Season 1 Firanda Azzara

Darren terpesona melihat sikap pegawai itu pada anak-anak, terlihat sekali dia sangat menyukai anak-anak. Baru pertama kali Darren melihat Bara terlihat begitu dekat dengan orang asing padahal baru ditemuinya.

Darren tidak ingin cepat-cepat menghentikan moment itu, bibir itu spontan mengulas senyum melihat wanita yang sedang memperagakan gerak binatang demi membuat Bara tertawa. tapi, itu harus terhenti saat Bara melihat ke arah Darren yang sedang mengawasinya.

Darren melihat Bara berkata sesuatu pada wanita itu, dan menunjuk kearahnya. Bara menggandeng tangan wanita itu, menariknya menghampiri Darren, Darren dengan cepat langsung berdiri tegak dan memasang wajah tegas dan dingin.

"Om Darren, kenapa tinggalin aku?"

Tuk..

Darren menyentil jidat Bara karena kesal dengan perkataanya.

"Jelas-jelas kamu yang lari meninggalkan om, klo ga ada pengumuman tadi, om pasti udah tinggalin kamu pulang."

"Itukan salah om, om yang tadi ga mau cepet beli mainan buat aku,"kata Bara kesal melimpahkan semua kesalahan kepada paman nya.

"Dasar, anak ini. tidak bisa membantah."

Darren lalu mengangkat Bara menggendongnya,"Ya sudah, sekarang kita beli mainan buat kamu."kata Darren sembari tersenyum menyenangkan keponakan kesayangannya itu, Zara ikut tersenyum melihat sikap Darren yang begitu menyayangi keponakannya itu.

"Yee beli mainan, ayooo om. tapi, boleh ga ajak kaka Zara?"

Darren melihat ke arah Zara, Zara lalu mengelus rambut Bara.

"Bara mau beli mainan yaa, karena om kamu sudah datang. Ayo! kaka temani kamu. kebetulan kaka bekerja ditempat mainan,"

"Beneran ka'? ya udah yuk om, aku pengen cepet beli bumblebee."

"Iya, iyaa."

Bara minta diturunkan dan langsung menggandeng tangan Darren dan juga tangan Zara, Bara berada diantara keduanya, Zara terkejut karena Bara yang tiba-tiba menggenggam tanyanya, ia ingin melepaskan tapi melihat Bara begitu senang Zara tidak jadi melepaskan genggaman Bara padanya . Berbeda dengan Darren ia sangat gugup, jantungnya berdebar cepat.

Emilia melihat Zara dan ia benar-benar dibuat bingung dengan suasana itu.

"Pemandangan keluarga bahagia"ucapnya.

Zara memukul pundak Emilia,"Huss, jangan bicara sembarangan. mereka ini pengunjung!''

"Hemss, iya iya, tau."

Zara menemani Bara memilih mainan bumblebee yang bagus dan Darren memperhatikan dari pintu toko, ia kembali dibuat kagum dengan sikap Zara yang bisa membuat Bara melupakan paman kesayangan nya ini. Selesai memilih mainan Darren langsung membayar mainan nya.

"Kakak Zara, kapan-kapan kita main lagi yaa." kata Bara dengan polosnya.

"Iya, kapan-kapan kita main lagi,"jawab Zara sekenanya, untuk menyenangkan Bara.

"Aku pulang dulu ya kaka Zara."

Zara mengelus rambut Bara dengan lembut" Hati-hati dijalan ya,"

Bara dan Darren meninggalkan toko mainan itu. Rian melihat semua kejadian saat Zara mengelus rambut Bara dan juga tatapan Darren pada Zara yang tidak biasa. Iapun langsung menghampiri Zara dan merangkulnya, Darren melihatnya dan tidak menyukainya. Suasana hatinya tiba-tiba jadi buruk.

"Kakak Zara baik. kalo aku punya bibi kayak kakak Zara aku pasti seneng banget, pasti bisa main terus."

"Kamu ini! darimana tau orang itu baik atau tidak?,"

"Dari om Darren, om Darren pernah bilang ke Bara. katanya, orang baik itu bisa buat orang di sekelilingnya ketawa dengan tulus, kakak Zara kayak om Darren. Om Darren sering buat bahagia Bara."jelas Bara dengan sikap polosnya.

Darren tersenyum kecil, "Bagaimana kau bisa langsung menilai orang itu baik. Jangan percaya perkataan om karena om tidak sebaik itu, om ini seperti kakekmu yang kau anggap sebagai orang jahat om tidak jauh berbeda dengannya,"ucap Darren dalam hati.

"Siapa laki-laki yang bersamamu tadi?"tanya Rian dengan cemburu.

"Owh, itu. Dia paman dari anak yang aku temuin di depan toilet wanita,"jelas Zara tanpa mengurangi kenyataan.

"Bener, ga ada hubungan apa-apakan sama kamu. Melihat tatapannya sepertinya dia sudah jatuh cinta padamu?"kata Rian dengan nada kesal.

"Tidak ada. sudahlah, aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu! Kamu mau apa datang kesini?"

"Aku ingin mengajak kamu menemui orang tuaku!"

"Apa?"Zara terkejut dengan perkataan Rian,"Kamu ga salah ngomong kan?"

"Tidak! Aku benar-benar ingin mengajakmu menemui keluargaku. Aku pengen hubungan kita lebih dari sekedar pacar."

