NovelToon NovelToon

Menara Dimensi

Episode 1 : Dunia Paralel

'Hosss...hosss...hosss' napasnya terasa sesak memenuhi setiap rongga paru-paru nya karena terus berlari di dalam Hutan.

"Apa-apaan ini? Kenapa kehidupan ku selalu seperti ini? ah," Adam berlari memfokuskan matanya pada jalan yang ia lewati sembari menemukan jalan keluar dari Hutan itu.

Langkah nya terhenti di bawah pohon besar, napasnya kini mulai pendek, paru-parunya seakan terbakar, ia menjatuhkan dirinya di bawah pohon. Bergerak sekuat tenaga menjangkau akar besar pada pohon itu agar dapat mengistirahatkan badannya yang sudah tak mampu lagi untuk berlari, lalu Bersandar pada batang pohon besar itu.

Untuk sesaat mengatur napasnya sembari memperhatikan sekeliling nya.

"Semenjak aku di lempar ke Dunia ini, kehidupan ku sama sekali tidak berubah, rasa sakit terus saja aku alami, padahal aku pikir di sini tempat yang baik untuk memulai kehidupan yang baru, apa-apaan ini semua, skill tak berguna ini, semua yang aku miliki tak berguna sama sekali, Luka-luka yang aku Terima semakin hari semakin bertambah, rasanya aku ingin mati saja sekarang," ucapnya sambil terus mengatur napasnya yang pendek.

"Tapi aku masih merasa aneh kenapa aku bisa berada di sini, aku pikir ini adalah surga, setelah kecelakaan itu, aku pikir aku sudah mati," penglihatan nya mulai kabur, otaknya mulai kehilangan keseimbangan. Pikiran nya beralih pada hari itu, hari di mana semua belum seperti ini.

Flashback mengarah kan pada sebuah gedung sekolah SMA.

"Woy panggil si bocil itu kemari," Reza yang sedang berkumpul dengan teman-temannya meminta salah satu temannya memanggil seseorang.

"Siap kawan," Anton bergegas pergi dari sana lalu menuju sebuah tempat. Ternyata kini ia memasuki kelas.

"Woy bocil!" Anton nampak berbicara dengan seseorang di dalam kelas itu.

.

.

.

Inilah aku, namaku Adam, tiada hari tanpa pembullyan yang terjadi di dalam hidupku. Setiap hari kehidupan ku tidak tenang. Aku bukan lah anak yang beruntung, dilahirkan dari perut seorang wanita penghibur dan dibuang begitu saja, aku berakhir disalah satu panti asuhan tempat aku tinggal sekarang. Aku tak tahu apa yang terjadi, kisah ini aku dapat dari penjaga panti asuhan yang mengasuhku. Ia bilang aku dibuang di tempat sampah tak jauh dari lokasi pelacuran, sampai akhirnya ada salah seorang yang mengantarku ke panti asuhan.

Aku kira sekolah adalah tempat yang menyenangkan, tapi bagiku ini seperti neraka yang setiap hari selalu menyiksaku. Jika bukan karena dia yang menginginkan aku tetap sekolah, aku lebih memilih untuk mencari uang saja.

Aku seperti sampah tak berguna, tak ada yang ingin berteman denganku, dimanapun aku berada, tempat itu selalu mengucilkan ku. Baik di sekolah atau bahkan ketika aku berada di panti, aku selalu dijauhi, mereka berpikir aku adalah anak haram pembawa sial. Beberapa anak yang kemudian memilih bermain dengan ku, tak lama anak itu terkena musibah. Aku benar-benar seperti orang yang tidak dibutuhkan Dunia.

Hanya dia orang satu-satunya yang selalu ada untukku.

"Apakah tuhan membenci kelahiran ku? Apakah aku memang tidak diinginkan di dunia ini?" Aku menangis di pangkuan wanita yang selama ini merawatku di panti asuhan itu.

"Apa yang kamu katakan? Tidak, masih ada aku yang selalu ada untuk mu." Ia memelukku sambil meneteskan air mata.

"Anak ini terlalu banyak menanggung rasa sakit, suatu saat pasti kamu akan bahagia, aku tak bisa mengatakan nya saat ini bahwa anak ini memiliki penyakit langka yang setiap saat bisa saja mengambil nyawa nya," wanita itu berbicara dalam hatinya.

Kehidupan apa ini? Bahkan di usia ku yang ke 16 tahun ini, tak ada satupun orang yang peduli pikir ku, rasanya ingin mati saja. Setiap saat aku selalu mencari cara bagaimana aku bisa mati tanpa penyesalan. Usahaku selalu gagal, karena orang itu selalu menghentikanku. Hari ini aku pastikan tidak akan gagal. Orang-orang yang selalu menyakiti ku takkan ada lagi, aku akan bahagia di surga.

