💰
💰
💰
💰
💰
Keesokkan harinya...
Rubby merentangkan kedua tangannya, badannya terasa sakit semua akibat perkelahiannya tadi malam. Rubby teringat akan Gerry dan Kiting.
"Mereka kayanya jago bela diri, apa gue jadiin mereka bodyguard gue ya," gumam Rubby.
Rubby pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Butuh waktu tiga puluh menit untuk Rubby menyelesaikan ritual mandinya, Rubby memang selalu lama kalau mandi entah apa yang dia lakukan.
Setelah rapi berganti pakaian, Rubby pun menghubungi Pak Rinto yang merupakan asisten Papanya sekaligus orang kepercayaan Rubby melalui fasilitas hotel.
"Pak Rinto, ini Rubby tolong jemput Rubby di hotel Anggrek."
Rubby pun mengakhiri sambungan telponnya, Rubby bersiap-siap memakai topi dan kaca mata hitam, dia tidak mau sampai ada yang mengenalinya. Saat ini Rubby sedang duduk di kursi yang berada di lobi hotel dengan wajah di tutup menggunakan majalah yang dia bawa.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam berhenti di depan hotel, Pak Rinto segera membukakan pintu mobil untuk Rubby dan Rubby pun dengan cepat masuk ke dalam mobil.
"Nona kenapa pulang ke hotel?" tanya Pak Rinto di sela-sela perjalanannya.
"Rubby sengaja ambil perjalanan malam supaya tidak ada yang tahu, tapi sialnya Nenek lampir itu mengetahuinya dan menyuruh anak buahnya untuk menangkapku," sahut Rubby.
"Ya ampun, tapi Nona tidak apa-apa kan? kenapa Nona tidak menghubungi saya?"
"Disaat aku ingin menghubungi Pak Rinto, salah satu dari mereka merebut ponsel aku dan menginjaknya sampai hancur jadi aku tidak bisa menghubungi Pak Rinto."
"Terus bagaimana ceritanya Nona bisa selamat?"
"Ada dua orang pria yang menolongku dan mengantarkanku ke hotel, Pak Rinto benar sepertinya aku membutuhkan bodyguard untuk menjagaku, karena Nenek lampir dan anak buahnya selalu saja tahu dimana aku berada," seru Rubby.
"Saya kan sudah bilang dari dulu Nona tapi Nona selalu menolaknya, baiklah saya akan mencarikan bodyguarg profesional untuk Nona."
"Tidak usah Pak, karena aku sudah menemukannya."
"Siapa Nona?"
"Dua orang yang tadi malam menolongku Pak, aku lihat keahlian beladiri mereka sangat mungpuni, aku yakin mereka bisa menjadi bodyguard aku."
"Baiklah, dimana saya bisa menemui mereka?"
"Justru itu Pak, aku tidak tahu tadi malam aku lupa meminta alamat mereka tinggal."
"Aduh, susah juga Nona kalau seperti itu."
Rubby menyandarkan tubuhnya, pandangannya dia di lemparkan ke luar jendela. Tidak lama kemudian, Rubby sampai di sebuah rumah mewah dan megah miliknya. Para maid sudah berjejer dengan rapi di depan pintu, dan saat Rubby memasuki rumah semua maid membungkukkan tubuhnya.
"Selamat datang Nona muda," seru semuanya.
"Iya, terima kasih kalian boleh lanjutkan pekerjaan kalian."
"Baik Nona muda."
"Pak Rinto, aku ke kamar Papa dulu."
"Silakan Nona."
Rubby pun setengah berlari menuju kamar Papanya. Sesampainya di depan kamar, Rubby membuka pintu secara perlahan karena takut membangunkan Papanya. Terlihat pria parubaya itu sedang duduk di kursi roda di depan jendela kamarnya.
"Papa..."
Papa Rubby menoleh dan tersenyum ke arah puteri kesayangannya itu. Rubby berlari dan langsung memeluk Papanya itu.
"Maafkan Rubby, sudah membuat Papa khawatir tadi malam Rubby menginap di hotel dan anak buah Nenek lampir itu lagi-lagi mengetahui keberadaan Rubby, tapi untungnya Rubby bisa selamat berkat pertolongan dua pria."
"Ka--kamu ti--dak ap--apa kan?" tanya Papa Rubby dengan tergagap.
