setelah kepergian Erlangga dari ruang VIP
pak Wijaya segera menelepon pak Wisnu untuk menanyakan bagaimana
kelanjutan dari pernikahan anak mereka.
"Bagaimana, Pak? Apa Anfesha setuju dengan
rencana kita?" tanya pak Wijaya.
"Tentu saja, Pak. Semuanya beres.
kita hanya perlu mengatur tanggal berapa mereka menikah, jawab pak Wisnu dengan percaya diri.
"Terima kasih, Pak. Saya sangat bahagia
mendengarnya" balas pak Wijaya dengan perasaan
lega.
"Sama sama Pak akhirnya impian kita untuk menjadi keluarga benar2 akan terwujud kata pak Wisnu.
Saya juga bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga Pak Wijaya."Jangan banyak pikiran semoga cepat sembuh." ucap pak Wisnu.
Setelah menyelesaikan pembicaraan dan menutup
sambungan teleponnya, pak wisnu segera menelepon
Anfesha. la akan menyuruh putrinya untuk mengambil cuti agar bisa melaksanakan pernikahannya.
halo!! anfesha.
iya halo paa ada apa papa menelpon?tanya Anfesha.
papa hanya ingin mengatakan jika keluarga kita tidak perlu berkunjung untuk makan malam ke rumah sahabat papa pak Wijaya.
karna barusan papa sudah mengobrol melalui tlp kalau pak Wijaya masih belum pulang dari rumah sakit ,balas pak Wisnu
berarti perjodohan ini dibatalkan guman anfesha dalam hati tidak menyauti panggilan tlp yang sedang berlangsung itu.
halo anfesha apa kamu mendengarkan papa."tanya Wisnu pada putrinya.
ahhh iya paa."anfesha tersadar dari lamunannya.
berarti anfesha tidak harus menikah dan dijodohkan kalau gitu."tanya anfesha.
kalau itu masih tetep nak bulan ini kamu harus menikah dengan putra pak Wijaya setelah pak wijaya dibolehkan keluar dari rumah sakit."jawab Wisnu.
ahhh ternyata papa masih sangat tidak bersahabat,guman anfesha.kemudian langsung mematikan tlp tiba2.
Di perusahaan, Erlangga tidak bisa berkonsentrasi. la
memikirkan permintaan papinya terus menerus.
Di sisi lain ia juga memikirkan perasaan Prili
kekasihnya.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan tidak tahu
anak Om Wisnu seperti apa dan berapa usianya?"
gumam Erlangga di dalam ruangannya.
Tidak berapa lama kemudian, Prili masuk ke dalam
ruangan Erlangga tanpa mengetuk pintu seperti biasanya
karena Erlangga membebaskannya keluar masuk
kantornya. Prili melihat keanehan pada wajah Erlangga.
"Ada apa, hany?" tanya Prili menghampiri Erlangga sambil berdiri di
belakang erlangga yang duduk di kursi lalu memeluk leher
Erlangga dari belakang.
"Papi sekarang ada dirumah sakit, jawab Erlangga tanpa
memandang ke arah prili.
"Mmm maaf, aku belum bisa menjenguknya. Akhir -
akhir ini aku sangat sibuk," balas Prili sok prihatin.
Bukankah itu semakin bagus kalau ia cepat mati?guman prili dalam hatinya.
Maka tidak ada lagi yang menghalangiku menikah."prili pun tersenyum licik.
Memang selama ini pak Wijaya belum menyetujui hubungan erlangga dengan prili.
Papi erlangga merasa prili bukanlah wanita
yang cocok untuk putranya.
"Tidak apa - apa, Hany. Ada apa kamu ke sini?" tanya
Erlangga sambil menarik tangan Prili hingga kini Prili
duduk di pangkuannya.
"Tentu saja aku merindukanmu Sudah satu minggu kita tidak
bertemu,Apa kamu tidak merindukanku?" tanya prili
dengan manja.
"Tentu saja, Sayang aku juga merindukanmu.