.

.

.

Kemudian di suatu tempat berbeda, sebuah dimensi 5 milyar cahaya, tempat tinggal para Dewa takhta tertinggi valhalla. Pertarungan sengit para Dewa, yang tengah dikuasai nafsunya dan gengsi memperebutkan takhta terkuat di atas sana.

"Kau pikir kekuatan mu yang terkuat?" Ucap salah satu dari mereka, matanya bercahaya raut wajahnya terlihat serius.

"Hei, dari segi apapun kekuatan ku ini adalah yang terbaik dari semua makhluk di alam semesta ini," ucap salah satu lainnya, dengan kondisi yang sama.

"Lebih baik kita buktikan saja, kita bertarung sampai mati untuk menentukan siapa yang terkuat," mereka mulai beradu keahlian yang mereka miliki, membuat tempat itu dipenuhi cahaya.

"Haaaaaaaaa..." Berteriak.

Pertarungan saudara antara Dewa penguasa ruang dan waktu melawan Dewa penguasa realita berlangsung sangat sengit, tak ada yang bisa menghentikan mereka. Tanpa disadari pertarungan hebat itu menimbulkan masalah yang serius hingga terciptanya lubang hitam antar dimensi.

Kembali lagi ke bumi, malam yang gelap serta kondisi cuaca yang buruk. Hujan nampak turun dengan sangat deras. Tampak seseorang sedang berdiri di tepi jalan.

"Teeeeetttttt...." Suara klakson mobil truk terdengar samar karena saling menabrak dengan suara petir dan rintik hujan.

"Woy anak bodoh! Awas minggir dari sana," seseorang pengendara truk itu nampak memberikan peringatan pada anak yang berdiri di tepi jalan.

"Aku tak ingin hidup lagi, aku ingin menuju surga," Melebarkan kedua tangan nya.

"Aaaaaaaaaa..." Kemudian dia berteriak.

.

.

.

"Ha? sial bayangan itu menghampiri ku lagi," Adam tersadar dari ketidaksadarannya.

"Aku masih tidak percaya dengan semua yang terjadi, bagaimana aku bisa selemah ini bahkan di Dunia yang baru ini," Ia tampak menangis dengan apa yang ia jalani.

"Bekas luka yang ku dapat dari srigala itu semakin memburuk, aku harus keluar dari hutan ini dan mencari bantuan," Adam mulai bangkit dan berjalan meninggalkan tempat itu, ia sangat kelelahan setelah lama berlari di dalam hutan itu. Di tengah perjalanannya tiba-tiba ia di hadang oleh beberapa ras Orc.

"Hei lihat! Siapa ini? Seorang manusia? Sedang apa bangsa manusia berada disini? Hahaha," ucap Orc itu sembari tertawa, memiliki tubuh yang besar serta taring yang keluar dari mulutnya membuat karakteristik bangsa Orc begitu menyeramkan.

"Hahahaha," mereka nampak menertawakan Adam.

Kini dihadapan Adam ada sekitar 5 Orc berbadan besar memegang gada menghalangi jalannya.

"Sial! Sekarang apa lagi ini? Kenapa penderitaan ku tak berakhir." Air matanya keluar tanpa ia sadari.

"Hei lihat? Manusia ini menangis, hahahaha." Orc itu kembali tertawa, diikuti oleh Orc lainnya.

"Apanya yang makhluk terkuat? Apanya yang berada di atas semuanya hahaha,"

"Hei mau apa kalian? Jangan mendekat! Kalau kalian tidak ingin mati di sini," Adam menggertak memasang kuda-kuda dan mengarahkan pisau yang ia tarik dari pinggang kanannya, namun tubuhnya tampak bergetar.

"Ha? Aku takut aku..aku menyerah," ekspresi Orc itu tampak memalas seperti ingin mengelabui Adam. Untuk sejenak suasana hening, namun kemudian.

"Bodoh! Hahaha kau pikir aku akan berkata seperti itu?" Mereka tertawa mempermainkan Adam.

"Mati saja kau manusia lemah," Orc itu mengayunkan gada besar mengarah ke perut Adam.

Brakkk!!

Suara itu cukup keras kini tulang Adam seperti nya akan patah.

"Arrrggghhh," Adam menerima hantaman itu dan terhempas beberapa meter kebelakang dan mulai kehilangan kesadarannya. Orc itu nampak puas dengan apa yang mereka lakukan dan menertawakan Adam di sana.

"Aku benci sekali manusia itu, tapi dia terlalu lemah, lebih baik tinggal kan saja, beberapa saat lagi pasti dia akan mati," mereka kini meninggalkan Adam yang terkapar dan penuh luka di sana.

