Mata Lisa panas dan lelah. Hari ini dia terlalu banyak menangis.
Merry, Caroline dan Santoso sedang membahas harta warisan peninggalan Charlie, papa Lisa. Lisa dan Merry tidak mengetahui kalau selama ini ternyata Randy memiliki saham di suatu perusahaan yang sekarang sudah berkembang dibawah pimpinan Santoso.
Lisa memperhatikan Santoso, terlihat jelas kalau pria ini bukan dari etnis Asia, Lisa kemudian melihat Kevin. Sosok blaster yang terlihat jelas diwajah Kevin sepertinya adalah gen berasal dari papanya. Tapi Caroline juga wanita yang cantik. Mereka bisa menghasilkan anak setampan ini, menurut Lisa ini ada karunia yang tidak ternilai harganya.
Bahkan suster yang memeriksa keadaan Merry selalu mencuri pandang kearah Kevin. Bersikap sangat ramah sambil tersenyum kepada Merry tapi juga mencuri pandang kearah Kevin yang duduk disebelahnya.
'apa pria ini tidak terlalu tampan menjadi suaminya?'pikir Lisa.
Lisa sibuk dengan pikirannya sendiri sedangkan dikubu lain para generasi tua sibuk dengan serah terima keuntungan saham yang selama 15 tahun ini disimpan perusahaannya. Lisa mendengar nominalnya cukup fantastis. Tapi Lisa tidak terlalu memperdulikannya, fokusnya adalah kesehatan mamanya.
Mungkin lelah dengan perasaanya sendiri, Lisa tertidur dan tidak sadar menyandarkan kepalanya dibahu Kevin yang sedang sibuk membaca berkas yang dibawa Frans dari kantor.
Kevin terdiam, kemudian menoleh ke arah kanan. Lisa sudah tertidur. Mata Lisa nampak bengkak, wajah kelelahan tergambar jelas diwajah Lisa.
Kevin memerintah Frans untuk meminta RS menyediakan 1 tempat tidur tambahan untuk Lisa. Frans mengangguk dan tidak lama kemudian 1 tempat tidur tambahan tersedia disebelah Merry.
Kevin menggendong Lisa ketempat tidur dan menyelimutinya, kemudian lanjut kembali bekerja.
Ketiga orang tua itu saling melihat dan tersenyum puas, Sepertinya pernikahan ini akan lancar. Mereka akan saling belajar memahami dan bersama selamanya.
****
Lisa terbangun dan suasana kamar sudah redup dan hening, di depannya ada Kevin yang masih sibuk dengan laptop dan berkasnya duduk di sofa . Lisa melihat jam tangannya, sudah hampir jam 1 dini hari.
Lisa menggaruk kepalanya, sejak kapan ia tertidur dan kenapa dia sudah ada ditempat tidur???
Lisa melihat mamanya tertidur pulas. Ia pun turun dari tempat tidur dan duduk disebelah Kevin, kemudian Lisa berkata "kamu tidak tidur???"
"belum mengantuk."
"Insomnia??"tanya Lisa
Kevin hanya mengangguk.
"Kamu tidak lelah kerja dari pagi sampai larut begini??" tanya Lisa
"banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan. Karena perusahaan itu terdiri atas banyak orang yang harus dipertanggungjawabkan jawabkan kesinambungan hidupnya."
"oo.." jawab Lisa singkat, terlalu malam untuk membahas masalah kantor pikirnya.
"kamu lanjut tidur saja."
"sebentar lagi."
"boleh aku bertanya?? lanjut Lisa
"hmm." Ujar Kevin sambil melepas kacamatanya dan merubah posisi duduknya menghadap Lisa. Kepalanya bertumpu dengan Satu tangannya.
Jantung Lisa tiba-tiba berdetak kencang, pria ini terlalu fokus melihatnya membuatnya gugup. Lisa memberanikan diri menatap Kevin.
"kamu punya pacar?"
"mana mungkin pria beristri punya pacar."
'wah,,, jawabnya benar-benar langsung mengena.'pikir Lisa
"pernah pacaran??"
"tidak." "kamu???" Kevin bertanya balik kepada Lisa
"aku punya pacar dan sebenarnya kami berniat akan menikah tahun depan."
Kevin mengangguk.
"Handphone kamu......"Kevin meminta handphone Lisa
"untuk apa???" tanya Lisa sambil mengeluarkan handphone dari saku celananya.
"Hubungi pria itu sekarang, katakan padanya kamu sudah menikah dan jangan menganggu hubungan kita."
Lisa buru-buru memasukkan lagi handphonenya kedalam saku celana, tapi sayangnya pergerakan Kevin lebih cepat dari pada Lisa. Kevin merebut handphone itu dari tangan Lisa.
