Penguntit itu ternyata 'Ki Jaed'

Mohon dukungannya dengan cara follow vote dan komen

Terimakasih ^_^

🍁 Hauqalah Cinta🍁

@Cide1597

Satu bulan berlalu. Masa orientasi siswa sudah selesai. Kini semua guru dan siswa disibukan dengan KBM tahun ajaran baru.

Mazna yang kini duduk di bangku kls IX ia semakin rajin belajar dan belajar. Begitupun dengan teman teman yang lainnya.

Pulang sekolah tepat pukul 14.00 siswa/i langsung pulang ke Asrama, dan melakukan kegiatannya masing masing. Ada yang langsung beristirahat, nyuci, nyetrika, dan ada juga yang belajar.

Mazna sendiri Memutuskan untuk mencuci. sampai tiba adzan Ashar ia langsung membersihkan diri dan pergi ke mesjid untuk shalat berjamaah.

Sepulang dari berjamaah ashar. Mazna dan teman teman seAsramanya terlihat sedang berjalan menuju asrama. Tiba tiba mereka tercengang saat mendengar suara bedug.

Trong... 1x

Alya, zeze, Rodiah dan Janahpun segera menutup telinga.

"Berapa kali guys?" Tanya Zeze

"Satu kali" jawab Mazna.

"Wah.. suaranya gak ada lagi" kata Rodiah yang sesekali menjauhkan tangannya dari telinga

"Ye... Gak ngaji " seru Zeze

Tidak sedikit memang para santri berharap suara bedugnya satu kali. Ya.. Jika suara bedug nya sekali, itu tandanya ngaji libur.

30 detik kemudian.

Trong...

"Hassshhhh " Zeze melemaskan badannya kecewa

"Ngaji guys ngaji" Ajak Rodiah tertawa

Kemudian mereka menyerah.

"Ya.. memang laki-laki itu para pemain. Jangankan cinta, pukul bedug aja pake acara main-main. " Canda Jannah menggelengkan kepala.

Merekapun tertawa. Lalu berlari menuju asrama untuk mengambil kitab.

Masih mengenakan mukenanya, Mazna sedang melihat Jadwal pengajian yang terpampang disamping cermin miliknya.

"Minggu Senin dan Selasa Kaelani, Rabu Khulasoh, Kamis Fathul Mu'in, Jum'at tafsir yasin, Sabtu Fathul Qarib" Ucapnya membaca jadwal.

Berbeda dengan siswa santri baru. Pertama masuk mereka digembleng untuk mengaji ilmu Tazwid, Syahadataen, Fiqih dan yang terpenting adalah Tauhid. maka sore ini, di Madrasah, tepat ditengah-tengah Asrama putri, terdengar riuh para santri baru sedang membaca Nadzam Syahadataen.

Tidak mau kalah, para santri lamapun segera berdatangan ke mesjid untuk mengaji setelah mendengar suara kentrung bedug 3x.

Saat pengajian dimulai. Pangersa akang memimpin para santri melugoh lalu Satu persatu para santri harus baca apa yang baru saja dilugohnya.

"Santri, baris pertama paling kanan baca" perintah akang

Langsung saja para satriyiin melihat kepada Dzikri.

Lalu Dzikri pun dengan lantang membaca lugoh kitab kaelaninya. Yang masih pada tahap pembukaan.

"Sekarang coba berikan contoh kalimat yang mengandung isim dan fiil" perintah Pangersa lagi

"Jaedun Qoimun" jawabnya cepat

"Sekarang coba Ki Jaed bacakan 14 Dhomir munfassil"

"Hua humaa humm.. hiya Huma hunna anta antuma antum anti antuma antunna ana nanhu"

"Kok bisa?Dia bukannya itu suara santri baru ya? Tapi ngajinya sudah selancar itu? " Bisik Aidah

"Siapa ya"

Setelahnya bubar pengajian, para santriyyat berlomba lomba mengintip hijab yang menjadi dinding penghalang antara santriiyin dan santriyyat saat mengaji.

"Lagi pada ngintip siapa? " Tanya Mazna penasaran akan Alya yang ikut ikutan penasaran.

"Ki Jaed na.. yang tadi disebut Ki Jaed ituloh sama pengersa." Jawab Alya tengah fokus mencari celah.

"Kalau dari suaranya ya.. gak salah lagi. Ki Jaed itu mungkin Dzikri yang perkenalan didepan itu loh.. " Sarah menebak

"Iya betul, saat itu kan dia menjawab semua pertanyaan kang Rizal dengan benar juga. " Lanjut Sherly.

"Yang cita citanya pengen jadi tiang listrik itu kan??" Tanya Aidah semakin meyakinkan.

