Oooeeekkk...Ooeeek...Oooeeek...Ooeekk...
Suara tangisan bayi terdengar saling bersahutan bersamaan dengan suara Adzan subuh berkumandang ,membuat kelima orang yang kini sedang menunggu di depan ruang bersalin tersenyum lega, kini disana sudah ada Mama Tini dan Papa Hendra orang tua dari nyonya Tiwi, Papa Haris dan Mama Asih orang tua Tuan Enggar, dan juga ada Smith disana. Mereka semua langsung datang ke Rumah Sakit setelah mendapat kabar bahwa putri dan menantu mereka akan melahirkan.Papa Haris dan Mama Asih yang ditelfon oleh besannya dan Smith yang ditelfon oleh Papa Haris.
" Syukurlah bayinya sudah lahir." Kata Mama Tini dengan raut wajah bahagia.
" Iya aku sudah tidak sabar ingin melihat keadaan Tiwi dan juga cucuku." Kata Mama Asih.
Mereka merasa sangat bahagia apalagi Papa Hendra dan Mama Tini, karna ini merupakan cucu pertama mereka. Sebab Nyonya Tiwi adalah anak pertama mereka, Nyonya Tiwi punya dua adik perempuan yang saat ini masih kuliah dan bekerja.
🌻🌻🌻
Sedangkan di dalam Ruang bersalin tampak dua bayi mungil yang masih menangis sedang dibersihkan oleh suster.
" Silahkan di Adzani terlebih dahulu Tuan." kata suster itu sambil menyerahkan bayi laki-laki karna lahir lebih dulu.
Tuan Enggar pun mendekat sambil mengambil alih bayi laki-laki itu dari gendongan sang suster lalu mengadzani anak pertamanya. Setelah selesai mengadzani bayi pertamanya dia menyerahkan kembali bayinya pada suster yang tadi dan menerima bayi perempuan yang merupakan anak keduanya.
Saat sedang mengadzani tanpa terasa air matanya mengalir dia sangat bahagia karna mendapat dua bayi sekaligus apalagi melihat wajah kedua bayi itu yang sangat mirip dengannya. Setelah selesai di Adzani bayi kembar itupun dibawa keluar untuk dibawa ke Ruangan khusus bayi.
Tuan Enggar yang masih memperhatikan bayinya yang dibawa keluar oleh suster itupun dikejutkan oleh suara Dokter Aninda yang meminta suster lain untuk melakukan transfusi darah pada Istrinya.
Kembali menghampiri Dokter Aninda dengan wajah paniknya Tuan Enggar bertanya sambil melihat wajah pucat istrinya.
" Apa yang terjadi Dok? Bagaimana keadaan istri saya? Apakah semuanya baik baik saja?."
" Saya sudah jelaskan dari awal ini sangat beresiko untuk Nyonya Tiwi Tuan dan ini yang saya takutkan, Nyonya Tiwi kehilangan banyak darah pada saat proses persalinan tadi, sehingga kami harus melakukan transfusi darah untuknya sekarang juga sebelum semuanya terlambat, jadi tolong silahkan anda tunggu diluar Tuan biarkan kami menangani Nyonya Tiwi." Jelasnya Dokter panjang lebar.
Mau tidak mau Tuan Enggar berjalan keluar dengan wajah sedihnya, dia takut terjadi apa-apa pada Istrinya, dia belum siap kehilangan istrinya itu dan lagi sekarang ada kedua anaknya yang sangat membutuhkan ibunya.
Ceklek
Suara pintu terbuka dan menampakkan Tuan Enggar yang terlihat sangat sedih.
" Enggar! bagaimana keadaan tiwi? apakah dia baik baik saja? kami tadi sudah melihat anak kalian mereka sangat lucu." Kata Mama Asih dengan semangat.
" Iya bagaimana keadaan putriku apakah kami sudah..." ucapan Mama Tini terpotong saat mereka melihat seorang suster tergesa gesa masuk sambil membawa kantong darah.
" Ada apa ini Enggar? kenapa suster itu membawa kantong darah masuk kedalam ruang bersalin?." Kini giliran Papa Haris yang bertanya.
" Dokter bilang Tiwi kehabisan banyak darah Pa sehingga mereka harus melakukan transfusi darah untuknya." jawab Tuan Enggar dengan wajah sedihnya.
Raut wajah bahagia mereka kini berganti dengan kesedihan yang nampak jelas diwajah mereka terutama Mama Tini dan Mama Asih mereka menangis dipelukan suami mereka. Sedangkan Smith mendekati Tuan Enggar dan mengajaknya untuk duduk dikursi tunggu.
Setelah beberapa lama Dokter Aninda pun keluar.Tuan Enggar bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri Dokter Aninda.
" Bagaimana kondisi istri saya Dok?"
" Apa kami sudah bisa menengok Tiwi?"
"Bagaimana dengan putriku Dok? saya ingin menemuinya."
