Tahun ketigaku di bangku SMA lebih diisi dengan mengikuti banyak les di bimbel. Karena sudah dekat dengan kelulusan, aku harus lebih memprioritaskan sekolah supaya aku bisa sukses dan segera mendapatkan banyak uang untuk operasi plastik.
Terserah keluargaku akan suka atau tidak, aku tetap akan melakukannya kelak. Hanya itulah jalan keluarku dari kesengsaraan. Orang yang melarangku untuk operasi plastik tidak akan mengerti kesulitanku dengan wajah iblis ini.
Sampai-sampai seringkali aku memberanikan diri untuk bercermin dan berbicara sendiri pada wajah ini.
"Kenapa wajahmu yang cantik menempel di wajahku yang seharusnya tampan ini?"
"Sebenarnya siapa kamu?"
"Keluar dari wajahku dan tunjukkan dirimu yang sebenarnya".
"Kita harus membuat perhitungan"
Hingga mau lulus SMA, aku masih tidak bisa menerima keadaanku sendiri. Memang wajahku sangat mirip dengan ibuku sewaktu masih muda. Tapi kakak perempuanku lah yang seharusnya memiliki wajah ini. Apakah Tuhan salah memberi wajah?
Banyak dari temanku mengatakan jika aku berada dalam tubuh yang salah. Tapi tidaklah demikian.
Aku bangga dan bersyukur dilahirkan sebagai laki-laki. Karena laki-laki itu kuat dan tidak mengenal takut. Tidak ada yang salah dengan tubuhku. Aku hanya terjebak di hormon yang salah.
Ah ya sudahlah, masalah ini tidak akan pernah selesai. Aku harus berdamai "dengannnya". Maksudku berdamai dengan "hantu wanita cantik" yang bersemayam dalam tubuhku.
Selama ini aku menganggap diriku dan wajahku adalah dua pribadi yang berbeda. wajahku tidak ada hubungannya denganku. Sedemikianlah besar penolakanku terhadap wajah ini.
Jika wajah ini punya perasaan, dia pasti sudah menangis karena penolakanku kepadanya yang berlebihan. Lagian suruh siapa hinggap sembarangan? Pergi sana... wajah iblis
Aku mengikuti bimbel dari pukul 7 malam hingga pukul 10 malam. Tapi aku mendapatkan pesan whatsapp dari kakakku perempuan yang bernama Aya yang minta dijemput jam 9. Karena kakakku Miki tidak bisa menjemputnya. Padahal aku masih di dalam bimbel.
Aku meminta ijin ke toilet untuk menelpon Kak Aya agar menungguku satu jam lagi, karena aku harus menyelesaikan bimbelku terlebih dahulu. Karena itulah aku menjemput kakak agak malam.
Selesai bimbel, aku segera berangkat untuk menjemput kakak. Dari jauh, aku sudah melihat dia menungguku di pinggir jalan.
Sekitar jarak 50 meter dari kakak, aku melihat dua orang pria berboncengan menghampiri kakak, merebut handphonenya dan kabur, lalu kakakku berteriak.
Aku segera datang dan mengatakan "Ayo kak, kita kejar".
"Nggak usah, aku takut" kata kakak
"Nggak papa, ada aku" kataku meyakinkan.
Lalu kakak memboncengku, dan kita mengejar para begal itu, karena belum jauh.
Tak lama kemudian, pengendara motor itu berbelok ke arah pos ronda di pojok jalan. Disitu sudah banyak menunggu ada 3 orang berpenampilan seperti preman dengan kartu remi dan sejumlah uang yang berserakan. Terlihat seperti mereka sedang bermain judi. Saat ini jumlah mereka ada lima orang.
Aku turun dari motorku, dan kakak kusuruh menunggu di atas motor. Aku memberikan HPku kepada kakakku untuk aku suruh kakak menghubungi temanku bernama Jacky lewat whatsapp, dan shareloc lokasi ini, agar dia bisa segera datang secepatnya. Aku akan mengulur waktu.
Lalu aku mendatangi posnya seorang diri. Aku tetap mengenakan helm untuk melindungi kepalaku seandainya terjadi perkelahian.
"Balikin" bentakku.
Walaupun sebenarnya aku jelas kalah jumlah, tapi mau bagaimana lagi? Tapi orang-orang itu malah menertawakanku
"hahahaha... lo ngapain cewek disini sendirian, pulang sono, nanti malah diculik, lo cuma sendiri, kita berlima. Belom ini bentar lagi yang laen pada dateng hahahaha" kata mereka.
Dan benar saja, tidak lama setelah itu, aku mendengar suara raungan motor dari jauh yang semakin lama semakin mendekat. Aku perkirakan jumlah mereka ada 20 orang.
Keadaanku kian sulit, aku harus menghubungi Jacky secepatnya, karena aku juga butuh pasukan sebelum terjadi sesuatu pada kami.
Pengendara motor yang berjumlah 20 orang itu kemudian datang dan mengitari kami. Kakak hanya bisa menangis menyalahkanku.
