BAB 3

Mendekati akhir bulan merupakan hari - hari menyibukkan bagi sebuah perusahaan. Pagi ini mungkin menjadi pagi ter sial sepanjang karier Renata menjabat sebagai CEO. Seharusnya jam 9 pagi ini ia di jadwalkan meeting dengan para pemegang saham tapi apa daya karena tidur terlalu larut ia terlambat bangun.

Bermodal hanya mencuci muka tanpa mandi Renata mengawali harinya. Dia sangat terburu - buru, ponselnya yang berdering pun diabaikan. Berdandan seadanya dan berpakaian rapi sudah cukup merepotkan baginya yang dikejar waktu.

Lebih sialnya lagi dia harus berkendara seorang diri ke kantor tanpa sopir.

Mesin mobil dihidupkan, Renata langsung tancap gas menuju kantornya. Ponselnya kembali berdering sepertinya Friska yang menelponnya dari tadi.

Dengan bantuan headset bluetooth ia mencoba menjawab telepon yang dari tadi menggangu konsentrasinya mengemudi.

" Ya halo, saya sedang di jalan." Renata langsung menjelaskan.

" Maaf bu Rena, 10 menit lagi meeting nya mulai, saya harus bagaimana," suara friska terdengar panik.

" Sepertinya saya tidak bisa menghadiri meeting," Tolong suruh pak Andre saja yang gantikan saya," Renata berusaha mengatur ritme nafasnya agar tidak terdengar panik.

" Para pemegang saham tidak mau pak Andre , untuk kali ini mereka minta bu Rena langsung yang hadir,"

" Tapi saya masih dijalan, butuh waktu 30 menit bahkan sampa 1 jam baru sampai kantor" tegas Renata.

Hening... tak ada sahutan di seberang sana

" Hallo Friska, kamu masih disana, ?"

" Ya Bu Rena, maaf tadi saya sedang berfikir, saya coba untuk menunda waktu meeting, mudah mudahan mereka bisa mengerti."

" Saya percayakan sama kamu, saya akan usahakan sampai lebih cepat," sampai nanti" Renata memutuskan sambungan telepon dan kembali fokus mengemudi.

...----------------...

Tak hanya bagi Renata hari ini menjadi hari buruk nya. Johan laki- laki tampan itu pun merasakan hal yang sama. Sudah lebih 30 menit ia terjebak di tepi jalan raya karena motor nya mogok, bekali - kali di starter tetap tidak bisa hidup. Karena lelah ia duduk di tepi trotoar mendinginkan kepalanya yang mulai panas karena emosi.

" Ayolah, jangan seperti ini.. kau tau kan bengkel jauh dari sini," Johan berbicara kepada benda mati di depan nya itu.

" Please, mau hidup ya.. kalau tidak, aku jual saja kau ke tempat barang rongsokan," Johan kesal ia menendang roda belakang motornya itu.

Setelah beberapa saat Johan kembali mencoba menghidupkan motornya, dan........menyala....

" Hahahahaha,, takut dicampakkan kau rupanya, gitu donk, jangan buat aku susah" Ia tertawa kegirangan sambil mengelus - elus body motornya itu. Beberapa orang yang lewat memperhatikan tingkah Johan yang tertawa dan bicara sendiri. Tapi hal itu tidak diambil pusing olehnya. Ia pun menaiki kuda besi itu dan bersiap pergi.

"Oke mari kita semangat mencari nafkah hari ini, jangan bikin ulah ya motor kesayangan." Johan mulai menjalankan motornya.

Baru berkendara sekitar 10 menit Johan keluar jadi jalan besar dan sekarang melalui jalan jalan kecil. Ketika tengah asik berkendara ia dikejutkan dengan mobil sedan di depan nya yang secara tiba- tiba berhenti .

Tabrakan pun tak terhindarkan, motornya menabrak bagian belakang mobil itu. Ia pun terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Beberapa orang yang melihat langsung menghampiri membantu nya berdiri. Untung saja tak ada luka, hanya spion motornya patah dan beberapa goresan di body motor.

Johan tersulut emosi melihat pengendara mobil sedan yang tak tau aturan itu. Ia berjalan ke arah sedan dan mengetuk kaca samping pengemudi.

Beberapa kali diketuk kaca mobil tak kunjung diturunkan. Entah apa mau orang ini, kabur juga tidak turun juga tidak dari mobil nya. Renata adalah orang yang berdiam diri dalam mobil itu. Cukup terkejut dengan apa yang terjadi membuat Rena sedikit panik. Dia bukan nya tak mau turun atau membuka kaca mobil nya hanya saja ia sedang berusaha menenangkan detak jantung nya yang kencang seperti habis lari maraton.