.

.

.

Di tempat yang berbeda namun masih di wilayah tersebut. Nampak seseorang sedang mengamati area di sana seperti sedang mencari sesuatu.

"Sial apa yang harus aku lakukan? Seharusnya aku tidak dikuasai nafsuku untuk melawan nya, sekarang kekuatanku sebagian disegel, untuk menebus semua nya, aku harus menemukan tubuh anak itu, tapi di mana aku menemukan nya? Di Dunia mana lagi, atau dimensi mana lagi aku harus mencarinya?" Ternyata itu adalah Dewa ruang dan waktu, ia terlihat sangat menyesal.

.

.

.

Lalu di tempat lainnya pun terlihat seseorang yang juga sedang mengamati area tersebut.

"Sial sekarang manipulasi realita ku sangat terbatas, aku tak bisa melakukan apapun sekarang, tapi dengan kecerdasan ku, pasti aku dapat menemukan anak itu." Dan itu adalah Dewa penguasa realita.

Sebenarnya pertarungan antar kedua Dewa itu dihentikan oleh yang tertinggi, dia disebut yang tertinggi, karena ia lah yang menguasai apapun. Dewa tak sebanding dengan nya. karena kecerobohan mereka berdua, sehingga terjadi kekacauan antar dimensi yang menyebabkan ketidakseimbangan.

Yang membuat mereka akhirnya dibuang dari takhta valhalla. Sementara tugas nya kini digantikan oleh Dewi pengganti. Kini keduanya dihukum, kekuatan yang mereka miliki sebagian disegel, mereka hanya akan diterima di valhalla jika semua yang telah mereka perbuat kembali kepada asalnya.

Sebenarnya tak lama setelah kejadian itu, dengan cepat mereka memperbaiki nya. Dan pada akhirnya semua yang telah mereka perbuat kembali seperti semula dengan kemampuan yang mereka miliki. Mereka dapat menyelesaikan semua kekacauan itu, namun ternyata ada beberapa masalah yang belum selesai. Anak yang bernama Adam jiwanya masih terperangkap di dalam dimensi yang berbeda, yang membuat mereka berdua mau tidak mau mencari Adam untuk mengembalikan jiwanya ke dunia sebelumnya.

Sekarang rasanya tidak mudah untuk mengembalikan Adam, karena mereka tidak memiliki kekuatan penuh, sebagian kekuatan dan raga mereka disegel, dan hal itu pula yang menyebabkan mereka kesulitan untuk menemukan Adam. Kini hanya jiwa mereka yang sedang mencari Adam.

Dan lagi, sekali pun mereka menemukan Adam. Mereka tidak bisa langsung mengembalikannya. Itu karena lubang dimensi tidak bisa diciptakan oleh mereka.

"Hei itu kan?" Di tempat Dewa realita berada, pandangan nya teralihkan pada sesuatu yang tergeletak di dalam hutan. Dan mencoba menghubungi Dewa penguasa ruang dan waktu.

"Hei? Apa maksud nya?" Ucap Dewa ruang dan waktu. Mereka berbicara melalui telepati.

"Seperti nya aku menemukan anak itu, dari awal kita tak pernah salah dikirim ke dimensi ini. Anak itu memang ada di sini," ucap Dewa realita.

****

Episode 2 : Hutan Kebisingan

Ini adalah dunia yang terbagi antara 2 bagian. Bagian utara dan selatan. Bagian utara yang di kuasai oleh Orc dan bagian selatan dikuasai oleh manusia. Namun suatu hari bangsa Orc diserang oleh para monster yang datang dari barat, sehingga menyebabkan kekacauan di bagian utara, dan pertempuran Orc melawan para monster pun tak bisa dihindari. Perang itu menyebabkan kekalahan besar di kubu bangsa Orc. Umat manusia yang kala itu diyakini bisa mengakhiri kekacauan akhirnya diminta untuk memanggil 11 guardian. Dan terjadilah pertempuran besar antara Orc dibantu umat manusia melawan monster. Insiden itu menyebabkan kekacauan di mana-mana, namun pada akhirnya semua berakhir ketika 11 guardian mengakhiri kekacauan itu.

Namun ternyata ketika mereka berpikir semua perang telah berakhir tiba-tiba merasa terkejut. Karena sebenarnya semua belum lah berakhir, karena monster itu tidak pernah habis. Mereka terus saja berdatangan dari arah barat, saat itu juga akhirnya 11 guardian menyatukan kekuatan mereka untuk membuat dinding besar yang menjulang ke langit agar monster tak lagi menyerang, sehingga kini dunia monster dan manusia pun terpisah.

