Tut...tut...tut...
Lidya terbangun mendengar alarmnya berbunyi. Lidya segera mandi dan bersiap-siap.
kring...kring....
**Lidya: Halo Ma.....
Mama: Pagi Lidya, sudah bangun ya? hati-hati ya...jangan lupa sarapan.**
Lidya mengunci pintu kamarnya dan membuka pagar kos. Lidya menunggu Rita di depan kos. Sambil menengok ke jalan arah kos Rita.
bim...bim...bim...
Dari arah berlawanan Frans membunyikan klakson motornya.
"Nunggu siapa?" tanya Frans penasaran.
"Teman, Mas," jawab Lidya singkat
"Ohh mau diantar cowokmu ya?" kata Frans kepo dan usil.
"Rita, Mas. Teman satu angkatan," jawab Lidya, sambil melampaikan tangannya ke arah Rita yang sedang berjalan.
"Oke...aku duluan," kata Frans segera melaju dengan motornya.
"Eh, siapa tadi Lid? hayooo." Rita bertanya kepada Lidya sambil menggoda.
"Halah..ga penting. Ayo cepat! Nanti kita telat." Lidya menarik tangan Rita dan mengajaknya.
Kampus B
Sampai di kampus, Lidya melihat rombongan temannya sudah berbaris dan siap masuk ke dalam bus. Tampak Frans membawa toa dan mengumumkan sesuatu sebelum meminta mahasiswa untuk masuk ke dalam bus.
"Lid...kok jaketnya mas Frans sama ya sama cowok yang tadi di depan kosmu?" tanya Rita heran.
"Masak sih?" Lidya menjawab sambil melihat ke arah Frans.
Ya iyalah sama...wong memang dia yang di depan kos tadi. Hahahaha.
Setelah berdoa, semua mahasiswa baru masuk ke dalam bus yang sudah ditentukan sebelumnya. Saat naik ke bus, Lidya tidak memperhatikan Frans. Ia tidak sengaja menyenggol ponsel Frans hingga terjatuh.
"Ya ampun Lidya, kenapa kamu tidak hati-hati??" Rita berbisik di telinga Lidya.
Frans melihat ke arah Lidya dengan tatapan tajam. Lidya sudah khawatir, pasti akan dibentak oleh Frans seperti kemarin. Lidya tidak bisa membayangkan akan dibentak kedua kalinya depan orang banyak. Betapa malunya Lidya jika hal itu terjadi.
"Ma..af, saya tidak sengaja." Lidya berinisiatif mengambil ponsel Frans. Lalu memberikan kepada Frans sambil meminta maaf dengan suara ketakutan.
Frans hanya memandang wajah Lidya yang ketakutan dan mengambil ponsel miliknya. Kemudian Frans berjalan ke depan, tanpa mengucapkan apa-apa. Ia duduk di dekat sopir untuk memandu jalan. Lidya kemudian duduk bersama Rita di belakang.
"Aku sudah deg-deg-an kalau dibentak seperti kemarin," kata Lidya kepada Rita yang duduk disebelahnya.
"Aku juga takut dia bentak kamu lagi." Rita menjawab sambil melirik ke arah Frans.
Perjalanan Menuju Bandungan
Perjalanan dari kampus menuju Bandungan kurang lebih satu jam. Semua yang ada di dalam bus ada yang makan, ngobrol ataupun bernyanyi. Lidya memilih untuk tidur. Rita yang ngobrol dengan temannya tiba-tiba kaget didatangi oleh Frans.
"Sory...apa bisa tukar tempat duduk sebentar?" tanya Frans kepada Rita.
"Oh silahkan...Mas," jawab Rita segera berdiri dan sedikit heran memperhatikan Frans.
Lidya yang tertidur pulas tidak mengetahui kalau Frans duduk di sebelahnya. Lidya kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Frans. Lidya kmengira itu adalah Rita. Teman di sekitar tempat duduk Lidya, menoleh melihatnya. Sudah pasti, ada yang membicarakannya. Ada juga yang sirik dan bergosip. Rita pun kaget, melihat Lidya bersandar di bahu Frans.