"Ooh.. jadi dia... " Ujar Alya

Mazna dan yang lain mengangguk ngangguk kepala nya. "Oh.. yang itu"

***

Suasana didalam kamar. Para santri sedang belajar dimeja belajarnya masing-masing.

"Nana aku bisa loh jodohin kamu sama Sopyan" celetuk Zeze dengan percaya diri.

"Sopyan?" Tanya Mazna sambil menutup bukunya.

"Iya. Yang kamu suka itu looh. Dia senior aku pas di SMP 22. Aku sih lumayan Deket ya.. soalnya dulu tuh aku satu Eskul sama dia. Sebelum pindah kesini. " Ucap Zeze.

"Orangnya baik, ramah, rajin menabung dan tidak sombong... " Lanjut Zeze.

"hmmmm... " Ujar Mazna

"Gitu doang na? masa sih? "

"Sudah lah ze.. aku tuh mau belajar" pinta Mazna

"Na.. kamu itu udah gede. Gak ada rasa deg deg deg gitu, saat liat yang tampan tampan? mumpung masih belum ada yg segel tuh siswa baru Aliyyah" goda Zeze Centil

"Adduh kalian.. aku kan sudah bilang.. " Teriak Mazna kesal

Segera keluar dari kamar.

"Hihihi " Zeze tertawa

Rodiah dan Jannah pun tertawa.

***

Adzan Magrib berkumandang, seluruh santriyyin dan santriyyat sudah stay memenuhi dimesjid kecuali yang piket.

Setelah shalat magrib berjamaah, Berdo'a dan Mushafahah, kini para santri sedang mendengarkan penjelasan pengersa akang yang sedang menjelaskan isi kajian kitab Tijanuddarori.

"Wujud Qidam Baqa Mukholatu lilhawaditsi Qiyamuhu Binafsihi Wahdaniyyat Qudrat Iradat...."

Saat ngaji telah selesai. tibalah waktu Isya, para santri langsung melaksanakan shalat berjamaah isya.

Setelah selesai berjamaah isya, para santri di persilahkan istirahat sampaiPukul 20.30 untuk makan malam. Setelahnya, mereka harus melanjutkan ngaji Tafsir Qur'an sampai jam 22.00.

Terlihat para Santriyyat sedang sibuk mengambil makan di Prasmanan. Namun Azizah saat itu ia tengah sibuk mencari Mazna.

"Assalamualaikum gurfah 14... " Salam zizah

"Waalaikum salam " jawab Zeze

"Cari siapa kak? " Tanya Zeze

"Mazna Ada? " Tanya Zizah

"Dia masih didapur kak, belum pulang.. " jawab Zeze lagi.

" Oh.. dia belum selesai ya"

"Iya kak. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya Zeze manis.

" Boleh ... Ini titip surat untuk Mazna." Pinta Zizah

" Dari? "

"Mazna tau sendiri nanti " Azizah meninggikan kedua bahunya.

Saat semua tau ada surat untuk Mazna.

Rodiah langsung turun dari tempat tidurnya.

"Nah loh.. mana suratnya sini, aku amanin" pinta Rodiah

Rodiah pun mengambil surat itu dari Zeze. Dan yang lain sibuk menyiapkan kitab dan buku untuk dibawa ke pengajian.

Sepuluh menit kemudian.

"Assalamualaikum" Mazna membuka pintu kamar

"Waalaikum salam " jawab teman teman.

"Eh nana.. ada surat.. " kata Zeze. malah teman temannya yang gak sabar

"Surat?" Tanya Mazna heran

"Emmm emmm " jawab Rodiah.

"Jangan bilang dari Iqbal" gerutu nya

"Emang kenapa kalau Iqbal na?"

"Itu kan tadi Iqbal katanya tadi mau minjem catatan IPS tapi kan aku harus belajar juga" jawab Mazna santai

lalu Rodiah segera memberikan surat itu ke tangan Mazna. tanpa rasa penasaran Maznapun segera menyimpannya dalam Kitab yang akan dibawanya mengaji.

"Ih. Nana ... Bukaaaa " teman teman menyerbu makin penasaran

"Ngapain? Nanti aja, aku kan mau ngaji dulu" jawab Mazna.

"Bubar ayo ngaji.. " Ajak Rodiah. kemudian mereka segera pergi ke mesjid.

Ditengah tengah pengajian saat pangersa akang menjelaskan tentang umat nabi Lut A.s. Mazna kepikiran siapa yang kirim surat tadi. Dibukanya halaman tempat menyimpan surat itu.

"Ini bukan tulisan Iqbal" Batinnya

***

Setelah bubar ngaji, santriyyin dan santriyyatpun bubar dari mesjid menuju asrama. Yah kalo sudah jam segini mau ngapain lagi. Mereka sudah lelah dan segera beristirahat.

