Pagi ini Ara hendak bangun tidak mau kalah dari ayam, seperti biasa disaat yang lain masih tertidur lelap Ara harus pergi belanja ke Pasar, udara nya yang cukup dingin memaksanya harus memakai baju yang tebal dan hangat, cuaca yang tidak menentu akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan, kita mustinya tetap waspada dan menjaga imun kita agar tetap kuat menghadapi segala kondisi minimal seperti hal yang Ara lakukan, karena mobilitasnya tinggi setiap hari Ara selalu rutin minum madu atau bisa juga dengan jahe dan gula aren, bahan ini bermanfaat untuk kesehatan.
Suasana pasar sangat ramai, biasa nya beberapa pengepul sayuran selalu mengantar barang nya mulai jam satu pagi karena untuk menjaga sayuran tetap segar. Ara memilih beberapa sayuran terutama pesanan konsumen langganannya. Setelah semua pesanan nya lengkap Ara meminta bantuan kuli panggul yang biasa mangkal di pasar, karena barang bawaan cukup banyak dan berat Ara memintanya untuk mengantar sampai ke tempat parkir motor, Ara lalu memberi dia sedikit uang lebih dari biasa nya orang kasih karena niatnya untuk berbagi rejeki. Motor matic nya melaju dengan cepat Ara berharap tepat waktu sampai di komplek, sebagai pedagang dia selalu memberi pelayanan yang baik untuk kenyamanan para pelanggannya, sehingga mereka selalu menunggu kedatangan Ara. Seperti biasa tanpa menyita waktu semua dagangannya habis terjual. Ara langsung pamit pulang.
Sesampainya di kost terdengar suara panggilan masuk di handphone, rupanya Ibu nya dari kampung, buru buru dia jawab telpon nya.
"Halo Bu, Ibu apa kabar?" tanyanya.
"Ibu baik Nak," jawab Ibu diseberang sana, kemudian hening sejenak, membuatnya jadi khawatir.
"Ada apa Bu, sepertinya ada sesuatu?" tanya Ara penasaran.
"Nak begini kalo ada waktu tolong pulang dulu sebentar ya," jawab Ibu dengan nada suara berat.
"Baiklah nanti sore Ara pulang Bu," jawabnya dan pembicaraan pun berakhir.
Selama didalam kelas Ara tidak memperhatikan materi dari dosen sedikitpun karena pikirannya tidak fokus, Ara teringat Ibu dan bertanya tanya apa yang sebenarnya terjadi, tidak biasanya Ibu memanggilnya pulang, apakah Ayah sakit? ataukah Ibu yang sakit? atau jangan jangan Ara mau dijodohkan sama juragan tanah dikampung? Ara berusaha menepis lamunannya yang aneh itu, lalu tarik nafas dan mengeluarkan nya perlahan berharap dengan cara seperti itu bisa menetralkan pikiran kacau nya, dan sesekali dia tengok jam tangan di lengannya, rasanya lama sekali mata kuliah kali ini tidak kunjung selesai.
Selama tiga jam Ara menempuh perjalanan dari kota ke kampung, sesampainya di rumah Ara langsung menemui Ibunya, dan beliau menyambutnya dengan pelukan hangat, setelah selesai melepas rasa kangen mereka karena sudah hampir 3 bulan Ara gak pulang berhubung jadwal nya di kampus sangat padat, biasa nya Ara sebulan sekali minimal pasti pulang menemui kedua orang tua nya. Kemudian Ibu menceritakan kegelisahannya bahwa selama ini dia mendengar dari kanan kiri tetangga yang suka nge ghibah, Ara membayar uang kuliah nya dari hasil jual diri. Saat ini memang kasus mengenai hamil diluar nikah sedang marak di kampung, beberapa anak sekolah terjerat oleh pergaulan bebas, kalau kata orang kampung masih untung cowok nya mau nikahin, hello.. Ini bukan bisnis yang menghitung untung dan rugi, para orang tua semestinya prihatin dan waspada dengan kejadian seperti ini, yang harus dipikirkan lebih jauh terkait masa depan anak. Banyaknya kasus kehamilan di luar nikah juga dikarenakan edukasi terkait kesehatan reproduksi yang masih tabu kepada remaja. Hal tersebut harus dilakukan oleh semua pihak. Tidak hanya sekolah maupun pemerintah, namun juga masyarakat khususnya orang tua harus ikut berperan dalam mendidik anak. Bagaimana meningkatkan kesadaran, meningkatkan kesiapan secara psikologis dan mental remaja ini. Bagaimana juga orang tua mengelola perkembangan zaman dengan banyaknya informasi yang bisa diterima anak. Ara tersentak kaget ketika mendengar itu dan dia merasakan betapa sedih nya hati ibunya mendengar hal itu, Ara sendiri berusaha untuk tegar.
