Selesai bicara, Kevin langsung tertidur. Lisa mulai mempertanyakan apa dia hanya mempermainkannya dirinya dengan mengatakan kalau dia Insomnia? batin Lisa
Pintu kamar ruangan inap terbuka, terlihat Frans membawa 2 gelas kopi. Matanya berbinar melihat Kevin tertidur dipangkuan Lisa. "kak ipar, terima kasih....." Frans menyalami Lisa dengan gembira.
Lisa bingung, saat ini posisinya sedang terpojok dan tidak bisa bergerak. Pria ini malah berterima kasih bukannya malah menolongnya.
"ini adalah pertama kalinya bos tidur lebih cepat. Akhirnya aku bisa beristirahat lebih awal."
Lisa memiringkan kepalanya "memangnya jam berapa dia tidur?" tanya Lisa
paling cepat jam 3 pagi, bahkan pernah sampai jam 5. jam 7 pagi sudah bangun"
"aku rasa tubuhnya terbuat dari besi ya..." Lisa sambil meraba kening dan pipi Kevin.
"kamu disiksa begitu sama dia, pasti gaji kamu besar.." Lisa berbicara sambil tersenyum kearah Frans yang duduk disofa seberang Lisa
.
Frans tersenyum malu, "bos memang keras, tapi kalau masalah uang dia tidak pernah perhitungan. Bekerja dengan nya, aku sudah punya 3 rumah dan 2 mobil." Frans sambil tersenyum malu.
Lisa menegakkan posisi badannya. "wah... Luar biasa..." Lisa tercengang.
Dia bekerja bertahun-tahun belum memiliki rumah. Rumah sekarang saja masih sewa. pikir Lisa
"apa pekerjaan dia??" ujar Lisa sambil melihat Kevin
.
"banyak, bos memiliki saham yang diperusahaan besar dalam dan luar negeri... minimal sahamnya diperusahaan besar saja ada 10%. Keahliannya mengambil keputusan dalam hal financial dan pemasaran sangat bagus. Banyak perusahaan besar yang mengincarnya agar bergabung diperusahaan mereka. Tapi bos lebih memilih merintis usahanya sendiri."
Lisa mengangguk, berusaha memahami. Kenapa pria ini bisa lebih hebat, padahal beda usia mereka tidak begitu jauh. Lisa merapi kan rambut yang ada dikening Kevin.
Ketika tidur pria ini lebih tampan, bibirnya yang berwarna pink muda sangat menggoda. Lisa menggelengkan kepalanya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Frans yang sedang meminum kopi yang dibelinya tadi.
"apa bosmu punya pacar???" tanya Lisa penasaran
"Tidak. kakak ipar tidak perlu khawatir. Sehari-hari bos selalu bersama ku. Tidak mungkin ada wanita dihidupnya."
Frans berkata berusaha meyakinkan Lisa.
"benarkan? apa dia pria normal?"
Frans hampir tersedak kopi yang diminumnya mendengar perkataan Lisa.
"kakak ipar, bos ini sangat normal........"perkataan Frans menggantung,
"kenapa? kamu ragu?" selidik Lisa
Frans memiringkan kepalanya, 'jika salah jawab, selesailah karir dan hidupnya. Kevin tidak akan melepaskannya hidup-hidup.'
"bos tidak pernah bersama dengan wanita, kalau pun ada wanita yang mendekatinya. Pasti dia selalu ada cara untuk menghindarinya."
Lisa mengangguk, "baiklah.. kamu silahkan tidur saja."
Mata Frans berbinar, "terima kasih kakak ipar, berkat kakak aku bisa tidur lebih awal. Kalau begitu saya permisi dulu." Frans berdiri sambil memegang tas ranselnya
"kakak ipar, diluar untuk team pengaman sudah stand bye diluar kamar ya... Kalau ada yang penting kakak ipar hubungi saja mereka."
Lisa hanya mengangguk
'untuk apa pakai team pengaman? ini rumah sakit, yang sakit juga mamanya. Diruangan ini tidak ada harta karun berharga. Kenapa harus terlalu protective?' batin Lisa
Lisa melihat kearah mamanya tertidur pulas begitu juga dengan Kevin. Peri tidur mendatanginya dan Lisa pun tertidur.
****
Matahari sudah tinggi Lisa pun terbangun karena terangnya cahaya matahari yang masuk keruangan. Hidungnya mencium aroma makanan yang menggoda selera.
Lisa membuka matanya,
Caroline dan Merry memperhatikan mereka berdua dengan senyuman puas. Santoso sedang sibuk membaca koran,tidak terlalu memperhatikan keduanya.
