Mendekati akhir bulan merupakan hari - hari menyibukkan bagi sebuah perusahaan. Pagi ini mungkin menjadi pagi ter sial sepanjang karier Renata menjabat sebagai CEO. Seharusnya jam 9 pagi ini ia di jadwalkan meeting dengan para pemegang saham tapi apa daya karena tidur terlalu larut ia terlambat bangun.
Bermodal hanya mencuci muka tanpa mandi Renata mengawali harinya. Dia sangat terburu - buru, ponselnya yang berdering pun diabaikan. Berdandan seadanya dan berpakaian rapi sudah cukup merepotkan baginya yang dikejar waktu.
Lebih sialnya lagi dia harus berkendara seorang diri ke kantor tanpa sopir.
Mesin mobil dihidupkan, Renata langsung tancap gas menuju kantornya. Ponselnya kembali berdering sepertinya Friska yang menelponnya dari tadi.
Dengan bantuan headset bluetooth ia mencoba menjawab telepon yang dari tadi menggangu konsentrasinya mengemudi.
" Ya halo, saya sedang di jalan." Renata langsung menjelaskan.
" Maaf bu Rena, 10 menit lagi meeting nya mulai, saya harus bagaimana," suara friska terdengar panik.
" Sepertinya saya tidak bisa menghadiri meeting," Tolong suruh pak Andre saja yang gantikan saya," Renata berusaha mengatur ritme nafasnya agar tidak terdengar panik.
" Para pemegang saham tidak mau pak Andre , untuk kali ini mereka minta bu Rena langsung yang hadir,"
" Tapi saya masih dijalan, butuh waktu 30 menit bahkan sampa 1 jam baru sampai kantor" tegas Renata.
Hening... tak ada sahutan di seberang sana
" Hallo Friska, kamu masih disana, ?"
" Ya Bu Rena, maaf tadi saya sedang berfikir, saya coba untuk menunda waktu meeting, mudah mudahan mereka bisa mengerti."
" Saya percayakan sama kamu, saya akan usahakan sampai lebih cepat," sampai nanti" Renata memutuskan sambungan telepon dan kembali fokus mengemudi.
...----------------...
Tak hanya bagi Renata hari ini menjadi hari buruk nya. Johan laki- laki tampan itu pun merasakan hal yang sama. Sudah lebih 30 menit ia terjebak di tepi jalan raya karena motor nya mogok, bekali - kali di starter tetap tidak bisa hidup. Karena lelah ia duduk di tepi trotoar mendinginkan kepalanya yang mulai panas karena emosi.
" Ayolah, jangan seperti ini.. kau tau kan bengkel jauh dari sini," Johan berbicara kepada benda mati di depan nya itu.
" Please, mau hidup ya.. kalau tidak, aku jual saja kau ke tempat barang rongsokan," Johan kesal ia menendang roda belakang motornya itu.
Setelah beberapa saat Johan kembali mencoba menghidupkan motornya, dan........menyala....
" Hahahahaha,, takut dicampakkan kau rupanya, gitu donk, jangan buat aku susah" Ia tertawa kegirangan sambil mengelus - elus body motornya itu. Beberapa orang yang lewat memperhatikan tingkah Johan yang tertawa dan bicara sendiri. Tapi hal itu tidak diambil pusing olehnya. Ia pun menaiki kuda besi itu dan bersiap pergi.
"Oke mari kita semangat mencari nafkah hari ini, jangan bikin ulah ya motor kesayangan." Johan mulai menjalankan motornya.
Baru berkendara sekitar 10 menit Johan keluar jadi jalan besar dan sekarang melalui jalan jalan kecil. Ketika tengah asik berkendara ia dikejutkan dengan mobil sedan di depan nya yang secara tiba- tiba berhenti .
Tabrakan pun tak terhindarkan, motornya menabrak bagian belakang mobil itu. Ia pun terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Beberapa orang yang melihat langsung menghampiri membantu nya berdiri. Untung saja tak ada luka, hanya spion motornya patah dan beberapa goresan di body motor.
Johan tersulut emosi melihat pengendara mobil sedan yang tak tau aturan itu. Ia berjalan ke arah sedan dan mengetuk kaca samping pengemudi.
Beberapa kali diketuk kaca mobil tak kunjung diturunkan. Entah apa mau orang ini, kabur juga tidak turun juga tidak dari mobil nya. Renata adalah orang yang berdiam diri dalam mobil itu. Cukup terkejut dengan apa yang terjadi membuat Rena sedikit panik. Dia bukan nya tak mau turun atau membuka kaca mobil nya hanya saja ia sedang berusaha menenangkan detak jantung nya yang kencang seperti habis lari maraton.
Setelah cukup lama menunggu, kaca samping itu diturunkan. Johan melihat sosok wanita muda di dalam mobil itu. Mata mereka beradu pandang.
" Turun kamu," bentak Johan
Renata berusaha untuk tetap tenang dan terlihat berkelas.
