episode 4

CEO Boss First Love - Episode 4: Jejak Takdir Dimulai

Vincent perlahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit sederhana sebuah rumah. Ia mulai mengamati sekeliling; ya, itu adalah rumah yang sangat sederhana.

"Di mana aku?" ucap Vincent, mencoba bangkit dari tempat tidur. Namun, nenek Delia dengan lembut menahannya.

"Kau di rumahku, Tuan. Silakan beristirahat dulu, dan aku akan membuatkan bubur," ucap nenek.

"Ah, nenek, biar aku saja yang membuatnya. Nenek duduk saja," sahut Delia kepada neneknya.

"Tidak... tidak. Lebih baik kau di sini dan menemaninya," jawab nenek sambil berjalan meninggalkan Delia. Delia pun menuruti perkataan neneknya. Suasana menjadi hening, diselimuti rasa canggung dari Delia.

"Apa yang terjadi padaku?" ucap Vincent kepada Delia.

"Ah... em... kamu menabrak pohon tadi dan pingsan," jawab Delia dengan gugup. Vincent mencoba mengingat kejadian yang baru saja ia alami.

"Hmm... iya, benar. Entah mengapa rem mobilku blong," ucap Vincent, mengingat kejadian tadi. Ia lalu melihat ke arah Delia yang sedang duduk di sampingnya, dengan kaki yang penuh plester. Ya, Delia terluka karena menghindari mobil Vincent.

"Apa kau ingin minum? Aku akan mengambilkannya untukmu," ucap Delia. Tanpa berkata-kata, Vincent menerima minuman itu dan meminumnya.

"Apa kakimu sakit?" ucap Vincent kepada Delia, menanyakan keadaannya.

"Ti... tidak, Tuan. Aku tidak apa-apa. Ini hanya luka ringan dan sebentar lagi akan sembuh," sahut Delia. Tak lama kemudian, nenek datang sambil membawa bubur.

"Nah, ini dia buburnya sudah matang. Anak muda, lebih baik makan dulu buburnya, mumpung masih hangat," ucap nenek sambil memasuki kamar.

"Terima kasih, Nek," sahut Vincent. Nenek lalu memberikan bubur itu kepada Vincent. Namun, saat Vincent ingin menerimanya, tangannya yang masih lemas tidak sanggup memegang mangkuk itu.

"Delia, tolong kamu bantu menyuapinya," ucap nenek sambil menyodorkan mangkuk bubur ke Delia.

"Ta... tapi, Nek, aku..." Belum selesai Delia bicara, neneknya sudah memotong.

"Sudah, tidak apa-apa. Nenek mau pergi ke toko sebentar," sahut nenek, lalu pergi meninggalkan Delia bersama Vincent.

Suasana kembali hening. Dengan rasa canggung, Delia memberanikan diri.

"Em... Tuan, makan buburmu," ucap Delia dengan suara lirih. Tanpa berkata-kata, Vincent menurut. Delia pun menyuapkan bubur kepada Vincent.

Pencarian Vincent

Sementara itu, Raizel yang menunggu kedatangan Vincent mulai curiga karena tidak ada kabar apa pun. Sampai sekarang, nomor telepon Vincent tidak aktif.

"Ke mana dia? Kenapa belum datang?" ucap Raizel yang mengkhawatirkan Vincent.

"Apa kau betul-betul sudah menghubunginya?" sahut Thomas.

"Iya, aku sendiri yang meneleponnya untuk datang," sahut Raizel.

"Tidak mungkin dia tidak datang. Dia pasti akan memberi kabar jika tidak jadi datang," ucap Marvel.

"Apa terjadi sesuatu pada Vincent?" ucap Thomas. Lalu Raizel pun berinisiatif untuk menelepon asisten pribadi Vincent.

"Tuttt... ttuttt... ttutt..." Suara telepon terhubung, dan tak lama kemudian, telepon terangkat.

"Iya, Tuan, ada apa?" ucap asisten pribadi Vincent kepada Raizel.

"Tolong kamu cari lokasi keberadaan Vincent segera!" sahut Raizel. Lalu telepon pun dimatikan. Mereka bertiga pun berinisiatif mencari keberadaan Vincent.

Ketegasan Delia

Setelah selesai makan bubur, "Aku akan mengambil air minum untukmu, Tuan," ucap Delia.

Lalu Vincent bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar. Dari kejauhan, Delia memandang dan mengamati Vincent yang sedang berdiri di depan rumahnya.

"Ya Tuhan, siapa pria tampan itu? Sepertinya dia bukan orang biasa," gumam Delia dalam hati.

Vincent yang sedang berdiri itu menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" ucap Vincent secara tiba-tiba.

"Ti... ti... tidak ada. Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya mengawasimu," sahut Delia dengan gugup.

