Jakarta, Oktober 2015
Hari ini adalah hari yang di tunggu tunggu oleh Nara, bagaimana tidak ini adalah hari pertama Nara bekerja sebagai Dokter Umum di rumah Sakit swasta Kasih Anugrah. Ia seperti tidak ingin melakukan kesalahan di hari pertama dia bekerja termasuk salah satu kesalahan adalah terlambat bekerja.
"Bagaimana penampilan ku?" Tanya Nara kepada Nenek yang dari tadi sudah memperhatikannya dengan seksama.
"Kau sangat cantik Nak, Persis seperti ibu mu" Ucapnya lembut. Pernyataan yang selalu ia lontarkan saat memuji Nara, ia mengagumi sosok menantunya yang kini melekat pada Cucu kesayangannya itu.
"Baiklah nek, Nara berangkat kerja dulu." Ucapnya seraya mencium tangan Nenek, ini sudah merupakan kebiasaan Nara jika ia akan keluar dari rumah.
"Hati hati di jalan" Kata kata yang juga selalu tidak pernah ia lewatkan.
"Ok bos" Seraya mengenakan helm berwarna pink kesayangannya.
Sebelum ia memutar sepeda motor milik nya "Jangan lupa banyak minum air putih" Teriak nya kepada nenek, kata kata terakhir sebelum ia berangkat, dari dulu ia tidak pernah melewatkan kata kata itu.
"Ok bos" Jawab nenek seraya memandangi punggung Nara yang semakin menjauh darinya.
Kecantikan mu persis seperti Ibu mu. Sementara sifat mu seperti ayah mu. Ucapnya walau hanya ia saja yang mendengar.
Nara berangkat bekerja mengendarai sepeda motor matic milik nya. Itu adalah Hadiah nenek kepadanya saat ia lulus tahun lalu. Walaupun sebenarnya ia keberatan jika Nenek membelikannya hadiah seperti itu, karna mungkin nenek sudah bekerja keras di belakangnya untuk bisa membeli Motor tersebut. Mulai saat itu Ia selalu mengenakan Motornya saat ia menjadi Dokter magang di salah satu rumah sakit negri saat itu, karna ia terkadang harus pulang pagi.
Tiba lah ia di rumah sakit tempatnya bekerja.
Bukankah aku beruntung, Aku bisa bekerja disini. Aku bahkan tidak sempat menganggur, aku bisa langsung dapat pekerjaan, Tidak jauh dari nenek juga jadi aku masih bisa membantu nenek di Toko. Ucap nya dalam hati.
"Selamat pagi Dokter Nara, Mari saya antar" Ucap Salah seorang perawat rumah sakit untuk menunjukkan kepada Nara sebuah ruangan yang akan menjadi ruangan pribadinya.
Akhirnya aku memiliki ruangan pribadi juga. Yahh sekalipun tidak sebagus ruangan Dokter spesialis lainya
"Dokter Nara satu jam lagi Tugas Dokter menjadi piket di depan" Ucap nya mengartikan Nara terlalu cepat sampai, hingga akhirnya dia harus masih menunggu satu jam.
"Baik terimakasih Suster Neni" Ucap nya seraya tersenyum, sebelumnya ia melihat nama suter tersebut di name tag nya.
"Sama sama Dokter, saya permisi"
Nara tersenyum
Nara meletakkan tas nya dan melihat papan Namanya sudah ada di meja, entah semenjak kapan itu berada disana, mungkin sudah di persiapkan ketika dia di nyatakan bekerja di rumah sakit ini.
Ayo Nara tidak usah pikirkan yang lain saat ini. Yang terpenting bekerjalah dengan hati
Jauh dari lubuh hatinya ia masih ingin melanjutkan studinya menjadi Dokter Spesialis Jantung (kardiologi). Namun ia masih belum memutuskan nya karna Dana dan juga waktu yang belum bisa ia bagi sam sekali, Sembari bekerja menjadi Dokter Umum ia akan memikirkan tentang melanjutkan studinya.
Nara duduk di ruangan IGD bersama dengan para perawat. Mereka mengobrol saling memperkenalkan diri, karna Nara merupakan Dokter baru disana, sembari menunggu pasien.
"Dengar dengar pemilik rumah sakit ini akan datang berkunjung hari ini" Ucap Suster Neni yang tadi menyambut Nara.
"Dengar dengar Dia ganteng banget, wajahnya blasteran, bisa kalian bayangkan. ah aku sudah tidak sabar melihat wajahnya itu" Ucap suter Tika menambah bumbu cerita mereka.
"Oh iya ya, pantesan aku lihat Direktur dan Kepala T U tadi pagi sangat sibuk" Ucap salah satu perawat lagi.
"Katanya dia belum menikah Loh" Ucap Neni lagi
"hhhmm Kalau Pemilik rumah sakit ini datang kenapa sih?" Tanya Nara ikut dalam obrolan para perawat.