"Ya minggir dong, gimana saya mau buka pintu kalau kamu menempel di pintu mobil saya,"
Johan mundur beberapa langkah supaya wanita itu bisa membuka pintu mobilnya.
Kini mereka sedang berdiri saling berhadapan di tepi jalan. Menyelesaikan masalah yang baru saja terjadi.
" Kamu itu bisa nyetir nggak,??" kalau mau berhenti kasih kode jangan mendadak, yang makai jalan bukan kamu saja. Pertimbangkan juga keselamatan orang lain," Johan menatap tajam wanita di depan nya.
"Saya udah kasih kode, kamu aja yang melamun bawa motornya." Renata balik menatap tajam Johan.
" Sudah salah, tidak mau ngaku salah ya, jelas kamu yang salah," Johan mulai tak bisa mengendalikan emosinya.
Beberapa orang yang membantu nya tadi hanya bisa menonton. mereka juga tak tau siapa yang salah karena memang tak melihat kejadian sebenarnya.
" Saya tak mau tau, saya minta ganti rugi," Johan menyodorkan tangan nya minta wanita itu memberi kompensasi.
" Ya tidak bisa gitu, kamu yang nabrak mobil saya kenapa saya yang harus bayar," Renata tak mau disalahkan.
" Jangan memancing saya berbuat kasar ya," gertak Johan.
" Saya mau bayar kalau kamu punya bukti bahwa itu kesalahan saya," Renata tak gentar.
Johan memperhatikan beberapa orang yang sedang menonton perdebatan mereka, kemudian dia bertanya.
" Mas tadi lihat kan kalau dia berhenti mendadak,? " Johan menunjuk orang terdekat, namun pria itu menggeleng . Johan menunjuk orang berikut dan berikutnya tapi jawab mereka sama saja tak satu pun yang melihat saat itu.
Renata tersenyum menang. Merasa dia terselamatkan.
" Kamu jangan memanfaatkan situasi ya," johan bertambah geram melihat wanita itu tersenyum mengejek.
" Saya sedang buru-buru jadi kita sudahi saja,,tenang saja saya tidak akan minta ganti rugi untuk mobil saya yang kamu tabrak karena kamu pasti tidak punya uang kan,"
Johan merasa harga dirinya diinjak -injak tak bisa menahan diri meskipun yang dia hadapi seorang wanita. Dia mencengkram lengan Renata,sehingga wanita itu sedikit meringis kesakitan.
" Apa apaan kamu, jangan macam macam sama saya" Renata meronta.
" Sebelum kamu akui perbuatan kamu dan minta maaf saya tidak akan melepaskan." Johan geram
Beberapa orang yang tadi menonton mereka membubarkan diri,tidak ingin terlibat dengan pertengkaran kedua orang yang sama sama tak mau mengalah.
Sepasang mata yang dari tadi memperhatikan dari jauh menghampiri mereka. Seorang laki laki paruh baya menengahi pertengkaran itu.
" Sudah mas, lepasin tangan mbak nya , kasihan " pria itu menghentikan Johan.
" Tapi pak, dia benar benar keterlaluan," Johan melonggarkan cengkraman nya dan perlahan melepaskan.
" Saya tau mas, saya lihat kejadian sebenarnya kok" tutur pria paruh baya itu.
Renata terkejut mendengar pernyataan pria tua itu.
" Memang mbak nya tadi berhenti mendadak, saya jelas melihatnya" lanjut pria itu.
" Tu kan benar, dia yang salah, nggak ngaku juga kamu" Johan bersemangat bisa membalas wanita di depan nya ini.
" Bapak jangan sembarangan memberi saksi dong, " Renata mencoba membela diri lagi.
" Itu disana, ada CCTV mbak, kalau mbak nggak percaya kita bisa lihat rekaman nya" pria tua itu menunjuk ke tiang tak jauh dari mereka sekarang berdiri. Memang ada CCTV disitu.
Renata mati kutu ,Tak bisa mengelak lagi.
" Sekarang kamu masih mau mengelak?" Johan kembali menyudutkan Renata
" Mana kompesasi untuk motor saya, jangan diam aja donk,"
Tanpa banyak bicara renata mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku baju nya.
" Saya tak punya uang tunai, ini kartu nama saya hubungi saja no yang tertera disitu nanti akan dikirimkan uang kompesasinya ke rekening kamu" Renata menyerahkan kartu namanya.
Johan menerima kartu nama itu, disitu tertulis nama "Friska" nama perusahaan alamat beserta no telepon.
" Oke tapi masih ada lagi," Johan memasukkan kartu nam itu ke saku jaketnya.
" Apalagi?" tanya Renata ketus.
" Permintaan Maaf yang tulus," Johan menyeringai penuh kemenangan.
Renata tak bergeming, dia pergi begitu saja tanpa peduli pria itu berteriak teriak menyuruhnya minta maaf.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Gladis01
like
2022-01-09
0
Emak Femes
Halo
mamaknya Raanjhana mampir 💜💜💜
2021-09-25
0
ANAA K
Sukses selalu thor
2021-09-19
1