"Mengapa kau mengawasiku?" ucap Vincent sambil memandang wajah Delia.

"Tentu aku harus mengawasimu, karena kau masih sakit dan belum pulih. Dan secara tidak langsung, kau orang asing," jawab Delia sambil memalingkan mukanya.

"Hmm... apa kau khawatir padaku?" ucap Vincent sambil perlahan mendekati Delia.

"Tentu aku khawatir. Jika kau tidak sembuh cepat, kau mau sampai kapan di sini?" ucap Delia.

"Ya Tuhan, mengapa aku bicara seperti itu? Apa aku cukup kejam padanya?" gumam Delia dalam hati.

Lalu Vincent tersenyum. Delia memandang senyuman Vincent.

"Ya Tuhan, kenapa dia senyum seperti itu?" gumam Delia dalam hati dengan sedikit gugup.

Malam Tak Terduga

Tak lama kemudian, asisten Vincent sudah menemukan titik lokasi terakhir. Asisten Vincent itu lalu menelepon Raizel.

"Apa kau sudah menemukan di mana Vincent berada?" ucap Raizel.

"Iya, sudah, Tuan. Saya sudah mengirim titik terakhir mobil Tuan berhenti di jalan," sahut asisten Vincent itu.

"Baik kalau begitu." Telepon dimatikan. Lalu Raizel, Thomas, dan Marvel menuju titik lokasi yang sudah diberikan tadi.

Tak terasa hari sudah berubah menjadi sore. Tak lama kemudian, ada mobil berhenti di depan halaman rumah Delia. Ya, itu adalah mobil milik Raizel dan mobil Vincent.

"Tok... tok... tokk..." Suara pintu diketuk. Delia yang membukakan pintunya.

"Selamat sore, Nona. Apakah Tuan ada di dalam?" ucap asisten Vincent dengan sopan.

"Iya, Tuan, silakan masuk dulu. Orang yang kalian cari ada di dalam," ucap Delia dan mengizinkan orang itu untuk masuk dan duduk.

"Aku akan memanggil orangnya. Silakan kalian tunggu dulu, Tuan," ucap Delia lalu dia pergi ke belakang untuk membuatkan minuman.

"Tok... tok... tokk..." Suara pintu diketuk. Delia membuka pintu.

"Permisi, ada orang yang mencarimu," ucap Delia.

Tanpa berkata-kata, Vincent berjalan keluar dan duduk di ruang tamu menghampiri Raizel dan kedua temannya. Delia yang melihat tingkah Vincent.

"Siapa orang-orang itu? Sepertinya bukan orang biasa, dan jika berurusan dengan mereka pasti bakal gawat," gumam Delia dalam hati sambil mengaduk cangkir kopi. Lalu Delia berjalan menghampiri mereka yang berada di ruang tamu sambil membawa minuman.

"Silakan, Tuan," ucap Delia sambil menaruh minuman di atas meja.

"Terima kasih, Nona," ucap Thomas. Lalu Delia pergi ke belakang.

"Wah, beruntung sekali kau, Vin, ditolong oleh wanita cantik. Jika boleh tahu, siapa namanya?" ucap Marvel.

"Aku tidak tahu," ucap Vincent sambil melirik.

"Hey... heyy... heyyy, sudah, sudah. Kita sebaiknya membahas ini," sahut Thomas.

"Vin, coba ceritakan pada kami kenapa kau bisa seperti ini," ucap Raizel.

"Aku juga tidak tahu, tapi entah mengapa saat aku mengendarai mobil, remku tidak berfungsi," sahut Vincent.

"Emmm... pasti ada sesuatu," ucap Raizel.

"Siapa yang berani padamu? Sepertinya dia ingin bermain-main denganmu," ucap Marvel.

"Entahlah. Sepertinya dia ingin membunuhku. Xi, coba kau periksa dan cari tahu siapa yang ingin bermain-main denganku," ucap Vincent dengan wajah dingin dan tatapan tajam.

"Baiklah, Tuan, akan saya laksanakan," ucap Asisten Xi.

Dan tidak lama kemudian, nenek Delia pulang.

"Delia, Nenek pulang," ucapnya kaget melihat Vincent dan teman-temannya. Lalu asisten Vincent menyapa.

"Silakan masuk, Nek," sapa Asisten Vincent.

"Nenek sudah pulang," ucap Delia sambil menghampiri nenek.

Nenek yang sedang terbelalak melihat orang-orang itu. Lalu Asisten Vincent memperkenalkan mereka.

"Ekhem... maaf, Nek, jika kedatangan kami membuat Nenek tidak nyaman. Perkenalkan, saya Xi, asisten pribadi Tuan Vincent, orang yang sudah kalian selamatkan. Dan ini sahabat Tuan, yang duduk di sebelah kiri Tuan Thomas, yang di tengah Tuan Raizel, dan yang itu Tuan Marvel," ucap Asisten Xi dengan jelas memperkenalkan mereka.

