Bab 3

💰

💰

💰

💰

💰

Kiting tidak tahu apa yang sudah terjadi dengan Gerry, dari sepulangnya dari mengantar beras Gerry menjadi pendiam dan sering melamun.

"Widih, lo mau kemana sudah rapi kaya gitu?" tanya Gerry dengan memegang kopi di tangannya.

Sore hari di malam minggu, Kiting saat ini sedang merapikan rambutnya di depan cermin.

"Lo lupa ya kalau ini adalah malam minggu, gue mau jalan-jalan cari cewek-cewek cantik di luaran sana, lo mau ikut?" tanya Kiting.

"Tidak, gue mau rebahan saja di sini."

"Yaelah, lo kaya anak perawan saja rebahan di kamar, buruan mandi kita jalan-jalan menikmati gajihan kita."

"Hmmm...ok deh kalau begitu, gue mandi dulu."

"Nah gitu dong, ngapain lo ngejogrog saja di rumah, jalan-jalan lumayan cuci mata."

"Iya...iya..."

Tidak lama kemudian, Gerry pun sudah siap dengan memakai kaos berwarna hitam dan celana jeans warna coklat, Garry terlihat sangat menawan walaupun cuma memakai baju sederhana. Kiting sampai bengong melihat penampilan Gerry.

"Kenapa lo ngelihatin gue kaya gitu?" tanya Gerry.

"Lo tampan juga ya, walaupun cuma pakai kaos dan celana jeans, gue masih kalah tampan sama lo."

"Jangan bilang lo jatuh cinta sama gue," seru Gerry.

"Idih najis gue, meskipun penampilan gue kaya gini, bujang lapuk, tapi gue masih normal ogah banget gue harus main pedang-pedangan sama lo, cewek masih banyak," sahut Kiting.

Gerry tertawa melihat reaksi Kiting yang seperti itu...

"Ayo buruan, katanya mau ke Mall hari ini gue yang traktir sebagai ucapan terima kasih gue sama lo karena lo sudah nolongin gue," seru Gerry sembari merangkul pundak Kiting.

"Cakep...ini baru sobat gue."

Kedua bujang lapuk itu akhirnya pergi ke Mall dengan menggunakan motor jadul milik Kiting. Mereka tidak malu walaupun Kiting harus parkir bersebelahan dengan motor-motor yang bagus.

"Panjul, lo baik-baik ya disini," seru Kiting dengan mengusap motornya.

"Panjul?" Gerry mengerutkan keningnya.

"Iya, motor ini namanya Panjul."

Gerry menggelengkan kepalanya dan berlalu meninggalkan Kiting.

"Woi Gerry, tungguin gue."

Kiting langsung berlari menyusul Gerry, keduanya berjalan beriringan, banyak mata lapar melihat ke arah Gerry bahkan mereka tidak segan-segan menggoda Gerry secara terang-terangan.

"Gila, cewek zaman sekarang pada pemberani malah balik kita yang di godain bukannya kita yang godain mereka," celetuk Kiting.

"Begitulah, Ting kita makan dulu yuk gue lapar."

"Asiap...."

Mereka pun masuk ke sebuah restoran makanan cepat saji, disaat mereka sedang mesan makanan, mata Gerry menangkap seseorang yang dia kenal.

"Chelsea, ternyata dia masih sama Roni, pasangan yang sangat menjijikan," batin Gerry dengan menyunggingkan senyumannya.

Gerry dan Kiting makan dengan lahapnya, setelah perut mereka terisi penuh, Gerry dan Kiting melanjutkan jalan-jalannya. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Balik yuk Ting, sudah malam."

"Ah ga asyik lo, baru saja jam delapan sudah ngajak pulang."

"Gue malas lama-lama di tempat kaya gini, bikin pusing kepala. Kalau lo masih mau di sini ya sudah ga apa-apa, gue pulang duluan," seru Gerry.

"Tunggu Ger, gue juga ikut pulanglah ga asyik jalan-jalan sendiri, tapi lo ya yang bawa motor."

"Iya."

Keduanya pun pulang, kali ini Gerry yang membawa motornya. Tiba-tiba Gerry berhenti mendadak membuat kepala Kiting langsung terbentur helm.

"Aduh, lo bisa bawa motor kagak sih jidat gue benjol nih," gerutu Kiting.

"Ting, lihat deh tuh cewek kayanya dalam bahaya deh," seru Gerry dengan menunjuk ke arah depan.

"Wuidih, keren banget tuh cewek jago berkelahi," sahut Kiting.

