💰
💰
💰
💰
💰
Malam pun tiba....
Kiting dan Gerry sudah bersiap membawa tas ransel yang berisi pakaian mereka, setelah siap mereka berdua langsung meluncur menuju rumah Rubby dengan menggunakan motor jadul milik Kiting.
Tidak membutuhkan waktu lama, keduanya sampai di rumah Rubby. Pak Rinto sudah menyambut mereka di teras rumah.
"Selamat malam Mas Gerry dan Mas Kiting, mari silakan masuk."
Gerry dan Kiting mengikuti Pak Rinto masuk ke dalam rumah.
"Silakan duduk, saya panggilka Nona muda dulu."
"Iya, terima kasih Pak," sahut Gerry.
Tidak lama kemudian suara langkah kaki menuruni anak tangga terdengar, Pak Rinto dan Rubby turun dari lantai atas. Gerry dan Kiting melongo melihat penampilan Rubby, yang malam ini menggunakan dress tanpa lengan di atas lutut dengan rambut ia gulung ke atas menampilkan lehernya yang putih dan mulus.
Susah payah Gerry dan Kiting menelan ludahnya.
"Gila, nih cewek bisa bikin gue panas dingin kaya gini," batin Gerry.
"Akhirnya kalian datang juga, gue pikir kalian ga bakalan datang," seru Rubby.
"Tidak mungkin kita tidak datang, penawaran menggiurkan itu tidak mungkin kita tolak," sahut Kiting.
"Baguslah, ayo kalian ikut gue," ajak Rubby.
Gerry dan Kiting mengikuti Rubby dari belakang, Rubby membawa mereka ke sebuah paviliun yang berada di bagian belakang di samping kolam berenang.
"Ini adalah kamar kalian, kalau kalian butuh sesuatu kalian bisa panggil salah satu maid dan kalau ada yang mau kalian tanyakan, kalian bisa bertanya kepada Pak Rinto," seru Rubby.
Gerry dan Kiting melihat setiap sudut kamar itu dan mereka tampak kagum dengan kamar yang sangat mewah dengan dua ranjang besar di dalamnya.
"Wow, kamarnya mewah banget neng geulis apa tidak salah," seru Kiting.
"Tidak, gue bakalan memberikan fasilitas yang bagus buat Bodyguard gue, asalkan kalian nurut sama perintah gue dan mengikuti semua aturan yang gue buat, gue bakalan buat kalian nyaman tinggal disini."
"Tenang saja neng geulis, kita akan melakukan apapun untuk neng geulis dan akan melindungi neng geulis dari hal yang mengancam nyawa neng geulis," sahut Kiting.
"Bagus, ayo kalian ikut lagi sama gue, gue mau tunjukkan sesuatu sama kalian."
Gerry dan Kiting menyimpan tas ranselnya dan kembali mengikuti Rubby.
"Ini adalah tempat gym kalian, semua peralatan olahraga lengkap semuanya ada disini dan mulai besok kalian juga akan dilatih beladiri oleh coach handal yang langsung gue datangkan dari China, namanya Tuan Shen-shen, bagaimana pun musuh gue banyak jadi kalian harus mempunyai beladiri yang sangat bagus supaya bisa lindungi gue dari musuh-musuh yang mengincar gue," jelas Rubby.
"Cakep, keren banget," sahut Kiting antusias.
"Sebenarnya siapa Rubby? kenapa wanita secantik dan semuda Rubby bisa mempunyai banyak musuh? apa ini semua ada hubungannya dengan bisnis?" batin Gerry dengan terus memperhatikan Rubby.
"Sebelum menjadi Bodyguard gue yang sesungguhnya, kalian harus di latih dulu supaya menjadi orang yang jago dan profesional."
"Siap laksanakan nona bos," sahut Kiting dengan memberikan hormat kepada Rubby.
"Apa kalian sudah makan malam?" tanya Rubby.
"Sudah, sebelum kesini kita sudah makan," sahut Gerry.
"Oh ok, kalau begitu kalian boleh istirahat dan jangan lupa besok kalian harus bangun pukul lima subuh untuk olahraga."
"Asiap."
Mereka pun keluar dari ruangan gym itu tapi pada saat Rubby melangkahkan kakinya. Rubby tidak sengaja tersandung salah satu kaki alat gym sehingga tubuh Rubby limbung, dengan sigap Gerry menangkap tubuh Rubby sehingga Rubby jatuh di pelukkan Gerry.
