijauhi, mereka berpikir aku adalah anak haram pembawa sial. Beberapa anak yang kemudian memilih bermain dengan ku, tak lama anak itu terkena musibah. Aku benar-benar seperti orang yang tidak dibutuhkan Dunia.
Hanya dia orang satu-satunya yang selalu ada untukku.
"Apakah tuhan membenci kelahiran ku? Apakah aku memang tidak diinginkan di dunia ini?" Aku menangis di pangkuan wanita yang selama ini merawatku di panti asuhan itu.
"Apa yang kamu katakan? Tidak, masih ada aku yang selalu ada untuk mu." Ia memelukku sambil meneteskan air mata.
"Anak ini terlalu banyak menanggung rasa sakit, suatu saat pasti kamu akan bahagia, aku tak bisa mengatakan nya saat ini bahwa anak ini memiliki penyakit langka yang setiap saat bisa saja mengambil nyawa nya," wanita itu berbicara dalam hatinya.
Kehidupan apa ini? Bahkan di usia ku yang ke 16 tahun ini, tak ada satupun orang yang peduli pikir ku, rasanya ingin mati saja. Setiap saat aku selalu mencari cara bagaimana aku bisa mati tanpa penyesalan. Usahaku selalu gagal, karena orang itu selalu menghentikanku. Hari ini aku pastikan tidak akan gagal. Orang-orang yang selalu menyakiti ku takkan ada lagi, aku akan bahagia di surga.
.
.
.
Kemudian di suatu tempat berbeda, sebuah dimensi 5 milyar cahaya, tempat tinggal para Dewa takhta tertinggi valhalla. Pertarungan sengit para Dewa, yang tengah dikuasai nafsunya dan gengsi memperebutkan takhta terkuat di atas sana.
"Kau pikir kekuatan mu yang terkuat?" Ucap salah satu dari mereka, matanya bercahaya raut wajahnya terlihat serius.
"Hei, dari segi apapun kekuatan ku ini adalah yang terbaik dari semua makhluk di alam semesta ini," ucap salah satu lainnya, dengan kondisi yang sama.
"Lebih baik kita buktikan saja, kita bertarung sampai mati untuk menentukan siapa yang terkuat," mereka mulai beradu keahlian yang mereka miliki, membuat tempat itu dipenuhi cahaya.
"Haaaaaaaaa..." Berteriak.
Pertarungan saudara antara Dewa penguasa ruang dan waktu melawan Dewa penguasa realita berlangsung sangat sengit, tak ada yang bisa menghentikan mereka. Tanpa disadari pertarungan hebat itu menimbulkan masalah yang serius hingga terciptanya lubang hitam antar dimensi.
Kembali lagi ke bumi, malam yang gelap serta kondisi cuaca yang buruk. Hujan nampak turun dengan sangat deras. Tampak seseorang sedang berdiri di tepi jalan.
"Teeeeetttttt...." Suara klakson mobil truk terdengar samar karena saling menabrak dengan suara petir dan rintik hujan.
"Woy anak bodoh! Awas minggir dari sana," seseorang pengendara truk itu nampak memberikan peringatan pada anak yang berdiri di tepi jalan.
"Aku tak ingin hidup lagi, aku ingin menuju surga," Melebarkan kedua tangan nya.
"Aaaaaaaaaa..." Kemudian dia berteriak.
.
.
.
"Ha? sial bayangan itu menghampiri ku lagi," Adam tersadar dari ketidaksadarannya.
"Aku masih tidak percaya dengan semua yang terjadi, bagaimana aku bisa selemah ini bahkan di Dunia yang baru ini," Ia tampak menangis dengan apa yang ia jalani.
"Bekas luka yang ku dapat dari srigala itu semakin memburuk, aku harus keluar dari hutan ini dan mencari bantuan," Adam mulai bangkit dan berjalan meninggalkan tempat itu, ia sangat kelelahan setelah lama berlari di dalam hutan itu. Di tengah perjalanannya tiba-tiba ia di hadang oleh beberapa ras Orc.
"Hei lihat! Siapa ini? Seorang manusia? Sedang apa bangsa manusia berada disini? Hahaha," ucap Orc itu sembari tertawa, memiliki tubuh yang besar serta taring yang keluar dari mulutnya membuat karakteristik bangsa Orc begitu menyeramkan.
"Hahahaha," mereka nampak menertawakan Adam.
Kini dihadapan Adam ada sekitar 5 Orc berbadan besar memegang gada menghalangi jalannya.
"Sial! Sekarang apa lagi ini? Kenapa penderitaan ku tak berakhir." Air matanya keluar tanpa ia sadari.
"Hei lihat? Manusia ini menangis, hahahaha." Orc itu kembali tertawa, diikuti oleh Orc lainnya.
"Apanya yang makhluk terkuat? Apanya yang berada di atas semuanya hahaha,"
"Hei mau apa kalian? Jangan mendekat! Kalau kalian tidak ingin mati di sini," Adam menggertak memasang kuda-kuda dan mengarahkan pisau yang ia tarik dari pinggang kanannya, namun tubuhnya tampak bergetar.
"Ha? Aku takut aku..aku menyerah," ekspresi Orc itu tampak memalas seperti ingin mengelabui Adam. Untuk sejenak suasana hening, namun kemudian.
"Bodoh! Hahaha kau pikir aku akan berkata seperti itu?" Mereka tertawa mempermainkan Adam.
"Mati saja kau manusia lemah," Orc itu mengayunkan gada besar mengarah ke perut Adam.
Brakkk!!
Suara itu cukup keras kini tulang Adam seperti nya akan patah.
"Arrrggghhh," Adam menerima hantaman itu dan terhempas beberapa meter kebelakang dan mulai kehilangan kesadarannya. Orc itu nampak puas dengan apa yang mereka lakukan dan menertawakan Adam di sana.
"Aku benci sekali manusia itu, tapi dia terlalu lemah, lebih baik tinggal kan saja, beberapa saat lagi pasti dia akan mati," mereka kini meninggalkan Adam yang terkapar dan penuh luka di sana.
.
.
.
Di tempat yang berbeda namun masih di wilayah tersebut. Nampak seseorang sedang mengamati area di sana seperti sedang mencari sesuatu.
"Sial apa yang harus aku lakukan? Seharusnya aku tidak dikuasai nafsuku untuk melawan nya, sekarang kekuatanku sebagian disegel, untuk menebus semua nya, aku harus menemukan tubuh anak itu, tapi di mana aku menemukan nya? Di Dunia mana lagi, atau dimensi mana lagi aku harus mencarinya?" Ternyata itu adalah Dewa ruang dan waktu, ia terlihat sangat menyesal.
.
.
.
Lalu di tempat lainnya pun terlihat seseorang yang juga sedang mengamati area tersebut.
"Sial sekarang manipulasi realita ku sangat terbatas, aku tak bisa melakukan apapun sekarang, tapi dengan kecerdasan ku, pasti aku dapat menemukan anak itu." Dan itu adalah Dewa penguasa realita.
Sebenarnya pertarungan antar kedua Dewa itu dihentikan oleh yang tertinggi, dia disebut yang tertinggi, karena ia lah yang menguasai apapun. Dewa tak sebanding dengan nya. karena kecerobohan mereka berdua, sehingga terjadi kekacauan antar dimensi yang menyebabkan ketidakseimbangan.
Yang membuat mereka akhirnya dibuang dari takhta valhalla. Sementara tugas nya kini digantikan oleh Dewi pengganti. Kini keduanya dihukum, kekuatan yang mereka miliki sebagian disegel, mereka hanya akan diterima di valhalla jika semua yang telah mereka perbuat kembali kepada asalnya.
Sebenarnya tak lama setelah kejadian itu, dengan cepat mereka memperbaiki nya. Dan pada akhirnya semua yang telah mereka perbuat kembali seperti semula dengan kemampuan yang mereka miliki. Mereka dapat menyelesaikan semua kekacauan itu, namun ternyata ada beberapa masalah yang belum selesai. Anak yang bernama Adam jiwanya masih terperangkap di dalam dimensi yang berbeda, yang membuat mereka berdua mau tidak mau mencari Adam untuk mengembalikan jiwanya ke dunia sebelumnya.
Sekarang rasanya tidak mudah untuk mengembalikan Adam, karena mereka tidak memiliki kekuatan penuh, sebagian kekuatan dan raga mereka disegel, dan hal itu pula yang menyebabkan mereka kesulitan untuk menemukan Adam. Kini hanya jiwa mereka yang sedang mencari Adam.
Dan lagi, sekali pun mereka menemukan Adam. Mereka tidak bisa langsung mengembalikannya. Itu karena lubang dimensi tidak bisa diciptakan oleh mereka.
"Hei itu kan?" Di tempat Dewa realita berada, pandangan nya teralihkan pada sesuatu yang tergeletak di dalam hutan. Dan mencoba menghubungi Dewa penguasa ruang dan waktu.
"Hei? Apa maksud nya?" Ucap Dewa ruang dan waktu. Mereka berbicara melalui telepati.
"Seperti nya aku menemukan anak itu, dari awal kita tak pernah salah dikirim ke dimensi ini. Anak itu memang ada di sini," ucap Dewa realita.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Fai Fadli
dari judul udah bagus apalagi dalamnya,aku mau kasih informasi baca juga novelku yaaaaa pejuang di dunua fantasy
2021-02-04
0
Linda
like and rate back ya,saling dukung
2020-10-03
0
Muhammad Ghifari Rizki
makyos
2020-07-16
0