Semenjak kejadian itu, banyak hewan yang bermutasi menjadi monster. Karena 11 guardian tidak selalu ada di sana, akhirnya mereka mewarisi kekuatan nya pada manusia untuk berjaga-jaga jika suatu hari para hewan mutasi itu menyerang mereka dan mengantisipasi jika suatu saat dinding itu hancur. Yang mana pada akhirnya kekuatan itu tersebar dan bisa dimiliki oleh sebagian besar umat manusia.

Di masa sekarang seseorang yang memiliki kekuatan bukanlah hal aneh. Banyak orang memanfaatkan kemampuan yang mereka miliki untuk alasan kebaikan, namun tak sedikit pula yang menggunakan nya untuk kejahatan. Hal itu membuat para petinggi pemerintahan membuat sistem. Sistem ini mengatur semua orang agar tidak menggunakan kekuatan mereka sembarangan. Dan salah satu wadah untuk menyalurkan itu adalah pekerjaan menjadi pemburu monster, sehingga pekerjaan ini paling banyak diminati, persaingan dalam memburu monster pun terjadi.

"Hei apa kau sudah menaikan levelmu?" Terlihat beberapa orang sedang membicarakan kenaikan level.

"Oh aku belum menaikan levelku, akhir-akhir ini monsternya jadi semakin kuat," ucap salah seorang lainnya, sistem perburuan monster adalah suatu wadah agar mereka dapat menggunakan kekuatan mereka pada tempat yang benar.

Ada beberapa tingkatan utama di dalam pekerjaan pemburu ini. Yaitu, tingkat Pejuang, Elit, Master, Grandmaster, dan Epic.

Kerajaan kesatuan Kilat Utara ibukota Vena.

Kerajaan yang dikelilingi oleh hutan serta padang rumput yang membentang luas di sekitar Kerajaan. membuat Kerajaan ini terlihat sangat indah dan tempat yang damai untuk hidup.

Setiap tahun adalah hal paling ditunggu para pemburu, karena di pertengahan tahun selalu diadakan perekrutan untuk menjadi pemburu profesional. Mereka yang berada di level grandmaster akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan sebagai pemburu profesional. Sebenarnya gelar Grandmaster sendiri diberikan ketika mereka telah memasuki jenjang yang disebut kemiliteran. Grandmaster sendiri sebuah gelar yang diberikan pada pasukan khusus Kerajaan Kilat Utara. Dengan kata lain, gelar ini didapatkan ketika seseorang telah terdaftar di pasukan khusus tersebut.

Dua orang nampak berjalan menyusuri jalanan menuju ibukota.

"Hei Adam apa tahun ini kamu mau ikut menaikan level juga?" Tanya Rebecca yang kini terlihat membawa tongkat di punggungnya.

"Ah iya, seperti nya tahun ini aku harus ikut menaikkan levelku, aku sudah 1 tahun masih berada di rank pejuang, bahkan aku tertinggal oleh mu yang baru saja menjadi pemburu," ucap Adam yang kini menundukkan pandangannya.

"Haha kamu ini, walaupun kamu sering gagal, aku yakin kamu pasti bisa menjadi pemburu profesional, bukankah ini adalah mimpimu?" Tanya Rebecca tersenyum manis pada Adam.

Dia adalah Rebecca, orang yang selalu bersama Adam.

Di tempat kenaikan rank, para pemburu dari rank pejuang hingga rank master berkumpul untuk menaikan rank mereka.

"Baiklah semua nya, tahun ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, jika sebelumnya kalian bebas menaikan rank kalian kapan pun dan dengan cara apapun. Kali ini akan berbeda, karena monster yang ada di hutan semakin kuat dan berevolusi, sehingga kalian akan didampingi oleh para Grandmaster untuk memudahkan kalian, serta agar tidak ada yang celaka ketika kenaikan rank," ucap seseorang yang sedang memberikan instruksi di atas podium.

Semua pemburu dari kalangan manusia dan Orc berkumpul di sana, hal ini memang selalu terjadi 4 kali selama setahun. Tentunya dengan menaikan rank, mereka dapat dilirik oleh agensi pemburu profesional.

"Kali ini aku akan menaikan rankku bahkan sampai level maksimal," ucap salah satu Orc yang ada di sana.

"Bukan kah itu sangat sulit ya?" Ucap salah satu Orc lainnya.

Mereka yang belum memiliki tim saat mendaftarkan diri, mau tak mau harus tergabung bersama tim yang lainnya. Karena Adam dan Rebecca hanya berdua, akhirnya mereka tergabung dalam tim yang dipimpin oleh orang lain.

"Maaf apa kami boleh bergabung dengan tim ini?" Ucap Rebecca menjumpai salah seorang yang berada di sana.