Sesaat netra mereka saling pandang satu sama lain.
"Hmm..." Kiting berdehem membuat keduanya tersadar dan Rubby pun menjauhkan diri dari Gerry.
"Terima kasih, ok kalau begitu selamat malam dan selamat beristirahat," seru Rubby dengan cepat-cepat pergi meninggalkan mereka berdua.
"Cantik," gumam Gerry.
"Apa lo bilang?" tanya Kiting.
"Enggak, yuk kita ke kamar istirahat karena mulai besok perjalanan kita akan di mulai," seru Gerry merangkul pundak Kiting.
Sementara itu Rubby masuk ke dalam kamarnya dan berdiri dibalik pintu dengan tangannya memegang dadanya. Jantungnya kembali berdetak sangat kencang saat berdekatan dengan Gerry.
"Kalau di lihat-lihat, Gerry tampan juga," gumam Rubby.
Tapi dengan cepat Rubby menggelengkan kepalanya dan menjatuhkan dirinya ke atas tempat tidurnya.
"Tidak..tidak..kali ini gue ga bakalan tertipu lagi dengan seorang pria, mereka semuanya penipu dan bisanya hanya menyakiti wanita," gumam Rubby.
Kiting sudah terlelap menuju alam mimpinya, sedangkan Gerry belum juga bisa memejamkan matanya. Pandangannya lurus ke langit-langit kamar yang terlihat mewah itu.
"Rubby Caesa Gilbert, apa dia anaknya Robby Gilbert? gue tahu kalau Robby Gilbert, dia pengusaha yang paling di segani di dunia bisnis, sangat sulit menemui dia tapi menurut media yang gue baca, Robby Gilbert sudah meninggal satu tahun yang lalu bahkan dalam berita juga mengatakan kalau semua aset Robby Gilbert sudah berpindah tangan menjadi milik Istri keduanya dan anak tirinya Juan Rahman Gilbert, dan setahu gue Robby Gilbert tidak mempunyai seorang Puteri karena selama ini puterinya tidak pernah di publikasikan. Ah, kemungkinan hanya kesamaan nama saja," gumam Gerry.
Gerry pun mulai menguap dan perlahan matanya mulai sayu dan akhirnya Gerry pun sudah masuk ke dalam alam mimpinya.
***
Keesokkan harinya...
Pukul lima subuh, Gerry dan Kiting sudah bersiap-siap untuk ngegym seperti yang sudah di perintahkan oleh Bos cantik mereka. Dengan handuk kecil yang di simpan di pundak masing-masing, kedua pria itu keluar dari kamarnya dan melangkah menuju ruangan gym.
Disaat sampai di ruangan gym, lagi-lagi kedua pria itu dibuat melongo, Rubby sudah berada disana dengan memakai kaos ketat dan celana hot pants sedang menggunakan treadmill, menampilkan paha putih dan mulusnya sehingga lagi-lagi kedua pria lajang itu harus menelan ludahnya sendiri.
"Kalian sudah bangun, ayo mulai ngegymnya," seru Rubby tanpa melihat ke arah Gerry dan Kiting.
"Ah, siap bos cantik," sahut Kiting dengan antusias.
Selama melakukan gymnya, Gerry tidak pernah melepaskan pandangannya kepada Rubby, tidak tahu kenapa hati Gerry mengatakan kalau wanita cantik nan sexi itu adalah wanita yang penuh dengan misteri banyak hal yang ingin Gerry ketahui mengenai Rubby.
"Ngapain lo lihatin gue kaya gitu?" tanya Rubby yang saat ini sudah menghentikan kegiatannya.
"Ah, tidak apa-apa, maaf."
Rubby duduk dan mengambil air minumnya di dalam botol, keringat yang mengalir di wajahnya membuat Rubby semakin bertambah sexi.
"Sial, kenapa wanita itu sangat menggoda sekali," batin Gerry.
Gerry mencoba membuang pandangannya dari Rubby, wanita itu selalu mengganggu konsentrasinya. Rubby yang saat ini sedang istirahat, mencuri-curi pandang ke arah Gerry.
"Gila, badannya bagus banget terus setelah gue lihat-lihat tubuh Gerry putih, bersih tanpa cacat seperti rajin perawatan, kok gue curiga ya kalau dia bukan orang miskin, kayanya gue harus selidiki kehidupan dia," batin Rubby.