"Rit...kalau sudah sampai bangunin aku ya," kata Lidya tanpa membuka mata.
Entah apa yang dipikirkan Frans, mengapa Frans diam saja ketika Lidya bersandar di bahunya. Tidak lama Frans merasa ngantuk dan tertidur.
Satu jam kemudian....
"Frans....Frans....." Andrew membangunkan Frans.
"Sory...aku ketiduran....sudah sampai ya?" Frans terbangun dan bertanya kepada Andrew.
"Udah masuk lokasi Frans...Ayo pimpin rombongan!" ajak Andrew.
Tidak lama Lidya bangun karena Frans berdiri membuat Lidya tidak nyaman, karena sandaran bahu Frans yang hilang. Lidya masih tidak tahu kalau tadi yang duduk di sebelahnya tadi adalah Frans.
Sebelum turun dari bus, Frans mengumumkan sesuatu. Lidya melihat Rita duduk bersama temannya, sedangkan di sebelahnya kosong membuatnya bertanya dalam hati.
Lho....kok Rita ga di sebelahku ya? trus tadi yang duduk di sebelahku siapa ya? ohh mungkin Rita baru saja pindah.
Semua rombongan bus Lidya dan bus lainnya sudah berjalan menuju lokasi. Lidya masih penasaran kenapa Rita bisa pindah tempat duduk. Tapi Lidya tidak ada waktu untuk bertanya kepada Rita karena semua harus bergegas sampai di lapangan.
Kegiatan Orientasi
Di dalam tenda, Lidya meletakkan barangnya. Tidak lama seorang teman menyapanya.
"Hai...kamu pacarnya kak Frans ya?" tanya Indah penasaran.
"Aku..?? Eh kok tanya gitu? Ya enggaklah...." Lidya menjawab sambil memgerutkan dahinya karena bingung kenapa Indah bisa bertanya seperti itu.
uing.....uing......uing.....
Bunyi toa tanda semua mahasiswa harus segera berkumpul di lapangan. Setelah berkumpul mereka memulai kegiatan pagi itu.
Menjelang sore, peserta diminta untuk segera mandi makan dan berkumpul kembali di lapangan pukul 19.00 WIB.
"Lid....Ayo, sama- sama ya kalau mau mandi," ajak Rita.
"Ehm...aku ga mandi Rit, tapi jangan bilang-bilang ya....ssttsts" Lidya meminta merahasiakan.
"Kok ga mandi, Lid?" Rita bertanya kepada Lidya sambil terus berjalan menuju tenda.
"Aku ga terbiasa mandi di tempat baru dan terbuka seperti ini....Aku juga ga tau ini nanti bisa tidur di tenda atau ga," jawab Lidya menjelaskan kepada Rita.
Di saat mereka sedang ngobrol..seorang kakak angkatan menghampirinya.
"Kamu yang namanya Maranatha Lidya?" tanya kak Mila.
"Iya Kak...kenapa ya?" tanya Lidya heran.
"Nanti waktu api unggun, kamu bisa ya menyanyi?" Kak Mila meminta Lidya.
"Aku..?" tanya Lidya heran
"Jadi begini, kami kan lihat di data diri kamu. Kamu hobinya nyanyi kan? Trus kamu juga tulis prestasimu, pernah ikut lomba paduan suara. Betul begit? Nah...kami minta kamu tampil waktu api unggun nanti. Bisa ya? maaf dadakan...." Kak Mila menjelaskan kepada Lidya dan meminta Lidya untuk tampil menyanyi.
"Oke baiklah....makasih sudah diinfo" Lidya menyanggupi permintaan kak Mila.