"Tidak Pa, Rubby baik-baik saja. Apa Papa sudah minum obat?" tanya Rubby.
Papa Rubby menganggukkan kepalanya...
"Ya sudah, kalau begitu Rubby ke kamar Rubby dulu ada yang harus Rubby selesaikan."
Papa Rubby kembali menganggukkan kepalanya. Papa Rubby yang bernama Robby Gilbert itu merupakan pengusaha kelas kakap yang sangat di segani oleh siapapun. Semenjak istrinya meninggal setelah melahirkan Rubby, dua memutuskan untuk menikah kembali dengan seorang wanita cantik dan merupakan janda anak satu.
Wanita itu adalah wanita yang sederhana dan sangat baik sehingga membuat Robby terpikat dengan kecantikan dan kebaikan hatinya. Wanita itu bernama Yulia Rahman, Robby tidak mengetahui kalau dibalik kecantikan dan kelembutannya, Yulia mempunyai niat jahat kepada dirinya dan puterinya.
Awal pernikahan, Yulia memang menjadi istri yang sangat baik dan anaknya pun yang bernama Juan Rahman itu sangat perhatian kepada Rubby. Namun itu semua hanya kedok saja, dengan diam-diam setiap hari Yulia mencampur makanan Robby dengan obat pelumpuh saraf.
Sehingga Robby mengalami kelumpuhan yang permanen bahkan sekarang sudah menyerang organ-organ lainnya dan mengakibatkan Robby mengalami stroke dan susah untuk berbicara.
Rubby membuka laptopnya, dan mengecek email-email yang masuk. Rubby memang tidak pernah mempublikasikan dirinya di hadapan semua orang, sehingga semua orang tidak tahu siapa pemilik " PT.R to R COMPANY".
Hanya orang-orang tertentu dan para karyawannya yang tahu siapa Rubby, tapi Rubby membuat peraturan siapa pun memberi tahu siapa pemilik perusahaan, maka ia akan mendapat sanksi berupa denda uang yang sangat besar sehingga semua karyawan tidak ada yang berani buka suara.
"Sepertinya gue harus mencari tahu dimana kedua pria itu tinggal, gue ga bakalan selamanya diam di rumah dan orang-orang suruhan Nenek lampir itu pasti bakalan terus-terusan mengincar gue, gue butuh bodyguard," gumam Rubby.
Tok..tok..tok..
"Nona muda, makan siang sudah siap," seru salah satu maid.
"Iya sebentar lagi aku turun."
Rubby menutup laptopnya dan segera turun untuk makan siang.
"Apa Papa sudah makan?" tanya Rubby.
"Belum Nona."
"Kalau begitu nanti biar aku yang suapin Papa setelah aku selesai makan."
"Baik Nona."
Sementara itu Gerry dan Kiting seperti biasa sedang mengantarkan beras.
"Wah kali ini kita akan mengantarkan beras ke perumahan elit Ger, perumahan yang penghuninya para konglomerat karena menurut berita komplek itu rata-rata isinya para pengusaha," seru Kiting.
"Oh iya, berarti kita bakalan dapat banyak tips disini," sahut Gerry.
"Oh jelas, nah itu rumah pertama kita berhenti disana."
"Siap."
Gerry pun menghentikan mobilnya di depan rumah yang sangat megah bak istana, bahkan penjagaannya juga sangat ketat.
"Siang Pak, kami dari toko berkah jaya mau mengantarkan beras," seru Kiting.
"Tunggu sebentar, saya panggilkan Pak Rinto dulu."
"Busyet kita tidak diperbolehkan masuk ya," sery Gerry.
"Orang konglomerat Ger, mungkin mereka takut kita penjahat secara penjahat zaman sekarang kan banyak modus pura-pura jualan apa gitu, tapi ujung-ujungnya malah ngerampok."
"Mas-masnya tolong perlihatkan KTP kalian," seru satpam penjaga rumah Rubby.
Tanpa banyak bicara Gerry dan Kiting pun menyerahkan KTP masing-masing, dan Satpam itu kembali masuk tanpa membukakan pintu gerbangnya.
"Gila nih rumah, mau nganter beras saja ribet banget," keluh Gerry.
"Sabar Ger."
Tidak lama kemudian Satpam itu membuka gerbang dan mempersilakan Gerry dan Kiting masuk.
"Simpan saja disini berasnya," seru Pak Rinto.