"Iya, Tuan-tuan, silakan duduk dulu. Saya akan membuatkan makan malam untuk kalian," ucap nenek kepada mereka yang berada di ruang tamu.

"Tidak usah repot-repot, Nek, saya akan membawa Tuan pulang," ucap Asisten Xi.

Lalu Marvel, Thomas, dan Raizel berdiri menuju mobil. Lalu Vincent menyuruh asistennya untuk memberi Delia dan neneknya sejumlah uang karena mereka sudah menyelamatkan.

"Xi, berikan dia uang," ucap Vincent lalu berjalan pergi menuju mobil miliknya.

"Baik, Tuan," ucap asisten pribadinya sambil mengambil kertas cek.

"Ekkhmm... Nenek dan Nona, tolong terima uang ini. Terima kasih sudah merawat Tuan kami dengan baik," ucap Xi dengan sopan.

"Ahh, tidak perlu, kami tidak membutuhkan itu," ucap nenek. Karena Asisten Xi memaksa nenek untuk menerima kertas itu, lalu Delia...

"Tuan, apa kau tidak dengar nenek bilang tidak usah? Mengapa kau masih memaksanya? Apa kau tuli?!" ucap Delia dengan tegas.

"Maaf, Nona, saya hanya menjalankan perintah Tuan," ucap Xi dengan sopan.

Lalu Delia yang tidak tahan berdebat dengan Asisten Xi, menarik Asisten Xi keluar dari rumahnya dan langsung menutup pintu. Asisten Xi yang diseret keluar oleh Delia, langsung masuk ke mobil dan menjalankan mobil pulang ke rumah.

"Kenapa kau lama sekali?" ucap Vincent kepada asistennya.

"Maaf, Tuan, Nona itu sangat susah untuk menerima ceknya, dan saya malah diusir dari rumahnya," ucap Xi.

"Hmm... pertama kali ada wanita yang berani menolakku seperti ini," gumam Vincent dalam hati.

Penolakan Delia terhadap tawaran uang Vincent menjadi awal dari pertemuan tak terduga ini. Bagaimana kelanjutan interaksi antara Vincent, sang CEO dingin, dan Delia, gadis sederhana yang teguh pendirian? Apakah Vincent akan kembali ke rumah Delia?

Terpopuler

Comments

Elias Elias

Elias Elias

hahahaaaaa.....gk semuaa kebaikan ituu bisaa d nilai dengn uang pasti adaa jugaa yg tuluus dengn mmbantuu berupaa materii.....vincen lihat lh ketulusan orang 🤗

2021-08-30

1

lihat semua
Episodes
1 episode 1
2 episode 2
3 episode 3
4 episode 4
5 episode 5
6 episode 6
7 episode 7
8 episode 8
9 episode 9
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 episode 15
16 episode 16
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 episode 22
23 episode 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 Salam Hangatᰔᩚ
53 episode 52
54 episode 53
55 episode 54
56 episode 55
57 episode 56
58 episode 57
59 episode 58
60 episode 59
61 episode 60
62 episode 61
63 episode 62
64 episode 63
65 episode 64
66 episode 65
67 episode 66
68 episode 67
69 episode 68
70 episode 69
71 episode 70
72 episode 71
73 episode 72
74 episode 73
75 episode 74
76 episode 75
77 episode 76
78 episode 77
79 episode 78
80 episode 79
81 episode 80
82 episode 81
83 episode 82
84 episode 83
85 episode 86
86 episode 84
87 episode 85
88 episode 86
89 episode 87
90 episode 88
91 episode 89
92 Episode 90
93 Episode 91
94 Episode 92
Episodes

Updated 94 Episodes

1
episode 1
2
episode 2
3
episode 3
4
episode 4
5
episode 5
6
episode 6
7
episode 7
8
episode 8
9
episode 9
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
episode 15
16
episode 16
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
episode 22
23
episode 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
Salam Hangatᰔᩚ
53
episode 52
54
episode 53
55
episode 54
56
episode 55
57
episode 56
58
episode 57
59
episode 58
60
episode 59
61
episode 60
62
episode 61
63
episode 62
64
episode 63
65
episode 64
66
episode 65
67
episode 66
68
episode 67
69
episode 68
70
episode 69
71
episode 70
72
episode 71
73
episode 72
74
episode 73
75
episode 74
76
episode 75
77
episode 76
78
episode 77
79
episode 78
80
episode 79
81
episode 80
82
episode 81
83
episode 82
84
episode 83
85
episode 86
86
episode 84
87
episode 85
88
episode 86
89
episode 87
90
episode 88
91
episode 89
92
Episode 90
93
Episode 91
94
Episode 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!