Sebenarnya, Siapa Dia?

Sekitar jam sepuluh pagi, Aksa baru saja keluar dari kamarnya. Ia terlihat bsudah siap untuk pergi ke kantor. Tetapi, suara tawa Bella membuatnya terdiam sejenak. Karena penasaran, ia dengan segera berjalan menuju kamar Bella. Karena pintu kamarnya tidak di tutup, Aksa pun dengan leluasa masuk kedalam kamar tanpa seizin Bella.

Plok Plok Plok

"Enak sekali pagi-pagi sudah tiduran sambil teleponan!" tegur Aksa bertepuk tangan meledek.

"Sudah dulu ya Ma, aku mau berangkat kerja!" pamit Bella beranjak dari ranjang sambil menyudahi panggilannya.

"Apa kamu tidak tahu, apa tugas yang harus kamu lakukan di pagi hari?" Aksa melipat tangannya sambil menatap tajam kearah Bella.

"Aku melamar kerja sebagai supir dan tentu saja tugasku mengantar kamu kemanapun kamu pergi!" sahut Bella tidak peduli dengan sikap Aksa.

Karena memang Aksa belum memberi jadwal apa yang harus dikerjakan Bella, Aksa pun tidak begitu mempermasalahkan apa yang dilakukan Bella pagi itu. Kemudian Aksa meminta Bella untuk bersiap-siap mengantarnya pergi ke kantor. Dengan segera, Bella mengambil jaketnya dan keluar dari kamar mengikuti langkah Aksa dari belakang tanpa rasa bersalah

Aksa melemparkan kunci mobilnya kearah Bella. Karena Bella belum siap, kunci itu pun terjatuh di lantai. Seketika mata Aksa melotot sambil geregetan ingin memarahi Bella. Sadar Bella seorang wanita, Aksa pun hanya memperlihatkan ekspresi kesalnya. Sementara Bella tersenyum gemas, seperti anak kecil, sebab tidak bisa menangkap kunci yang dilemparkan Aksa. Kemudian, Bella pun memungut kunci tersebut dan memastikan kalau kunci itu tidak rusak.

Sebelum mereka pergi, Aksa meminta Bella untuk memastikan untuk mematikan kompor dan air. Yakin semua tidak ada yang nyala, Bella dan Aksa pun segera keluar dari apartemen. Bella mengikuti langkah Aksa dari belakang, sambil membawa tas kerjanya. Ketika mereka berdua masuk kedalam lift, kebetulan di dalam lift ada sepasang suami istri yang sedang membawa anak anjing. Tahu, Bella takut dengan anjing, Aksa pun menarik tangan Bella agar mendekat dengannya.

"Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan!" gerutu Bella berbisik.

"Seharusnya kamu berterima kasih, karena aku sudah melindungi mu!" sahut Aksa geregetan dengan kata-kata Bella.

"Tidak perlu melindungi ku, dia hanya seekor anjing, tidak perlu ada yang ditakutkan!" ujar Bella dengan sombongnya.

"Ok, baguslah kalau kamu sudah tidak takut!" Aksa melepaskan tangan Bella dan saat itu posisi Bella sangat dekat dengan anak anjing itu.

Tetapi, tiba-tiba anak anjing itu menggonggong kearah Bella dengan kerasnya. Dengan spontan, Bella berteriak dan meloncat kearah Aksa. Sangking takutnya, Bella pun memeluk tubuh Aksa dengan erat. Sementara Aksa hanya tersenyum tipis melihat tingkah Bella yang sedang ketakutan setengah mati. Karena tadi Bella mengatakan tidak takut dengan anjing, Aksa pun mendorong tubuh Bella agar menjauh darinya.

Entah kenapa, anak anjing itu tidak berhenti menggonggong kearah Bella, bahkan pemiliknya pun tidak bisa menenangkan anjingnya. Hingga membuat Bella berteriak histeris hampir menangis. Sementara Aksa masih berdiri terdiam tak memperdulikan teriakannya Bella. Karena anak anjing itu lari kearah Bella, Bella pun meraih tubuh Aksa, hingga membuat kemeja dan dasinya berantakan.