"Wah maaf ya tim kami sudah penuh," ucap salah seorang dari tim itu.

Mereka berdua mencari tim untuk bergabung, namun tak ada tim yang mau menerima mereka dengan alasan bermacam-macam.

"Seperti nya tak ada yang ingin satu tim dengan kita," ucap Adam.

"Haduh bagaimana ya?" Tanya Rebecca, ia nampak kebingungan dan sedikit mengusap kepalanya.

Terdengar suara seseorang sedang merasa kesulitan karena kekurangan anggota tim.

"Ya ampun kita masih kurang 2 orang lagi kapten, bagaimana ini? Kalau begini kan kita tidak bisa ikutan untuk kenaikan rank," ucap salah seorang yang berdiri membelakangi mereka.

Mendengar perkataan itu Adam lalu menepuk punggung orang itu.

"Maaf apa kalian sedang mencari seseorang untuk melengkapi tim kalian?" Tanya Adam.

Pria itu membalikkan badannya.

"Wah iya, tentu saja kami sedang mencari tim, apa kamu mau masuk tim ku?" Tanya pria itu.

"Bagaimana Rebecca?" Ia memalingkan wajahnya pada Rebecca.

"Tentu saja mau, apalagi kita kan memang sedang mencari tim juga," balas Rebecca tersenyum.

Tentu saja hal itu langsung disambut baik oleh orang itu, namun salah satu dari mereka nampak menolak.

"Wah Baik lah kita akan jadi tim kali ini," ucap pria itu.

"Tunggu dulu, sebelum nya apa rank kalian?" Tanya seseorang dari mereka yang tak lain adalah pemimpin dari tim itu.

"Hah? Memangnya kenapa? Lagi-lagi ditanya rank," Rebecca nampak kebingungan dengan pertanyaan semacam itu, wajar saja orang itu bertanya seperti itu. Karena mereka tak ingin terbebani oleh orang sembarangan yang bahkan belum mereka kenal sebelumnya.

"Tidak apa-apa, kami hanya memastikan saja," ucap pria itu lalu memalingkan wajahnya.

"Aku rank elite 5 dan dia masih pejuang level 1," ucap Rebecca.

"Ya ampun, kalo saja kami tidak kurang orang, baik lah kalian ikut dengan kami," kapten tim itu nampak merasa tidak yakin dengan Adam dan Rebecca.

"Namaku Ryan, ini Andre dan dua orang ini Darent dan Kiryu, kami adalah pemburu rank master, aku ahli senjata, Andre spesial pertahanan dan mereka berdua adalah ahli sihir," Ucap Ryan sambil menunjuk pada orang yang ia maksud.

Akhirnya mereka menjadi tim yang beranggotakan 6 orang dan satu pendamping, sehingga menjadi 7 orang.

Sampailah mereka di tempat kenaikan rank, tempat nya adalah hutan kebisingan. Bagian hutan ini terdiri dari 3 tingkatan, yaitu tingkat awal, tengah, dan akhir.

Monster yang ada di hutan itu terbagi menurut tingkatan hutan, semakin tinggi tingkatan hutan, semakin tinggi pula monster yang berada di sana.

"Oke baiklah, perkenalkan namaku adalah Arthur, aku akan melindungi kalian, aku pemburu tipe kecepatan, dan keahlian ku adalah api, aku harap kalian bisa bekerja sama ya," ucap Arthur memperkenalkan diri.

"Kita akan mulai di bagian hutan pertama, hati-hati perhatikan area sekitar kalian, aku hanya akan mendampingi kalian dan menilai kalian," ucap Arthur.

Tak lama setelah itu terlihat beberapa monster mendekati mereka.

"Ini dia monster yang kita tunggu, formasi segitiga," ucap Ryan, lalu intruksi itu dimengerti oleh teman-temannya, kecuali Adam dan Rebecca.

Monster itu langsung menyerang mereka, tetapi pertahanan mereka terlalu kuat untuk para monster itu.

"Andre lindungi aku, aku akan membunuh mereka semua," ucap Ryan.

"Baiklah."

Andre menangkis setiap serangan monster itu lalu kemudian Ryan menebas monster itu dengan pedangnya.

"Aaaa, sial kenapa senjatku tidak berpengaruh pada monster ini," ucap Adam dari arah yang berbeda, Adam menggunakan pisaunya yang memiliki panjang sekitar 25 centimeter.

"Adam awas hati-hati,“ ucap Rebecca yang juga sedang melawan monster.

"Ya ampun anak itu beban sekali, Darent lindungi dia, dia kan baru ada ditingkat pejuang," ucap Ryan.

"Baiklah."

Dari belakang, Arthur merasakan keanehan. Ia merasakan aura yang luar biasa, belum sampai 1 jam mereka di sana. Namun mereka telah berada dalam bahaya.