"Baik Tuan," sahut Kiting.
Sementara itu, Rubby yang baru saja ingin membawakan makan siang ke kamar Papanya sekilas menoleh ke arah pintu luar, terlihat Kiting yang sedang mengangkut beras dan menyimpannya di teras.
"Loh, bukannya dia pria yang tadi malam nolongin gue ya," gumam Rubby.
"Sudah Tuan."
"Terima kasih, ini bayarannya dan ini tipsnya untuk kalian," seru Pak Rinto.
"Wah, terima kasih banyak Tuan."
"Maya."
"Iya Nona muda."
"Tolong kamu bawakan makan siang ini ke Papa dan suapin dia, aku ada urusan sebentar."
"Baik Nona muda."
Rubby pun segera berlari keluar, dan terlihat kalau keduanya sudah mau masuk ke dalam mobil.
"Tunggu, Kiting..Gerry.." teriak Rubby.
Pak Rinto merasa terkejut melihat Rubby yang tiba-tiba teriak memanggil tukang beras itu. Sedangkan Kiting dan Gerry yang merasa ada yang memanggil, menoleh dan mengurungkan niatnya untuk pergi.
"Loh neng geulis, kok lo ada disini?" tanya Kiting.
"Bisa kita bicara dulu sebentar, ada sesuatu yang mau gue bicarakan sama kalian," sahut Rubby.
Kiting dan Gerry saling pandang...
"Tapi kita mau nganterin beras ini, ga ada waktu buat bicara sama lo," ketus Gerry.
"Please, gue ada kerjaan buat kalian berdua."
"Kerjaan apa?" tanya Gerry.
"Pokoknya kalian turun dulu, ga enak ngobrol kaya gini."
Kedua pemuda itu pun turun..
"Ayo ikut gue masuk ke dalam rumah," ajak Rubby.
"Nona, apa anda kenal dengan mereka?" tanya Pak Rinto.
"Iya Pak, mereka yang sudah menolong aku yang tadi aku ceritain."
"Oh."
"Buruan masuk."
Kiting dan Gerry mengikuti Rubby dari belakang, mata keduanya terbelalak saat melihat isi rumah yang barang-barangnya merupakan barang mewah dan pastinya sangat mahal.
Disaat mereka melewati meja makan, Gerry dan Kiting melihat banyak sekali menu makanan yang enak-enak membuat cacing-cacing di perut mereka meronta-ronta.
Kriiiiiuuuuukkkk....
Rubby menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya.
"Suara apaan tuh?" tanya Rubby.
"Suara perut kita neng geulis," sahut Kiting cengengesan.
"Kalian belum makan?"
Keduanya langsung menggeleng dengan cepat..
"Ya sudah kalian makan dulu, nanti bicaranya setelah kalian makan."
"Beneran neng geulis, kita boleh makan?" tanya Kiting antusias.
"Bolehlah daripada dibuang, karena makanan itu ga bakalan ada yang makan lagi," sahut Rubby dengan santainya.
"Wah jangan di buang neng geulis, sayang makanannya madih banyak begitu, mending kita yang makan."
"Apaan sih lo malu-maluin aja," bisik Gerry.
"Rezeki ga boleh di tolak Ger, lumayan kapan lagi kita bisa makan enak seperti ini, mumpung yang punya rumah nawarin," sahut Kiting dengan berbisik pula.
"Buruan kalian mau makan ga? kalau ga mau, gue bakalan suruh maid gue buat beresin semuanya," seru Rubby.
"Iya..iya..neng geulis, kita makan."
Kiting menarik tanga Gerry dan langsung duduk di meja makan, tanpa malu-malu Kiting mengambil nasi dan lauk pauknya kemudian fia makan dengan lahapnya. Gerry hanya memperhatikan Kiting tanpa mau mengambil makanan itu.
"Lo kenapa diam aja? memangnya lo ga lapar?" tanya Rubby.
"Buruan Ger, makanannya enak-enak," seru Kiting dengan mulut penuh makanan.
Akhirnya karena perut Gerry pun terasa sangat lapar, di tambah makanan di hadapannya terlihat sangat lezat, Gerry pun mulai mengambil nasi dan lauk pauk, perlahan Gerry mencoba makanan itu dan benar saja makanannya sangat lezat.