"Mbak, tolong anjingnya di gendong!" teriak Bella bersembunyi dibalik jas yang dikenakan Aksa.

"Maaf Mbak, biasanya Anjingku tidak pernah seperti ini," pemilik Anjing itu meminta maaf kepada Bella sambil menenangkan Anjingnya.

"Bisakah kau menjaga jarak dariku!" pinta Aksa mendorong tubuh Bella yang menempel di dadanya.

Bersyukur, tak lama kemudian pintu lift terbuka, Bella pun segera berlari menghindari Anjing tersebut. Pemilik Anjing pun berkali-kali meminta maaf kepada Bella, lalu pasangan suami istri itu pergi meninggalkan Bella yang masih ketakutan. Aksa yang melihat dirinya berantakan pun segera menghampiri Bella dan memintanya untuk merapikan dasi dan jasnya. Bella yang masih ketakutan pun segera merapikan dasi dan kemeja Aksa, sambil mengusap ingusnya yang tidak berhenti keluar.

"Kamu bukan anak kecil ya! Sama Anjing begitu saja sudah ketakutan. Giliran godain laki-laki malah semangat, dasar wanita materialistis!" tegur Aksa menatap Bella yang sedang mengelap ingusnya.

"Bisa tidak berhenti berbicara kasar kepadaku!" protes Bella dengan kesal.

"Cepetan ayo pergi ke kantor, sudah jam berapa ini?" ajak Aksa sambil melihat jam tangannya.

Bella langsung membukakan pintu mobil belakang untuk Aksa, sementara Bella langsung duduk di bangku sopir. Dengan hati-hati, Bella mulai melajukan mobilnya keluar dari tempat parkiran. Karena Bella belum tahu jalan menuju kearah kantor, Bella pun meminta Aksa untuk menunjukkan jalan kepadanya.

Aksa sempat meragukan cara Bella menyetir, karena Aksa menganggap seorang wanita itu lemah. Tetapi, ketika Bella berhasil keluar dari parkiran tanpa kendala, keraguannya pun langsung sirna. Bella berlatih menyetir ketika ia bekerja di bengkel. Selain itu, Bella juga sudah punya SIM, maka dari itu, dia melamar pekerjaan sebagai sopir pribadi. Tidak tahu, kalau atasannya adalah mantan kekasihnya tiga tahun yang lalu.

"Aku lapar! Apa kamu tidak memberi sopir mu sarapan?" kata Bella dengan tiba-tiba.

"Makanya, belajar masak! Biar kamu tidak kelaparan!" tukas Aksa melihat Bella dari spion dalam mobil.

"Pekerjaan aku itu sopir, bagaiman bisa aku memasak juga!" kilah Bella beralasan.

"Sarapan di kantor saja dan nanti sekertaris ku akan memberikan tugas apa saja yang harus kamu kerjakan!" pungkas Aksa sambil melihat ponselnya.

Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk sampai di kantor. Lalu Aksa turun tepat di depan pintu masuk, sedangkan Bella pergi memarkirkan mobil. Bella cukup kagum dengan pencapaian Aksa yang cukup terbilang sukses. Kantornya juga besar dan informasi yang ia dapat dari Linda, Aksa adalah pemilik utama dari perusahaan tersebut. Padahal dulu waktu Aksa masih jadi kekasihnya, Aksa adalan orang yang kalem. Tak pernah ia sangka, kalau Aksa bisa mendirikan perusahaan sebesar itu dalam waktu yang cukup singkat.

Setelah memarkirkan mobil, Bella pun turun dan pergi ke resepsionis untuk menanyakan ruang kantornya Aksa. Kemudian Bella berjalan menuju kearah lift, berdiri menunggu pintu lift terbuka. Tak lama kemudian, pintu lift terbuka dan Bella segera masuk kedalam. Ketika pintu lift hendak menutup, tiba-tiba seorang laki-laki nyelonong masuk kedalam lift dan tak sengaja menyenggol Bella, hingga ponselnya yang ada ditangan jatuh.

