Bab 3

Happy reading 📖📖 guys

Aku melirik jam di meja nakas sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Aku pun memutuskan untuk bangun karena tidak dapat melanjutkan tidur lagi.

Walau waktu sudah siang, tapi bagiku ini masih termasuk pagi. Mengingat kebiasaanku saat libur adalah bangun saat pukul sebelas siang, terkecuali sudah memiliki janji dengan Erik atau Agatha dan Bella.

“Tumben lo bangun pagi, La? Kesambet apaan? Atau sebentar lagi ada badai datang, ya?” Maylin yang melihatku sudah bangun sebelum jam sebelas, tersenyum mengejek.

Tante Fifi tertawa mendengarnya. Aku memilih tidak menggubris ucapannya. Pandangan mataku teralih pada panekuk coklat dan stroberi di meja. Aromanya yang harum membuat perutku lapar.

Darwan muncul dari arah ruang dapur sambil membawa beberapa piring dan garpu kecil ditangannya. Kemudian dia memotong panekuk itu menjadi beberapa bagian lalu mengambil dua potong kedalam piring.

“Nih, Babe!” ucapnya sambil memberikannya kepada Maylin.

“Hey! Jangan bikin drama percintaan di depan gue! Membuat nafsu makan gue jadi hilang!” protesku.

Maylin menjulurkan lidahnya padaku. “Sirik bilang saja!”

Darwan menyuap panekuk itu sepotong demi potong kedalam mulut Maylin. Mereka sudah menjalin hubungan sejak SMA. Kurang lebih sekitar enam tahun. Dan hubungan mereka terlihat semakin mesra.

Maylin mendapatkan curahan kasih sayang dan perhatian dari Darwan. Kedua orang tua Darwan pun bahkan, juga sudah menganggap Maylin seperti anaknya sendiri. Aku turut senang atas keberuntungan Maylin.

“Pagi, Tante,” Tiba-tiba terdengar suara Darwan sedang menyapa dengan sopan.

Aku menoleh ke belakang. Melihat Mama yang sedang berjalan mendekat, aku segera bangkit berdiri dan berpindah duduk di samping Tante Fifi yang hanya menggeleng kepala melihat kelakuanku.

“Ini panekuk buatan mama. Silahkan di makan, Tante,” ucap Darwan lagi sambil memberikan piring yang telah berisi potongan panekuk kepada Mama.

“Mama kamu pintar sekali membuat kue. Kenapa tidak menyuruhnya membuka usaha toko kue?” tanya Mama sambil memuji sambil melahap potongan panekuk itu ke dalam mulutnya.

Darwan tersenyum. “Saya sudah pernah mengatakannya, tapi mama bilang ini hanya salah satu dari hobinya.“

“Sampaikan kepada mamamu, dia bisa bekerja sama dengan Tante. Di Restoran Tante ada etalase yang masih kosong. Kue buatan mama kamu di taruh di sana. Bisa dijadikan makanan penutup untuk pelanggan Tante. Bagi yang mau take out juga bisa,“ ucap Mama memberi pendapatnya.

Darwan menganguk. “Iya, Tante. Akan saya sampaikan pesan Tante.”

Mama beralih melirikku. “Rayla! Kenapa kamu tidak memberi tahu Mama kalau Selasa depan Erik akan pergi studi ke Aussie? Waktu tante Nia membicarakannya, Mama sampai tidak tahu harus bagaimana merespons. Mama merasa malu karena hal sepenting ini kamu tidak memberitahu Mama.”

“Mama tidak pernah ada di rumah. Bagaimana aku menyampaikannya kepada Mama?“ jawabku sekenanya. Mama tidak pernah membuka obrolan dengan menanyakan keadaanku terlebih dahulu.

“Kamu tidak bisa menggunakan teknologi canggih zaman sekarang ini yang bernama Whats App?” sindir mama.

Aku meletakkan piring di meja dengan sedikit kasar. “Kalau Mama anggap hal itu sangat penting, kenapa tidak langsung konfirmasi saja sama Erik? Mama punya nomor Whats App-nya Erik, kan? Aku akan berpesan padanya, ada apa-apa laporan juga sama Mama.“

“Rayla! Kamu ini makin lama semakin kurang ajar! Mama hanya bertanya kenapa tidak memberitahu Mama persoalan itu? Sampai-sampai Mama harus tahu dari tante Nia. Apa nanti yang dipikirkan tante Nia?” ucap Mama dengan berang.