"Aku merasakan sesuatu yang buruk, hei ka," belum sempat ia menyelesaikan perkataannya tiba-tiba hantaman keras menghantamnya dari arah belakang punggungnya.

"Arrrggghhh."

Semua orang terkejut dan melihat ke arah Arthur.

"Apa itu? Pendamping ada apa?" Tanya Ryan penuh khawatir.

"Kalian cepat pergi dari sini, ada monster berbahaya," ucap Arthur tidak memalingkan fokus perhatiannya, ia fokus pada sesuatu yang menyerang nya.

"Apa? Apa maksudmu?" Tanya Ryan lagi.

Sriing! Suara tebasan pedang menyayat dada arthur.

"Apa? Apa itu? aaaaaaaaa," Rebecca berteriak karena menyaksikan Arthur yang tertebas sesuatu dengan cepat.

"Hei makhluk apa itu?" Tanya Adam.

"Bodoh cepat lari dari sini, aku akan menahannya," Ucap Arthur.

"Tapi?" Ucap Andre.

Monster itu tampak menyeramkan, dengan tanduk dan gigi-giginya yang tajam, terlihat ia membawa sebuah pedangnya yang besar. Lalu Monster itu mendekati mereka.

"Sialan kau monster jelek, jangan remehkan aku sialan, mau kemana kau!" Ucap Arthur.

Akhirnya mereka bertarung, dan 5 orang lainnya melarikan diri dari sana.

Di tengah pelarian, mereka dihadang oleh srigala yang besar, srigala itu terlihat sangat kelaparan.

"Sial apa lagi ini? Kita tak bisa lari, kita harus menghadapinya," ucap Adam.

"Dasar bodoh, kau tak tau itu apa? Itu adalah srigala level 4,“ ucap Andre.

"Lalu harus bagaimana?" Tanya Adam.

"Tak ada hal yang bisa kita lakukan, selamat kan diri kalian masing-masing, berpencar lah," ucap Andre sambil berlari.

akhirnya mereka berlari dan memencar, mencari jalan keluar.

Namun srigala itu mengejar Rebecca dan Adam.

"Sial kenapa monster itu mengejar kita?" Ucap Adam yang kini berlari bersama Rebecca.

"Yasudah berlari saja, dia monster yang tak bisa kita kalahkan."

Rebecca terjatuh, dan kini srigala itu berada tepat di hadapannya.

"Sial kita tak bisa lari lagi, kita akan melawannya," ucap Adam.

akhirnya mereka bertarung, tapi semua hal sia-sia. Mereka tak bisa mengalahkan monster itu, berkali-kali mereka berusaha melukainya namun srigala itu tak terluka sedikit pun.

Srigala itu melompat kearah Adam.

"Aaaa sial, aku tak bisa bergerak."

"Adam awas," Rebecca mendorong Adam menjauh.

Rebecca berusaha melindungi Adam namun malah dia yang terkena serangan srigala itu, dan menyebabkan perutnya sobek karena terkenal cakar srigala.

"Rebecca!" Adam berteriak.

Adam yang kini terluka pun tak bisa berbuat banyak, dia benar-benar putus asa.

"Sial kenapa ini semua harus terjadi padaku, di dunia manapun aku berada, seperti tak ada dunia yang ingin melihat ku bahagia."

"Rebecca maafkan aku, aku pun mungkin akan mati sekarang."

srigala itu menatap Adam dengan sangat tajam, tiba-tiba monster bertanduk yang sebelumnya menghentikan mereka, datang ke tempat itu.

"Sial! Apalagi ini?" Ucap Adam.

Episode 3 : Kesialanku

Di tengah keputusasaannya, Adam hanya bisa pasrah dengan monster yang ada dihadapannya.

"Tunggu dulu, bila monster itu ada di sini, bukannya dia sedang melawan pengawas? Jangan bilang dia mengalahkan pengawas itu?" Adam bertanya-tanya dalam keputusasaannya.

Srigala yang berada dihadapan Adam mengalihkan perhatiannya pada monster yang baru saja datang itu. Untuk sesaat mereka saling menatap, namun mereka ternyata malah saling menyerang satu sama lain.

"Hei mereka sekarang saling menyerang? Apa ini kesempatanku untuk melarikan diri dari tempat ini? Tapi bagaimana dengan Rebecca? dia telah mati," ia benar-benar kebingungan walaupun pada akhirnya berlari sambil menangis, karena terpaksa meninggalkan jasad Rebecca di sana.

Dengan penuh luka, Adam meninggalkan tempat perkelahian dua monster itu. Adam terus berlari di dalam hutan mencari jalan keluar dari sana, namun telah lama ia berlari, jalan keluar tak kunjung ia temukan.

