Pagi-pagi sekali bell pintu berbunyi. Bella pun dibuat penasaran dan berlari mengecek monitor, untuk melihat siapa yang datang. Rupanya yang datang adalah Xia, kekasih Aksa. Raut wajah Bella berubah masam, ketika melihat yang datang adalah Xia. Entah kenapa tiap kali melihat Xia, Bella merasa kesal. Mungkin ia merasa cemburu, karena Aksa sudah memiliki pacar cantik, sedangkan dirinya masih sendiri.
"Mbak, Aksa masih tidur?" tanya Xia yang langsung nyelonong masuk.
"Iya, Mas Aksa masih di kamarnya. Maaf Mbak, kok Mbak Xia bisa masuk keatas ya? Bukankah orang luar tidak bisa masuk tanpa membuat perjanjian dulu?" tanya Bella merasa penasaran.
"Kan aku punya ini! Aksa memberiku kartu ini, biar aku bisa kesini kapan saja!" jawab Xia menunjukkan kartu kepada Bella.
"Beruntung sekali Mbak Xia punya pacar seperti Mas Aksa," puji Bella dengan senyum tidak nyaman.
"Tentu saja aku sangat beruntung, selain dia tampan, dia juga sangat mencintaiku! Sudah ya Mbak, aku masuk ke kamar dulu, sudah kangen berat nih!" pungkasnya berpamitan masuk kedalam kamar.
Senyum palsu yang ia suguhkan mulai pudar. Kesal, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Jelas sekali dari ekspresi wajah Bella, bahwa dirinya sedang cemburu. Bisa dibilang, kalau Bella masih menyimpan perasaannya terhadap Aksa. Ia sadar, kalau hanya dirinya lah mempunyai perasaan itu. Dan Bella sendiri tidak berharap Aksa memiliki perasaan yang sama dengannya. Lalu Bella pergi masuk kedalam kamarnya, ia menjatuhkan tubuhnya keatas kasur dan tengkurap sambil memainkan ponselnya.
Pikirannya mulai berpikir negatif, ia memikirkan apa yang sedang Aksa dan Xia lakukan di dalam kamar. Hatinya gelisah tidak tenang, ia beranjak dari ranjang dan berjalan ke kanan dan ke kiri sambil menggigit kukunya. Tak tahan dengan pikirannya sendiri, Bella pun keluar dari kamarnya dan berjalan mendekati pintu kamar Aksa. Lalu Bella menempelkan daun telinganya dengan posisi membungkuk ke pintu, agar bisa mendengar aktivitas apa yang mereka berdua lakukan.
Karena tak mendengar suara apapun dari dalam kamar, Bella pun segera mengubah posisinya. Tetapi, ketika ia hendak memutar badannya, kepalanya terbentur pada perut sixpack tepat di hadapannya. Bella mendongakkan kepalanya dan melihat wajah Aksa dengan ekspresi marahnya. Alhasil, Bella pun terkejut dan langsung pasang badan bersiap untuk lari.
"Mau kemana kamu?" Aksa menarik baju Bella yang hendak lari.
"Apa yang kamu lakukan di depan kamarku?" Aksa bertanya sambil menahan baju Bella yang ia raih.
"A-aku cu-cuma sedang nyari laba-laba. Iya, tadi ada laba-laba disini," jawab Bella berbohong sambil berusaha melepaskan bajunya dari cengkraman tangan Aksa.
"Jangan bohong kamu!" gertak Aksa membelalakkan matanya.
Takut kena amukan, Bella pun menarik bajunya dengan kuat hingga lepas dari cengkraman Aksa. Kemudian ia berlari ke arah kamarnya dan Aksa pun mengikutinya. Aksa yang lebih cepat pun segera masuk kedalam kamar Bella. Dengan ekspresinya yang menakutkan, Aksa mendorong tubuh Bella ke tembok. Dengan kasar tangan Aksa meraih dagu Bella, hingga membuat Bella meringis kesakitan. Kata-kata kotor terlontar dari mulut Aksa, hingga membuat Bella merasa muak.
Lalu Aksa meminta kepada Bella, agar tidak memberitahu kepada Xia, kalau mereka berdua pernah menjalin hubungan. Bella yang merasa kesakitan pun berusaha untuk melepaskan tangan Aksa dari dagunya. Tatapi, semakin ia memberontak, semakin kuat cengkraman di dagunya. Merasa percuma memberontak, Bella pun terdiam dan pasrah dengan apa yang dilakukan oleh Aksa.
"Tadi kenapa kamu menguping di depan pintu kamarku?" tanya Aksa mendekatkan wajahnya.
"Sudah ku bilang, aku cuma nyari laba-laba!" jawab Bella kekeh.
"Aku tahu, kamu pasti penasaran dengan apa yang aku lakukan dengan Xia. Apa kamu juga ingin merasakannya juga?" ujar Aksa menghisap leher Bella dengan bibirnya.
"Aksa, lepaskan!" Bella memberontak dan mendorong tubuh Aksa dengan sekuat tenaga.