Setelah cukup lama menunggu, kaca samping itu diturunkan. Johan melihat sosok wanita muda di dalam mobil itu. Mata mereka beradu pandang.

" Turun kamu," bentak Johan

Renata berusaha untuk tetap tenang dan terlihat berkelas.

"Ya minggir dong, gimana saya mau buka pintu kalau kamu menempel di pintu mobil saya,"

Johan mundur beberapa langkah supaya wanita itu bisa membuka pintu mobilnya.

Kini mereka sedang berdiri saling berhadapan di tepi jalan. Menyelesaikan masalah yang baru saja terjadi.

" Kamu itu bisa nyetir nggak,??" kalau mau berhenti kasih kode jangan mendadak, yang makai jalan bukan kamu saja. Pertimbangkan juga keselamatan orang lain," Johan menatap tajam wanita di depan nya.

"Saya udah kasih kode, kamu aja yang melamun bawa motornya." Renata balik menatap tajam Johan.

" Sudah salah, tidak mau ngaku salah ya, jelas kamu yang salah," Johan mulai tak bisa mengendalikan emosinya.

Beberapa orang yang membantu nya tadi hanya bisa menonton. mereka juga tak tau siapa yang salah karena memang tak melihat kejadian sebenarnya.

" Saya tak mau tau, saya minta ganti rugi," Johan menyodorkan tangan nya minta wanita itu memberi kompensasi.

" Ya tidak bisa gitu, kamu yang nabrak mobil saya kenapa saya yang harus bayar," Renata tak mau disalahkan.

" Jangan memancing saya berbuat kasar ya," gertak Johan.

" Saya mau bayar kalau kamu punya bukti bahwa itu kesalahan saya," Renata tak gentar.

Johan memperhatikan beberapa orang yang sedang menonton perdebatan mereka, kemudian dia bertanya.

" Mas tadi lihat kan kalau dia berhenti mendadak,? " Johan menunjuk orang terdekat, namun pria itu menggeleng . Johan menunjuk orang berikut dan berikutnya tapi jawab mereka sama saja tak satu pun yang melihat saat itu.

Renata tersenyum menang. Merasa dia terselamatkan.

" Kamu jangan memanfaatkan situasi ya," johan bertambah geram melihat wanita itu tersenyum mengejek.

" Saya sedang buru-buru jadi kita sudahi saja,,tenang saja saya tidak akan minta ganti rugi untuk mobil saya yang kamu tabrak karena kamu pasti tidak punya uang kan,"

Johan merasa harga dirinya diinjak -injak tak bisa menahan diri meskipun yang dia hadapi seorang wanita. Dia mencengkram lengan Renata,sehingga wanita itu sedikit meringis kesakitan.

" Apa apaan kamu, jangan macam macam sama saya" Renata meronta.

" Sebelum kamu akui perbuatan kamu dan minta maaf saya tidak akan melepaskan." Johan geram

Beberapa orang yang tadi menonton mereka membubarkan diri,tidak ingin terlibat dengan pertengkaran kedua orang yang sama sama tak mau mengalah.

Sepasang mata yang dari tadi memperhatikan dari jauh menghampiri mereka. Seorang laki laki paruh baya menengahi pertengkaran itu.

" Sudah mas, lepasin tangan mbak nya , kasihan " pria itu menghentikan Johan.

" Tapi pak, dia benar benar keterlaluan," Johan melonggarkan cengkraman nya dan perlahan melepaskan.

" Saya tau mas, saya lihat kejadian sebenarnya kok" tutur pria paruh baya itu.

Renata terkejut mendengar pernyataan pria tua itu.

" Memang mbak nya tadi berhenti mendadak, saya jelas melihatnya" lanjut pria itu.

" Tu kan benar, dia yang salah, nggak ngaku juga kamu" Johan bersemangat bisa membalas wanita di depan nya ini.

" Bapak jangan sembarangan memberi saksi dong, " Renata mencoba membela diri lagi.

" Itu disana, ada CCTV mbak, kalau mbak nggak percaya kita bisa lihat rekaman nya" pria tua itu menunjuk ke tiang tak jauh dari mereka sekarang berdiri. Memang ada CCTV disitu.

Renata mati kutu ,Tak bisa mengelak lagi.

" Sekarang kamu masih mau mengelak?" Johan kembali menyudutkan Renata

" Mana kompesasi untuk motor saya, jangan diam aja donk,"

Tanpa banyak bicara renata mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku baju nya.

" Saya tak punya uang tunai, ini kartu nama saya hubungi saja no yang tertera disitu nanti akan dikirimkan uang kompesasinya ke rekening kamu" Renata menyerahkan kartu namanya.

Johan menerima kartu nama itu, disitu tertulis nama "Friska" nama perusahaan alamat beserta no telepon.

" Oke tapi masih ada lagi," Johan memasukkan kartu nam itu ke saku jaketnya.