Suara Tuan Enggar, Mama Asih dan Mama Tini yang bertanya secara bersamaan, menghela nafasnya pelan Dokter Aninda kemudian menjelaskan tentang keadaan Nyonya Tiwi.
" Alhamdulillah keadaan Nyonya Tiwi sekarang sudah lebih baik, Tuan dan Nyonya tidak perlu khawatir, setelah suster memindahkannya ke kamar rawat kalian bisa langsung menemuinya." jelasnya dengan senyuman.
" Ah syukurlah kalau begitu." kata Pak Hendra.
" Baiklah kami mengerti Dok, Terimakasih karna sudah menyelamatkan istri dan kedua anak kami." Kata Tuan Enggar dengan raut wajah bahagianya.
" Sama-sama Tuan..itu sudah menjadi tugas saya, kalau begitu saya permisi." jawab Dokter Aninda.
Setelah Dokter Aninda pergi suster membawa Nyonya Tiwi untuk dipindahkan ke kamar rawat, melihat keadaan putri dan menantunya yang sudah lebih baik meskipun masih sedikit pucat Mama Asih dan Mama Tini saling berpelukan dengan raut wajah lega sekaligus bahagia.
Mereka semua sudah sampai di ruang rawat Nyonya Tiwi.
" Sebaiknya kalian sholat subuh terlebih dahulu sebelum waktunya habis, biarkan aku yang menjaga Tiwi disini." Mama Asih berkata pada Suami, anak, besan, dan juga asisten anaknya itu.
Mereka berlima pun mengangguk setuju, sebelum pergi keluar Tuan Enggar menghampiri istrinya yang masih tertidur mungkin karna kelelahan dan mencium kening istrinya cukup lama sambil mengucapkan Terimakasih, lalu dia pun keluar menyusul yang lain untuk sholat subuh.
Di dalam ruang rawat Mama Asih duduk disamping ranjang pasien sambil mengamati wajah pucat menantunya, diapun mengusap pipi menantunya dengan lembut, merasa ada yang mengusap pipinya, perlahan Nyonya Tiwi membuka matanya dan dia tersenyum ketika melihat ibu mertuanya yang sedang tersenyum padanya.
" Kamu sudah bangun sayang? Apa kamu mau minum?." Kata Mama Asih dengan sayang.
Nyonya Tiwi hanya mengangguk singkat sebagai jawaban, Mama Asih pun mengambilkan minum dan membantu menantunya itu untuk minum.
Sedangkan diluar ruangan khusus bayi disana ada Papa Haris, Papa Hendra, dan Mama Tini, setelah sholat berjamaah mereka memutuskan untuk melihat cucu kembar mereka melalui kaca. Tuan Enggar sendiri sedang bicara dengan Smith dikoridor yang tidak jauh dari Ruangan itu.
" Smith urusan perusahaan aku serahkan padamu, aku ingin fokus dulu pada istri dan kedua anakku selama masih ada dirumah sakit, karna aku tidak mungkin meninggalkan mereka sendirian." Kata Tuan Enggar sambil menepuk pelan bahu asistennya itu.
" Baiklah Tuan anda tidak perlu khawatir tentang perusahaan, anda bisa fokus dulu pada Nyonya dan juga Putra Putri anda, dan saya ucapkan Selamat Tuan atas kelahiran bayi kembarnya." jawab Smith sambil tersenyum.
" Terimakasih smith." jawab Tuan Enggar sambil mengangguk pelan.
Setelah Smith pergi Tuan Enggar menghampiri Papa dan mertuanya di depan ruangan bayi, sebelumnya dia sudah bertanya pada suster apakah bayinya bisa dibawa ke ruang rawat istrinya segera, dan setelah diperbolehkan Tuan Enggar berniat membawa sendiri Putra Putrinya ke kamar rawat istrinya.
🌻🌻🌻
Ceklek
Suara pintu terbuka dari luar, Tuan Enggar masuk dengan membawa Putra Putrinya digendongannya, tadi saat di ruang bayi Mama mertuanya ingin membantu menggendong salah satu cucunya itu tapi Tuan Enggar mengatakan bahwa dia tidak ingin salah satu anaknya merasa iri jika hanya salah satu dari mereka yang digendongnya.
Menoleh kearah pintu senyum Nyonya Tiwi mengembang saat melihat suaminya mendekat dan menggendong putra putrinya.
" Aduh cucu Oma cantik dan tampan sekali." Kata Mama Asih setelah cucunya itu berada di gendongan Nyonya Tiwi.
" Iya kamu benar sekali Asih." jawab Mama Tini.
Mereka pun bergantian menggendong si kembar, saat si kembar mulai menangis mereka menyerahkannya pada ibunya. Merekapun keluar untuk pergi sarapan ke kantin rumah Sakit dan meninggalkan Tuan Enggar dan istri serta anaknya disana. Setelah semua orang keluar Nyonya Tiwi mulai menyusui Anak-anaknya.
~IP
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments