DI CINTAI OPPA
Dengan ala sederhana telah berlangsung pernikahan di rumah Arumi Narendra Putri,putri kedua dari pasangan bapak Warsito dan ibu Darnia.
Nampak raut kesedihan di wajah Arumi sang pengantin wanita. Karena pernikahan ini tidak pernah dirinya kehendaki.
"hikss... hikss... hikss.... tangisan Arumi pecah saat dirinya tidak dapat menahan lagi rasa kecewa nya.
" sudah lah ndok, jangan menangis lagi. Nak Herman itu orang nya baik,gak neko-neko. Ibu yakin pasti dia bisa membahagiakan kamu kelak ndok. "ucap bu Darnia ibu kandung Arumi.
" ibu,kalau benar dia orang baik, kenapa dirinya bercerai dengan istri nya...? apa itu maksud ibu...! "jawab Arumi.
" sudah lah ndok, pokoknya Ibu tidak mau tau. Kamu harus tetap mau menerima nya,karena hanya dengan pernikahan inilah keluarga kita bisa tetap bertahan hidup. "ucap bu Darnia tegas.
" ibu... "ucap Arumi terputus karena melihat ibu nya pergi dari sana.
Arumi tidak pernah menyangka, kalau setelah kelulusan nya dari sekolah menengah atas atau sering disebut SMA itu adalah akhir dari kepunahan nya meraih impian yang selama ini dirinya impi-impikan. Dirinya harus menerima pil pahit, karena setelah kelulusan nya dari sekolah dirinya harus menikah dengan seorang lelaki dewasa yang usia nya jauh dari dirinya.
bu Darnia kembali masuk ke dalam kamar Arumi,dan berkata....
" semua nya sudah siap,ayo calon suami mu dan pak penghulu sudah menunggu mu. "ucap bu Darnia
Tanpa menunggu jawaban dari Arumi,bu Darnia pun meraih tangan Arumi dengan kasar. Dirinya benar-benar sudah di kuasai akan harta yang di imin-iminkan oleh Herman, janji Herman setelah menikahi Arumi bahwa dirinya akan memberikan sebagian harta kekayaan nya untuk keluarga Arumi, dan sebagian lagi untuk dirinya dan Arumi.
Herman adalah lelaki dewasa yang sudah berumur 35 tahun. Dirinya dulu pernah menikah, namun pernikahan nya hanya berlangsung selama 2 tahun saja. Dari pernikahan nya selama 2 tahun, dirinya tidak memiliki keturunan. Dan maka karena itulah dirinya menceraikan istri nya yang terdahulu.
Herman Purnomo adalah orang terkaya di desa Arumi. Memiliki banyak tanah, sawah dan perkebunan teh yang luas. Herman juga memiliki berbagai bidang bisnis seperti,bisnis jual beli hewan, jual beli mobil,dan masih ada yang lain. Dirinya adalah anak tunggal, dan kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Dia hidup bersama dengan bibi nya adik dari ayah kandung nya.
"sah...!! " ucap pak penghulu setelah selesai menyatukan pasangan pengantin yang berada di depan nya itu.
"SAH" ucap para saksi dan hadirin yang menghadiri akad nikah Herman dan Arumi.
Setelah selesai acara,Arumi pun masuk ke dalam kamar nya. Arumi kaget karena tadi kamar masih seperti biasa, sedangkan sekarang sudah berubah. Dengan taburan bunga di tengah tempat tidur nya,dan disekitar nya juga di hiasi berbagai jenis mawar yang menambah aroma wangi di dalam kamar tersebut.
Arumi duduk di pinggir tempat tidur nya, dirinya merasa takut akan apa yang terjadi selanjutnya.
cekrek.... bunyi pintu di buka. Nampak lah seorang lelaki dewasa yang baru di nikahi nya tadi siang. Pria dewasa berperawakan tegas,kulit sawo matang. Rahang yang tegas yang ditumbuhi brewok dengan mata yang besar.
Arumi yang melihat kedatangan pria tersebut pun menjadi takut. Dia lelaki dewasa yang baru dinikahi tadi siang, kini sudah resmi menjadi suami nya.
Lelaki dewasa tersebut pun mendekati Arumi yang tengah duduk di pinggiran tempat tidur.
"jangan takut,aku bisa lihat kalau kamu ketakutan. " ucap Herman datar.
"dan kamu tenang saja,aku tidak akan pernah menyentuh mu jika kamu tidak mengizinkan nya. " ucap nya lagi.
"ma... maafkan saya tuan Herman", jawab Arumi ketakutan.
" hemm",jawaban Herman sembari menganggukkan kepala nya.
Dalam hati Herman berkata,,,
"mungkin ini hanya sementara,dan aku tidak akan tinggal diam sampai kamu mau menyerah kan keperawanan mu itu. Daun muda memang menantang, sabar Herman sabar. " ucap nya dalam hati.
Keesokan pagi nya,Arumi pun bangun kesiangan karena semalam dirinya tidak dapat tidur. Mungkin dirinya tidak nyaman, karena belum terbiasa tidur dengan orang lain, apalagi dengan seorang pria.
Di dapur,,,
"wah pengantin baru, jam segini belum bangun. " ucap Ayu kakak ipar Arumi.
"alah kamu kayak gak pernah jadi pengantin baru saja. " jawab bu Darnia mertua nya.
"hehe.... ibu ini ah, bikin Ayu malu saja. " kata Ayu manja.
"biasanya juga malu-maluin, kenapa juga gitu aja jadi malu, hihihi... " sahut Galih sembari cekikikan karena berhasil membuat istri nya malu.
"sudah-sudah, kalian bantu ibu.Jangan bergurau terus, nanti sarapan nya gak matang-matang lagi. " ucap bu Darnia menyudahi gurauan pagi ini.
"Ayu, ini sayur nya kamu taruh dulu di meja makan. " perintah bu Darnia kepada menantunya itu.
"iya bu", jawab Ayu singkat.
" Galih, ini taruh sana juga. "ucap Ibu Darnia menyuruh Galih anak sulung nya itu.
Walaupun Galih anak sulung dan seorang lelaki, tapi dirinya juga tidak segan membantu ibu dan istri nya memasak di dapur. Mungkin karena didikan dari orang tua nya sejak kecil sehingga Galih sudah terbiasa. Bahkan terkadang Galih juga memasak untuk istri nya, pada saat istri nya sedang sakit.
Setelah selesai di dapur,mereka pun bersiap untuk sarapan.
" Galih mana ayah mu,kok belum ke sini...? "tanya bu Darnia kepada Galih.
" sebentar biar Galih panggil Ayah dulu bu", jawab Galih.
"nak Herman lho kok Arumi tidak ikut, apa dia belum bangun ya...? " tanya bu Darnia saat melihat Herman keluar sendiri dari dalam kamar tanpa Arumi di samping atau pun di belakang nya.
"hehe... iya bu, Arumi memang belum bangun, mungkin dia kelelahan", jawab Herman bohong. Karena dirinya hanya mengarang cerita.
" ah dasar pengantin baru,"jawab Ayu asal.
Herman dan lainnya pun hanya tertawa. Dan tiba lah ayah dan Galih dari luar rumah.
"ada apa ini kok pada tertawa...? " tanya Galih.
"ah kamu mas, kepo amat", jawab Ayu istri nya Galih sembari cekikikan.
" sudah-sudah,ayo kita sarapan dulu. "perintah bu Darnia.
Ayah yang tidak melihat keberadaan Arumi pun bertanya,,
" lho Arumi kok tidak ikut sarapan,dimana dia Man...? "tanya ayah kepada Herman menantu baru nya itu.
" dia masih tidur ayah,mungkin dia kelelahan setelah semalam..... "ucap Herman menggantungkan ucapan nya karena di sela oleh ayahnya itu.
" ya, ya, ya ayah sudah tahu tak perlu lagi kamu jelaskan ", jawab ayah.
Semua sudah selesai sarapan pagi,ibu menyuruh Herman untuk membawakan Arumi sarapan pagi ke dalam kamar nya. Galih dan Ayu pun,sudah berangkat kerja. Galih bekerja disalah satu pabrik milik Herman,sedangkan Ayu bekerja menjadi guru honorer di salah satu sekolah terdekat di desanya itu. Pak Warsito ayah Arumi, bekerja menjadi satpam di salah satu pabrik milik Herman juga. Bu Darnia hanya menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya,Arumi sebelum nya juga bekerja di pabrik milik Herman. Mungkin karena dirinya masih mendapat cuti kerja, maka dari itu dirinya masih libur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments