Merasa dirinya bersalah, Bella pun hanya terdiam dan menundukkan kepalanya ketika Aksa berulang kali menghinanya. Di dasar lubuk hati kecilnya, ia merasa menyesal dan bersalah atas sikapnya yang dulu keterlaluan terhadap Aksa. Tetapi, semua sudah berlalu, Bella berharap Aksa bisa melupakan kesalahannya dan memaafkannya. Tetapi, Aksa terang-terangan mengibarkan bendera untuk balas dendam kepada Bella.
"Aku lapar, sekarang kamu masak buat aku!" suruh Aksa dengan nada kasar.
"Tapi, tapi aku belum bisa masak," sahut Bella menggigit bibir bawahnya.
"Aku tidak peduli, kamu bisa masak atau tidak! Di dalam kulkas ada ayam, cepetan masak ayam kecap!" perintahnya dengan nada kesal.
"Iya, iya! Aku coba masak," tukas Bella berjalan ke arah dapur.
Bella membuka kulkas dan mengeluarkan ayam. Lalu ia mencuci bersih ayam tersebut. Karena Bella sama sekali tidak bisa masak, Bella pun membuka YouTube dan menonton Vidio tutorial memasak ayam kecap. Dia mengikuti semua panduan dari Vidio yang ia tonton. Dengan telaten, ia mulai menyiapkan semua bumbu dan menghaluskannya. Bibirnya tersenyum lebar, karena dia baru sadar, kalau masak itu tidak terlalu susah asal ada niat untuk bisa.
Setelah bumbu siap, Bella memanaskan wajan dengan minyak. Sementara Aksa duduk di sofa sambil curi-curi pandang kearah Bella dengan tatapan tajam. Mungkin benar dugaan Bella, kalau Aksa benar-benar marah padanya. Padahal masalah itu sudah berlalu kurang lebih tiga tahun yang lalu, tetapi Aksa masih belum bisa melupakan kesalahan Bella.
"Arrrrrrgghhhhh!" teriak Bella menjatuhkan sesuatu.
"Bella, kamu kenapa?" Aksa beranjak dari duduknya dan berlari menghampiri Bella.
"Tanganku kepotong!" teriak Bella dengan ekspresi menangis tanpa air mata sambil memperlihatkan jarinya yang kepotong kearah Aksa.
"Kenapa kamu masih teledor!" gumam Aksa sambil meraih tangan Bella.
Dengan hati-hati, Aksa memasukkan jari Bella yang kepotong kedalam mulutnya, agar darahnya berhenti mengalir. Bella terdiam sambil menatap Aksa dengan senyum tipisnya, entah apa yang ada dibenaknya saat itu, yang jelas Bella sangat senang mendapat perhatian dari Aksa. Setelah darahnya berhenti, Aksa kemudian berkumur di wastafel pencuci piring, lalu Aksa menyuruh Bella duduk di sofa, sementara dia mengambil kotak obat untuk mengobati luka Bella.
Kemudian Aksa duduk di samping Bella dan membersihkan luka Bella dengan alkohol. Rasa perih membuat Bella meringis, tetapi hal itu tidak menghentikan Aksa untuk mengobati lukanya. Setelah selesai mengobati dan memberi perban, Aksa menatap wajah Bella dengan tatapan dingin, tatapan yang sulit untuk diartikan. Hal itu membuat Bella hanya bisa menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan tajam itu.
"Kenapa dari dulu kamu tidak pernah berubah, ceroboh seperti anak kecil?" Aksa dengan lirih menurunkan kepalanya agar bisa melihat wajah Bella.
"Ya, inilah aku! Wajar saja aku ceroboh, karena memang aku tidak bisa memasak!" jawab Bella mengangkat kepalanya berbalik menatap Aksa.
"Iya juga sih, wanita sepertimu bisa apa! Keahlian mu kan hanya merayu para laki-laki," sahut Aksa tersenyum sinis menyunggingkan bibirnya.
"Sudahlah, lama-lama melihat mukamu jadi mual! Sana istirahat saja, lagipula aku tidak sudi makan masakan orang sepertimu. Oh ya, kamar kamu di samping dapur, tidur saja di sana!" imbuh Aksa beranjak dari duduknya sambil menggeliat.
Aksa berjalan masuk kedalam kamarnya, sementara Bella masih duduk di sofa. Tidak ada yang bisa ia katakan, Bella hanya bisa menghela nafas panjangnya dan menahan emosianya agar tidak terpancing. Tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya, rasanya sakit ketika mendengar Aksa mengatakan kepadanya, bahwa dirinya pandai dalam merayu laki-laki. Salahnya sendiri, karena dia sudah bermain hati. Mungkin saat itu adalah balasan yang pantas untuknya.
Bella berdiri sambil menyeka air matanya, lalu ia mengambil tas yang berisi barang-barangnya. Tak memiliki rasa semangat, Bella berjalan masuk kedalam kamarnya dan mulai memasukkan baju-bajunya kedalam lemari. Walaupun kamarnya tidak terlalu luas, setidaknya kamar itu jauh lebih bersih dan nyaman dari kontrakannya. Sepertinya memang kamar itu adalah kamar untuk asisten rumah tangga.
Karena merasa panas, Bella pun melepas baju yang ia kenakan. Lalu ia menyalakan kipas dan merebahkan badannya di atas ranjang yang hanya cukup di tiduri satu orang. Lambat laun, matanya mulai sayup-sayup dan tertidur pulas dengan hanya mengenakan atasan super ketat dan celana pendek. Disaat Bella sudah tertidur pulas, tiba-tiba Aksa membuka pintu kamarnya dan melihat Bella yang masih tidur.
"Siapa yang nyuruh kamu tidur!" teriak Aksa hingga membangunkan Bella yang sedang tertidur.
"Ah, ada apa!" Bella turun dari ranjang kebingungan.
"Kenapa dapur masih berantakan? Cepat bersihkan dapur dan kamu baru boleh beristirahat!" suruh Aksa dengan nada tinggi.
"Bukannya kamu sendiri yang menyuruh aku tidur! Nanti beresinnya, aku masih ngantuk. Aku mau tidur dulu!" tolak Bella yang tidak peduli dengan statusnya sebagai asisten.
Sifat asli Bella mulai keluar, dia tidak mau di ganggu disaat ia sedang tidur dan dia tidak peduli dengan status Aksa yang saat itu sebagai atasannya. Dengan acuh, Bella mulai merebahkan badannya kembali di ranjang, tanpa memperdulikan keberadaan Aksa. Melihat Bella tidak mempedulikannya, Aksa pun masuk kedalam kamar dan menarik tangan Bella agar ia bangun.
Bella menepis tangan Aksa dan meringkuk tidur dengan memeluk guling. Baru sadar, kalau Bella saat itu hanya memakai pakaian yang super pendek, Aksa pun menutup tubuh Bella dengan selimut. Tiba-tiba mata Aksa tertuju ke arah meja yang ada di kamar tersebut. Ia berjalan menghampiri meja itu dan mengambil buku album foto dari atas meja. Satu per satu Aksa mulai membuka album tersebut. Bibirnya tersenyum lebar, karena ia melihat foto-foto Bella waktu dia masih kecil.
Disaat Aksa sedang serius melihat-lihat foto album tersebut, tahu-tahu Bella menyerobot album itu dari belakang. Bella memprotes kelakuan Aksa yang tanpa izin menyentuh barang-barangnya. Dengan kesal, Bella memasukkan album fotonya kedalam lemari pakaiannya.
"Kenapa kamu menyentuh barang ku?" protes bela tidak suka.
"Aku berhak menyentuh semua barang yang ada di dalam sini, termasuk menyentuhmu!" jawab Aksa mendekati Bella sampai mepet ke tembok.
"Eh, menjauh dariku!" pekik Bella mendorong tubuh Aksa yang semakin mendekatinya.
"Bukankah kamu berpakaian seperti ini, karena kamu ingin menggodaku?" Aksa mendorong tubuh Bella hingga ia terjatuh diatas ranjang.
Bella berteriak sekencang-kencangnya, karena saat itu posisi Aksa berada di atas tubuhnya dan kedua tangannya dikunci oleh tangan Aksa, hingga membuatnya tidak bisa bergerak. Lalu Aksa mendekatkan wajahnya ke wajah Bella, karena terlaludekat, Bella pun memejamkan matanya. Bella mengira kalau Aksa akan mencium bibirnya, tetapi setelah beberapa detik ia memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar Aksa tertawa renyah dan melepaskan cengkeramannya.
"Kamu pikir aku akan mencium mu?" Aksa tertawa terbahak-bahak berdiri di depan Bella.
"Siapa yang mau mencium bibir wanita murahan sepertimu? Entah sudah berapa orang yang telah mencicipi bibirmu, hingga tubuhmu!" tuduh Aksa sambil melipat tangannya dan tertawa merendahkan Bella.
"Jaga mulutmu, Aksa! Apapun masalalu ku, tetapi aku masih bisa menjaga kehormatan ku!" elak Bella dari tuduhan Aksa.
"Kehormatan? Kehormatan seperti apa yang kamu maksud?" ledek Aksa yang masih merendahkan harga diri Bella.
Bella merasa percuma saja menjelaskan kepada Aksa. Toh dia sudah tahu tujuan Aksa, untuk membalaskan dendamnya atas rasa sakit yang dulu ia pernah torehkan di hati Aksa. Lalu Bella memakai bajunya dan keluar dari kamar untuk membersihkan dapur.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Crypton
masih ada benih cinta tuh
2023-04-02
0
Qodhijah
lanjut kak...
2021-07-10
0