Makan Siang

Setelah beres-beres, Lidya keluar dari kelas dan diikuti Frans. Frans mengajak Lidya makan siang bersama.

"Lidya....kamu pasti belum makan kan? Maukah makan bersamaku?" tanya Frans berharap Lidya mau diajak makan bersamanya.

"Ehm....makan apa ya Mas? Aku belum makan sih. Ini mau bungkus nasi, soalnya nanti sore aku masih ada kuliah lagi," jawabnya dengan sedikit penasaran mau ngajak makan apa si Frans ini. Secara memang Lidya sudah sangat lapar karena tadi hanya makan roti.

"Kamu sudah coba makanan di warung tabita? " Frans bertanya sambil menebak pasti Lidya belum pernah makan di situ.

"Belum sih...emang makanan apa di sana?" tanya Lidya sambil berjalan mengikuti Frans.

"Nanti kamu lihat sendiri ya...kamu bisa pilih menu yang kamu suka. Di sana banyak pilihannya. Ayo, kita ke parkiran ambil motor dulu! Nanti sekalian aku antar kamu pulang." Frans sangat bersemangat, sambil tersenyum karena berhasil mengajak Lidya makan siang bersama.

Perjalanan menuju parkiran, beberapa mata tertuju melihat Frans dan Lidya berjalan bersama. Sudah pasti beberapa yang melihat mereka pada bertanya-tanya.

"Ehm si Frans ya...anak baru di deketin tuh....pasti gebetan baru....dasar Frans," kata mereka membicarakan Frans.

Lidya yang merasa diperhatikan dan berbicara berbisik-bisik tidak mempedulikan dan tetap berjalan menuju tempat parkir.

Warung Tabita

10 menit kemudian, mereka sampai di warung Tabita. Sudah pasti di jam makan siang seperti ini. Lidya mencari tempat duduk yang kosong dan menawarkan Frans mengambil makanan terlebih dahulu.

"Mas...aku tunggu di sini ya, Mas Frans ambil dulu makanannya. Aku jagain bangkunya" Lidya berkata sambil mengecek ponselnya.

"Ehm kamu duluan aja Lid, kamu kan belum pernah makan di sini. Cobalah menu yang kamu suka, nanti tunjukkan ke kasir biar sekalian aku yang bayar," kata Frans meminta Lidya mengambil makanan terlebih dahulu.

"Ohh baiklah kalau begitu....makasih ya." Lidya yang memang sudah lapar menjawab dengan semangat.

Lidya meninggalkan tas dan ponselnya di atas meja.Tak lama, ponsel Lidya bergetar. Frans melirik, ia penasaran siapa yang meneleponnya. Frans mau pegang ponsel Lidya, tetapi takut nanti Lidya kembali jadi tidak enak. Kemudian Frans melihat Lidya yang keliatan bingung dengan banyaknya pilihan makanan. Frans pun tersenyum sambil tertawa hehe...hehe...

Frans merasakan mejanya bergetar dan melihat ada panggilan masuk lagi di ponsel Lidya. Frans melirik ke arah Lidya. Ia masih mengambil makanan dan memberanikan diri melihat panggilan yang masuk.

"mamaku"

Oh mamanya......aku kira tadi dari siapa.

Guman Frans dalam hati merasa lega bukan dari seorang cowok yang menelpone Lidya.

Lidya kembali duduk dan meletakkan makanannya.

"Oya...tadi mamamu telepon." Frans memberitahu Lidya sambil berjalan mengambil makanan.

Lidya menelpon mamanya, kemudian menutup teleponnya setelah Frans kembali ke tempatnya.

"Lho...kok ga di makan?" tanya Frans melihat makanan Lidya masih utuh.

"Ohh tadi masih telepone mama," jawab Lidya kemudian berdoa sebelum makan.

Frans melirik Lidya dan tersenyum melihat Lidya berdoa sebelum makan. Sudah lama Frans tidak pernah berdoa bahkan mungkin dia lupa kapan terakir kalinya ke gereja.

"Kenapa Mas kok senyum-senyum sendiri." tanya Lidya heran.

"Ohh tidak kok. Ayo makan!" Frans menyendok makanananya pelan-pelan.

Mereka tidak banyak ngobrol saat makan. Setelah selesai makan Lidya mencuci tangannya dan mengambil tissu dari tasnya.

"Giman Lid? enak kan?" tanya Frans sambil menghabiskan minumnya.

"Enak Mas...udah laper soalnya...hehehe..." jawab Lidya sambil tertawa.

"Oya, kapan-kapan ke sini lagi. Ehm...sebentar ya Lid, biar turun dulu makanannya, baru kita pulang." Frans mengajak Lidya untuk duduk sebentar.