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, Pak Rinto menghampiri ketiganya.
"Nona, sarapannya sudah siap," seru Pak Rinto.
"Oh ya ampun jam berapa sekarang Pak?"
" Jam setengah tujuh pagi, Nona."
"Ya sudah, aku mau mandi dulu. Gerry, Kiting, kalian juga harus siap-siap, setengah jam lagi kita ketemu di meja makan."
"Siap bos cantik."
Mereka pun pergi ke kamar masing-masing untuk membersihkan tubuh mereka yang sudah penuh dengan keringat.
Tok..tok..tok..
"Iya sebentar," teriak Kiting.
Kiting pun dengan cepat membuka pintu, sesaat mereka saling pandang satu sama lain.
"Ma--af Mas, mengganggu ini ada pakaian buat Mas Gerry dan Mas Kiting dari Nona muda."
"Nama kamu siapa?"
"Nama saya Maya, Mas."
"Nama yang bagus seperti orangnya."
"Ah Mas Kiting bisa saja," sahut Maya dengan malu-malu dan memukul lengan Kiting.
"Wadaw sudah berani pukul-pukulan nih," goda Kiting.
"Apaan sih Mas Kiting, ya sudah Maya permisi dulu takut dimarahi Pak Rinto."
Maid bernama Maya itu langsung berlari denfan menundukkan kepalanya karena malu.
"Astaga menggemaskan sekali si Maya, baru di goda seperti itu saja sudah kaya cacing kepanasan apalagi kalau gue tembak dia, bisa pingsan doi," gumam Kiting dengan senyumannya.
"Siapa Ting?" tanya Gerry yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Ini ada maid yang nganterin baju, katanya kita di suruh pakai baju ini oleh bos cantik."
"Mana sini gue lihat."
Keduanya pun mengganti pakaian menggunankan setelan jas.
"Gila, gue pakai jas kaya gini tampan juga ya, sepertinya kalau gue menjadi seorang pengusaha cocok nih, iya kan Ger?"
"Iya terserah lo saja deh," sahut Gerry dengan merapikan penampilannya di depan cermin.
Kiting memperhatikan Gerry dari bawah ke atas dan Kiting berjalan memutari tubuh Gerry.
"Lo ngapain?" tanya Gerry bingung.
"Lo kaya seorang pengusaha kalau pakai jas kaya gini, penampilan lo cocok banget ga bakalan ada yang nyangka kalau lo seorang rakyat jelata kaya gue."
"Masa?"
"Serius gue."
Gerry kembali melihat penampilannya...
"Sudah lama gue ga pakai jas kaya gini, kayanya sekarang gue merasa risih," batin Gerry.
"Buruan Ger, nanti bos cantik marah loh."
Sementara itu Rubby sudah duduk di meja makan dengan memakai pakaian ke kantornya, rok hitam di atas lutut di padu padankan dengan kemeja warna pink dan rambut panjang yang tergerai dan dibuat curly membuat Rubby semakin cantik, anggun, dan sexi.
Rubby mengotak-ngatik ponselnya sembari sesekali menyesap teh hijau kesukaannya.
"Pagi Bos cantik," sapa Kiting.
Rubby menoleh dan melihat penampilan Gerry yang sangat tampan membuat Rubby yang saat ini sedang menyesap teh hijaunya langsung tersedak.
"Uhuk..uhuk..uhuk..."
Gerry segera menghampiri Rubby dan menepuk-nepuk punggung Rubby, membuat Rubby semakin salah tingkag dibuatnya.
"Sudah-sudah, gue ga apa-apa," seru Rubby.
"Sorry, gue hanya ingin membantu saja," sahut Gerry.
Sedangkan Kiting yang melihat Maya berdiri di samping meja makan tampak tersenyum dan mengedipkan matanya membuat Maya tersipu malu.
"Ayo kita sarapan, sebentar lagi kita harus berangkat ke kantor."
Semuanya pun sarapan dengan tenang, tidak ada yang bersuara sama sekali. Setelah selesai sarapan, Rubby pun pergi keluar di ikuti oleh Gerry dan Kiting, Pak Rinto pun ikut mengantar Nona mudanya sampai teras rumah.
