Di Paksa Menikahimu
¤¤¤¤
"Sarah, jangan Sarah! jangan lakukan itu," teriak seorang laki-laki kepada wanita yang dipanggil Sarah. Wanita yang sedang mengguyur tubuhnya dengan jerigen penuh dengan bensin.
Setelah tubuhnya basah dengan bensin Iapun berjalan ke lelaki yang berteriak tadi, tubuhnya diikat dengan tali tambang berukuran kecil pada sebuah kursi. Sarah menyiramkan bensin itu ke tubuh lelaki yang tanpa bisa melawan dan tidak bisa berbuat apa-apa.
"Jangan takut Gunawan, kau tidak akan mati sendirian. Karena aku juga akan mati bersamamu," kata Sarah lalu tertawa penuh kemenangan.
"Aku tidak mau mati bersamamu! aku masih mau hidup bersama anak dan istriku!!" ungkap Gunawan penuh harap.
"Hahaha. jangan munafik Gunawan! kau mencintaiku. jadi, kau harus mati bersamaku."
"Kau gila Sarah!! sepertinya kau telah salah paham dengan sikapku padamu."
"Aku tidak percaya perkataanmu, selama ini kau sangat peduli padaku, bahkan disaat orang jahat itu kejam padaku."
"Aku melakukan itu karena kau temanku, tidak lebih."
"Bohong, aku tidak percaya satupun dari perkataanmu." teriak Sarah dengan wajah yang dingin dan menakutkan.
"Ingat Sarah! kau punya anak yang masih sangat butuh perhatian dan kasih sayangmu," bujuk Gunawan berharap Sarah tidak melanjutkan aksi gilanya itu.
"Aku tidak punya anak Gunawan, mereka kejam seperti ayahnya, aku benci pada mereka."
"Sadar Sarah! ini salah."
"Tidak Gunawan, aku melakukan apa yang diinginkan hatiku, ini adalah jalan kita."
Sarah mengeluarkan korek api dari sakunya, lalu menghidupkan nya.
"Tidakkk Sarah!!!" teriak Gunawan.
Sarah acuh, ia tertawa lalu melempar korek api menyala itu ke tanah yang sudah disirami bensin, seketika api menyala dan menyebar dengan cepat.
"Tidaaaak!!!" teriak seorang gadis remaja di atas ranjangnya.
Seorang wanita paruh baya yang mendengar teriakan itu langsung berlari menuju arah teriakan yang dimana itu adalah teriakan anak gadisnya.
"Zara, bangun Zara!" kata ibunya yang berusaha membangunkan Zara dengan menggerakkan badannya.
Zara membuka matanya dan melihat ibunya sudah duduk disamping tubuhnya dengan wajah cemas, Zara langsung mengambil posisi duduk.
"Mimpi buruk itu lagi?" tebak ibunya.
Zara menjawab dengan anggukan kepala. keringat telah membasahi seluruh tubuhnya, ia segera mengelap keringatnya. Zara melihat jam dinding di kamarnya, jam menunjukan pukul 07.30.
Zara menepuk pundak ibunya lembut, " Ibu, aku tidak apa-apa, aku baik-baik aja. waktunya bekerja," jelas Zara sembari tersenyum seperti tak terjadi apa-apa agar ibunya tidak khawatir padanya mengenai mimpi buruknya itu.
"Baiklah, siap-siap gih. jangan lupa sarapan, ibu sudah membuat nasi goreng telor ceplok di meja makan."
"Oke bu," Zara mengambil handuk dan segera ke kamar mandi.
Zara sudah berada di pinggir jalan menunggu bis. Tidak lama yang ditunggunya datang, ia segera naik dan duduk di kursi samping jendela.
Perkenalkan namaku Firanda Azzara, aku berumur 21 tahun sekarang, dengan tinggi 167 cm, Memiliki mata yang bulat besar dan rambutku sedikit bergelombang dengan panjang sepinggang.
Dari umur 8 tahun aku sudah hidup berdua dengan ibuku. Sedangkan ayahku, ibu bilang ayahku meninggal saat aku berumur 7 tahun, saat itu kami masih tinggal di Bandung, ayah meninggal karena kelalaian bekerja di pabriknya, aku tidak mengingat saat-saat aku bersama ayah, ibu bilang aku adalah anak kesayangan ayah, tapi aku bahkan tidak ingat sedikitpun moment indah saat bersama ayahku.
Yah, ibu bilang aku pernah mengalami kecelakaan dan mengalami lupa ingatan.
Sejak lulus SMA aku sudah bekerja membantu biaya hidup aku dan ibu, aku sering membantunya berjualan kue, tapi sekarang aku sudah mendapat pekerjaan disebuah mall besar di Jakarta sebagai penjaga toko mainan. Aku bersyukur tentang itu.
Zara melihat ke arah luar kaca mobil, cuaca Jakarta pagi ini begitu cerah membuat hatinya ikut senang.
"Ding ding, "suara nada sms di hpnya, Zara membuka isi SMS itu dan melihat pengirimnya, Rian.