"Maaf Mbak, aku tidak sengaja!" kata laki-laki sambil memungut ponsel Bella.

"Lain kali hati-hati, kalau ponselku rusak bagaimana?" tegur Bella dengan kesal.

"Eh kamu! Kamu orang yang itu 'kan?" laki-laki itu terkejut ketika melihat Bella.

Entah ada masalah apa Bella dengan laki-laki itu, karena Bella terlihat panik dan ketakutan. Beruntung pintu lift terbuka tepat waktu dan Bella pun buru-buru keluar berlari untuk menghindari laki-laki tersebut. Sepertinya Bella memang memiliki masalah serius dengannya. Laki-laki itu pun mengejar Bella sampai masuk kedalam ruangannya Aksa. Hal itu semakin membuat Bella ketakutan. Bella yakin kalau laki-laki itu adalah salah satu karyawan dari perusahaannya Aksa.

"Ada apa ini?" tanya Aksa yang melihat Bella terengah-engah masuk kedalam ruangannya.

"Maaf Pak! Dia mengejarku tanpa alasan dan membuatku takut!" jawab Bella berbohong sambil menunjuk dengan jari telunjuknya kearah laki-laki itu.

"Maaf! Aku pikir kamu orang yang aku kenal, tetapi rupanya aku salah orang," laki-laki tersenyum menjelaskan sambil berjalan menghampiri Aksa.

"Dia asisten baruku, Kak! Namanya Bella," kata Aksa beranjak dari duduknya memberitahu sang kakak.

Rupanya laki-laki itu adalah kakaknya Aksa dan Bella pun terkejut atas realita yang dia lihat. Bella hanya bisa terbengong, memperhatikan kedua laki-laki tampan yang ada di hadapannya saat itu. Tidak percaya, tapi memang itu kenyataannya. Seketika, badab Bella pun lemas tak bertenaga.

Bersambung....