"Sial kenapa jalan keluar hutan ini sangat jauh? Bukankah ketika masuk hutan ini tak sejauh saat ini? Jangan bilang sekarang aku tersesat di sini?" Ucap Adam pada dirinya sendiri. Adam yang terus berlari dan sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri.

Sekarang napasnya benar-benar semakin pendek. Langkahnya terhenti dan ia terjatuh tepat di bawah pohon yang besar, dan muncul lah beberapa Orc dihadapannya. Lalu menghantam Adam yang terluka, sehingga ia tak sadarkan diri.

Tak lama setelah itu, datang lah Dewa realita yang mengaku namanya adalah Zet.

Zet adalah dewa penguasa realita. Semua yang berhubungan dengan realita yang ada di dunia, diall lah yang mengatur semuanya. Tidak hanya itu, bahkan ia mampu melakukan apapun dengan kekuatan nya. Zet memiliki penampilan layaknya laki-laki dewasa dengan rambut pendek berwarna merah, dengan tiga anting di telinga kanannya. Ia jarang terlihat menggunakan baju, ia menggunakan celana putih yang terlihat layak nya celana jin dalam film Aladdin. Matanya yang tajam mempertegas bahwa dia adalah Dewa yang sangat dihormati.

"Kutemukan kau nak, jangan mati dulu. Aku akan mengembalikanmu ke duniamu sebelumnya."

Lalu tak lama setelah itu, Dewa ruang dan waktu mendatanginya.

"Hei, apa itu anak yang sedang kita cari?"

Dia bernama Ex, tubuhnya sedikit lebih besar dari Zet. Dan dia selalu menggunakan gelang ruang di tangan kanannya, dan gelang waktu di tangan kirinya.

"Oh sudah sampai rupanya, benar. Namun dia sedang sekarat, tak ada cara lain, kita harus memasuki tubuhnya," ucap Zet yang kini matanya fokus pada Adam yang sekarat.

"Hah? Kenapa harus memasuki tubuhnya? Apa tidak ada cara lain? Bila kita memasuki tubuhnya, bagaimana kita mengembalikan dia ke dimensinya?" Ex sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Zet, bagaimana tidak, Zet menyuruhnya agar mereka merasuki tubuh Adam.

"Tapi jika dia mati pun, kita tak bisa mengembalikannya bukan? Bila tak bisa ngembalikannya, bukankah posisi kita akan dicabut olehnya? Apa kau lupa, dengan apa yang dia katakan pada kita tentang anak ini?" Zet nampak serius, sepertinya Zet lebih mengetahui sesuatu ketimbang Ex.

"Ah sial, kau benar. Lalu rencananya seperti apa?" Ex pun mengikuti saran Zet, walaupun kini wajahnya terlihat agak kesal.

"Aku akan menggunakan sebagian kekuatan ku untuk memasukkan beberapa ingatan kita, aku akan memberitahukan semua misi yang kita lakukan," ucap Zet.

"Aku mengerti, tapi itu artinya hanya dia yang bisa mengembalikan dirinya sendiri. Bila memang seperti itu, aku pun harus memberikan ingatanku padanya. Agar dia lebih cepat menguasai keahlian ruang yang aku miliki, atau bila dia tak bisa, jalan satu-satunya hanya lah tempat itu," ucap Ex kini ia tampak serius.

"Baiklah, kita akan masuk tubuhnya sekarang. Bersiaplah menjaga anak ini Ex."

"Baiklah."

Mereka menyatukan kedua tangan mereka lalu memasuki tubuh Adam.

Sejak saat itu tubuh Adam menjadi setengah dewa dan memiliki setengah ingatan zet dan ex. Dan perlu diingat, hanya sebagian kekuatan mereka yang saat ini Adam miliki. Seperti kemampuan Dewa yang disebut abadi, serta memiliki regenerasi yang tinggi.

Di dalam pikiran Adam.

"Nak ingat lah kata-kata kami, temukan lah tempat itu, tempat yang akan membawamu kembali ke dimensimu."

"Kami akan menitipkan sebagian kekuatan kami, latih lah tubuhmu agar kekuatan kami tak menghancurkan tubuhmu, pelajari semua yang kami tinggalkan di ingatanmu."

"Tunggu, siapa sebenarnya kalian?" Tanya Adam di dalam pikirannya.

"Kami adalah kamu, sekarang kami adalah bagian dari tubuhmu, jangan lupakan ini, ini adalah misi untukmu."

Mereka berdua menghilang dalam pikiran Adam.

"Hei tunggu, siapa kalian? Dan apa maksudnya? Apa yang harus aku cari?" Di dalam pikirannya ia sangat kebingungan.

Adam terbangun dari ketidaksadarannya. Sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Hei siapa?"

"Hah ternyata mimpi."

"Tapi seperti ada yang aneh, tunggu. Kenapa aku bisa ada di sini? Apa yang sedang aku lakukan? Dan mimpi itu terlihat aneh."

Adam lalu bangun dan bersandar di bawah pohon besar yang ada di hadapannya, sembari mengingat apa yang baru saja terjadi.

"Benar, aku pingsan karena dihempas oleh Orc itu, dan aku sedang berlari menghindari para monster itu, dan ini? Sejak kapan aku memakai gelang? Dan ada yang aneh di telinga kananku."

Adam yang baru sadarkan diri, merasa heran dengan apa yang baru saja terjadi. Ia melihat kedua tangannya dan fokus pada gelang yang ia gunakan, serta anting yang menempel pada telinganya.

"Aku tak peduli, aku harus lari dari hutan ini dan yang lebih aneh lagi, semua lukaku sembuh dengan cepat, sejak kapan aku mempunyai kemampuan regenerasi? Padahal kekuatan itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang berada di rank tinggi."

Adam berdiri dan merasakan tubuhnya terasa lebih ringan, dan luka yang ia terima sudah hilang semuanya.

Adam berjalan mencari jalan keluar, namun yang ia temukan hanya lah sebuah gua.

"Di mana jalan keluar nya? Hari sudah semakin gelap dan di sana hanya terlihat sebuah gua, apa aku berlindung di sana saja terlebih dahulu? Dan besok aku akan keluar dari sini."

Hari semakin gelap dan memaksa Adam untuk memasuki gua itu. Dan akhirnya Adam pun memasuki gua itu.

"Gua ini ternyata tidak gelap, bukankah sebuah gua itu gelap? Apalagi hari ini hampir malam, apa ini artinya aku bisa melihat di kegelapan? Ah mustahil ini tidak mungkin."

Adam menyusuri gua itu dari mulut gua sampai ujung gua. Lalu ia melihat di dalam sana seperti ada yang menghuni gua ini, namun Adam tak melihat siapa pun di sana, akhirnya Adam memutuskan untuk beristirahat di sana.

"Batu ini terlihat seperti tempat tidur dengan ada ukiran di setiap sudutnya, baiklah aku merebahkan diri di sini saja."

"Aku merasa aneh dan masih belum percaya dengan apa yang terjadi, aku seperti menerima sebuah misi. Tapi aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi."

Tak lama Adam merebahkan tubuhnya, tiba-tiba seekor beruang besar memasuki gua itu dengan membawa daging monster lain di mulutnya. Beruang itu tampak menatap kearah Adam yang sedang merebahkan diri di atas batu berukir. Adam merasakan kehadiran beruang itu lalu menoleh kearah beruang yang ada dihadapannya.

"Apa? Itu kan? Sial, apa jangan-jangan ini adalah tempat monster itu?" Matanya terbuka lebar melihat beruang yang kini ada dihadapannya.

Seekor monster beruang dengan cakarnya yang besar dan beberapa tanduk kecil di punggungnya, beruang itu terlihat marah matanya tajam menatap kearah Adam. Lalu melepaskan gigitannya, sehingga kini monster buruan yang ia gigit tergeletak di bawah tanah. Beruang itu berdiri dan mengeluarkan suara dari mulutnya, ia nampak marah melihat Adam.

GRAAA!!

"Sial apa lagi ini? Aku benar-benar sial, kenapa selalu seperti ini?"

Beruang itu nampak mengarah mendekati Adam, semakin dekat beruang itu mendekati nya. Namun Adam kini tak bisa berbuat apapun. Tepat di hadapannya seekor beruang besar kini nampak memasang kuda-kuda untuk menyerang Adam, lalu tangan kanannya ia layangkan ke arah Adam.

"Siaaaaall!" Adam berteriak sangat keras.

Sementara itu di tempat lain.

Asosiasi HYBRID, kumpulan manusia setengah monster.

Seseorang memasuki sebuah ruangan, di dalamnya nampak beberapa manusia setengah monster sedang membicarakan sesuatu.

"Maaf aku tak bisa menghabisi semua manusia itu, sebagian telah mati. Jika saja srigala bodoh itu tak menghalangi jalanku, aku pasti sudah membunuh semua nya," ucap salah satu dari mereka.

Dan dihadapan mereka nampak sesosok manusia setengah Monster tiba-tiba berdiri lalu berbicara pada salah seorang dari mereka.

"Kau sudah sampai ya Ares, tak apa-apa. Biarkan manusia itu menyebarkan rumor tentang kita, pada akhirnya kita lah yang akan menguasai manusia itu hahahaha."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!