"Maksudnya? "

"Iya, apa pun yang kamu pikirkan, itulah yang aku inginkan. jadi, aku tunggu kamu di luar mall saat pulang nanti."

"Tapi?"

Belum selesai bicara Rian sudah melangkah pergi dari toko.

Zara tidak fokus bekerja, ia memikirkan tentang ajakan Rian tadi. Emilia menepuk pundak Zara menyadarkan Zara dari lamunan nya.

"Woy!! lagi mikirin apa sih, ngelamun aja?"

Zara segera menyadarkan diri lamunannya,"Aku bingung apa yang harus aku lakukan, Rian ngajak aku ketemu sama keluarganya?"

"Iya bagus dong, tandanya dia serius dengan hubungan kalian."

"Tapi aku belum siap Em, apalagi kamu tau kan aku dan dia statusnya beda jauh. Dia anak dari pemilik perusahaan iklan terkenal di Jakarta, sedang aku? apa kata orang tuanya nanti?"

"Sudahlah Zara, percaya sama Rian. Selama ini kalian baik-baik aja kan, kalo ibunya Rian menentang hubungan kalian pasti udah lama kalian putus. Tapi, buktinya kalian masih langgeng aja."

"Iya sih, mungkin pikiran aku yang salah."

Mendengar perkataan Emilia membuat zara jadi sedikit tenang, walau sebenarnya pesimisnya lebih besar dari optimisnya.

Dikediaman rian...

Zara dan Rian sudah berdiri didepan pintu rumah Rian.

"Assalamu'alaikum.."

Kreeek....Rian membuka pintu.

Diruang tamu kedua orang tuanya sedang mengobrol. Ada seorang wanita muda yang duduk bersama mereka, melihat kedatangan anak lelakinya, ibunya segera bergegas bangun dan menghampiri anaknya.

"Eh, Rian. tumben baru pulang?"kata ibunya dan matanya tertuju pada Zara, ia melihat Zara menatapnya dari bawah ke atas dan langsung menunjukan wajah tidak senang.

"Yuk, kita ngobrol-ngobrol dulu,"kata ibunya lagi.

Mereka duduk di sofa ruang tamu, wanita yang berada disitu langsung duduk disamping Rian dan merangkulnya. Melihat itu Zara hanya bisa diam apalagi melihat tatapan orang tua Rian padanya yang sangat tidak senang membuat Zara jadi takut dan canggung. Ia hanya bisa menundukkan wajahnya dan merasa rendah diri, Rian juga tidak marah atau menangkis rangkulan wanita itu.

"Kak Rian, aku kangen sama kaka. Aku baru pulang dari amerika loh, kakak ga kangen sama aku?"kata wanita itu dengan manja kepada Rian.

"Rian, siapa perempuan ini?"tanya ayahnya yang dari tadi sudah memperhatikan Zara.

"Ah iya. Kenalin mah,pah, ini pacar aku, Zara.''jelasnya dengan senang memperkenalkan Zara.

Mendengar itu orang tua Rian terkejut begitu juga dengan wanita itu,ibunya langsung menarik Rian menjauh dari sofa.

"Kamu sudah gila ya! Bawa gadis miskin kesini. apalagi, sampai menjadikanya pacar. Dimana muka kita akan ditaruh jika keluarga Santoso mengetahui ini . Kau tau kan kau itu sudah dijodohkan dengan Alice?''

"Mah, aku tidak menerima perjodohan itu. Alice sudah aku anggap seperti adik aku sendiri mana mungkin aku menikahinya."

"Tidak Rian, mamah tidak setuju. Mamah mau pulang dari sini kau putuskan dia dan mamah tidak mau melihat kamu berhubungan dengan wanita miskin itu."

Zara mendengar perseteruan Rian dan ibunya, hatinya menjadi sangat sakit walaupun ia berpacaran dengan Rian hanya untuk menghargai perasaan Rian yang telah berkali-kali menembak Zara sejak SMP. tapi, mendengar perkataan ibunya yang tidak menyetujui hungan mereka, hatinya menjadi sakit.

Ibunya Rian menghampiri Zara,"kau mau berapa dari anakku? Akan aku berikan! Asalkan, putuskan hubungan kalian?"kata ibu Rian dengan kasar dan secara langsung tanpa basa-basi.

"Mah, jangan berbicara seperti itu pada Zara! Aku tidak akan memutuskannya, mamah tidak tau perjuangan aku selama 9 tahun ini untuk mendapatkan nya."

"Apa? kamu sudah gila yaa!! mengejar wanita seperti ini. bahkan langkah kakinya tidak berhak untuk menapak dilantai rumah ini, beraninya wanita miskin ini sombong dan jual mahal."

Air mata Zara mulai menetes mendengar penghinaan ini sungguh menyakiti hatinya.

"Cukup mah!!"bentak Rian

"Rian!! beraninya kamu membentak ibumu?!"kata ayah Rian dengan emosi.

Terpopuler

Comments

Sisi Lusi

Sisi Lusi

kok backgrundnya gelap to bc nya cpt kesel

2020-12-02

1

Priska Anita

Priska Anita

Like disini thor!

2020-07-16

1

hyourei

hyourei

aku udah mampir nih
semangat

2020-07-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!