"sudah bangun sayang,,,,,, " sapa Caroline.
"hmmm mmh..." Lisa mengosok matanya dengan jari telunjuknya. Kemudian melihat jam tangannya. Jam 8.
"aku terlambat...." ujar Lisa histeris
Kevin langsung membuka matanya karena terkejut dengan suara Lisa. Kevin langsung duduk, ia merasakan badannya dalam kondisi terbaik saat ini. Ini pertama kalinya dari penyakit Insomnianya tidak berpengaruh begitu dia berada di samping Lisa.
Lisa bangkit dari tempat duduknya, tapi kakinya sudah mati rasa.
Lisa terduduk lagi,,,sambil memijat kakinya.
"kenapa??"
"kaki ku keram sepertinya."keluh Lisa
Kevin meluruskan kaki Lisa di sofa. Kevin memijat dengan lembut kaki Lisa.
"Selamat pagi pak...."Frans masuk kedalam ruangan dengan wajah ceria
Kevin melihat Lisa yang sedang mengenakan rok pendek sangat tidak pantas dilihat pria lain.
"kamu keluar...." perintah Kevin sambil berdiri membelakangi Lisa.
"bos, maafkan aku tadi malam pulang lebih awal." bujuk Frans
"aku bilang kamu keluar..."
"tapi bos,,,,,"
"kalau kamu tidak keluar sekarang, aku akan mencari penggantimu."
"baik....." Dengan sigap Frans segera keluar dari ruangan.
Kevin kembali duduk. Kemudian ia berkata "besok jangan pakai rok sependek ini lagi."
"kalau begitu besok kamu saja yang jadi bos perusahaan kami." sindir Lisa
"oke.." ujar Kevin singkat
'pria ini menyebalkan sekali, kakinya keram karena dia. Masih berani menyuruh orang lagi.' Lisa menyingkirkan tangan Kevin dari kakinya. "jangan pegang."
Lisa tahu kalau dia berusaha berdiri sekarang pasti akan jatuh lagi. Dia melihat makanan didepannya, seperti ini adalah pengalihan yang bagus untuk mengulur waktu sampai kakinya kembali normal.
"mami yang membuat sarapan??"
"iya nak, sarapan cepat nanti keburu dingin."
"terima kasih atas makanannya mi..."
Tanpa menunggu aba-aba, Lisa memakan sarapannya dengan semangat. Semalam ia tidak makan dengan cukup, Hari ini ia harus makan banyak, agar lebih kuat menghadapi semuanya.
Kevin hanya memperhatikan Lisa makan dengan lahap. Sadar menjadi pusat perhatian Lisa makan lebih cepat. Kurang perhitungan, Lisa tersedak.Lisa memukul-mukul dadanya. Kevin memberikan air minum sambil menepuk pundak Lisa perlahan.
'dasar bodoh' umpat Lisa kepada dirinya sendiri.
"pelan-pelan....nanti aku akan mengantar kamu kekantor."
Lisa mengangguk ragu.
Merry dan Caroline memperhatikan Lisa dan Kevin seperti sedang menonton drama televisi.
Sepertinya semua berjalan sesuai keinginan mereka.
"oia,,,, besok kan hari libur, bagaimana kalau kita membeli cincin pernikahan untuk kalian dan hadiah pernikahan.."
Lisa menyemburkan air yang sedang diminumnya.
"Pelan-pelan..." kata Kevin.
"mami, Lisa rasa tidak perlu." Lisa tersenyum getir,
"ia, tidak mungkin dong sayang.. kita telah melewatkan satu fase dalam proses pernikahan kali ini. Lamaran, hadiah pernikahan, resepsi pernikahan kemudian bulan madu. Bukankah itu seharusnya??" Merry tersenyum sambil mengangguk.
"tidak perlu ma, kami hanya akan melakukan foto pernikahan kemudian untuk resepsi kami sudah memutuskan untuk mengadakannya dipanti asuhan. Nanti kami akan berkeliling ke beberapa tempat dan saling berbagi dengan anak kecil yang membutuhkan."
Mendengar itu Lisa langsung memutar arah duduknya menghadap Kevin
'memang luar biasa..seolah pria ini benar-benar mengerti keinginannya tanpa memberi tahu terlebih dahulu.' batin Lisa
"bukan begitu sayang???" Kevin melihat kearah Lisa
Tatapan mata pria ini,,, benar-benar membuatnya meleleh. Lisa mengangguk kencang sambil tersenyum. Setidaknya ia harus mempertahankan sikap sebagai suami istri didepan para orang tua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
$uRa
adem bacanya
2022-01-27
0