Aku bangun dari tempatku duduk, menatap tajam pada Mama. “Selama ini kita memang hampir tidak pernah berkomunikasi, baik itu lewat Whats App maupun bertatap muka seperti ini. Mama tahu sekarang atau nanti, tidak ada bedanya, kan? Erik tetap berangkat ke Aussie dengan atau tanpa seizin dari Mama.”

Wajah Mama memerah. Emosinya siap meledak kapan pun. Tante Fifi segera melerai pertikaian kami. “Res, beberapa belakangan ini Rayla terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Kamu pun juga sama sibuknya. Jadi, maklum saja kalau Rayla lupa memberitahumu.“

Mama mengabaikan ucapan Tante Fifi. Mama malah menghardikku. “Kalau bukan bantuan dari Mama, kamu tidak akan bertemu dengan Erik! Dia pilihan terbaik dari semua pria yang pernah kamu pacari itu! Seharusnya kamu berterima kasih pada Mama! Dasar anak tidak tahu diri!”

“Nanti malam kamu hadir di acara makan malam keluarga mereka, jaga sikap kamu! Jangan mempermalukan Mama! Ingat umur, La. Kalau kamu selalu bersikap seenaknya, tidak ada pria mana pun yang mau menikahimu!” lanjut Mama memperingatiku.

“Pilihan terbaik Mama itu apa, sih? Harta berlimpah yang tidak ada habisnya sampai tujuh turunan? Beli mobil BMW dengan uang cash? Memiliki rumah megah seperti istana lengkap dengan taman bunga? Apakah karena papa tidak memiliki kriteria ini, maka itu kalian memutuskan bercerai?”

Plak! Tiba-tiba terdengar suara tamparan keras.

Seluruh tubuhku gemetar. Jantungku berdebar sangat cepat. Aku bisa merasakan pipiku terasa panas.

“La....” Maylin menatapku dengan khawatir.

“Jaga sopan santunmu, Rayla! Berpendidikan tinggi, tapi tidak tahu tata krama, apa ini yang kamu pelajari dari sekolah? Apa kamu tidak malu? Apa yang kamu tahu tentang papa dan Mama, hah?” bentak mama.

Tante Fifi menarik lengan Mama, bermaksud meninggalkan ruang tamu. Namun, sepertinya Mama yang sedang tersulut emosi, tenaganya menjadi lebih kuat sehingga Tante Fifi tidak berhasil menyeret Mama pergi.

Aku tertawa parau, kemudian berkata, “Lantas, apakah Mama tahu dampak seperti apa yang aku dan Maylin terima karena keegoisan kalian itu?”

Mama terdiam. Bibirnya tidak mengucapkan sepatah kata. Hatiku terasa sakit. Satu lagi luka yang mama toreh dalam hatiku.

Aku melangkah pergi ke kamarku. Setelah kututup pintunya, air mata yang sedari tadi aku tahan, akhirnya mengalir dengan deras membasahi wajahku.

Not all scars show. Not all wounds heal. Not all illness can be seen. Not all pain is obvious. No medicine can heal a broken heart - Tidak semua bekas luka terlihat. Tidak semua luka disembuhkan. Tidak semua penyakit dapat terlihat. Tidak semua rasa sakit terlihat jelas. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan hati yang rusak.

*****

Aku memberikan sapuan lip gloss dengan warna nude pada bibirku, ketika ponselku berdering tanda panggilan masuk. Erik’s calling. Aku segera mengangkatnya.

“Lima menit lagi aku sampai. Kamu sudah selesai bersiap-siap, kan? Aku tidak mampir. Kita harus cepat kalau tidak mau telat. Aku juga sudah menelepon tante Restin,” ucap Erik menjelaskan.

“Ok. Aku segera keluar.”

Sekali lagi, kutatap wajahku di cermin. Setelah memastikan tidak ada yang kurang, aku bergegas keluar.

Tepat ketika aku sampai di gerbang rumah, mobil Erik juga berhenti. Aku pun segera masuk ke dalam mobilnya.

Alisku mengernyit mendapati tatapan Erik yang sepertinya tidak menyukai penampilanku. “Kenapa? Ada yang salah dengan penampilanku?“

“Bukannya bermaksud mengatakan kamu tidak cantik. Tentu saja kamu cantik, Beb, tapi khusus untuk acara malam ini, aku ingin kamu berpenampilan lebih special dari biasanya.” Erik meneliti penampilanku. Membuatku semakin bingung apa yang salah?

“Dress kamu terlalu sederhana, Beb. Kamu tidak mengenakan high heels? Lalu tas pesta kamu itu, apakah tidak ada yang terlihat lebih baik lagi?“

Aku termangu mendengar pertanyaan Erik. “This is me, Erik. Selama tiga bulan ini kita menjalin hubungan, seharusnyaa kamu sudah mengerti kalau aku tidak suka dengan make up dan high heels. Aku juga tidak suka repot-repot menggunakan tas pesta yang harus disesuaikan dengan waktu penggunaannya dan dress seperti apa yang aku kenakan. I’m not a model.”

Erik terlihat gusar. “I Know, But … Ok. Lupakan yang aku katakan tadi.” Kemudian dia menyetir mobilnya, meninggalkan rumahku.

“Selama ini kamu tidak pernah mempermasalahkan penampilanku saat kita kencan.” Aku merasa sangat tersinggung atas ucapannya.

Jika dia menganggap penampilanku ini tidak cocok bersanding dengan anggota keluarganya, dia bisa cari wanita lain.

“Aku tidak bermaksud seperti itu, Beb. Hanya saja, ini acara keluarga. Selain orang tuaku, masih ada anggota keluargaku lain yang akan hadir. Tidak ada salahnya aku berharap kamu bisa memberi kesan yang terbaik kepada mereka, bukan? Terutama kepada orang tuaku.” Erik menggenggam tanganku erat.

“Karena perbedaan derajat di antara kita?” ketusku.

Erik mengelus rambutku dengan lembut. “Jangan berpikiran seperti itu, Beb. Setelah enam bulan, kita akan menikah.”

Aku hanya diam. Kita lihat apa yang akan terjadi di acara makan malam nanti. Mungkin aku tidak perlu bersusah payah mencari cara untuk membuat Erik membatalkan keinginannya itu.

*****

Mobil Erik berhenti di sebuah gerbang pintu yang tinggi dan besar. Dia mengeluarkan sebuah remote lalu menekan salah satu tombol pada remote tersebut kemudian gerbang pun terbuka. Erik kembali menyetir mobilnya masuk.

Aku melihat sekeliling dipenuhi tanaman bunga yang mekar dengan indah. Juga terlihat pohon-pohon yang terawat dengan baik. Pasti ada orang yang mengurusnya setiap hari.

Setelah melewati taman bunga, kini terlihat sebuah bangunan yang megah dan mewah. Itu bukan rumah. Melainkan istana. Ya, Tuhan. Apakah aku sedang bermimpi tersasar ke dunia Disney?

Aku turun dari mobil dan sekali lagi menatap pintu istana di hadapanku ini dengan perasaan tidak nyaman.

Erik berdiri di sebelahku lalu menggenggam tanganku dengan erat. “Are you ready?”

“Apakah aku boleh menjawab tidak?”

“Of course don’t, Beb.”

Aku menarik napas dalam-dalam. Erik membuka pintu tersebut lalu membawaku masuk. Mewah. Megah. Indah. Semua perabotan di dalamnya terlihat berkualitas tinggi.

Aku menatap penampilanku. Pantas saja Erik terlihat ragu saat di mobil tadi. Penampilanku bagaikan rumput liar yang berada di tengah-tengah bunga hingga mengganggu keindahan di sekitarnya.

Erik membuka sebuah pintu lainnya, kemudian dari dalam terdengar suara keramaian. Mendengar suara pintu terbuka, semua orang menoleh ke arah kami. Mungkin lebih tepatnya ke arah Erik.

Jangan lupa tambahkan ke Favorite lalu tinggalkan Komentar, berikan Vote, Like dan Dukungannya ya guys. Terima kasih 🙏 🤗 Loph you all 😘

Terpopuler

Comments

Lia S

Lia S

bagus ceritamu thor, bahasa dan alurnya sangat ternikmati. pertahankan kwalitas

2024-04-08

0

Vinoya Chan

Vinoya Chan

mampir juga ya kak 🙏😊

2023-02-17

0

Winda Yunita

Winda Yunita

aku suka cerita kamu thor

2022-07-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Extra Part 1 - Boy
103 Extra Part 2 - Arthuray Surbakti
104 Extra Part 3 - Rahasia Masa Lalu
105 Extra Part 4 - Pembuktian Cinta
106 Extra Part 5 - 19 Tahun yang lalu
107 Special Part
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Extra Part 1 - Boy
103
Extra Part 2 - Arthuray Surbakti
104
Extra Part 3 - Rahasia Masa Lalu
105
Extra Part 4 - Pembuktian Cinta
106
Extra Part 5 - 19 Tahun yang lalu
107
Special Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!