Jika saja aku mendengarkan sarannya untuk tidak mengejar begal itu, tidak akan terjadi masalah yang lebih rumit seperti ini.
"Kenapa ini ribut-ribut?" tanya salah seorang dari pengendara motor itu kepada anggotanya yang berada di pos ronda.
"Ini bang, ada cewek mabok nuduh gue nyolong hp katanya, padahal daritadi kita disini" kata orang di pos berbohong.
Aku hampir berteriak "bohong", tapi kata-kataku terpotong oleh salah seorang dari 20 pengendara motor itu yang mengatakan
"Itu kaya motornya ceweknya Jacky deh". Sambil menunjuk ke arah motorku.
Maksudnya? Mereka mengenal jacky? Oh... yang benar saja... aku baru menyadari, ada stiker DMC (Deathmatch Motor Club) pada setiap motor yang mengelilingi kami. Jacky adalah ketuanya. Mereka tidak mengenaliku karena aku masih mengenakan helm. Yang jelas, keberuntungan sudah berbalik.
"Abang kenal Jacky?" tanyaku pada salah seorang pengendara motor
"Itu ketua kita, kenapa? Ada masalah? Lo siapa?" Katanya.
"Gue bukan siapa-siapa" Kataku sambil tersenyum membuka helm.
"Loh itu pacarnya Jacky? Loh Mba? kok ada disini?" Kata mereka yang mengenaliku
Sialan, aku salah strategi. Tamatlah aku... mereka menyebutku pacar di depan kakakku. Aku melihat wajah kakak yang sangat shock mengetahui adik laki-lakinya disebut-sebut berpacaran dengan seorang pria.
"Eh kakak, aku bisa jelasin nanti pas pulang, ini nggak kaya yang ada di pikiranmu" kataku menenangkan kakak. Kakak hanya mengangguk.
"Kok mba bisa ada disini? Tadi belom dijawab" tanya mereka lagi.
"Karena kakak gue habis dibegal sama mereka" jelasku sambil menunjuk lima orang yang ada di pos ronda.
Lalu dengan cepat mereka menggeledah jaket 5 orang itu dan mereka menemukan HP kakak. Rupanya mereka menggunakan HP kakak untuk taruhan judi.
"Kita harus laporin ke Bos" Kata salah seorang dari mereka
"Nggak usah bang, bentar lagi juga dateng, mendingan kita ngopi-ngopi dulu disini wkwkwk" kataku.
Belum juga kami selesai tertawa, Jacky sudah terlihat dari jauh.
"Nah itu dia" kata mereka.
Jacky segera turun dari motor dan berteriak "Siapa yang ambil HP cewek gua?"
Lalu salah seorang pengendara meluruskan "Bang, yang dicuri itu HP kakaknya cewek lo bang, bukan HP cewek lo"
Jacky melihat ke arah kakak yang sedang berada di atas motorku langsung terpesona dan terkejut kalau ternyata aku memiliki kakak yang sangat cantik. Lalu Jacky berteriak pada mereka semua
"Kakaknya itu cewek gue jugaaa!! Ngerti kalian?" teriak Jacky.
"Ooo... ceweknya si Bos ada dua ternyata, hebat juga ya, kakak beradik bisa dipacarin semua" kata anak buahnya.
Kakakku semakin bingung dengan apa yang terjadi dan berusaha menyamakan alur cerita.
"Kamu nggak papa kan sayang?" tanya Jacky kepada kakakku sambil memegang tangannya.
"Nggak papa sayang, tapi aku takut" kata kakakku berakting menyamakan cerita.
“Kamu tenang aja sayang” kata jacky sambil merangkul kakak dan mengusap-usap pundaknya. Kakak hanya tertunduk karena agak risih.
"Hoi Jek... tangan lo dijaga, kurang ajar" kataku pada Jacky.
"Iya Bos, tangannya dijaga, nanti cewek abang yang satunya bisa cemburu" Kata mereka kepada Jacky.
Ahhh percakapan macam apa ini... Makin sulit aku menjelaskan kepada kakakku jika sampai rumah.
Lalu Jacky meminta keterangan pada kakakku. Akhirnya ditetapkan dua orang bersalah yang melakukan begal. Mereka dipukuli dan dikeluarkan dari club, karena telah mencemarkan nama club.
Lalu Jacky mengawal kami sampai rumah dan menjelaskan pada kakakku kalau dia bukan pacarku, hanya teman sekolah. Ceritanya sangat panjang untuk dijelaskan.
Sebelum kami masuk rumah, Jacky meminta nomor HP kakak untuk alasan perlindungan yang sebenarnya adalah untuk pedekate.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Ainur Cutee
si Abang Jacky modus😁😁
2021-10-07
1
Mr Im
lah, itu si Jacky pinter, thor, wkwkwk
berbakat masuk jurursan akting itu
gas pooool broo
kan jarang nemu tuh kakak bening macam kakaknya si Rai
2021-10-01
2
Ina Nuraini
lucu banget sih novelnya wkwkkw
2021-09-19
1