Episodes
1 Mendapat Pekerjaan
2 Mantan Pacar
3 Harga Diri
4 Amarah Bella
5 Sebenarnya, Siapa Dia?
6 Ternyata Dia?
7 Mengalah
8 Aksa Mimisan
9 Masih Ada Perasaan
10 Sensasi tersendiri
11 Ke rumah Diky
12 Menikah?
13 Hampir Terjadi
14 Xia Brutal
15 Uang Cuma-cuma
16 Aksa Dan Gengsinya
17 Sama-sama Gengsi
18 Kegagalan Aksa
19 Sandiwara Bella dan Diky
20 Siapakah Dia?
21 Sandiwara Cinta
22 Mengumumkan Hubungan
23 Aksa Mabuk!
24 Hampir saja!
25 Di Rumah Sakit
26 Akhirnya Bersedia
27 Aksa Putus Dengan Xia
28 Datang Ke rumah Bella
29 Ke Rumah Bella
30 Berakhir Kontrak Kerja
31 Di Apartemen Diky
32 Drama Petir
33 Drama Petir part 2
34 Drama Aksa dan Bella
35 Hampir Ketahuan
36 SAH
37 Malam Pertama
38 Tragedi!
39 Bella Meminta Maaf
40 Xia Kembali
41 Handphone Baru
42 Pulang Ke Jakarta
43 Kemarahan Diky
44 Foto Aksa kah?
45 Ke Rumah Mertua
46 Bella Yang Egois
47 Ciuman!
48 Drama Ciuman
49 Makan Bersama
50 Bella Cemburu Berat
51 Akankah Berpisah?
52 Bella Sakit 1
53 Bella Menyusul
54 Di Hotel
55 Mimpi Dewasa
56 Suami-istri
57 Ketagihan Rasanya
58 Pulang Ke Jakarta
59 Aksa Gila
60 Ada Apa Dengan Xia?
61 Keliaran Di Kantor
62 Drama lagi
63 Bella Pergi
64 Xia Hamil
65 Xia kecelakaan, Bella baikkan
66 Ternyata Ayun
67 Ketakutan Bella
68 Visual Aksa
69 Visual Diky
70 Vidio
71 Aksa Menjelaskan
72 Kenapa Dengan Bella?
73 Mungkin Bella Hamil
74 Bella Periksa
75 Bella Pergi
76 Ayun Kecewa
77 Kebahagiaan Xia
78 Diky, Bella Baikan
79 Apa Yang Diucapkan Diky?
80 Linda Salting
81 What's wrong?
82 Karena Kecelakaan
83 Diky End
84 Sebulan Paska Kepergian Diky
85 Hasutan Ayun
86 Drama Xia dan Aksa
87 Complicated
88 Tidak apa-apa!
89 Aksa, Xia, putus!
90 Bella Melahirkan
91 Pasca Operasi
92 Aksa Yang Pro
93 Mulai Dari Awal
94 Sikap Aksa
95 Seperti Anak Kecil
96 Rencana Pernikahan
97 Perhatiannya Aksa
98 Akhirnya Menikah
99 Gairah Suami Istri
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Mendapat Pekerjaan
2
Mantan Pacar
3
Harga Diri
4
Amarah Bella
5
Sebenarnya, Siapa Dia?
6
Ternyata Dia?
7
Mengalah
8
Aksa Mimisan
9
Masih Ada Perasaan
10
Sensasi tersendiri
11
Ke rumah Diky
12
Menikah?
13
Hampir Terjadi
14
Xia Brutal
15
Uang Cuma-cuma
16
Aksa Dan Gengsinya
17
Sama-sama Gengsi
18
Kegagalan Aksa
19
Sandiwara Bella dan Diky
20
Siapakah Dia?
21
Sandiwara Cinta
22
Mengumumkan Hubungan
23
Aksa Mabuk!
24
Hampir saja!
25
Di Rumah Sakit
26
Akhirnya Bersedia
27
Aksa Putus Dengan Xia
28
Datang Ke rumah Bella
29
Ke Rumah Bella
30
Berakhir Kontrak Kerja
31
Di Apartemen Diky
32
Drama Petir
33
Drama Petir part 2
34
Drama Aksa dan Bella
35
Hampir Ketahuan
36
SAH
37
Malam Pertama
38
Tragedi!
39
Bella Meminta Maaf
40
Xia Kembali
41
Handphone Baru
42
Pulang Ke Jakarta
43
Kemarahan Diky
44
Foto Aksa kah?
45
Ke Rumah Mertua
46
Bella Yang Egois
47
Ciuman!
48
Drama Ciuman
49
Makan Bersama
50
Bella Cemburu Berat
51
Akankah Berpisah?
52
Bella Sakit 1
53
Bella Menyusul
54
Di Hotel
55
Mimpi Dewasa
56
Suami-istri
57
Ketagihan Rasanya
58
Pulang Ke Jakarta
59
Aksa Gila
60
Ada Apa Dengan Xia?
61
Keliaran Di Kantor
62
Drama lagi
63
Bella Pergi
64
Xia Hamil
65
Xia kecelakaan, Bella baikkan
66
Ternyata Ayun
67
Ketakutan Bella
68
Visual Aksa
69
Visual Diky
70
Vidio
71
Aksa Menjelaskan
72
Kenapa Dengan Bella?
73
Mungkin Bella Hamil
74
Bella Periksa
75
Bella Pergi
76
Ayun Kecewa
77
Kebahagiaan Xia
78
Diky, Bella Baikan
79
Apa Yang Diucapkan Diky?
80
Linda Salting
81
What's wrong?
82
Karena Kecelakaan
83
Diky End
84
Sebulan Paska Kepergian Diky
85
Hasutan Ayun
86
Drama Xia dan Aksa
87
Complicated
88
Tidak apa-apa!
89
Aksa, Xia, putus!
90
Bella Melahirkan
91
Pasca Operasi
92
Aksa Yang Pro
93
Mulai Dari Awal
94
Sikap Aksa
95
Seperti Anak Kecil
96
Rencana Pernikahan
97
Perhatiannya Aksa
98
Akhirnya Menikah
99
Gairah Suami Istri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!