Gerry mulai makan dengan lahapnya membuat Rubby tersenyum. Tidak lama kemudian, mereka pun selesai makan bahkan Kiting sampai bersendawa keras sekali membuat Gerry memukul kepalanya.
"Dasar jorok."
Rubby tampak mengerutkan keningnya dan menutup mulut dan hidungnya dengan kelakuan Kiting.
"Maaf neng geulis ga sengaja."
Rubby pun mengajak keduanya ke halaman belakang, dimana disana ada kolam berenang dan mereka duduk di kursi yang berada du pinggir kolam berenang.
"Sebenarnya lo mau bicara apa sama kita?" tanya Gerry.
"To the point saja, setelah gue melihat beladiri kalian waktu kemarin malam nolongin gue, gue pengen nawarin kalian jadi Bodyguard gue, gimana apa kalian bersedia?" tanya Rubby.
Gerry dan Kiting saling pandang satu sama lain.
"Bodyguard?" seru keduanya bersamaan.
"Iya, saat ini gue sedang membutuhkan Bodyguard buat jaga gue selama gue bepergian dan gue yakin kalian berdua cocok jadi Bodyguard gue."
"Aduh bagaimana ya, gimana Ger?" sahut Kiting meminta persetujuan Gerry.
Gerry tampak berpikir, dia bingung apa yang harus dia jawab.
"Gue bakalan bayar kalian, sepuluh juta per bulan," seru Rubby.
"Apa?" teriak Gerry dan Kiting bersamaan.
"Bagaimana?"
"Ger, sepuluh juta Ger masa mau di tolak berapa kali lipat dari gaji kita menjadi tukang antar beras," bisik Kiting.
Gerry tampak berpikir...
"Gila, nih cewek berani bayar kita sepuluh juta," batin Gerry.
"Bagaimana?" tanya Rubby.
"Sepertinya itu kurang, jadi Bodyguard itu membahayakan diri sendiri, tanggung jawabnya besar jadi gajinya pun harus besar pula," sahut Gerry dengan santainya sehingga membuat Kiting melongo dengan jawaban Gerry.
"Berapa gaji yang kalian inginkan?" tanya Rubby.
"Lima belas juta, deal," sahut Gerry dengan mengulurkan tangannya.
Kiting lagi-lagi tersentak dengan jawaban Gerry, Rubby tersenyum dan membalas uluran tangan Gerry.
"Deal, gue setuju...tapi dengan satu syarat."
"Apa?"
"Kalian tinggal disini karena kalian akan menjaga gue selama dua puluh empat jam, kalian akan mengikuti gue kemana pun gue pergi, gue ga mau ribet harus ngehubungi kalian dulu saat gue membutuhkan kalian jadi lebih baik kalian tinggal disini," seru Rubby.
"Ok."
Ketiganya pun berjabat tangan..
"Kalian boleh pergi sekarang, tapi ingat nanti malam kalian harus datang kesini karena besok pagi-pagi gue harus berangkat ke kantor."
"Baiklah."
"Kalau begitu kita pamit dulu neng geulis, terima kasih atas tawarannya," seru Kiting.
Mereka berdua pun pamit pulang, sedangkan Rubby merasa sangat lega akhirnya mereka berdua menerima tawarannya.
"Apa Nona yakin, ingin menjadikan mereka Bodyguard? bagaimana kalau mereka orang jahat?" seru Pak Rinto.
"Tidak Pak, aku yakin kalau mereka orang baik-baik dan dapat di percaya."
"Ya sudah kalau Nona merasa yakin dengan mereka, tapi tetap saja Nona harus selalu berhati-hati karena anak buah Nyonya Yulia ada dimana-mana, bahkan sampai saat ini Tuan Juan masih mengejar Nona."
"Baik Pak, terima kasih atas sarannya."
"Sama-sama Nona, kalau begitu saya pamit dulu."
Rubby tampak duduk termenung...
"Hati kecil gue merasakan kalau mereka berdua akan menjadi pelindung gue," batin Rubby.
💰
💰
💰
💰
💰
Ayo dong genk mana dukungannya🙏🙏🤗🤗
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Gibran Rabani
not to do points,but to the points 😊✌️
2022-01-01
1
☠ᵈᵉᵛᴊᴏᴇᴢᴇɴᵏᵋᶜᶟ٭᭄
ya kiting malu maluin masak lapar. bunyik nya gitu😝😝
2021-07-12
0
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
next next next
2021-07-11
0