Zara sudah tidak tahan dengan pertengkaran ini, Ia bangkit dari tempat duduknya,"Sudah om, tante, saat ini juga aku dan Rian sudah tidak ada hubungan, Meskipun aku miskin. Aku bahagia, karena tidak pernah memandang orang dari derajatnya."ucap Zara dengan kesal, ia langsung berlari keluar dari rumah Rian. Rian mengejarnya dan menangkap tangan Zara, dengan sigap Zara menangkis tangan Rian.
"Sudah cukup Rian! Dari awal memang seharusnya kita tidak pacaran. Aku menyadari statusku jadi, jangan temui aku lagi"
"Zara, apa kamu akan menyerah begitu saja?''
"Iya. Aku bahkan tidak pernah mencintaimu. Selama ini aku hanya menghargai perasaanmu, jadi jangan berharap pada hubungan yang lebih." ungkap Zara lalu berlari meninggalkan Rian.
"Zara!! aku tidak akan pernah menyerah."teriak Rian tapi Zara mengacuhkannya.
''Hubungan yang di bangun tanpa rasa cinta akankah bisa berjalan indah? Awalnya, aku berpikir kalau aku akan bisa membalas perasaanmu. Tapi, sampai saat ini perasaan itu tidak tumbuh padahal aku sudah berusaha. Maaf Rian aku tak bisa menyakitimu lagi.''
Setelah kejadian dirumah Rian. Zara tidak pernah bertemu lagi dengan Rian. Entah karena Rian begitu marah padanya atau Rian sudah mempunyai wanita lain. Sudah seminggu setelah kejadian itu Zara mulai membaik perasaanya dan ia tidak ingin berlarut-larut tenggelam dalam kesedihan itu.
****
Darren dipanggil ayahnya Keruangan rahasia dirumahnya, dan ruangan itu tidak banyak yang tahu. Ruangan rahasia itu hanya diketahui oleh Darren, ayahnya dan orang-orang kepercayaan ayahnya. Ayah Darren adalah ketua mafia Darah Iblis. Mafia terbesar Di indonesia.
Semua orang-orang besar mengetahui siapa ayah Darren, dan mereka semua tunduk pada ayah Darren dan tidak ada yang berani melawan nya. Kecuali hanya beberapa bagian saja yang masih berusaha melawan genk mafianya.
Darren sebagai penerusnya sudah dilatihnya dari kecil bagaimana cara menghadapi orang-orang yang menindasnya dan cara membuat mereka tunduk dan untuk Nadine, anak perempuan pertamanya tidak mengetahui apa-apa tentang identitas ayahnya. Darren dan ayahnya sengaja menyembunyikan semua itu karena tidak ingin Nadine terlibat dalam mafia ini. Jadi, ayahnya hanya ingin Nadine menjalani kehidupan yang normal bahkan ayahnya menyetujui pilihan hatinya yang bukan dari keluarga kaya karena tidak ingin menyakiti anak perempuannya itu ia sangat menyayanginya.
Ayah Darren bukan hanya sebagai Bos mafia tapi juga sebagai pemilik perusahaan besar di bidang teknologi terbesar Di indonesia dan ada beberapa perusahaan yang ada diluar negri dengan nama Biosock Teknologi.
Darren duduk berhadapan dengan ayahnya diruangan itu.
"Ada apa ayah memanggilku?"
"Ayah ingin memberi tugas padamu Sebelum kamu menjadi penerus ayah. jika kamu lulus pada tugas ini, ayah akan langsung menunjuk kamu sebagai penerus ayah."
"Dengan hormat aku akan menerima tugas ini dan tidak akan mengecewakan ayah"
Ayah Darren berdiri dan menghampiri sebuah mading besar diruangan itu. Mading yang ditutupi oleh kain putih. Ayah Darren menarik kain itu sampai jatuh kelantai dan terlihatlah sebuah potongan koran juga foto-foto ibunya dengan seorang pria, Darren mengamati gambar dan tulisan dilayar itu, matanya tertarik pada satu foto. yaitu, foto Zara.
"Apa ini ayah?"tanyanya penasaran.
"Kau ingat dengan lelaki ini, lelaki yang membunuh serta merebut ibumu dari keluarga kita."
Mendengarnya saja sudah membuat hati Darren panas. Kebencian besar menyala dihatinya, ia langsung teringat pada kejadian 14 tahun lalu saat ia melihat tubuh ibunya dengan luka berat akibat perbuatan dari laki-laki itu.
"Aku tidak akan pernah lupa dengan kejadian itu, bahkan sedetikpun!!"kata Darren penuh kebencian.
"Inilah tugasmu, dan sudah saatnya untuk kita balas dendam."
Darren menatap dingin pada foto lelaki yang bersama ibunya dengan tatapan kemarahan.
"Bagaimana kita akan balas dendam ayah?"
Ayahnya menunjuk pada foto Zara,"dengan ini!!''
"Baik ayah, aku siap menjalani misi itu."
Darren pulang ke rumahnya, ia tidak tinggal dirumah ayahnya karena dirumah ayahnya ia tidak pernah merasa nyaman. Setiap hari ia selalu teringat dengan kejadian masa lalu yang menyakitkan itu. Sejak masuk SMA Darren meminta ayahnya untuk membelikan rumah yang akan dia tinggali sendirian, ayahnya menyetujui itu, dan sejak itu dia jarang pulang kerumahnya kecuali saat-saat tertentu saja. Di rumah ini ia tinggal sendiri tidak ada pembantu atau pelayan. Pekerja di rumahnya hanya datang untuk bersih-bersih rumah dan menyiram tanaman. Mereka bekerja dari pukul 07.00 sampai 12.00 saja.
Darren merasa lebih nyaman untuk tinggal sendiri. tinggal bersama orang lain itu tidak nyaman baginya, sangat merepotkan juga berisik. Darren membaringkan tubuhnya di ranjang kamarnya, ia memandangi foto Zara yang ia dapatkan dari ayahnya. Sebelum pulang, ayahnya memberikan foto dan berkas mengenai kehidupan Zara.
"Jadi inilah takdir kita, aku tidak menyangka kamu adalah anak dari laki-laki yang telah menghancurkan keluargaku. Aku tidak akan pernah bersikap baik padamu, Zara."
Hari ini adalah hari minggu. Zara libur bekerja dan ia sedang sibuk membuat makanan bersama ibunya didapur, Zara mengurusi pembuatan lapis dan ibunya sibuk membuat bolu kukus yang lezat.
"Katanya Emilia mau datang, mana nih belum muncul-muncul?"
"Sebentar lagi kali bu, ye!! kue lapisnya sudah matang,"ucap Zara senang dengan buatan kue lapis nya yang telah matang.
Ding..Ding..
Nada dering sms di hp Zara, Zara melihat isi pesannya.
Emilia
"woy gue udah di depan nih, bukain pintu dong!''
"Nih, yang dibilangin udah nongol.''kata Zara menunjukan isi SMS kepada ibunya.
"Ya sudah, cepat bukain pintunya!"
Zara membuka pintunya dan melihat Emilia yang sudah menunggunya di depan pintu, begitu pintu terbuka Emilia langsung berlari masuk dan memeluk ibu Zara,. Zara hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Emilia.
"Ibu makasih loh, udah buatin kue buat aku."
Ibu Zara mengelus rambut Emilia dengan lembut.
"Dasar kamu ini terlalu PD,"canda ibu Zara.
Emilia dan Zara tertawa dengan pengucapan ibu Zara yang mengikuti logat anak-anak muda jaman sekarang.
Emilia sudah sangat dekat dengan keluarga Zara dan ibu Zara sudah menganggap Emilia sebagai anak nya sendiri.
Selesai membuat makanan dan minuman mereka bertiga menggelar tikar didepan rumah Zara. Menaruh makanan kue 2 macam itu beserta teh hangat, mereka duduk dan berbincang-bincang disitu.
"Inilah kehidupan para jomblo dihari minggu."ucap Emilia memulai perbincangan.
"Cepat punya pacar dong biar hari minggu ada yang ngajak jalan,"saran Zara.
"Hem, kayaknya ada yang lagi ngejek nih. Eh jomblo, jangan ceramahin jomblo karena lo juga jomblo dasar jomblo!!"balas Emilia.
Ibu Zara tersenyum melihat tingkah 2 gadis remaja di depannya.
Saat sedang berbincang-bincang, datang 2 mobil mewah masuk ke halaman rumah Zara dan terparkir disitu. mereka menatap kearah 2 mobil itu dan yang ada didalam mobil mulai keluar dari mobil.
Dari mobil pertama yang masuk ke halaman rumah Zara keluar 2 orang pria, dan dari mobil dibelakangnya keluar 4 orang pria dengan badan yang tak biasa, 4 orang itu berpakaian rapih dengan kaos hitam badanya kekar berotot. Mereka langsung memasang badan siaga untuk berjaga, dengan mudah bisa ditebak kalau 4 pria itu adalah seorang Pengawal dari 2 pria yang keluar dari mobil pertama.
Zara melihat 2 lelaki itu berjalan ke arah mereka bertiga. Dan wajah itu,Zara masih mengingatnya. Tentu saja, wajah tampan dengan badan bagus itu tidak mudah dilupakan oleh seorang wanita yang normal, dan sejak 2 orang tadi keluar dari mobil terlihat ekspresi wajah cemas dan takut pada ibu Zara.
"Zara,Emilia, masuk ke dalam!!"kata ibunya dengan nada khawatir.
"Kenapa bu?"tanya Zara kebingungan dengan sikap ibunya.
"Sudah cepat!!" ibu Zara mendorong-dorong tubuhnya memintanya untuk masuk kedalam rumah.
Emilia tanpa pikir panjang langsung menarik tangan Zara dan membawanya masuk lalu menutup pintunya. Darren dan ayahnya berhadapan dengan ibu Zara, ayah Darren tersenyum sinis melihat sikap ibu Zara yang begitu mengkhawatirkan anaknya. Sepertinya ibu Zara sudah tau apa tujuannya mendatangi rumahnya.
"Hallo Riana, sudah 13 tahun berlalu. Kau tidak rindu padaku?"sapa Wijaya dengan nada menggoda Riana, ibu Zara.
"Cih, orang kejam seperti kamu kenapa datang kesini? apa lagi yang ingin kamu lakukan?"ucap ibu Zara dengan emosi.
Darren hanya diam dengan ekspresi dingin sambil memperhatikan ayahnya. Zara dan Emilia melihat dari dalam rumah melalui jendela, keduanya khawatir karena ini bukan hal baik.
"Kau lupa Riana pada janjimu? sekarang putrimu sudah 20 tahun. Bukankah ini waktunya memberikan dia padaku?"ucap Wijaya lagi sambil memainkan kuku jari tengahnya dengan dijentikkan, dan ekspresi wajah yang dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Rahman
😮😮😮😮 menegangkan
2020-12-22
1
Ryra Fatm
bagus thor..
semaangat ya.💪💪
2020-07-14
1