Kos Lidya
Sesampainya di kos, Lidya segera mandi. Lidya mandi cukup lama, maklumlah setelah seharian dia tidak mandi selama berkemah. Lidya meninggalkan ponselnya di kamar. Lidya asik mandi dan keramas. Setelah itu, ia melanjutkan mencuci baju. Lidya sambil bersenandung tentunya, karena memang itu hobinya sejak kecil yang terlahir dengan suara merdu dan enak didengar.
Satu jam berlalu....Lidya kembali masuk ke dalam kamar. Lidya merasa lapar tapi sudah terlanjur males keluar kos untuk berjalan kaki membeli makan. Lidya berniat memesan g-food dan mencari ponselnya. Lidya mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. tok....tok......tok...
"Mbak...Mbak Lidya," panggil ibu kos sambil mengetuk pintuk kamarnya.
Lidya membuka pintunya dan bertanya, "ohh..iya Bu...ada apa ya?"
"Ada telepon dari mamanya Mbak Lidya," kata ibu kos.
"Mama? kok ga telepon ke kos?" tanya Lidya heran.
"Ponselnya mati kata mama, mama khawatir. Lalu telepon ke kos, Mbak." Ibu kos menjelaskan kepada Lidya.
"Ohhh iya mungkin ya Bu, saya kemarin kan ada kegiatan saya ga bisa ngecas Hp." Lidya menjelaskan ke ibu kos, sambil berjalan menuju rumah ibu kos untuk mengangkat telepon dari mamanya.
Ehm ini pasti mama marah, Hp ku mati ga bisa dihubungi...aku bahkan lupa kasih kabar mama dari kemarin...
Lidya berguman dalam hatinya, mama sangat perhatian dan terkadang parno kalau anaknya tidak bisa dihubungi. Apalagi sekarang Lidya di luar kota. Sehari saja tidak ada kabar dari Lidya, mama sudah mikir aneh-aneh. Ya sudah pasti karena takut kalau anak gadisnya yang cantik kenapa-kenapa.
**Lidya: Hallo Ma....maaf ya, Hp Lidya mati seharian. Kemarin tidak di cas karena emang ga ada listrik trus selama kegiatan ternyata ga boleh bawa Hp. Cuma pas di tenda aja baru bisa pegang Hp, tapi Lidya lupa ngabarin Mama.
Mama: Ehm selalu ya...buat Mama khawatir. Mama ini mikir terus sampai ga bisa tidur lho. Mama sudah 3x telepon kos tapi kamarmu masih kosong, kan mama jadi tambah Khawatir. Tolong ya sayangnya mama.....sempatkan kasih kabar tidak harus telepon, cukup WA saja. Mama bisa darah tinggi kalau terus-terus begini. Masak Mama harus nyusul ke Semarang Nak?
Ini kalau ga di stop bisa sampai besok ngomelnya.....mana suaranya keras lagi.
Lidya menjawab sambil melirik ibu kos yang sedang mengajari anaknya belajar.
Lidya: Iya....iya Ma....sudah ya...nanti telepon dari Hp ya..ga enak sama ibu kos mau pakai teleponnya.
Mama: Kamu sudah makan?"
Lidya: Iya belum, tadi sampai kos langsung mandi sama cuci baju. In mau pesen g-food, Lidya capek Ma....habis makan mau tidur kemarin ga bs tidur di tenda.
Mama: Ya sudah kalau capek order aja..jangan lupa besok WA Mama ya....God bless sayangnya mama. **
Lidya kembali ke kamarnya dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu kos.
"Terima kasih ya Bu, saya pamit kembali ke kamar," kata Lidya sopan sambil menundukkan kepalanya.
"Iya mbak Lidya sama-sama." Ibu kos membalas sambil tersenyum.
Sampai di kamar, Lidya segera mengecas ponselnya dan memesan g-food. Menunggu makanan datang, Lidya merebakan badannya sambil mengecek ponselnya yang seharian tidak dinyalakan. Lidya membaca pesan satu per satu. Lidya juga melihat ada 25 panggilan yang tidak terjawab. Sudah pasti 18 panggilan dari mamanya. Ada beberapa nomor yang tidak dikenal dan Lidya membiarkannya. Tak lama g-food datang, Lidya keluar dan segera makan makanan yang sudah dipesannya. Setelah makan, Lidya gosok gigi dan mengganti pakaiannya dengan piyama lalu tidur.
Fakultas Psikologi
Esok harinya Lidya sudah siap berangkat kuliah, Lidya tidak lupa menulis pesan untuk mamanya.
**Lidya : Ma....Lidya berangkat kuliah ya...hari ini agak padat ada 3 mata kuliah.. pagi jam 08.00-10.00 trus lanjut jam 10.00-12.00 nanti pulang kos trus sore ada lagi jam 16.00-18.00
Mama : Makasih ya, sudah ngabarin mama...hati-hati...selamat kuliah ya..jangan lupa makan. Gbu
Lidya : Ya Ma....Gbu too**
Lidya berjalan santai karena masih pagi. Lidya tidak terbiasa sarapan nasi, ia mampir ke swalayan untuk membeli susu dan roti.
Lidya menoleh ketika ada yang memanggil namanya.
"Lidya...." Riko memanggil dan menepuk tangan Lidya dari belakang.
"Oalah...kamu Rik, beli apa?" tanya Lidya menyapa Riko.
"Cari minum....air mineralku habis," jawab Riko sambil menuju ke kasir untuk membayar.
"Kamu sudah bayar? Sini biar sekalian...." Riko menawarkan untuk membayar susu dan roti yang dibeli Lidya.
"Wah ga usah Rik...aku bayar sendiri aja." Lidya menolak sambil tetap memegangi susu dan rotinya.
"Lha...karena aku tahu kamu cuma beli 1 roti dan 1 susu. Makanya, aku berniat membayarnya haha...haha..." Riko tertawa meledek Lidya..
"Dasar kamu ya....haha...." Lidya meletakkan susu dan rotinya di kasir sambil tertawa.
"Kamu kuliah jam berapa Lid? tanya Riko.
"Jam 08.00 WIB Rik...." Lidya menjawab sambil melirik jamnya.
"Psikologi umum ya? di ruang 114 kan? sama aku juga...." kata Riko bersemangat karena senang temannya satu kelas hari ini.
"Iya bener.....sama ya kita? " Lidyapun menjawab dengan tersenyum.
"Ya udah...bareng aja yuk....kamu naik apa?" Riko bersemangat mengajak Lidya berangkat bersama.
"Jalan kakilah." Lidya menjawab singkat.
"Bareng aku aja naik motor." Riko menawarkan untuk berangkat bersama dan keluar dari swalayan.
Sampai di kampus, Riko memarkirkan motornya dan berjalan bersama Lidya menuju ruang 114. Frans dari kejauhan sudah memperhatikan Lidya. Frans ternyata juga tahu kalau Lidya boncengan motor dengan Riko. Frans kuliah di ruang 115 kemudian berjalan masuk ke ruangannya dengan tersenyum menyapa adik-adik angkatannya.
"Hai semua....kuliah hari pertama ya....selamat datang dunia nyata" sapa Frans sambil melirik ke arah Lidya yang sedang ngobrol dengan teman-temannya.
"Hai juga kak....." semua cewek-cewek nyapa Frans dengan senangnya. Kecuali Lidya yang memang tidak tahu kalau ada Frans di depan ruangannya.
Dua jam berlalu.....kuliah selesai....Lidya berpamitan dengan teman-temannya. Lidya masih melanjutkan kuliah lagi di jam 10.00
Lidya mencari dimana ruang 208A. Tak lama, Franspun melihat Lidya yang kebingungan mencari di mana ruang kuliahnya.
"Lidya, cari ruang berapa?" tanya Frans penasaran ingin membantunya.
"Ohhh enggak Mas...sudah ketemu." Lidya masuk ke ruang 208A
Frans berjalan mengikuti Lidya dari belakang. Frans tersenyum karena jam ini dia akan kuliah bareng Lidya. Lidya tidak tahu kalau Frans berjalan di belakangnya. Sampai di kelas, ternyata ruangan sudah penuh. Lidya duduk di barisan depan. Tak lama Franspun duduk di sebelah Lidya.
Sial.....udah penuh...waduh kalau begini caranya bisa satu semester aku duduk di depan. Pagi kuliah di 115 lanjut 208B yang jaraknya lumayan..kalau selesainya mepet mana bisa aku pilih tempat duduk di belakang...udah full gini....
Guman Frans dalam hatinya....sambil melamun...tiba-tiba Lidya baru menyadari Frans duduk di sebelahnya.
"Mas Frans? kuliah statistik juga ya?" tanya Lidya heran.
"Kenapa? ga suka aku di sini? " Frans sensitif menjawab pertanyaan Lidya.
"Ohh bukan Mas...aku takut salah...kok ada Mas Frans di sini..." Lidya mencoba menjelaskan karena melihat Frans terlihat sudah mau marah.
"Kamu ga salah kok....iya aku mengulang statistiku dapat C," jawab Frans dengan wajah datar sambil memainkan bolpennya tidak melihat Lidya.
"Ohh pantes...ehhh maksudnya....aku tadi masuk ruangan sudah penuh dan aku lihat tidak ada yang aku kenal hanya beberapa saja teman angkatanku....maaf Mas....jangan tersinggung ya..." Lidya buru-buru menjelaskan karena merasa tidak enak dengan Frans yang ternyata mengulang statistik.
"Tu liat.....dosennya aja botak....kuliah jam segini.....kalau saja kelas sore ga penuh, aku sudah ambil kelas sore." Frans berbisik sambil menunjuk ke arah dosen yang sedang menulis di papan.
"Kenapa kamu Frans.....? kamu ngulang lagi ya?" jawab Pak Tri dosen statistik ke arah Frans dengan suara keras.
Franspun malu dan menunduk ketika dosen bertanya kepadanya.
"Tidak Pak...maaf..iya saya ngulang lagi biar dapat nilai A," jawab Frans menutupi malunya yang duduk di sebelah Lidya.
"Bagus Frans.....saya hargai semangatmu....duduklah terus di bangku paling depan...kalau kamu mau dapat nilai A" Pak Tri memuji Frans sambil tersenyum.
Yah....tidak ada yang mau duduk di barisan paling depan, hampir semua memilih duduk di barisan belakang. Satu jam berlalu...Frans memperhatikan Lidya. Lidya rajin mencatat dan terlihat semangat padahal Frans tahu tadi pagi Lidya sudah ada kuliah sebelumnya.
Lidya yang anak IPA di SMA nya tidak bosan mengikuti kuliah statistik. Lidya sudah terbiasa dengan hitungan dan soal matematika. Lidya fokus dan tidak memperhatikan Frans di sebelahnya.
Akhirnya jam pukul 11.50 dan dosen mengakhiri kuliahnya hari ini...semua berjalan keluar dan pulang. Lidya masih merapikan kertas dan bindernya. Frans menunggu Lidya dengan alasan nunggu antrian karena banyak mahasiswa yang keluar ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
soyu
Sippp mantap thor
2020-04-24
0
Keychan
😍❤️
2020-04-12
0
Ida Situmorang
Wow, ceritanya Keren. Jadi ingat masa kuliah dan ngekos dulu bru 😂 penasaran nih lanjutannya
2020-03-21
2