tempat baru

Tiga hari setelah Aksara kembali ke tempat kerjanya dunia terasa lebih tenang untuk Rania,

namun ketenangan itu ternyata tidak bertahan lama.

Aksara menghubungi Om Surya dan menyampaikan Rania harus datang ke tempat kerja Aksara untuk mengisi berkas berkas pengajuan.

Tanpa menunggu jawaban dari Rania Om Surya langsung menyuruh Rania berkemas,

karena mungkin dia akan disana sekitar seminggu.

Rania yang tidak pernah lama meninggalkan Bapak merasa gusar,

ia ragu untuk pergi, namun Tante Irma meyakinkan akan merawat Bapak selama Rani tidak ada,

Bapak juga berkata akan baik baik saja selama Rania tidak dirumah.

Terpaksalah Rania yang sama sekali belum pernah menginjak tanah selain tempatnya di lahirkan itu berangkat.

Ia menempuh perjalanan selama 1 jam 15 menit dengan pesawat terbang.

Ini juga kali pertamanya ia menaiki pesawat, Rania sedikit gugup dan was was ketika pesawat mulai Take off.

Matanya tak henti memandang keluar jendela,

namun hampir satu jam yang ia lihat hanya lautan lepas, itu membuatnya sedikit merasa gelisah...

Tapi rasa gelisah nya tiba tiba menghilang ketika ia mulai melihat daratan.

Setelah pesawat landing Rania segera mengambil travel bag nya dan mencari keberadaan Aksara di tempat penjemputan,

beberapa kali ia menghubungi Aksara melalui ponselnya namun tidak ada jawaban.

Rasanya kesal sekali,bagaimana bisa dirinya yang belum tau manapun ini di biarkan berangkat sendirian,Rania tau dirinya sudah dewasa dan tidak mungkin tersesat, namun setidaknya Aksara memberi arahan di telfon atau bagaimana agar ia tidak merasa seperti di lepas begitu saja, Rania benar benar jengkel sekali.

" Menunggu jemputan?" tanya seseorang yang tadi sempat berbincang dengannya saat di pesawat.

" iya.. " jawab Rania tersenyum sopan.

Rania kesal, namun ia tak berani kemana mana karena ini adalah kota yang sama sekali tidak di kenalnya.

Yang perlu ia lakukan adalah duduk dan menunggu Aksara menjemput.

" baru pertama kali ke Ujung Pandang?" tanya orang itu lagi sambil duduk tak jauh dari Rania.

" iya," jawab

Rania pendek, ia sebenarnya tidak ingin berbicara dengan orang asing,

tapi rasanya tidak sopan jika dia tidak menjawab.

" Dalam rangka apa, berkunjung atau ada pekerjaan..?" di laki laki itu terus berusaha membangun komunikasi.

" Ada urusan keluarga," jawab Rania

" oh.. sudah berkeluarga, berarti menunggu suami menjemput ya.. "

Rania tidak menjawab ia hanya tersenyum.

" oh iya, tidak ada salahnya saling mengenal.. nama saya Yusuf,anda?"

" emh.. Rani" Rania sedikit ragu mengatakan namanya.

" Ah.... Rani, tidak usah takut saya tidak bermaksud apapun, hanya saja Rani mirip dengan orang yang saya kenal..

karena itu saya sejak tadi perhatikan Rani, maaf kalau tidak sopan.." jelas laki laki bernama Yusuf itu.

Yah memang untuk penampilannya dan wajahnya yang lumayan Rania tidak perlu khawatir.. namun waspada harus tetap.

" Saya tinggal di daerah Sudiang.. tapi saya punya usaha di daerah Panakukang.." jelas laki laki itu lagi, Rania yang tidak tau manapun hanya mesem mesem saja.

" apa itu suaminya?" tanya si Yusuf sambil menatap ke arah seorang laki laki bertubuh tegap yang sedang berjalan kearah mereka,

spontan Rania ikut melihat ke arah pandangan mata si Yusuf.

" Ah.. iya.." lagi lagi jawaban Rania singkat padat dan jelas.

" Ya sudah kalau begitu, saya undur diri dulu.. " Yusuf merasa di tatap dengan sinis dari jauh karena itu ia buru buru pamit pergi.

" Lain kali jangan gampang bicara dengan orang asing " kata Aksara ketus sambil menyetir mobil.

Raut wajahnya tampak tidak senang,

selain itu ia terlihat lelah,

kantong matanya terlihat begitu jelas.

" kita makan dulu" katanya setelah 30 menit menyetir.

Mereka turun dari mobil dan masuk ke sebuah restoran yang bertuliskan " Soto Lamongan ".

Tempat itu ramai sekali,dan mayoritas pembelinya adalah orang orang jawa yang sedang merantau, namun banyak juga orang sekitar kota, mereka cukup menyukai soto.

Meski rasanya dan kekentalannya jauh berbeda dari Coto, beberapa penduduk asli sangat menyukai soto.

Contohnya adalah marlin, teman seperjuangan Aksara itu menyukai soto lamongan dan bakso malang, malah sekarang dia jadi penikmat bakso sejati.

Keduanya Makan tanpa banyak bicara, Raut aksara terlihat letih sekali,ia bahkan makan hanya beberapa sendok saja.

" Cepat selsai kan makan mu, ini sudah malam aku ingin segera tidur " kata Aksara sambil mengambil segelas minuman hangat yang di sediakan.

Setelah menempuh beberapa menit keduanya sampai di sebuah rumah,

Rumah yang tampak lumayan besar untuk ukuran bujang, pikir Rania.

" Masuklah " ajak Aksara dengan nada se adanya.

Rania yang tidak punya pilihan lain itu mengikuti langkah Aksara yang masuk ke dalam rumah.

" Tidurlah di manapun kau mau, ada 3 kamar yang kosong,

ya sudah besok saja kita bicara, aku lelah.." kata Aksara lalu masuk ke dalam salah satu kamar dan tidak keluar lagi.

Terpopuler

Comments

Anis Mawati

Anis Mawati

rania klo diajak ngomong sama aksara jangan diem bae,kalian itu kurang komunikasi,dan akhirnya nanti jadi salah faham

2025-03-01

0

Alea

Alea

mau nikah tapi nggak mau menghubungi calon istri,malah menghubungi om untuk perlu sama calon 🤦

2023-11-26

1

dyul

dyul

Mas Aksara jauh juga dinasnya, di ujung pandang

2023-10-25

1

lihat semua
Episodes
1 permintaan bapak
2 kawan lama
3 jantung yang mulai rusak
4 kabar menikah
5 tempat baru
6 pandanganmu membuat ku sesak
7 Akad yang sederhana
8 Bapak
9 bersandar padamu
10 sebelum berangkat
11 adik dadakan
12 tentu saja belum
13 Sebenarnya rindu
14 mbak yuni
15 tidur siang Rania
16 luka Aksara
17 minyak kayu putih
18 seragam coklat
19 penderitaan
20 Masuk angin
21 hal yang tidak menyenangkan
22 Jangan pergi
23 ijin bolos
24 ijin bolos
25 makan malam
26 Berat
27 baru sehari
28 kakak Safa
29 kalau rindu bilang rindu
30 karena hidup tak selalu sesuai dengan ekspetasi..
31 kok pulang?
32 adik kelas
33 Aku hanya manusia biasa..
34 goyah
35 laki laki harusnya..
36 Takut bergantung..
37 jam tangan
38 Perpustakaan
39 sengaja tidak memberi kabar
40 Rumah Nanda
41 aku akan membawamu bersamaku
42 itu suamimu..
43 pasar ikan
44 Ilham
45 kasihani Ami
46 Dia sudah tidak mencintaiku
47 Satu bulan
48 HP di atas meja rias
49 Pulanglah!
50 Tidak saling berbincang
51 Takut kehilangan
52 Istrimu sakit apa??
53 kangen Ran..
54 Ami
55 kelemahan kita
56 kesempatan kedua
57 Ami seperti melihat mama..
58 Itu bukan salahmu nduk..
59 joging
60 Aksara menyebalkan
61 ingin menua bersama
62 purik
63 sebab akibat..
64 Ngidam
65 kabut cinta
66 Baju batik
67 terkurung seumur hidup denganku
68 Tuduhan
69 3 bulanan
70 temanmu, sahabatmu dan suamimu
71 Nggak peka
72 Daster
73 laki laki beristri
74 Gusar
75 sedikit lelah
76 cantik boleh.. gatal jangan..
77 Semua tidak seperti yang kau pikirkan
78 Tidak sanggup menerima kemarahan istriku
79 Dua hari tanpamu
80 Nasehat Marlino
81 Keributan
82 Maaf
83 kunjungan Ilham
84 kehadiran Wulan
85 Teman teman yang baik
86 Chat Aksara
87 mengosongkan rumah
88 Datang tanpa memberi kabar
89 Aksara junior
90 pak RT dan pak RW
91 Raihan
92 jangan pernah saling meninggalkan
Episodes

Updated 92 Episodes

1
permintaan bapak
2
kawan lama
3
jantung yang mulai rusak
4
kabar menikah
5
tempat baru
6
pandanganmu membuat ku sesak
7
Akad yang sederhana
8
Bapak
9
bersandar padamu
10
sebelum berangkat
11
adik dadakan
12
tentu saja belum
13
Sebenarnya rindu
14
mbak yuni
15
tidur siang Rania
16
luka Aksara
17
minyak kayu putih
18
seragam coklat
19
penderitaan
20
Masuk angin
21
hal yang tidak menyenangkan
22
Jangan pergi
23
ijin bolos
24
ijin bolos
25
makan malam
26
Berat
27
baru sehari
28
kakak Safa
29
kalau rindu bilang rindu
30
karena hidup tak selalu sesuai dengan ekspetasi..
31
kok pulang?
32
adik kelas
33
Aku hanya manusia biasa..
34
goyah
35
laki laki harusnya..
36
Takut bergantung..
37
jam tangan
38
Perpustakaan
39
sengaja tidak memberi kabar
40
Rumah Nanda
41
aku akan membawamu bersamaku
42
itu suamimu..
43
pasar ikan
44
Ilham
45
kasihani Ami
46
Dia sudah tidak mencintaiku
47
Satu bulan
48
HP di atas meja rias
49
Pulanglah!
50
Tidak saling berbincang
51
Takut kehilangan
52
Istrimu sakit apa??
53
kangen Ran..
54
Ami
55
kelemahan kita
56
kesempatan kedua
57
Ami seperti melihat mama..
58
Itu bukan salahmu nduk..
59
joging
60
Aksara menyebalkan
61
ingin menua bersama
62
purik
63
sebab akibat..
64
Ngidam
65
kabut cinta
66
Baju batik
67
terkurung seumur hidup denganku
68
Tuduhan
69
3 bulanan
70
temanmu, sahabatmu dan suamimu
71
Nggak peka
72
Daster
73
laki laki beristri
74
Gusar
75
sedikit lelah
76
cantik boleh.. gatal jangan..
77
Semua tidak seperti yang kau pikirkan
78
Tidak sanggup menerima kemarahan istriku
79
Dua hari tanpamu
80
Nasehat Marlino
81
Keributan
82
Maaf
83
kunjungan Ilham
84
kehadiran Wulan
85
Teman teman yang baik
86
Chat Aksara
87
mengosongkan rumah
88
Datang tanpa memberi kabar
89
Aksara junior
90
pak RT dan pak RW
91
Raihan
92
jangan pernah saling meninggalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!