Kiting sudah duduk di balik kemudi, sementara Gerry membukakan pintu mobil untuk Rubby.
"Pak Rinto, jangan lupa apa yang sudah aku perintahkan kepada Pak Rinto dan aku ingin secepatnya Pak Rinto kasih kabar kepadaku," seru Rubby.
"Baik Nona, akan saya kerjakan secepatnya."
Rubby pun mulai memasuki mobilnya dan Kiting segera melajukan mobilnya menuju perusahaan milik Rubby.
Rubby menyerahkan dua ponsel keluaran terbaru kepada Gerry dan Kiting.
"Ini ponsel buat kalian."
"Widih, beneran ini buat kita Bos? ponsel ini kan mahal sekali," seru Kiting.
"Iya itu buat kalian, disana sudah gue save nomor gue dan gue juga sudah pasang GPRS dan alat sadap di ponsel kalian jadi kalau kalian macam-macam dan berusaha mengkhianati gue, kalian bakalan tahu akibatnya."
"Ok, lo tenang saja kita bukan orang jahat kok, kita ga mungkin sampai mengkhianati lo," sahut Gerry.
"Baguslah."
Tidak lama kemudian, mobil Rubby pun sampai di perusahaan PT. R to R COMPANY. Gerry dan Kiting dengan sigap keluar dari mobil dan celingukkan takut ada orang yang mengikuti mereka.
Gerry membukakan pintu mobil untuk Rubby, Gerry memperhatikan perusahaan milik Rubby itu.
"PT. R to R COMPANY, kok gue baru tahu ada perusahaan sebesar ini disini? gue yang tidak tahu, apa memang perusahaan ini baru berdiri?" batin Gerry.
Rubby memasuki perusahaan dengan diikuti oleh kedua Bodyguardnya, semua karyawan membungkukkan badannya kala melihat sang pemilik datang ke perusahaan.
Rubby masuk ke dalam ruangannya bersama kedua Bodyguardnya, Gerry dan Kiting berdiri di depan pintu dan seorang pria datang memasuki ruangan Rubby.
"Selamat datang Nona Rubby, apakabar? lama tidak berjumpa."
"Iya terima kasih Pak Sam, oh iya bagaimana perkembangan perusahaan selama saya tidak ada disini?" tanya Rubby.
"Semua berjalan dengan lancar Nona, tidak ada masalah apapun."
"Syukurlah, bagaimana dengan PT. GILBERT CORP? apa pemiliknya merasa curiga dengan perusahaan kita yang tiba-tiba membeli saham milik perusahaan mereka?"
"Tidak Nona, kebetulan perusahaan mereka saat ini sedang membutuhkan sokongan dana untuk pembangunan perusahaan baru dan mereka juga mengirimkan berkas kerjasama kepada perusahaan kita," sahut Pak Sam.
"Pak Sam loby para perusahaan yang diajak kerjasama oleh PT. GILBERT CORP, jangan ada satu perusahaan pun yang menyetujui kerjasamanya bagaimana pun caranya, biarkan mereka memohon-mohon kepada kita dan setelah itu baru secara perlahan saya akan ambil alih perusahaan itu, dan satu lagi jangan sampai mereka tahu siapa pemilik perusahaan ini," seru Rubby.
"Baik Nona."
"Kalau begitu, Pak Sam boleh kembali bekerja."
"Terima kasih Nona, kalau begitu saya permisi."
Pak Sam pun meninggalkan ruangan Rubby, Rubby menyandarkan tubuhnya dan tampak memejamkan matanya.
"Dia terlihat menyeramkan ya Ger, kalau sudah menyangkut perusahaan," bisik Kiting.
"Ada yang aneh dengan Rubby, kenapa dia terobsesi ingin menguasai perusahan milik GILBERT CORP?" batin Gerry.
💰
💰
💰
💰
💰
Ayo dong guys, mana suaranya dan dukungannya🙏🙏
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
KCSP~
kiting kocak ya🤣.... dari saling curiga bisa jadi saling cinta ya😘😘
2021-07-15
1
☠ᵈᵉᵛᴊᴏᴇᴢᴇɴᵏᵋᶜᶟ٭᭄
wkwkwkq awas tra jatuh hati.
pertama curiga
besok curi hati 😲😲😲😲
2021-07-12
1
⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ
ayoo ambil alih lagi perusahaannyaaaa Rubby
2021-07-12
1