"Barang kali dia melirik salah satu dari kita gitu dok he he he" Ucap Neni seraya tertawa.
"Huushh mimpi" Ucap Tika membuat mereka serempak tertawa.
Pembicaraan mereka seketika berhenti saat dua orang yang saling rangkul memasuki ruangan IGD.
Neni dengan sigap membantu pasien tidur di tempat tidur, sementara suster yang lain mempersiapkan peralatan yang lain. Nara segera mengenakan sarung tangan dan mendekati pasien.
"Kaki nya kenapa Pak?" Tanya Nara memperhatikan lutut Kaki pasien berdarah.
"Jatuh dari atas motor Dokter" Ucapnya dengar menahan sakit.
"Kita bersihkan luka nya dulu ya."
Nara mulai membersihkan dan mengenakan antiseptik di kaki pasien.
"Pak Luka nya tidak parah, mungkin karna mengalami benturan jadi rasanya nyeri, tadi saya sudah mengoleskan anti septik, dan salep agar lukanya cepat mengering. Lukanya tidak parah hanya tergores saja. Beberapa hari ini akan lekas pulih. Nanti saya resepkan obat penghilang rasa nyeri ya" Sambil tersenyum
"Jadi tidak parah ya Dokter?" Dengan logat jawa " Terimakasih Dokter" Lega.
"Sama sama Pak"
Nara meresepkan obat untuk di tebus di bagian apotik rumah sakit. Kemudian ia kembali duduk.
Begitu lah kegiatan Nara hari ini, menangani beberapa pasien dengan keluhan yang berbeda beda, Nara tidak berhenti tersenyum ketika beberapa di antaranya ada yang marah marah menahan sakit dan ada yang memuji kecantikan Nara.
" Dokter di tunggu di ruangan Direktur" Ucap Neni.
"Sekarang?"
"Iya Dokter, karna jam piket Dokter kan sudah habis" Ucapan Neni sontak membuat Nara memperhatikan jam di tanganya.
"Wah hari ini sangat cepat berlalu ya"
"Mungkin karna hari ini adalah hari pertama dokter bekerja, jadi rasanya waktu sangat cepat berlalu" sambil tertawa.
"hhmm bisa aja kamu" Berdiri dan membawa laporannya hari ini " Terimakasih atas kerja sama nya hari ini Suster Neni" Ucapnya seraya berjalan.
"Sama sama Dokter" dengan lembut mengikuti nada bicara Nara.
Nara mengganti pakaiannya menjadi pakaian saat pertama kali ia datang. Mengambil tas nya, meninggalkan ruangnya dan menuju ruangan Direktur.
Tok tok tok
Nara mengetuk pintu.
"Masuk" Teriakan dari dalam.
Nara membuka pintu, di dalam ia menemukan beberapa orang di dalam nya, ia bahkan tidak mengenal siapapun kecuali Direktur yang ikut mewawancarainya kemarin.
"Dokter Nara perkenalkan ini adalah Tuan Deon. Pemilik Rumah Sakit ini" dengan cepat nara mengulurkan tangan
"Harap kerja sama nya Dokter Nara" Ucap Deon lembut.
"Iya Tuan, sama sama. Terimakasih sudah memberikan saya kesempatan bekerja di rumah sakit ini"
"Bukan karna saya , tapi karna kemampuan Anda sendiri Dokter"
Nara tersenyum.
Beberapa obrolan terdengar di ruangan Direktur tersebut, sebelum akhirnya Nara dan Deon keluar dari ruangan tersebut.
"Dokter Nara tinggal dimana?" Tanya Deon seraya berjalan beriringan dengan Nara.
"Oh saya tinggal di daerah keramat jati Tuan"
"Kenapa harus panggil Tuan. Kita seumuran loh"
Nara hanya tersenyum.
Dia sudah baca biodata ku sampai tau umur ku.
Tibalah di parkiran.
"Tuan Deon saya duluan ya"
"Oh baik silahkan"
Nara menghampiri Motornya yang terparkir di khusus parkiran Dokter. Mungkin hanya dia Dokter yang menggunakan Motor, terlihat dari parkiran hanya motornya lah satu satunya yang terparkir disana.
Hingga akhirnya ia berlalu.
Dokter Nara, kau sangat cantik. Kata itu terlontar begitu saja dari mulutnya.
Tunggu tunggu, apa yang ku pikirkan ini. ha ha ha
Seraya menggelengkan kepala tertawa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Betty Nurbaini
wah jangan2 satu RT kita dok 🤣
2022-07-10
0
Itha Fitra
deon siap" bersaing ama dafa
2022-05-13
0
Vie
halo kak sudah like dan komen dan sudah fav iya kak
salam dri aku bukan penggoda kak
2022-03-03
1