Sepanjang perjalanan pulang Frans lebih banyak berdiam diri fokus menyetir disamping Sandra. Pria penuh hangat dan perhatian ini sebelumnya kepergok Sandra lagi dan lagi bersama Jesika.
Apa yang terlihat didepan toilet bukanlah yang pertama bagi Sandra.
"Jes,Lo kenapa?" Tanya Frans menangkup bahu Jesika. Wanita itu bersandar pada dinding dengan rambut yang terurai kedepan menutup sisi wajahnya. "Gue yakin Leon udah tahu hubungan kita." Menepis tangan Frans dari pundaknya.
"Kalau dia tahu." Mengusap air mata di sudut mata Jesika. "Dia udah ninggalin Lo dan datang menghajar gue." Menyelipkan rambut Jesika kebelakang daun telinganya.
Kak Frans bodoh. Batin Sandra berdiri mematung bersembunyi dibalik tembok menahan diri untuk melanjutkan niatnya yang hendak membersihkan gaunnya yang ketumpahan saos.
"Bagaimana dengan Sandra?" Tanya Jesika membuat Sandra menutup mulutnya dari balik tembok. "Lo yakin mereka gak saling kenal?" Tanya Jesika.
"Gak ada alasan keduanya saling mengenal." Jawab Frans. "Kenapa Lo mikir begitu?" Tanya Frans balik.
"Gue perhatiin sikap Leon pada Sandra beda." Menatap Frans yang mengernyitkan keningnya. "Beda dimana?" Tanya Frans.
"Leon memperlakukannya sangat manis." Ucap Jesika memikirkan kembali sikap Leon yang memotong steak sebelumnya. Seolah ia sudah tahu Sandra akan datang. Bukan hanya itu Jesika juga melihat keduanya saling melirik satu sama lain dan tersenyum selama makan malam.
"Itu hanya perasaan cemburu." Ucap Frans menepis ingatan dan kecurigaan Jesika pada sikap Leon ke Sandra.
"Cemburu?"
"Ya Lo cemburu." Meraih tangan Jesika. "Itu wajarlah Lo kan pacarnya." Menghela nafas pelan lalu melipat bibirnya memandang Jesika yang tak melihatnya. "Lo masih punya perasaan untuknya jadi wajar aja kalau Lo merasa terganggu dengan sikap Leon ke Sandra." Jelas Frans memandang Jesika yang malah menatap kosong pada bunga mati yang berada lurus didepannya.
Bunga mati bahkan lebih baik dari gue. Batin Frans yang kembali melihat wanita sahabatnya itu.
"Jangan berpikir yang aneh-aneh lagi." Ucap Frans menariknya dan mendekap Jesika dalam pelukannya yang terlihat gelisah.
Sementara Sandra yang menyaksikan pasangan penghianat itu merasa kasihan. Terutama pada Frans yang sejak tadi terlihat berbeda dari biasanya. Calon tunangannya tidak pernah terlihat sepeduli itu dengan wanita-wanita yang ia kencani sebelumnya.
"Stela apa kabar San?" Tanya Frans menejutkan Sandra yang dari tadi memperhatikannya.
"Masih sama Kak." Memakai headsetnya.
Masih licik dan serakah. Batin Sandra membuatnya mengingat yang terjadi saat liburan panjang kenaikan kelas.
****
Libur kenaikan kelas enam bulan yang lalu di kediaman Winata.
"Papah pokoknya Stela gak mau lanjutin perjodohan ini titik!" Merengut duduk disebelah Adit membaca.
"Bukannya dulu kamu yang mau perjodohan ini terjadi." Sahut Adit.
"Ingat gak waktu Frans bawa kamu kedepan mama dan papa." Tambahnya sambil membalikan halaman buku.
"Iyaloh sayang." Sambung Rosa yang datang menghampiri. "Kamu gak lupa kan." Ucapnya lagi duduk mendekat pada Stela.
"Itukan waktu Stela masih kecil mah." Menatap Rosa."Sekarang Stela sudah dewasa." Melirik ke Adit sebentar. "Banyak pria yang Stela temui sekarang." Kembali melihat ke Rosa. "Dan salah satu dari mereka buat Stela jatuh cinta." Menutup wajahnya yang tersipu malu dengan kedua telapak tangannya.
"Sama Leon." Ucap Adit. "Begitukan." menutup bukunya.
"Itu Papa tahu." Melepas tangannya dari wajah. "Stela maunya sama Leon mah." Meraih tangan Rosa. "Boleh ya." Pintanya dengan wajah memelas.
"Papa menolak!"Sambar Adit meletakkan bukunya. "Leon itu Dingin. Apalagi dia yang sekarang." Melihat ke Stela. "Kamu tidak akan bahagia dengan pria seperti itu." Cekam Adit.
"Leon temannya Frans?" Tanya Rosa melirik bergantian pada Adit dan Stela.
"Gak lagi!!" Jawab Adit dan Stela kompak.
"Gak lagi gimana?"melihat ke Stela. "Bukannya mereka sahabatan dari kecil bareng Gio kalau mama gak salah ingat."
"Leon dan Frans sekarang musuhan Ma." Ucap Adit menyadarkan punggungnya.
"Lalu bagaimana dengan keluarga mereka?" Tanya Rosa melihat ke Adit.
"Keluarga mereka masih baik-baik aja mah. Yang musuhan 'kan anak-anaknya aja." Mengusap pangkal hidungnya.
"Pah,Mah batalin ya perjodohannya." Pinta Stela mengalihkan kembali ke tujuannya.
"Frans itu sudah yang terbaik buat kamu sayang." Ujar Adit duduk mendekat pada Stela. "Anaknya hangat dan penuh perhatian. Gak kayak Leon." Mengusap rambut Stela lembut. "Daripada Leon papa malah lebih dukung kamu sama Gio."
"Tapi pah---"
"----Kesehatan kamu lebih penting sayang." Potong Adit tak terima jika Leon yang menjadi menantunya.
"Benar kata Papa. Kamu harus pikirkan kesehatan kamu juga sayang." Tambah Rosa.
"Tapi Stela cintanya sama Leon."
"Pa,gimana? Anak kita gak mau." Lirih Rosa.
"Aku tahu Mama dan papa gak terima Leon karna gak enakan kan sama keluarga Frans." Ucap Stela. "Kalau emang begitu gimana kalau Sandra aja yang gantiin." Usul Stela yang sengaja melemparkan sang adik.
"Tapi Sandra kan masih sekolah sayang." Sahut Rosa tak menerima usulan itu melihat ke Adit.
"Ayolah mah! Demi Stela." Ucap Stela sengaja kebetulan melihat Sandra baru saja tiba dan berdiri dibelakang menunggu Adit dan Rosa menyadari keberadaannya .
"Sandra." Adit menoleh kebelakang dan mendapati putrinya itu berdiri dengan senyum yang membuat hati Adit meraa sesak.
Entah sampai kapan membuat Sandra seperti orang asing. Batin Adit menangis hingga pertemuan keluarga Winata dan keluarga Mahesa terjadi.
"Stela--"
"---Sandra!" Potong Stela menyela Feny yang hendak memanggilnya. "Sandra yang bakal melanjutkan perjodohan dengan Frans Tante." Lanjut Stela membuat semua yang ada disana terkejut kecuali Sandra yang sudah tahu akan berakhir demikian.
Segala sesuatu yang tidak Stelan inginkan lagi akan dilempar padanya. Adit dan Rose selalu mengikuti kemauannya meski harus melibatkan Sandra.
"Bukannya waktu itu ka---"
"Ya udahlah Mah." Potong Frans Meraih tangan Feny dari bawah. "Sandra juga gak pa-pa." Melihat ke Sandra yang juga melihat padanya.
Benaran gak pa-pa. Bukannya Kak Frans sangat suka Kak Stela. Batin Sandra.