Setelah teman temannya tidur. Diam diam Mazna turun dari tempat tidur dan segera duduk dimeja belajar. Ia membuka Tafsir Qur'an dimana dia menyimpan suratnya tadi.

Dibukanya perlahan.

Isinya memang sudah tidak asing. Kata katanya Klasik

dan juga familiar.

Dan Ujung nya tak usah dibaca....

Sudah diluar kepala.

Empat kali empat

Sama dengan enam belas

Sempat tidak sempat

Harus dibalas

Tapi bukan isinya yang membuat Mazna tercengang. Tapi, si pengirim itu sendiri yang membuat Mazna terpana.

Created By

Dzikri Naqsabandy.

"Hah?" Ucap nya sambil membungkam mulut dengan telapak tangan takut membangunkan tema-temannya.

"Tak percaya. Gak mungkin" Batinnya.

"Ada yang gak beres sepertinya" Pikir Mazna

"Aku harus menelusuri, surat ini asli dari Dzikri apa memang hanya iseng-iseng temannya yang jail?"

Malam ini. Mazna memutuskan untuk tak menghiraukan surat itu. Apalagi harus membalasnya.

"Gak akan. " Ucapnya lagi meyakinkan.

Mazna pun langsung menyimpan surat itu kembali ke tempatnya. Lalu beranjak ke tempat tidur nya untuk beristirahat.

***

Keesokan hari disekolah. Mazna tengah sibuk mencari buku ensiklopedi Islam di perpustakaan. Meski ia sibuk dengan pencariannya. Mazna tau. Ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari ujung rak dimana dirinya berada.

"Penguntit"

Mazna tidak ingin menoleh. Tapi dirinya ingin memastikan. Siapa sebenarnya orang iseng yang memperhatikannya dari saat ia mulai masuk ke perpustakaan sampai sekarang.

"Jangan jangan. Orang iseng yang mengatas namakan Dzikri di suratnya?" Batinnya.

Setelah menemukan buku yang dicarinya. Mazna berjalan ke rak buku paling belakang, lalu mengintip orang yang memperhatikannya itu dari selah selah buku, dan segeralah ia melihat dengan jelas siapa orangnya.

"Ki jaed?" Ucapnya pelan saat melihat Dzikri sedang sibuk mencari objek fokus yang hilang.

Mazna pun langsung mencari tempat duduk dan stay ditempat duduk paling pojok. dengan perlahan ia membuka buku lalu membaca nya disitu.

Dzikri yang matanya hanya fokus mencari Mazna dilorong lemari sambil berjalan mundur. sangat terkejut karena ternyata sekarang Mazna sudah ada didepannya.

Karena merasa malu. dia akhirnya terpaksa duduk dikursi yang ada didepan Mazna dan mengambil buku yang ada di meja secara acak, lalu menutup mukanya dengan buku itu dengan modus membaca.

"Ki jaed. ini buku aku" teriak Azizah teman sekelasnya yang tiba-tiba menarik buku yang berada di tangan Dzikri.

Mazna tertawa kecil saat melihat kejadian itu.

Dzikri yang menyadari Mazna menertawakan dirinya kini berani menatap Mazna. karena kali ini tangannya kosong, dengan gaya so' manisnya Dzikri berpose Cherybell*

Melihat apa yang dilakukan Dzikri, Mazna kikuk, ia segera menundukkan kepalanya. jangankan fokus memahami isi dari buku. membaca saja dia tidak mampu. Jantungnya berdegup kencang dan kakinya mulai terasa dingin.

"Apa yang terjadi denganku? Jangan sampai aku tak bisa berjalan ke kelas" Batinnya

Tidak nyaman rasanya berada didekat Dzikri. Ia langsung keluar dari perpustakaan, lalu duduk di bawah pohon beringin yang ada didepan perpustakaan.

Sesekali Mazna melihat ke pintu perpus.

Setelah beberapa menit ia membaca, Mazna melihat lagi ke arah pintu perpus.

"Kenapa belum terlihat"

Dirinya berharap untuk melihatnya lagi.

Kemudian selanjutnya saat Mazna kembali melihat ke pintu perpus.

Ya.. Ikhwan itu ada didepan perpus. Meski saat itu Mazna melihat bahwa dia sedang tidak menatap ke arah keberadaannya, tapi dirinya merasa gugup dan segera pergi dari tempat itu.

"Huhhh... Kenapa aku ini. " Pikirnya berjalan menuju kelas

"Jangan jangan.... "

"Ah. Enggak. Bukan itu. rasa ini mungkin karena surat yang kemarin itu. " Pikirnya lagi. Sambil berjalan menuju kelas IX 1.

🌿🌿🌿

Ki Jaed... awas ketauan Nyi Hindun 😁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!