Api Unggun
Pukul 7 malam, semua sudah berkumpul di lapangan dengan posisi duduk melingkar. Acarapun di mulai dengan permainan, menyanyi dan pemilihan ketua angkatan. Setelah semuanya berjalan lancar, MC memanggil Lidya untuk tampil menyanyi.
Lidya memakai sweeter berwarna merah dan syal di lehernya. Lidya terlibat sangat cantik dengan rambutnya yang diikal. Semua mata memandang termasuk Frans yang sudah memperhatikan Lidya dari tadi.
"Hallo.....selamat malam semuanya..teman angkatanku..semoga kebersamaan kita dapat terus terjalin..terima kasih juga untuk kakak- kakak yang sudah banyak membantu kami dan membuat acara orientasi kita ini berjalan lancar dan sukses." Lidya menyapa semua yang ada di lapangan sambil menebarkan senyum manisnya.
Suatu hari.....di kala kita duduk di tepi pantai........ dan memandang......
Lidya menanyikan lagu kemesraan ini dengan suara yang sangat merdu.
"Yuk...kita sama-sama bergandengan tangan..." ajak Lidya
Kemesraaan ini....janganlah cepat berlalu...
Malam Terakhir
Selesai acara api unggun....Lidya tidak bisa tidur, dia berjalan keluar tenda. Lidya tidak tahu mau ke mana dan jam menunjukkan pukul 12.00 malam.
Lidya duduk sambil bernyanyi tiba- tiba datanglah dua laki-laki menghampiri Lidya sambil menyaut menyanyi lagu yang dinyanyikan Lidya. Lidyapun menengok ke belakang....dan berhenti menyanyi.
"Lidya," sapa Bima teman satu angkatannya.
"Hai....suaramu bagus ya...kok ga tidur?" puji Riko dan bertanya kepada Lidya.
"Ga bisa tidur....insomia haha..haha," ucap Lidya sambil tertawa.
"Oya kita belum kenal....aku Bima...ini Riko." Mereka bersalaman.
Akhirnya mereka ngobrol dan bercanda sepanjang malam. Tidak terasa sudah pukul 2 pagi. Dan...... muncul suara keras dari belakang!
"Ngapain kalian di sini?" Frans membentak dengan suara keras.
Serentak mereka bertiga berdiri dan menghentikan obrolannya.
"Masuk tenda sekarang!" Frans menyuruh mereka masuk tenda.
"Kamu...berhenti...! Aku mau bicara sama kamu!" Frans menarik tangan Lidya.
"Ngapain kamu di sini sama cowok-cowok itu? Ganjen ya...ga tidur begadang tengah malam ketawa-ketawi" tanya Frans marah.
"Ehm....kenapa ya Mas emangnya?" tanya Lidya polos.
"Kamu lihat jam berapa sekarang?? Ditanya malah balas nanya!" jawab Frans ketus.
"Ma.....af... aku ga bisa tidur," jawab Lidya terbata-bata.
Di saat mereka sedang ngobrol...Lidya melihat ada ular di semak-semak. Lidya yang pobia ular ketakutan dan berteriak...
"Astaga....ya ampun Tuhan....ular ..." Lidya menarik tangan Frans dan bersembunyi di belakang badan Frans.
Franspun kaget dan menggandeng Lidya secara perlahan meninggalkan tempat itu. Lidya masih ketakutan dan tidak berani membuka matanya.
Frans mengantarkan Lidya ke tenda dan meminta Lidya untuk masuk ke dalam tenda dan segera tidur.
"Tidurlah....besok ada kegiatan pagi," kata Frans menyuruh Lidya tidur.
"Terima kasih..." Lidya menjawab dengan lembut dan masuk ke dalam tenda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
LiSha
kl jaman skrg mgkin kaga ada api unggun btw for all novelnya hdp spt kisah nyata
2020-04-06
1
Dimarahani
semangat teerusss
2020-03-20
1
Vicky🤪
hahahah jaman gw bgt ini msh ada camping pada masanya
2020-03-16
0