Beruntung, saat itu Xia sedang memanggil Aksa. Sehingga Aksa langsung berhenti menghisap leher Bella. Lalu Aksa keluar dari kamar dengan tersenyum sinis ke arah Bella. Karena ulah Aksa, leher Bella pun terlihat ada tanda merah kecoklatan. Merasa risih, Bella dengan kasar mengusap lehernya dengan tisu basah, berharap tanda merah itu segera hilang. Bukannya hilang, tetapi lehernya malah memerah dan perih.
Tak lama kemudian, Xia mengetuk pintu kamarnya dan Bella pun segera membukakan pintu untuknya sambil menutupi lehernya dengan tisu basah.
"Mbak, aku mau pergi dulu! Oh iya, nanti bangunkan Aksa jam sembilan ya," pamit Xia sambil memberikan uang lima puluh ribu kepada Bella.
"Baik Mbak! Maaf, ini uang apa Mbak?" sahut Bella bertanya sambil mengambil uang itu, sehingga lehernya dilihat jelas oleh Bella.
"Itu uang jajan buat kamu. Ya sudah, aku pergi dulu ya! Jangan lupa bangunkan Aksa," Xia langsung pergi meninggalkan apartemen.
Xia mengerutkan dahinya sesaat setelah keluar dari apartemen. Dia melihat leher Bella yang merah. Ia yakin, kalau lehernya Bella baru saja dihisap oleh bibir seseorang. Gara-gara tanda merah itu, Xia pun menjadi kepikiran dan tidak bisa fokus. Karena waktu dia datang, tanda merah itu belum ada di leher Bella. Disaat waktu yang bersamaan, ketika Aksa menghilang, di saat itulah tiba-tiba leher Bella ada tanda merah itu.
Ada perasaan yang mengganjal di hatinya, tetapi menurut Xia, tidak mungkin Aksa yang melakukan itu, karena ia merasa Aksa hanya mencintainya. Kalaupun ingin melakukan hal itu, pasti dengan dirinya. Xia pun merasa bingung dengan perasaannya saat itu. Tidak mau ambil pusing, Xia pun membuang jauh-jauh pikiran itu dan langsung masuk kedalam mobilnya.
***
Ceklek!
Bella bejalan perlahan masuk kedalam kamar Aksa yang super dingin oleh AC. Dilihatnya Aksa yang masih tertidur pulas dengan berbalut selimut. Sejenak ia berdiri memandangi wajah Aksa dan bergegas membangunkannya.
"Sudah jam sembilan, cepetan bangun!" Bella berusaha membangunkan Aksa.
Tetapi, Aksa sama sekali tak meresponnya. Kemudian Bella menarik selimut yang menutupi tubuhnya Aksa. Betapa terkejutnya Bella saat itu, karena melihat tubuh Aksa yang hanya mengenakan ****** *****. Bella pun mulai berprasangka buruk, ia menduga kalau Aksa dan Xia telah melakukan perbuatan dewasa. Dadanya terasa sesak dan merasa kesal. Kemudian Bella berteriak membangunkan Aksa, sambil memukul lengan Aksa dengan keras.
"Sudah jam sembilan, cepetan bangun!" teriak Bella tepat di telinga Aksa.
Aksa yang merasa terganggu dengan aksi Bella yang berteriak, ia pun langsung menarik tangan Bella dan menangkapnya masuk kedalam selimut. Dipeluknya tubuh Bella dari belakang dan menguncinya dengan lengannya. Hal itu membuat Bella tidak bisa bergerak. Walaupun tubuhnya tidak bisa bergerak, tetapi Bella masih punya mulut untuk mengumpat. Makian demi makian mulai terlontar dari mulutnya, bahkan Bella tak segan-segan mengeluarkan kata-kata kotor agar Aksa melepaskan pelukannya.
Mendengar teriakan dan umpatan dari Bella, Aksa pun tak tinggal diam. Ia menutup mulut Bella dengan bibirnya dan mereka berdua pun bergumpal di dalam selimut. Bella berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Aksa, tetapi tidak dihiraukannya. Semakin Bella memberontak, hal itu semakin membuat Aksa semakin brutal mencium bibir Bella. Hingga membuat Bella hampir kehabisan nafas.
"Kenapa, bukankah ini yang kamu inginkan?" tanya Aksa tersenyum sinis menindih tubuh Bella.
"Iya, ini yang aku inginkan, kenapa kamu berhenti? Ayo lanjutkan!" sahut Bella memprovokasi.
"Tetapi sayangnya aku tidak mau terkena penyakit!" ledeknya tertawa sini memandangi wajah Bella.
Kesal dengan perkataan Aksa, Bella pun langsung bmendorong tubuhnya dan menampar pipi Aksa dengan keras. Bella memperingati Aksa, agar tidak terus menerus merendahkannya, karena Bella merasa dirinya tidak murahan, seperti yang dimaksud Aksa.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Qodhijah
gas poll
2021-07-11
0