" Apalagi?" tanya Renata ketus.

" Permintaan Maaf yang tulus," Johan menyeringai penuh kemenangan.

Renata tak bergeming, dia pergi begitu saja tanpa peduli pria itu berteriak teriak menyuruhnya minta maaf.

Terpopuler

Comments

Gladis01

Gladis01

like

2022-01-09

0

Emak Femes

Emak Femes

Halo
mamaknya Raanjhana mampir 💜💜💜

2021-09-25

0

ANAA K

ANAA K

Sukses selalu thor

2021-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 9
11 BAB 10
12 BAB 11
13 BAB 12
14 BAB 13
15 BAB 14
16 BAB 15
17 BAB 16
18 BAB 17
19 BAB 18
20 Pengumuman
21 BAB 19
22 BAB 20
23 BAB 21
24 BAB 22
25 BAB 23
26 BAB 24
27 BAB 25
28 BAB 26
29 BAB 27
30 BAB 28
31 BAB 29
32 BAB 30
33 BAB 31
34 BAB 32
35 BAB 33
36 BAB 34
37 BAB 35
38 BAB 36
39 BAB 37
40 BAB 38
41 BAB 39
42 BAB 40
43 BAB 41
44 BAB 42
45 BAB 43
46 BAB 44
47 Bonus Visual
48 BAB 45
49 BAB 46
50 BAB 47
51 BAB 48
52 BAB 49
53 BAB 50
54 BAB 51
55 BAB 52
56 BAB 53
57 BAB 54
58 BAB 55
59 BAB 56
60 BAB 57
61 BAB 58
62 BAB 59
63 BAB 60
64 BAB 61
65 BAB 62
66 BAB 63
67 BAB 64
68 BAB 65
69 BAB 66
70 BAB 67
71 BAB 68
72 BAB 69
73 BAB 70
74 BAB 71
75 BAB 72
76 BAB 73
77 BAB 74
78 BAB 75
79 BAB 76
80 BAB 77
81 BAB 78
82 BAB 79
83 BAB 80
84 BAB 81
85 BAB 82
86 BAB 83
87 BAB 84
88 BAB 85
89 BAB 86
90 BAB 87
91 BAB 88
92 BAB 89
93 BAB 90
94 BAB 91
95 BAB 92
96 Wajib baca,!!!
97 BAB 93
98 BAB 94
99 BAB 95
100 BAB 96
101 BAB 97
102 BAB 98
103 Pengumuman
104 BAB 99
105 BAB 100
106 BAB 101
107 BAB 102
108 BAB 103
109 BAB 104
110 BAB 105 END
111 Terima Kasih
112 Info Novel Baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 9
11
BAB 10
12
BAB 11
13
BAB 12
14
BAB 13
15
BAB 14
16
BAB 15
17
BAB 16
18
BAB 17
19
BAB 18
20
Pengumuman
21
BAB 19
22
BAB 20
23
BAB 21
24
BAB 22
25
BAB 23
26
BAB 24
27
BAB 25
28
BAB 26
29
BAB 27
30
BAB 28
31
BAB 29
32
BAB 30
33
BAB 31
34
BAB 32
35
BAB 33
36
BAB 34
37
BAB 35
38
BAB 36
39
BAB 37
40
BAB 38
41
BAB 39
42
BAB 40
43
BAB 41
44
BAB 42
45
BAB 43
46
BAB 44
47
Bonus Visual
48
BAB 45
49
BAB 46
50
BAB 47
51
BAB 48
52
BAB 49
53
BAB 50
54
BAB 51
55
BAB 52
56
BAB 53
57
BAB 54
58
BAB 55
59
BAB 56
60
BAB 57
61
BAB 58
62
BAB 59
63
BAB 60
64
BAB 61
65
BAB 62
66
BAB 63
67
BAB 64
68
BAB 65
69
BAB 66
70
BAB 67
71
BAB 68
72
BAB 69
73
BAB 70
74
BAB 71
75
BAB 72
76
BAB 73
77
BAB 74
78
BAB 75
79
BAB 76
80
BAB 77
81
BAB 78
82
BAB 79
83
BAB 80
84
BAB 81
85
BAB 82
86
BAB 83
87
BAB 84
88
BAB 85
89
BAB 86
90
BAB 87
91
BAB 88
92
BAB 89
93
BAB 90
94
BAB 91
95
BAB 92
96
Wajib baca,!!!
97
BAB 93
98
BAB 94
99
BAB 95
100
BAB 96
101
BAB 97
102
BAB 98
103
Pengumuman
104
BAB 99
105
BAB 100
106
BAB 101
107
BAB 102
108
BAB 103
109
BAB 104
110
BAB 105 END
111
Terima Kasih
112
Info Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!