BAB 4

Johan masih saja menggerutu meskipun mobik yang di kendarai Renata sudah hilang dari pandangan.

" Dasar tak tau malu, apa meminta maaf akan mengeluarkan emas dari mulut nya," dia tak henti - hentinya mengomel.

"Gue sumpahin kualat hidup lu," mentang orang kaya berbuat seenaknya."

" Sudahlah mas, orang nya juga sudah pergi dia juga tidak akan dengar apa yang mas katakan," bapak tadi berusaha meredam emosi Johan.

" Orang seperti itu harus dikurang- kurangi di muka bumi ini pak,"Johan masih saja belum berhenti marah.

" Sebenarnya CCTV itu sudah tidak berfungsi mas," bapak itu tertawa

" Hah.... kenapa bapak tadi bilang mau cek rekaman nya,?"

" Saya cuma menakut - nakuti mbak yang tadi," saya juga kurang yakin sama penglihatan saya,soalnya kan saya jauh duduk disana," Tunjuk bapak itu pada sebuah bangku di depan warung tempat dia duduk sebelumnya.

" Ya ampun pak, gimana kalau tadi dia benar-benar mau memastikan kebenarannya, bapak bisa kena masalah saya juga akan ikut kena imbasnya"

" Saya tidak tahan aja melihat kalian tak ada yang mau mengalah, tapi sepertinya memang benar dia yang salah kok saya yakin mas."

" Lain kali bapak harus hati-hati, orang berduit itu menakutkan," Johan memperingati bapak tua itu.

" Iya iya mas," dia tertawa sambil menepuk bahu Johan.

" Saya permisi ya mas, jangan lupa minta ganti rugi yang banyak" tawanya bertambah keras sambil melambai dan melangkah pergi.

Kini tinggal Johan sedang meratapi motor nya yang benar terlihat seperti barang rongsokan. Dia menyesali perkataan nya tadi, bahwa akan menjual motor itu ke tempat barang rongsokan. Perkataan adalah doa itu memang benar adanya.

Dan tak ada cara lain selain mendorong motor itu ke bengkel karena kembali tak bisa menyala. Keringat bercucuran dari dahi Johan sesekali ia menyeka dengan punggung tangan nya. Matahari telah merangkak naik cuaca semakin panas dia benar - benar kelelahan.

Lebih dari tiga puluh menit akhirnya perjuangan Johan berhasil sampai di bengkel . Kini dia sedang mengistirahatkan badan nya yang sangat lengket oleh keringat. Dia mengibas - ngibaskan tangan ke wajah untuk mengurangi kegerahan. Satu botol air mineral pun sudah habis ia teguk. Kenapa nasib buruk selalu menghampirinya tidak bisa kah hanya untuk satu hari saja keberuntungan itu datang??

Dia mengeluarkan ponsel di saku celana jeans nya untuk menghubungi seseorang , siapa lagi kalau bukan dika..

" Lo dimana bro, bisa jemput gue" Johan langsung to the poin ketika panggilan tersambung.

"Motor lo kemana,? gue mau jemput pelanggan nih,"

" Motor gue lagi sakit , habis itu lo jemput gue ke bengkel bang Ali ya," perintah Johan.

" Sakit kenapa motor lo," tanya Dika.

" Udah nanti gue cerita" kalau lo nggak datang berhenti aja jadi teman gue" ancam Johan.

" Hahahahaha, berarti nggak ada lagi dong teman lo ,teman lo kan cuma gue seorang" Dika tertawa keras, dia bisa membayangkan wajah kesal Johan. Sebelum teman nya itu mengumpat buru - buru ia akhiri panggilannya.

" Teman ******, kurang ajar" Johan kesal karena telepon nya telah berakhir.

...---------------...

" Memalukan, benar benar memalukan," Renata menutupi wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.

" Kenapa bu Rena tidak jujur saja dari awal, jadi nya kan malu sendiri," Friska berusaha menahan tawa. Sampai di kantor Renata menceritakan kejadian yang dialami nya tadi pada sekretarisnya itu.

" Pokonya kalau dia menghubungi, kamu beri dia kompensasi," saya tidak mau bertemu lagi dengan pria itu.

"Baik bu bos," Kali ini Friska benar - benar tak bisa menahan tawa nya lagi. Renata melotot , dia tidak suka di tertawai seperti itu.

" Bagaimana dengan meeting tadi, ada kendala??" Renata mengalihkan pembicaraan. Dia melupakan Hal yang seharusnya ia tanyakan kepada sekretaris nya itu.

"Aman bu, Pak Andre bisa menghandle semuanya, ya walaupun pemegang saham sedikit kecewa".

" Kalau saja aku tidak berusaha mencari jalan pintas menghindari macet mungkin ini tak akan terjadi" Renata menyesali perbuatan nya.

"Nasi sudah jadi bubur, lupakan aja bu, lagian kemungkinan kecil ibu akan bertemu lagi dengan orang itu kan," Friska menyemangati.

