Leon,Frans,dan Gio pertama kali bertemu ketika ketiganya tinggal disebuah kompleks perumahan saat berada bangku TK. Bisnis yang dijalankan masing-masing keluarga berkembang hingga menuntut ketigannya untuk tidak tinggal dilingkungan yang sama lagi. Meski begitu pertemanan mereka tetap terjalin bahkan mereka lulus dari universitas ternama yang sama.
Leonardo Sanjaya atau Leon anak dari pemilik Nusantara Group Davidson Sanjaya. Nusantara Group bergerak di bidang interior & manufacturing. Dikenal ambisius dalam pekerjaan Leon kini dipercayakan David menjadi Wakil Presdir di perusahaan. Tampan,Pintar dan ambisius membuat siapapun wanita kagum. Sifatnya yang cuek dan dingin membuat para wanita itu berlomba-lomba menaklukan kulkas 4 pintu itu.
Fransroso Wardana atau Frans juga berada diposisi Wakil Direktur di Perusahaan Konsultan sang Ayah yakini Fandy Wardana. Frans yang juga memiliki pesonanya sendiri dan memiliki sisi kebalikan dari Leon. Kehangatan dan ramah tamahnya menarik wanita masuk ke pelukannya. Banyak yang masuk namun tidak ada satupun dari mereka membuat Frans betah berlama-lama.
Dan yang terakhir ada Giorgino Saputra atau Gio. Ia seorang dokter ahli bedah disalah satu Rumah sakit di singapur . Pesona pria dengan jas putih ini tidak kalah dari kedua sahabatnya. Lesung pipi yang Gio miliki membuat diri populer dikalangan perawat cantik dan pasiennya. Terlalu banyak menghabiskan waktu dimeja operasi membuat Gio belum sekalipun pacaran. Ia pun diminta oleh Ayahnya untuk bekerja dirumah sakit swasta milik Kakeknya.
Pagi-pagi sekali setibanya di Jakarta Gio mengirim pesan pada sahabatnya untuk makan malam dalam rangka merayakan kepulangannya ke tanah air.
Leon terbangun mendengar suara notif pesan dari Gio. Ia menutup pesan dari sahabatnya dan kembali terbaring disamping Sandra. Saat akan memejamkan mata suara panggilan masuk membuat Leon berdecak kesal bangkit duduk.
'Mau apalagi sih nih anak.' gumam Leon melihat panggilan masuk dari Gio.
"Udah baca Gue. Apalagi?" Suara Leon menjawab panggilan Gio.
"Galak amat sibos." Suara Gio.
"Lo juga ada-ada aja nelpon orang sepagi ini." Balas Leon menyibak selimut ditubuhnya.
"Gue ajak Frans. Lo bakalan datang kan'." suara Gio mengabaikan keluhan Gio.
"Frans." Ucap Leon bangkit dari ranjang dengan menapakkan kakinya ke lantai. Ia menarik napas panjang membuka pintu yang mengarah ke balkon kamarnya.
"Ia." Suara Gio pelan menangkap sinyal Leon yang sebentar lagi melontarkan alasan menolak untuk tidak datang.
"Ah gitu. Gimana ya?"
"Gimana apanya?" Tanya Gio balik.
"Tiba-tiba gue gak bisa." Jawab Leon menatap Sandra yang menggeliat dibawah selimut yang menutupi tubuhnya.
"Damai itu indah. Seindah cinta gue ke Lo berdua." Bujuk Gio meyakinkan meskipun Ia tahu Leon akan mencari berbagai alasan untuk menolak bertemu dengan Frans selama itu bukan mengenai perkerjaan.
Sudah 5 tahun setelah ketiganya lulus dari kampus bergengsi di Jakarta. Lima tahun sudah perang dingin antara Leon dan Frans. Di usia yang menginjak 28 tahun ini masih saja Gio sebagai penengah belum bisa mendamaikan kedua sahabatnya itu.
Kampret!" Umpat Leon membuat Gio tergelak kencang.