"Pah." Ucap Feny lirih pada Fandy suaminya
"Sudahlah." Balas Fandy dengan pelan tapi masih bisa didengar oleh Feny.
"Kalau begitu kita bisa tetapin tanggal pertunangan Frans dan Sandra dong Pa,Ma." Ucap Stela tanpa ada perasaan bersalah pada Frans yang mengharapkannya sejak dulu.
"Gimana kalau---"
"Maaf Tante." Sambar Frans pada Stela yang dari tadi memutuskan semuanya. "Kita belum tanya pendapat Sandra." Mendengar itu Sandra mengangkat wajahnya melihat Frans.
"Dia Oke kok Frans gak usah ditanya lagi." Sambar Stela membuat Sandra menundukkan wajahnya kembali membuat Adit tak sanggup melihat putrinya itu yang selalu mengalah.
"Gimana kalau pertunangannya minggu depan." Saran Stela yang gak sabaran untuk mempercepat.
Lebih cepat lebih baik untuk Sandra pergi dari rumah ini. Batin Stela yang akhirnya mendapatkan dua keuntungan. Menyingkirkan Sandra dari rumah dan mendapatkan Leon tanpa merasa harus mempedulikan Frans.
"Feny gimana?" Tanya Rosa.
"Kita ngikut keputusan Frans saja." Jawab Fandy mendahului istrinya Feny yang dimintai saran oleh Rosa. "Bukan begitu mah." Melirik ke Feny.
"Iya. Aku setuju Pah." Tersenyum pada Fandy. "Gimana sayang?" Tanya kemidian pada Frans.
"Gimana kalau pertunangan diadakan setelah Sandra lulus?" Melirik sebentar ke Sandra yang melihat ke Stela. "Gue gak mau aja dicap menikahi seorang pelajar." Ucap Frans membuat Sandra tersenyum.
Keputusan Fransroso Mahesa membuat gadis pemilik nama lengkap Alexandra Winata itu tertawa tak hentinya di atas ranjangnya mengingat wajah kesal Stela.
Sandra yang baru saja naik ke kelas 12 membutuhkan waktu setahun lagi untuk Frans dan Sandra tunangan. Kenyataan membuat kuping Stela panas dan suara amukan dari kamarnya.
Kemungkinan sebelum Sandra lulus Frans akan memanfaatkan waktu itu untuk membuat Stela kembali memilihnya. Namun bukan Stela namanya jika tidak bertidak lebih dulu untuk membuat Frans tak memiliki kesampatan untuk itu.
Setelah pertemuan kedua keluarga Sandra memiliki jadwal yang terdengar konyol. Ia bertugas mengantar makanan untuk Frans sekali seminggu.
Tidak boleh menolak!Semua Sandra lakukan atas perintah Rosa atas saran Stela.
"Mengambil hati calon suami!" Ucap Stela melotot padanya.
"Dasar Rubah!" Umpat Sandra tak sadar dia masih berada dimobil bersama Frans.
"Siapa yang Rubah?" Tanya Frans menarik headset dari telinga Sandra.
"Kenapa Kak?" Tanya Sandra balik bertanya pada Frans.
"Barusan Lo nyebut Rubah."
Dia dengar?.batin Sandra.
"Oh itu tokoh komik siluman rubah gitu kak." Jawab Sandra.
"Oh..jangan kebanyakan banyak komik."
"Iyaiya..Kak aku turun di depan gerbang aja ya."
"Gak pa-pa nih."
"Gak sih..Atau Kakak mau mampir dulu." Melepas sealbet.
"Ngapain?"
"lihat Kak Stela." Goda Sandra.
"Di lihatin juga gak ada balasan."
"Usaha dong Kak." Membuka pintu mobil.
"Usaha gimana maksud Lo?"
"Mengambil hati!" Jawab Sandra menutup pintu mobil kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Halimah Nst
haahh
2022-02-04
0
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
sukanya sm Stela... tp kok mainnya sm Jesica??? Frans itu se
benarny maunya sm sp sih???
2021-07-11
2