"hhmmm.. semoga saja" kamu kembali kerja sana jangan lupa yang saya bilang tadi."

" Baik bu Rena, " Friska meninggalkan ruangan Renata dan kembali ke meja kerja nya.

Renata menyandarkan tubuh nya ke kursi, dia kembali teringat dengan Johan pria yang tak sengaja menabrak mobilnya karena kelalaiannya sendiri. Kira - kira seburuk apa pemikiran pria itu terhadap dirinya. Renata benar - benar menyesali perbuatan nya kenapa dia sebodoh itu.

Kejadian tadi terus terngiang - ngiang di kepala nya. Tetapi pria itu cukup kasar kepada wanita pikir Renata. Dia mengusap lengan nya yang tadi di cengkram Johan.

" Sudahlah, toh aku tak mungkin bertemu lagi lebih baik fokus kerja aja sekarang" Renata mengalihkan perhatiannya kepada berkas yang menumpuk di meja kerjanya.

**

Selesai mengantar pelanggan nya Dika memacu motornya menyusul Johan ke bengkel bang Ali. Sampai disana ia melihat teman baiknya itu sedang duduk di sebuah bangku. Jelas terlihat kalau dia sedang melamun sampai sampai Johan tak menyadari kehadiran Dika.

" Woi..., mikir apa sih bro, dalem banget kayaknya" suara berat dika mengejutkan Johan. Dia terperanjat saking terkejutnya beberapa montir di bengkel itu pun ikut tertawa melihat Johan.

" Buhahahahahaha, benar benar dalam nih, kenapa,?" Dika tertawa sampai matanya berair. Johan menepuk pundak dika dengan keras melampiaskan kekesalannya.

" Sabar bro, lo yang kaget sendiri kenapa gue yang lo tabok" tubuh dika bergetar karena menahan tawanya.

Johan mendesah...

" Benar benar sial gue hari ini," Johan memijat pelipis nya untuk merilekkan pikirannya.

" Apa yang terjadi,? cerita sama gue," dika merangkul bahu Johan layaknya seorang bapak sedang menenangkan anaknya.

Johan menceritakan semua nya tanpa terkecuali. Tidak dilebihi dan tidak pula di kurangi. Dika mangut mangut mendengarkan curhatan teman nya itu.

" Ya sudah lo hubungi aja langsung no di kartu nama itu mintak ganti rugi, bereskan" Dika mencoba memberi solusi.

" Itu udah pasti, gue nggak akan berbaik hati, tapi masalahnya motor gue harus bongkar mesin udah parah sakitnya bro, terpaksa gue berhenti ngojek dulu sehari sampai 3 hari." Johan kembali mendesah.

" Motor gue juga cuma satu gimana lagi dong, atau lo kerja aja dulu jadi kang parkir di pasar biasanya kankalau motor lo bermasalah juga kayak gitu "

Johan mengangguk menyetujui saran dari dika. Dia mengeluarkan kartu nama wanita itu dari saku jaketnya.

" Gue harus hubungi sekarang, kalau ditunda nanti dia ngilang lagi." ujar Johan sembari menekan sederet angka itu pada ponselnya.

Johan mencoba menghubungi nomor yang tertera di kartu nama tersebut. Pada panggilan pertama tak ada jawaban ia kembali mencoba dan masih saja tak ada yang menjawab. Johan mulai gelisah.

" Tersambung tapi tidak di angkat telepon nya," sial.. apa gue di tipu ya," Johan kembali mencoba.

" Mana tau orang nya lagi sibuk, positif thingking aja bro," Dika meyakinkan .

Pada panggilan ke empat akhir seseorang mengangkat telepon tersebut.

" Ya halo " suara lembut seorang wanita terdengar di ujung telepon.

" Sengaja ya baru di angkat, mencoba menghindari tanggung jawab" Johan menjawab dengan kesal.

" Maaf, saya bicara dengan siapa ya,?" tanya wanita di balik sana.

" Pura pura lupa, Ini dengan Friska kan," Johan melihat kembali kartu nama itu memastikan dia tidak salah sebut nama.

" Iya saya Friska , tapi kamu siapa?"

" Orang yang harus kamu bayar ganti rugi, baru beberapa jam masa sudah lupa"

Sejenak tak ada sahutan dari sana.

" Halo, " Bentak Johan yang mulai merasa di permainkan.

" Ya.. iya halo" jawab nya terbata.

" Maaf saya baru ingat , itu bos saya bu Renata bukan saya berapa saya harus membayarnya dan kamu bisa sebutkan nomor rekening nya," jawab wanita itu masih ramah.

Johan merasa heran pantas saja dia lebih ramah ternyata orang yang berbeda.

" Nanti saya kirim lewat pesan aja jumlah yang harus kamu bayar beserta nomor rekening nya."

" Iya nanti saya kirimkan"

" Saya tunggu"

Tutt... Johan mematikan panggilan itu.