"Nona, kami harap Nona Rubby ikut kami jangan sampai kami berbuat kasar kepada Nona," seru salah satu pria berjas itu.

"Tidak, jangan harap gue bakalan ikut dengan kalian," bentak wanita cantik bernama Rubby itu.

"Kalau begitu jangan salahkan kami kalau anda terluka, karena kami sudah berusaha bersikap baik kepada anda."

Keempat pria berjas hitam itu mengeroyok Rubby tapi Rubby tidak menyerah walaupun sebenarnya Rubby sudah kewalahan bahkan tenaganya pun sudah habis tapi Rubby tetap melawan.

"Wah, ga bisa di biarin Ger kasihan tuh cewek," seru Kiting.

Salah satu pria berjas itu berhasil melepaskan topi yang dipakai Rubby sehingga rambut panjangnya langsung tergerai, Gerry dan Kiting sampai melongo melihat kecantikan Rubby.

"Busyet Ger, cantik banget tuh cewek."

Gerry masih bergeming melihat Rubby, Gerry terpesona akan kecantikan Rubby hingga akhirnya Rubby terkena pukulan dan tumbang seketika membuat Gerry tersadar dan berlari menghampiri mereka.

"Woi, banci kalian semua beraninya main keroyokan, sama cewek pula," teriak Gerry.

"Hooh, ganti saja pakaian kalian dengan rok, kalau cuma berani sama seorang cewek," sambung Kiting.

"Siapa kalian jangan ikut campur urusan kita, pergi atau kalian akan tanggung akibatnya," seru salah satu pria berjas itu.

"Sudah jangan banyak ngomong, sini lawan gue," teriak Gerry.

"Ada yang mau jadi pahlawan kesiangan ternyata."

"Woi pakaian saja yang bagus pakai jas ternyata otak kalian pada dongo, ini malam bukan siang jadi kita pahlawan kemalaman bukan pahlawan kesiangan," teriak Kiting.

Pletaaakkk...Gerry memukul kepala Kiting.

"Ngapain sih lo, disaat seperti ini malah ngelawak, ayo serang mereka."

Gerry dan Kiting pun menghampiri keempat pria itu, seketika terjadi perkelahian seru diantara semuanya. Rubby yang melihat ada yang membantunya segera kembali bangkit dan ikut berkelahi bersama Gerry dan Kiting.

Dalam hitungan menit keempat pria berjas itu tumbang ditangan Gerry, jangan di tanya bela diri Gerry sangat mungpuni kalau masalah mengalahkan empat orang itu merupakan urusan kecil.

"Ayo pergi," ajak salah satu pria berjas itu.

Keempat pria berjas itu pun akhirnya pergi mengendarai mobil mereka.

"Terima kasih sudah menolong," seru Tubby.

"Sama-sama, kenalkan neng geulis nama saya Raga Prawira tapi biasa di panggil Kiting," seru Kiting dengan mengulurkan tangannya.

"Rubby."

Lalu Rubby beralih kepada Gerry...

"Gerry."

"Rubby."

Keduanya saling pandang satu sama lain, jantung mereka berdua tiba-tiba berdebar tak karuan.

"Hmmm...lepas kali tangannya," goda Kiting.

Keduanya tersadar dan langsung meleaskn tangan masing-masing, Gerry menggatuk kepalanya yang tidak gatal sedangkan Rubby cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

"Ehhmmm...ngomong-ngomong neng geulis ngapain malam-malam di kejar sama mereka?" tanya Kiting.

"Jangan bilang lo-----"

Ucapan Gerry terpotong dan melihat penampilan Rubby dari atas ke bawah. Malam ini Rubby memang memakai dres di padu padankan dengan jaket levis, memakai sepatu snaker, dan tidak lupa topi.

Refleks Rubby menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Apa? lo pikir gue cewek murahan," bentak Rubby.

"Gue ga bilang lo cewek murahan, tapi dari penampilan lo yang kaya gini, terus di kejar-kejar sama pria berjas, malam-malam pula, mana gue ga curiga coba. Pasti lo kabur kan dan orang-orang itu suruhan mucikari lo," seru Gerry.

Rubby melongo tak percaya dengan ucapan Gerry, orang yang sama sekali tidak dia kenali berani-beraninya menuduh dia yang tidak-tidak, dengan wajah yang kesal, Rubby maju mendekat ke arah Gerry dan jarak mereka sangat dekat membuat Gerry terkejut dan mengerjapkan matanya berulang kali.

"Berarti lo nuduh gue cewek murahan, enak saja lo ngomong nuduh orang sembarangan, memangnya lo ga tahu siapa gue?" bentak Rubby.