Sudah sore ayo pulang."ajak Erlangga sambil menurunkan Prili dari pangkuannya,lalu menggandeng tangannya ke luar ruang kantornya.
DITEMPAT lain
Anfesha yang sudah pulang bekerja belum sempat istirahat Mamanya mengajaknya memilih
kebaya untuk persiapan pernikahannya . Anfesha
hanya bisa pasrah. Papanya orang yang berwatak
keras. Semua perintahnya tidak bisa dibantah.
Kalaupun dibantah, ia akan mengatai Anfesha anak
durhaka, tidak berbakti pada orang tua.
Anfesha memandangi kebaya
putih yang menggantung di sudut kamarnya itu. la
tersenyum getir lalu sebal dan memejamkan
matanya.
"Sebentar lagi aku akan menikah. Aku tidak tahu
hidupku akan bahagia atau lebih buruk dari sekarang.
Aku tidak pernah membayangkan hidupku akan
berakhir seperti ini. Dulu aku membayangkan ketika
aku akan menikah dengan laki - laki yang
aku cintai dan mencintaiku, tapi sekarang semua
hanyalah angan - angan semata semua karna perjodohan konyol ini guman Anfesha sendiri. Dave maafkan aku.
Penantianmu selama ini sia - sia,' gumam anfesha.
2 Minggu kemudian.....
bu Rianti mengetuk pintu kamar
Anfesha, tapi tidak ada sahutan dari Putrinya, Bu Rianti
pun membuka pintu kamar putri nya yang memang tidak
dikunci. la mendapati Anfesha sedang menangis di meja
dalam kamarnya. Bu Rianti pun mendekatinya.
"Sabar, Nak," ucap Bu Rianti sambil mengelus rambut putrinya.
Ma, aku enggak mau menikah. Tolong aku,"
mohon anfesha sambil menangis tersedu - sedu.
"Mama tidak bisa berbuat apa - apa, Nak. Kamu tahu papa kan?
penata riasmu sudah datang kamu harus segera dandan dan kita akan berangkat ke gedung pernikahan kamu nak. Ayo cepat mandi " tukas bu rianti lalu keluar dari dalam
kamar putrinya.
Anfesha pun bergegas mandi dan memakai kebayanya
dan siap untuk di rias karna perias sudah menunggunya dari tadi.
setelah persiapan semua selesai keluarga anfesha segera menuju gedung pernikahan 💒 menggunakan mobil khusus pengantin.
beberapa jam kemudian anfesha dan kedua orangtuanya sudah sampai di gedung tersebut.
anfesha pun berusaha menenangkan perasaannya dan
berusaha untuk lapang dada menerima pernikahan
ini. la menghirup napas dalam - dalam lalu
menghembuskannya lewat mulut dengan kasar.
anfesha pun berjalan digandeng papa dan mamanya dan juga diikuti adik perempuannya anfesha memakai balutan gaun warna putih panjang dan tak lupa ditangan anfesha memegang rangkaian bunga kecil yg melengkapi kecantikannya hari ini.
pak Wisnu mengantar putrinya untuk duduk di kursi depan pak penghulu,namun..satu jam pak penghulu menunggu Pak Wijaya pun mulai gelisah,la mencoba menelepon Erlangga tapi
ponselnya tidak bisa dihubungi. Akhirnya ia menelepon
Bimo sekretaris erlangga.
"Di mana Erlangga?" tanya pak Wijaya.
"Sedang rapat bersama klien Pak." jawab Bimo.
"Cepat suruh dia datang ke gedung pernikahan..!!Kalau tidak!katakan padanya jangan pernah menemuiku lag." ucap pak Wijaya.
tapi pak.. "ucap Bimo terputus.
Belum sempat Bimo melanjutkan kata - katanya pak
Wijaya sudah memutuskan sambungan teleponnya.
Di gedung pernikahan
"Bagaimana Pak? Ini jadi apa tidak akad nikahnya?"tanya pak penghulu.
"Tolong tunggu satu jam lagi ya Pak."pinta pak Wijaya memohon.
Pak penghulu pun menyetujuinya.
Semoga laki - laki itu tidak datang dan pernikahan ini dibatalkan
guman Anfesha dalam hatinya.
sementara itu di perusahaan." erlangga sedang rapat tiba - tiba Bimo masuk lalu membisikkan sesuatu di telinga Erlangga, Erlangga pun mengangguk mengerti.
Papi benar - benar serius dengan ucapannya? Batin
Erlangga."la pun memanggil asistennya si Romi untuk
melanjutkan rapatnya.
Setelah Erlangga pamit undur diri dari rapat ia segera
melajukan mobilnya ke gedung pernikahan dengan kecepatan
penuh."kali ini Erlangga ingin menyetir sendri tanpa sopir yang biasannya selalu siaga kemanapun dia pergi.
Setengah jam berlalu Erlangga belum juga menunjukkan
batang hidungnya Anfesha pun semakin senang hatinya
berbunga - bunga la menunggu sambil memainkan ponsel di tangannya.
Sudah 50 menit berlalu dan belum ada tanda
tanda kedatangan Erlangga senyum Anfesha pun semakin
mengembang la izin untuk ke toilet sebentar karena
sedari tadi ia menahan keinginannya untuk buang air
kecil lantaran terlalu gugup.
Saat Anfesha akan ke toilet ia merasa bahwa jumlah
orang di ruangan itu bertambah,tapi la tak mengurungkan niatnya untuk pergi kemudian dia berdiri dari tempat duduknya dan kemudian berjalan menuju toilet.
sebelum memasuki toilet anfesha pun tertegun
di depan pintu toilet ia mendengar laki - laki itu
memohon pada pak Wijaya supaya membatalkan pernikahan ini.
"Pi..Erlangga gk bisa melakukan pernikahan ini Pi.."
Pernikahan bukan hal untuk main main."ucap Erlangga.
"Siapa yang main - main Lang? Cepat lakukan
pernikahan ini sekarang atau pergi dan jangan pernah
temui papi lagi sekalipun kamu anak kandung papi.
" ucap pak Wijaya seraya menatap tajam Erlangga.
Erlangga pun tampak berpikir sejenak lalu menuruti semua keinginan papinya.
"Baiklah kalau itu bisa membuat Papi senang aku
akan menikah sekarang" ucap Erlangga tiba - tiba. la
pun bergegas mengambil wudu ke toilet
melewati anfesha yang sedari tadi berdiri di sana.
anfesha lalu beranjak dari depan toilet dan kembali ke ruang pernikahan dan duduk ditempatnya.
Setelah berwudu Erlangga duduk di depan pak
penghulu,sebelum akad nikah dimulai pak penghulu
menanyakan maharnya.
Erlangga pun mengeluarkan uang dari
dompetnya 20 lembar uang 100 ribuan sejumlah
2 juta rupiah. Setelah itu pak penghulu dan erlangga
berjabat tangan dan memulai akad nikah.
Kata "sah" pun terdengar dari semua orang yang hadir
di dalam ruangan itu,kemudian mereka bertukar cincin."
setelah itu Anfesha hanya bisa menunduk dan
memejamkan matanya.
Tubuhnya merasa gemetar Mama Anfesha yang melihat Anfesha melamun dan kemudian mama anfesha menyuruhnya mencium punggung tangan Erlangga.
Pak Wijaya dan istrinya merasa lega dan bahagia,dia pun berpelukan dengan pak Wisnu.
HAI JANGAN BOSEN YA DENGAN KARYAKU
DAN TUNGGU EPISODE SELANJUTNYA....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Ny Pasaribu Boru Silalahi
anak dalam masa sulit orangtua ko senang
2023-04-04
0
Sulati Cus
😂😂😂😂thn 98 aja ak nikah maharnya 5jt + satu set perhiasan 😂😂😂tp y maklum sih namanya jg dadakan
2022-04-25
0
Osie
syet dah pak wijaya..nikahimanak yp g siapin mahar utk amfesha..2jt bookkk secara yg nikah ceo..hadeehy g bgt
2022-03-15
0