" Ya ampun orang ini kasar sekali," Friska menatap layar ponselnya yang sudah gelap tentu Johan sudah tak mendengarnya.

'Renata' seperti pernah mendengar nama itu sebelumnya. Johan mencoba mengingat tapi dia tidak ingat kapan dia pernah mendengar nama itu.

Terpopuler

Comments

Rosee

Rosee

wkwkw ternyata motor bisa sakit juga 😭🤣

2023-05-06

0

Neti Jalia

Neti Jalia

aku mampir kk, jangan lupa mampir dikaryaku jg ya🤗🙏

2021-09-15

0

syafridawati

syafridawati

2 like mampir

2021-08-31

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 9
11 BAB 10
12 BAB 11
13 BAB 12
14 BAB 13
15 BAB 14
16 BAB 15
17 BAB 16
18 BAB 17
19 BAB 18
20 Pengumuman
21 BAB 19
22 BAB 20
23 BAB 21
24 BAB 22
25 BAB 23
26 BAB 24
27 BAB 25
28 BAB 26
29 BAB 27
30 BAB 28
31 BAB 29
32 BAB 30
33 BAB 31
34 BAB 32
35 BAB 33
36 BAB 34
37 BAB 35
38 BAB 36
39 BAB 37
40 BAB 38
41 BAB 39
42 BAB 40
43 BAB 41
44 BAB 42
45 BAB 43
46 BAB 44
47 Bonus Visual
48 BAB 45
49 BAB 46
50 BAB 47
51 BAB 48
52 BAB 49
53 BAB 50
54 BAB 51
55 BAB 52
56 BAB 53
57 BAB 54
58 BAB 55
59 BAB 56
60 BAB 57
61 BAB 58
62 BAB 59
63 BAB 60
64 BAB 61
65 BAB 62
66 BAB 63
67 BAB 64
68 BAB 65
69 BAB 66
70 BAB 67
71 BAB 68
72 BAB 69
73 BAB 70
74 BAB 71
75 BAB 72
76 BAB 73
77 BAB 74
78 BAB 75
79 BAB 76
80 BAB 77
81 BAB 78
82 BAB 79
83 BAB 80
84 BAB 81
85 BAB 82
86 BAB 83
87 BAB 84
88 BAB 85
89 BAB 86
90 BAB 87
91 BAB 88
92 BAB 89
93 BAB 90
94 BAB 91
95 BAB 92
96 Wajib baca,!!!
97 BAB 93
98 BAB 94
99 BAB 95
100 BAB 96
101 BAB 97
102 BAB 98
103 Pengumuman
104 BAB 99
105 BAB 100
106 BAB 101
107 BAB 102
108 BAB 103
109 BAB 104
110 BAB 105 END
111 Terima Kasih
112 Info Novel Baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 9
11
BAB 10
12
BAB 11
13
BAB 12
14
BAB 13
15
BAB 14
16
BAB 15
17
BAB 16
18
BAB 17
19
BAB 18
20
Pengumuman
21
BAB 19
22
BAB 20
23
BAB 21
24
BAB 22
25
BAB 23
26
BAB 24
27
BAB 25
28
BAB 26
29
BAB 27
30
BAB 28
31
BAB 29
32
BAB 30
33
BAB 31
34
BAB 32
35
BAB 33
36
BAB 34
37
BAB 35
38
BAB 36
39
BAB 37
40
BAB 38
41
BAB 39
42
BAB 40
43
BAB 41
44
BAB 42
45
BAB 43
46
BAB 44
47
Bonus Visual
48
BAB 45
49
BAB 46
50
BAB 47
51
BAB 48
52
BAB 49
53
BAB 50
54
BAB 51
55
BAB 52
56
BAB 53
57
BAB 54
58
BAB 55
59
BAB 56
60
BAB 57
61
BAB 58
62
BAB 59
63
BAB 60
64
BAB 61
65
BAB 62
66
BAB 63
67
BAB 64
68
BAB 65
69
BAB 66
70
BAB 67
71
BAB 68
72
BAB 69
73
BAB 70
74
BAB 71
75
BAB 72
76
BAB 73
77
BAB 74
78
BAB 75
79
BAB 76
80
BAB 77
81
BAB 78
82
BAB 79
83
BAB 80
84
BAB 81
85
BAB 82
86
BAB 83
87
BAB 84
88
BAB 85
89
BAB 86
90
BAB 87
91
BAB 88
92
BAB 89
93
BAB 90
94
BAB 91
95
BAB 92
96
Wajib baca,!!!
97
BAB 93
98
BAB 94
99
BAB 95
100
BAB 96
101
BAB 97
102
BAB 98
103
Pengumuman
104
BAB 99
105
BAB 100
106
BAB 101
107
BAB 102
108
BAB 103
109
BAB 104
110
BAB 105 END
111
Terima Kasih
112
Info Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!