" Ibu percaya kan sama Ara?" tanya nya berusaha untuk memastikan.
"Iya," jawab Ibunya singkat dengan suara nya sedikit parau.
"Jangan biarkan perjuangan Ara selama ini, dirusak oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab, menuduh Ara melakukan hal seperti itu Bu, Ara ingin Ibu percaya dan memahami Ara, dan Ara tidak mau mengecewakan Ayah sama Ibu. Dia berusaha menyakinkan Ibunya, dengan linang air mata yang tak bisa dibendung lagi.
Kemudian Ibunya memeluk dengan erat, Ara pun membalas pelukannya. Tak lama disaat mereka sedang bercengkrama Ayahnya datang dengan membawa pisang dari kebun dan menghampirinya seraya memeluknya. Lalu Ara membantu Ayahnya membawa pisang itu kebelakang.
"Ayah sehat?" tanyanya.
"Seperti yang kamu lihat, Ayah masih tetap gagah kan Ra?" canda Ayah sambil tertawa lebar.
"Ayah sama Ibu jangan terlalu capek kerjanya,"
"Dirga kemana Bu?" Ara teringat adik satu satunya yang belum terlihat sejak dia datang.
"Biasa dia kalo pulang sekolah maen dulu sama temannya," jelasnya.
Sebagai seorang Kakak, Ara selalu memperhatikan adik semata wayang nya, apa yang dia inginkan selalu dia penuhi terutama untuk kebutuhan sekolah meskipun Ara harus rela menunda keinginannya, setiap kali Ara pulang mereka selalu bermain gitar bersama kadang main game juga. Sebagai anak petani, Ara dan adiknya tidak pernah banyak meminta apapun sama orang tua karena sadar orang tua membesarkannya dengan penuh perjuangan, waktu Ayah dan Ibu nya membelikan motor sebagai hadiah karena dia lolos masuk Perguruan Tinggi, Ara terpaksa menerimanya untuk menghargai pemberiannya karena dia tahu uang membeli motor itu hasil dari Ayah menjual tanah nya.
Menjelang sore Ara pamit sama Ayah dan Ibu nya, karena malam ini tidak bisa menginap besok ada jadwal kuliah. Sebelum berangkat Ara menekankan sekali lagi sama ibu agar tidak terpengaruh oleh bisikan aneh dari orang diluar. Setelah mendengar penjelasannya Ibu pun merasa lega, begitupun Ayahnya meskipun tak banyak bicara dia tahu jika Ayahnya berusaha bijak dalam menyikapi kondisi saat ini, tanpa memberi komentar apapun terkait isu yang beredar tentangnya.
Cuaca malam ini begitu meresahkan, langit terlihat hitam pekat, perlahan butiran air satu persatu turun, suara angin tertiup kencang, Ara menepi sejenak karena badannya terasa dingin dan dia merapihkan jaket hitamnya, dia tarik resletingnya hingga ke ujung leher, tidak lama hujan pun turun alhasil semua pakaiannya mulai basah, lalu dia tancap gas berharap segera sampai dikost. Sesampainya di kost dia parkir motor dan langsung meraih handuk kecil yang tergantung dekat pintu, dia membersihkan wajahnya yang kena siram air hujan, lalu membuka kunci kamar dan menaruh semua barang bawaan dan lekas membersihkan badan.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Alya lii
🤣🤣 dimana-mana kalo bisik2 asyik ya ka
2022-01-12
0
Ama
semangat kka
2022-01-04
1
~🌹eveliniq🌹~
nyicil baca lg ya
#PenaAutoon
2022-01-01
1