"Pagi cantik, lagi di jalan ya?"
Zara tersenyum melihat isi sms itu.
Zara
"Pagi juga, iya lagi dijalan nih."
Rian
"Ntar aku ke tempat kerja kamu ya."
Zara
"Mau ngapain?"
Rian
"Ada deh,surprise dong."
Zara
"Ya udah ntar kalo udah sampe, kabarin aku yaa."
Rian
"Oke"
Zara pun memasukkan hpnya ke dalam tas, dan lanjut memandangi Jakarta. Melihat pemandangan luar di mana mobil-mobil berlalu lalang dan gedung-gedung tinggi menjulang di Jakarta.
Zara sampai di depan mall dengan nama Metropolitan Mall. Ia segera memasuki gedung mall dan berpapasan dengan teman kerja serta sahabat SMP-nya itu.
"Pagi Zara ku, makin cantik aja sih," goda Emilia.
"Pagi-pagi udah digodain, jadi panas nih," jawab Zara, lalu mengibaskan tangannya membalas candaan Emilia, Emilia tertawa dengan tingkah sahabatnya itu.
"Mau lanjut ke yang lebih panas ga?" goda Emilia lagi.
"Hahaha. sudahlah, yuk kita ke toko, sebelum dimarahin bos."
Zara menarik Emilia berjalan ke toko mainan, Emilia mengikutinya dengan pasrah.
Di tempat yang sama, seorang pria bersama anak laki-laki berumur 7 tahun memasuki mall, pria tampan dengan tubuh atletis dan lumayan berotot, tinggi 185 cm dengan penampilan rapi, stelan yang dipakainya berharga jutaan rupiah, tentu saja dengan merk pakaian terkenal dan sudah dapat ditebak keduanya berasal dari keluarga kaya raya. Anak laki-laki itu menarik pria itu, tapi bunyi dering telpon menghentikan langkah pria itu. Dan mengangkat telponnya.
Anak lelaki itu melihat sekelilingnya dan tidak jauh darinya ada seorang anak laki-laki juga yang sedang membawa bungkusan mainan robot bumblebee yang begitu besar, mainan yang diinginkannya.
"Paman Darren, ayo cepat! aku mau robotnya," kata anak laki-laki itu sambil menarik-narik celana pria yang disebut sebagai pamannya.
"Tunggu sebentar Bara, paman lagi terima telpon dari mamamu."
Nadine :" Darren udah dimana? Kakak sama papah udah sampe nih dirumah."
Darren : "Aku lagi di mall kak, Bara tiba-tiba minta mainan, jadi aku mampir sebentar."
Bara yang sudah tidak sabar langsung berlari meninggalkan pamannya, Darren terkejut dan langsung meminta kakaknya menutup telponnya.
Darren :" Kak udah dulu yaa, Bara udah lari, selesai beli mainan untuk Bara, aku langsung pulang."
"Tuut," Darren menutup telponnya dan ia melihat Bara sudah naik eskalator menuju lantai dua.
"Ah, anak ini!" ketus Darren karena khawatir melihat Bara yang sudah berlari jauh di depannya.
Ia segera berlari untuk menyusul Bara. Darren sampai di lantai dua,, tapi tidak melihat sosok Bara. ia mulai khawatir dan cemas, ia mengelilingi mall di lantai dua itu, tapi tidak juga melihat Bara, pikirannya jadi kacau dan khawatir.
Sudah setengah jam dia mencarinya, namun Darren masih belum menemukan Bara, tiba-tiba suara speaker mall dihidupkan.
"Selamat siang para pengunjung mall, kami dari ruang keamanan ingin menyampaikan kalau kami telah menemukan seorang anak laki-laki berumur 9 tahun bernama Bara Wildan Wijaya. Bagi pengunjung yang merasa kehilangan anak ini, silahkan temui kami di ruang keamanan, anak ini sudah menunggu."
Mendengar itu Darren langsung menuju ruang keamanan dan menanyakan keberadaan Bara.
Kepala keamanan langsung membawa Darren ke tempat bermain anak-anak dan menunjuk ke arah Bara yang sedang bersama seorang wanita.
"Pegawai kami menemukannya sedang menangis di depan toilet wanita dan sejak tadi anak ini tidak mau ditemani siapapun kecuali pegawai kami ini."
"Baiklah, terima kasih atas bantuannya."
Kepala keamanan meninggalkan Darren dan melanjutkan pekerjaan nya. Darren memperhatikan Bara bersama wanita itu, Bara terlihat sangat senang dan tertawa bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Adel
mampir di karyaku juga ya thor yang berjudul RINDUKU DI UJUNG SURGA...
trims...😄😄
2020-12-21
0
Wiwi Andriani
Semangat terus ya thor dalam berkarya nya... aku udah like, rate 5😊 dan jangan lupa mampir ya ke cerita aku " Theatrical Love" Makasih 🙏
2020-07-22
1
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
hi thor..
aq singgahi yaa...
aq bawa boomlike
feedback donk 😊🙏
2020-07-17
1