Gerry dengan cepat menggelengkan kepalanya, dia merasa takut juga karena ternyata Rubby sangat menyeramkan kalau sedang marah.

"Gue Rubby Caesa Gilbert, seorang pengusaha terkenal masa lo ga tahu?" bentak Rubby.

"Maaf neng geulis, kita itu rakyat jelata mana tahu sama nama pengusaha-pengusaha terkenal disini, maklum kita sibuk cari uang untuk memenuhi kebutuhan kita jadi kita tidak ada waktu untuk melihat televisi," sahut Kiting.

Tapi Gerry tampak berpikir, dia seperti pernah mendengar nama Gilbert tapi dia lupa entah siapa itu.

"Hai, kok lo jadi bentak-bentak gue sih? bukannya ucapin terima kasih karena kita sudah nolongin lo, eh malah marah-marah dasar cewek aneh," cibir Gerry.

"Apa lo bilang? gue cewek aneh? nyebelin banget sih lo jadi orang."

"Ting, pulang malas gue berurusan sama cewek yang tidak tahu terima kasih."

Gerry dan Kiting pun bersiap memakai helm dan hendak meninggalkan Rubby tapi dengan cepat Rubby menghalangi motor mereka dengan berdiri di depan motornya.

"Tunggu..."

"Apa lagi?" bentak Gerry.

"Tolongin gue sekali lagi," sahut Rubby dengan merendahkan suaranya.

"Ogah, minggir sana kita mau pulang," tolak Gerry.

Rubby mulai memperlihatkan wajah yang sedih, wajahnya dibuat sesedih mungkin supaya Gerry berubah pikiran dan menolongnya.

"Huuwwwaaaaaa...." tiba-tiba Rubby menangis sangat kencang sehingga membuat Gerry dan Kiting lagi-lagi terkejut.

"Huwaaaaaa...kalian jahat."

Gerry merasa kesal, akhirnya dia turun lagi dari motor dan langsung membekap mulut Rubby supaya Rubby diam dan berhenti menangis.

"Lo bisa diam ga? kalau ada yang dengar, mereka bisa salah paham dan mengira kita ngapa-ngapain lo," seru Gerry.

Rubby menggigit tangan Gerry sehingga Gerry seketika melepaskannya dan mengibas-ngibaskan tangannya karena sakit.

"Aduh, astaga lo bar-bar juga ya. Dasar cewek gila."

"Makannya please tolongin gue sekali lagi, tanggung kalau nolongin orang itu jangan setengah-tengah harus sampai tuntas," seru Rubby nyengir memperlihatkan barisan giginya yang putih.

"Masyaalloh cantik banget," gumam Kiting.

"Bodo amat," ketus Gerry yang sebenarnya tampak terpesona juga dengan cengiran Rubby yang tampak cantik namun dia pura-pura tidak peduli.

"Ya sudah kalau kalian ga mau nolongin gue, gue bakalan nangis lagi supaya semua orang datang kesini dan mukulin kalian berdua, huuuwaaaaaaa....."

Gerry kembali membekap mulut Rubby..

"Astaga lo resek banget jadi cewek, ok kita bakalan nolongin lo tapi lo berhenti menangis, bisa?" bentak Gerry.

Rubby menganggukkan kepalanya...

"Cepetan lo mau minta tolong apa?" tanya Gerry.

"Antarkan gue ke hotel terdekat."

"Nah kan, lo minta antar ke hotel, lo mau temuin tamu lo ya di hotel," tuduh Gerry.

Pletaaakkkk...Rubby memukul kepala Gerry sehingga Gerry meringis kesakitan.

"Aduh, kenapa lo mukul kepala gue?"

"Biar otak lo bersih ga ngeres, gue mau istirahat disana gue capek baru sampai dari Australia sudah di kejar-kejar orang gila."

"Kenapa lo ga pesan taxi online saja, gampang kan? ngapain minta bantuan sama kita?" ketus Gerry.

Rubby sudah hilang kesabaran dengan tingkah pria di hadapannya ini.

"Lo itu ya ngeselin banget, lama-lama gue cium juga lo," seru Rubby dengan maju selangkah mendekat ke arah Gerry.

Reflek Gerry langsung menutup bibirnya dengan tangannya.

"Gila, lo agresif banget jadi cewek."

Kiting yang dari tadi melihat perdebatan kedua manusia itu merasa pusing dan berdiri di tengah-tengah.

"Sudah stoooooopppp...gue pusing tahu ga lihat kalian berdua, ga bakalan selesai-selesai kalau begini caranya. Begini saja, neng geulis sekarang maunya gimana?" tanya Kiting.

"Gue baru saja menginjakkan kaki di Jakarta, terakhir kesini waktu umur gue sepuluh tahun jadi gue lupa jalannya takut kesasar dan takut di tipu sama orang, jadi gue minta bantuan sama kalian."

"Memangnya lo ga takut sama kita? bagaimana kalau kita juga bohongin lo?" tanya Kiting.

"Enggak, gue percaya sama kalian, gue lihat kalian orang baik, kalian ga mungkin jahatin gue," sahut Rubby.

"Ya sudah sekarang lo tinggal pesan taxi online lewat ponsel lo, biar kita tungguin lo sampai taxinya datang," ketus Gerry.

"Ponsel gue jatuh Bambang saat di kejar-kejar sama orang-orang tadi, kalau gue ada ponsel gue ga bakalan minta tolong sama kalian," kesal Rubby.

"Gue ga bisa pesan taxi, ponsel gue jadul," seru Kiting dengan memperlihatkan ponselnya yang zaman dulu.

"Astaga, ya sudah lo aja yang pesenin gue taxi," seru Rubby ke arah Gerry.

"Gue ga punya ponsel," sahut Gerry.

"Ya Alloh, kalian datang dari zaman mana sih? yang satu ponselnya jadul hanya bisa berfungsi buat nimpuk gukguk, dan yang satu lagi ga punya ponsel."

Rubby hanya bisa pasrah dan mondar-mandir mencari solusi. Tiba-tiba, ketiga manusia yang sedang berpikir itu serentak melihat ke arah panjul sang motor jadul milik Kiting.

"Pakai itu saja," tunjuk Rubby.

"Hah, serius lo mana kuat motor jadul seperti itu narik tiga orang," sahut Gerry.

"Wah, lo ngeremehin tenaga si Panjul? gitu-gitu juga si Panjul kuat, ok lah kita antar lo naik motor gue saja," seru Kiting.

"Ya sudah buruan."

Kali ini Kiting yang membawa motor, Rubby berada di tengah dan Gerry di belakang.

"Kalian sudah siap," teriak Kiting.

"Let's go," sahut Rubby.

Kiting mulai melajukan motornya, benar saja walaupun itu motor jadul tapi tenaganya masih kuat. Gerry tidak bicara sepatah kata pun selama dalam perjalanan, rambut panjang Rubby melambai-lambai ke wajah Gerry, harum rambut Rubby membuat Gerry ingin menciumnya.

Perlahan tapi pasti, Gerry mulai menyunggingkan senyumannya dan tidak lama kemudian mereka pum sampai di parkiran hotel

"Terima kasih ya sudah mau nolongin gue, ini buat kalian," seru Rubby dengan mengeluarkan beberapa lembar uang dari tas selempang yang dibawanya dan memberikannya kepada Kiting.

"Owalah, ini terlalu banyak neng geulis," sahut Kiting tapi sayang Rubby sudah terlanjur masuk ke dalam hotel.

Gerry melihat Rubby masuk ke dalam hotel, ada perasaan tidak rela berpisah dengan Rubby.

"Ger, gimana nih dia ngasih uang banyak banget," seru Kiting.

"Sudahlah ga apa-apa, anggap saja itu rezeki kita malam ini, ayo kita pulang," ajak Gerry.

"Ok lah."

Kiting pun mulai melajukan motornya meninggalkan hotel itu, sedangkan Rubby masih berdiri disana memperhatikan keduanya pergi.

Rubby bisa saja meminta mereka mengantarkannya langsung ke rumah, tapi di dunia ini Rubby harus berhati-hati jangan sampai dia tertipu, tidak boleh ada yang tahu dimana Rubby tinggal karena itu bisa membahayakan nyawanya dan juga Papanya.

💰

💰

💰

💰

💰

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

🌻🌕 Silviana 🌕🌻

🌻🌕 Silviana 🌕🌻

suka sama ceritanya ka..awalnya aja dah mewek, tapi makin kesini aku ngakak baca nya 😃😃😃 si kiting lucu ka

2021-08-23

2

ehem ehem ehem....gak rela ya bang berpisah sama ruby 🙈

2021-08-03

2

☠ᵈᵉᵛᴊᴏᴇᴢᴇɴᵏᵋᶜᶟ٭᭄

☠ᵈᵉᵛᴊᴏᴇᴢᴇɴᵏᵋᶜᶟ٭᭄

BEBE RUBY SAMA AA JOE AJA YA .😌😌

2021-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!