"Gue yakin banget Lo berdua pasti sudah kangen beli k*nd*m berdua." Ledek Gio yang selalu menarik Leon pada momen ketika keduanya tak dapat dipisahkan.
"******!" Umpat Leon yang tidak bisa menyangkal kedekatannya dengan Frans sebelumnya.
"Ayolah,kali ini please!" Pinta Gio memohon.
"Iya,Terserah Lo. Dan gue bakal bawa Jesika."
"Buset! Lo mau hancurin makan malam romantis kita bertiga?"
"Menurut Lo!"
"Asal Lo berdua datang gue udah senang. Gue cabut ya." Melangkah ke pintu. "Jangan lupa nyalon buat entar malam."
B*ngk*!Umpat Leon.
Ponsel Leon kembali berbunyi. Telpon dari Sandra.
"Apa?" Tanya Leon
"Kak Frans aja aku makan malam." Mengernyit. Dia ngajak Sandra juga. Batin Leon
"Urusannya sama gue apa?" Memutar kursinya menghadap dinding kaca dibelakang meja kerjanya.
"Aku boleh ikut gak?"
"Terserah Lo mau ikut atau nggak." Tersenyum memandang langit Jakarta. "Kenapa malah nanya gue." Melipat bibirnya menahan senyum.
"Benaran terserah aku kak?"
"Iya."
"Hm...kalau aku ikut teru---"
"----Pulang sekolah temui aku di depan mall dekat kantor."
"Tapi Aku mau persiapan buat ma----"
"----Iya,Gue tahu. Gue tunggu."
Tut Tut Tut
****
Sandra berjalan menuju mall di salah satu kawasan elit dijakarta. Dari jarak jauh dia melihat Leon berdiri di pintu utama sambil melambaikan tangan padannya.
"Maaf bos." Mengedipkan satu matanya pada Leon. "Tadi ada sedikit kemacetan di jalan." Membungkukkan sedikit tubuhnya dan mempersilahkan Leon berjalan lebih dulu.
Leon mengernyitkan alisnya melihat Sandra bersikap seolah dirinya atasan dan dia bawahannya. Dengan tersenyum Leon berjalan lebih dulu dan dikuti oleh Sandra dari belakang.
"Masuk." Perintah Leon ketika keduannya sampai diruangan tertutup.
"Selamat datang tuan muda Leon." Empat wanita dengan pakaian casual membungkuk menyambut kedatangan mereka didalam.
Ada apa ini? Batin Sandra melihat seisi ruangan ada banyak gaun yang tergantung. Ada sepatu wanita yang tersusun dirak kaca dan juga cermin besar dan perlengkapan make up didepannya.
"Tunjukkan kemampuan terbaik kalian." Mendorong Sandra sontak keempat wanita itu menangkapnya. "Setelah itu antarkan dia ke alamat ini." Meletakkan kertas kecil diatas meja rias lalu beranjak keluar.
"Tunggu." Ucap Sandra mengikuti Leon keluar. "Ada apa?" Tanya Leon berbalik badan.
"Apa bos ingin menjualku?" Tanya Sandra meraih jari tangan Leon dan menautkan jari tangan itu dengan jari tangannya.
"Bukannya Lo bilang Frans ngajak dinner." Jawab Leon mengeratkan jari mereka yang saling bertautan.
"Iya. Tapi ke---" Sandra menunduk.
"---Gue bantu Lo dandan." Mengangkat dagu Sandra. " Untuk Kak Frans?" Tanya Sandra dengan wajah gak senang.
"Bukanlah." Membuat Sandra masuk kedalam pelukannya. "Lalu buat siapa?" Tanya Sandra mendongak melihat Leon.
Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Leon selain kecupan lembut yang mendarat di bibir Sandra.
Sama seperti waktu dirinya dipaksa masuk ke mobil Leon setelah keduannya melihat Frans dan Jesika didepan kamar hotel. Sore itu, Sandra yang merasakan hawa dingin menakutkan dalam diri Leon hanya bisa diam dan patuh menuruti perintah orang yang baru dia temui. Namun, dalam perjalanan Sandra tidak menyangka bahwa dirinya akan tertidur pules di mobil itu.
Satu jam sudah mobil tiba di basemant Apartemen dan satu jam itu juga Leon memandangi wajah cantik dihadapannya. Ingin rasanya membangunkan gadis itu dengan mengecup bibir atasnya yang tipis dan m*lu**t bibir bawahnya yang lebih tebal.
Belum selesai tergoda oleh bibir Sandra, dia harus menahan gejolak ketika matanya mendapati rok motif kotak-kotak terangkat sedikit keatas hingga memperlihatkan paha putih mulusnya.
Tahan.... Batin Leon. Menghela nafas panjang membuat Sandra terbangun mencium aroma mint dan mendapati sepasang mata menatapnya sangat dekat.
"Kak..." Suara bangun tidur Sandra terdengar manja membuat Leon tak kuasa. "Kita ada dimana?" Tanya Sandra mengambil posisi duduk tegak melepas seatbel lalu melihat keluar jendela.
"Basemant." Jawab Leon menyandarkan tubuhnya pada punggung jok mobil,lalu memejamkan matanya erat-erat.
Sialan! Umpat Leon dalam hati.
Perasaan apa ini? dia hanya anak ingusan jauh berbeda dengan Jesika. Tapi kenapa hasrat ini kuat banget. Teriak Leon dalam hatinya.
"Kak ini sudah jam sepuluh malam." Melihat jam ditangannya. Dan gak ada satupun yang mencariku .batin Sandra melihat ponselnya.
"Lo mau gue antar pulang?" Melipat tangannya didada.
"Nggak Kak. Antar aku kesekolah aja." Sahut suara itu bergetar dengan nada sendu.
"Malam begini di sekolah Lo mau tidur dimana?" Membuka matanya mendengar permintaan yang terdengar ngaco dan konyol.
"Aku bisa tidur di UKS." Jawab Sandra masih menatap layar ponselnya.
"Malam ini tidur di apartemen gue aja gimana?" Melepas shalbet. "Pagi baru gue antar kesekolah."
"Benaran." Menghapus air mata yang tertahan diujung matanya. "Aku boleh tidur ditempat kakak." Meraih ujung pinggang Leon dan mencium aroma maskulin dari tubuh pria itu.
"Boleh." Sahut Leon di jeda. "Tapi---" tangan Sandra tiba-tiba melingkar erat di pinggang Leon
---Sial! Umpat Leon dalam hati terkejut diam seribu bahasa.
"Tapi apa kak?" Mendongak.
"Lo jangan kayak gini juga!" Bahaya. Batin Leon. "Lepasin tangan Lo deh dari pinggang gue." Pinta Leon menatap Sandra yang berubah cemberut dengan bibir bawah yang lebih tebal maju kedepan.
"Kalau Lo gak lepasin." Melingkarkan tangannya dipunggung Sandra. "Gue gak bisa nahan diri." Mendekap tubuh Sandra dan mendekatkan wajahnya. "Untuk----" mengecup bibir Sandra.
"----Bodo! Umpat Leon dalam hati.
Ia m*lu**tnya begitu saja lalu melepas bibir itu."Bibir Lo lembut kenyal kayak anggur." Ujar Leon sedikit memberi jarak diantara wajah mereka.
"Kak..." Suara Sandra terdengar manja."Hmm?" Sahut Leon melihat dirinya terpantul dibola mata Sandra. "Nama kakak Siapa?"
"Leon." Bisiknya ke telinga Sandra. "kak Leon kenapa nyium aku?" Tanya Sandra polos sambil menghirup aroma mint dari nafas Leon yang mengenai wajahnya.
"Gue mau." Meraup bibir Sandra dan m*lu**tnya lagi dan lagi tanpa peringatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Sagara Banyu
Hmmmmm....gampang amat ya....😄😄😄
2022-03-15
1
Halimah Nst
mantap
2022-02-04
0
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
aku jg mauuuu.... lnjuuuutttttt..... 🥰🥰🥰🥰
2021-07-10
2