Lisa mengecilkan matanya.. "kembalikan..."
"sssstt..." tangan Kevin mendarat sempurna di bibir Lisa. Darah Lisa berdesir tidak karuan.
"kamu bisa membuat mama bangun."
'sepertinya pria ini seorang 'play boy' batin Lisa
Lisa mundur dari tempat duduknya dan membiarkan Kevin mengambil handphonenya.
"buka kuncinya...." perintah Kevin
"tidak mau" ujar Lisa sambil mengejek Kevin.
"ok... aku akan minta tolong mama." Kevin berbicara sambil bangkit dari tempat duduknya.
Lisa menarik tangannya dan Kevin menghentikan langkahnya kemudian Kevin kembali duduk dengan posisi yang sama sambil menunjukkan senyum kemenangan.
"Dasar tukang paksa." jawab Lisa kesal.
Lisa mengambil paksa handphonenya dan membuka kunci lalu memberikannya lagi kepada Kevin.
Kevin memeriksa daftar kontak handphonenya hanya ada 1 nomor "mama"
"kamu berbohong?" tanya Kevin
"mana mungkin wanita bersuami punya pacar" ujar Lisa sambil tersenyum menyindir Kevin.
"kamu ya...." Kevin mengusap rambut Lisa dengan kasar sehingga rambutnya berantakan.
"jahat sekali kamu, jangan rusak rambutku." Lisa kesal dengan perbuatan Kevin yang merusak rambutnya
Lisa mengubah topik pembicaraan "Aku serius, aku tidak ingin berhenti bekerja." Lisa menjadi sangat serius apabila membahas tentang kerjaan
"Aku paham."Kevin hanya mengangguk.
"kalau kamu paham harusnya kamu membiarkan aku tetap mengembangkan potensi ku."
"sudah pasti." balas Kevin mengangguk
"sepertinya kamu tidak serius" ujar Lisa mulai Kesal.
"kamu salah, aku sangat serius. Besok Frans akan datang bersama pengacara yang tadi datang membahas warisan almarhum papa untuk membahas semuanya."
"aku menikah dengan kamu, bukan dengan pengacara tadi. PAHAM."Lisa kesal karena merasa inti permasalahannya tidak sesuai dengan jawaban yang diinginkannya.
Kevin mengelus lembut rambut Lisa..
"kamu akan menangani usaha ku yang lain. Karena mama sepertinya sangat menyukai tempat itu. Jadi saat ini masih tahap negosiasi agar aku bisa membeli tanah dan rumah itu."
Lisa ingin menghindari tangan Kevin , tapi memang pria ini selalu lebih cepat dari dugaannya.
Lisa merasa keadaan tidak menguntungkan bagi dirinya, Lisa mundur kebelakang.
"memang mau kemana??? Lisa berbicara sambil menutupi kegugupannya
"aku lupa nama daerahnya, tapi sepertinya mama dan kamu pernah tinggal didaerah itu. Desa bunga kalau tidak salah namanya."
Mata Lisa membesar,,,,"aahhh...." sambil mengangguk.
Kevin maju mengikuti gerakan mundur Lisa, saat ini Lisa merasa terpojok. Tapi bagaimana pun Lisa tidak ingin terlihat gugup didepannya. Lisa memutar otaknya, mencari pertanyaan lain.
"Kapan kamu bertemu mama??"
"kamu gugup?? tanya Kevin.
Lisa terkejut, apa terlalu terlihat?? batinnya
"tidak. Biasa saja." ujar Lisa berusaha keras melawan detak jantungnya yang mulai meningkat frekuensinya.
"baguslah, karena saat ini aku sangat gugup berada didekat kamu. Ujar Kevin jujur.
Kevin bergerak mendekat kearah Lisa. Dengan cepat merubah posisi kepalanya sekarang sudah berada dipangkuan Lisa.
"sebulan yang lalu aku mendapat info dari pihak bank, bahwa nomor rekening yang dahulu pernah diberikan mami kepada kamu ada mutasi data pelanggan. Kami mendapatkan data tersebut dan langsung kemari. Tapi ternyata alamat di identitas kamu ternyata adalah rumah sewa kamu yang lama. Aku yakin kalau kalian berdua pasti ada di kota ini. Papa menyewa orang untuk mencari keberadaan kalian dari rekaman cctv kami mengikuti jejak mu sampai kerumah. Dan kami bertiga berhasil menemukan kalian berdua."
Kevin berbicara dengan santai sambil memejamkan matanya.
Lisa hanya membeku sambil melihat Kevin mulai mengantuk dipangkuan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Olan
hai thor😊aku mampir kekaryamu. salam dari Hate but Love. mari saling dukung ya😊
2021-09-23
1