Lidya mengeluarkan ponselnya dan mengecek pesan yang masuk. Lidya kemudian memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Frans mengeluarkan ponselnya dan meminta nomor Lidya.

"Lid...boleh aku minta nomor kamu?" tanya Frans sudah siap memencet ponselnya.

"Nomor apa Mas? nomor mahasiswa?" tanya Lidya polos...

"Nomor handphone Mbak," jawab Frans kesal karena merasa Lidya menggodanya.

"Ohh maaaf.....082152xxxxxxx." Lidya menyebutkan nomornya dengan cepat.

"Jangan cepet-cepet dong....haduh," protes Frans.

Kemudian Lidya mengulang kembali menyebutkan nomor ponselnya dengan pelan. Frans sebenarnya sudah banyak tahu tentang Lidya. Frans membaca dari daftar diri mahasiswa baru saat orientasi kemarin. Namun, Lidya tidak menuliskan nomor ponselnya. Frans sudah memfoto data diri milik Lidya secara diam-diam. Asal dari Jogja, alamatnya di Jogja, tanggal lahirnya dan lain-lain. Lidya tidak bertukar nomor ponsel dengan Frans. Lidya tidak meminta nomor ponselnya. Kemudian mereka pulang, Frans mengantarkan Lidya pulang ke kos nya.

"Terima kasih Mas, sudah traktir makan dan mengantarku pulang," ucap Lidya.

"Sama-sama, aku pulang ya." Frans berpamitan dan melajukan motornya meninggalkan Lidya.

Sampai di kos, Lidya langsung ganti pakaiannya. Ia memanfaatkan waktu untuk istirahat karena nanti sore, ia masih ada kelas lagi. Saat Lidya tidur, Frans mengirim pesan ke ponsel Lidya.

Hai....ini Frans, jangan lupa simpan nomor ku ini ya....makasih sudah menemaniku makan siang hari ini.

Di kosnya, Frans menunggu balasan pesan dari Lidya. Tetapi, Lidya tidak membalasnya. Ia melihat foto profile whatsApp milik Lidya. Dipandanginya foto Lidya. Ia tersenyum sendiri melihat foto Lidya.

Kamu cantik.....hehe.....gadis Jogja yang ayu.

Frans pun meletakkan ponselnya dan membuka laptop untuk mengerjakan tugasnya. Frans sengaja mematikan ponselnya, agar lebih fokus dan konsentrasi menyelesaikan pekerjaanya. Menjelang sore, ia mengambil ponsel yang di letakkan di atas meja. Frans mengira kalau Lidya pasti sudah membalas pesannya. Tetapi, belum ada balasan dari Lidya. Ia menulis kembali pesan untuk Lidya

Hallo....selamat kuliah, pulangnya hati-hati 😁

Frans kemudian melirik jam di ponselnya, sudah pukul 16.00 WIB. Mungkin Lidya sudah mulai kuliah, jadi tidak membalas pesannya. Begitulah Frans berfikir kalau Lidya tidak membalas pesannya karena sedang kuliah.

*****

Selesai kuliah, Lidya segera pulang. Ia mampir ke warung membungkus makanan. Lidya tidak membuka ponselnya. Ia tidak tahu kalau Frans mengirimkan pesan untuknya.

Di tempat yang berbeda, Frans sedang menunggu balasan pesan dari Lidya. Tetapi, Lidya belum juga membaca pesannya.

Saat Lidya berjalan menuju kos, ia merasakan ponselnya bergetar dari dalam tasnya. Lidya belum menggangkatnya, tetapi ponselnya sudah berhenti bergetar. Di lihatnya panggilan tidak terjawab yang tidak ia kenal. Kemudian ia menyimpan kembali ponselnya di dalam tas. Ia melanjutkan perjalanan menuju kos.

Ehm...kok pesanku tidak dibaca sih? Aku telepon juga tidak diangkat juga. Ahh kenapa juga aku repot. Mungkin saja memang dia tidak mau mengangkat teleponku. Sudahlah, tidak penting juga memikirkannya. Anggap saja memang dia tidak mau berteman denganku.

Terpopuler

Comments

Cahya

Cahya

Sementara sampai sini dulu. Lanjut esok.
Aku udah like sampai chapter ini, rate 5 dan vote.

Untuk authors lain, kunjungi novelku SELALU ADA TEMPAT BERSANDAR yuk. Jangan lupa tinggalkan jejak agar aku bisa feedback

2020-04-26

0

Keychan

Keychan

cuiiit

2020-04-12

0

Sandra

Sandra

lanjut thor....

2020-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!