"Terhadap kalian sosok jelek yang hadir di dunia, kujatuhkan hukuman langit untukmu!"
Taring tajamnya terekspos ketika dia membiarkan kekuatannya meledak-ledak dengan ganas. Rigel dan para Pahlawan menatap tanpa rasa takut, bersiaga tanpa lengah sedikitpun.
Jika terus seperti ini situasi akan semakin sulit, mungkinkah aku harus membagi kekuatan tempur dan membiarkannya menghadapi penculik itu bersama Sylph?
Bahkan dengan pemikiran otaknya yang dipercepat ratusan kali lipat tidak menghasilkan solusi yang bagus dalam kasus ini. Dia berniat mengirimkan seluruh Pahlawan lain ke tempat lain dan membiarkannya menghadapi Acnologia sendirian.
Meskipun presentasi kemenangan belum dapat dipastikan, setidaknya dia memiliki kesempatan yang lebih besar dari Pahlawan lain.
"Lebih baik mencoba saja, ya." menggumamkan sesuatu yang membuat orang yang mendengar terperangah, dia mengatupkan gigi kuat-kuat.
Mengumpulkan kekuatan pada kakinya, menghentakkanya sekuat tenaga dan bersiap untuk serangan habis-habisan yang ingin dia lontarkan.
"Karena kau mulai memuakkan, mari kita selesaikan berdua saja, Acnologia!"
"Baguslah jika kau ingin cepat mati!"
Bermanuver di udara, Rigel menciptakan hembusan kuat dari hentakkan kakinya yang memiliki tenaga.
"Dia menendang udara?!" Petra tertegun akan pemandangan yang dilihatnya.
Untuk mengubah arah lajunya dan bergerak ke segala arah, Rigel memanfaatkan kemampuan Creator untuk menciptakan tekanan angin super kuat sehingga dia dapat mengubah arah meskipun berada di udara.
Dengan kecepatan yang sama, Acnologia melesat dan mengayunkan cakarnya. Dunia seakan diperlambat di pengelihatan Rigel, segalanya bergerak dengan lambat.
Ini adalah sesuatu yang pernah dia gunakan saat menghadapi Lucifer yang bergerak cepat di zona waktu yang terhenti. Berbeda dengan yang dulu, Rigel kini telah menemukan cara menggunakannya tanpa banyak membebani tubuhnya.
Aku hanya perlu menggunakannya 0,1 detik saja, rentang waktu itu sudah cukup untuk menghentikan serangannya!
Rigel mengulurkan tangan kanan dan meraih cakar Acnologia dengan tangan kosong. Memfokuskan kekuatannya pada cengkraman tangan, dalam waktu singkat dia berhasil mematahkan cakar itu.
Acnologia tentunya tersentak namun dalam rentang waktu yang sangat singkat dan segera melancarkan serangan lain.
"Lubang Kegelapan!"
Lubang hitam yang nampak seperti Black hole terbang menuju Rigel. Tentunya dia berpikir untuk menghindari lintasan serangannya, namun sejatinya Lubang Kegelapan jauh berada dalam bayangannya.
!!
"Apa?!"
Dengan segera, Lubang Kegelapan menjadi sangat besar dan menarik segala benda apapun ke dalamnya dengan gravitasi yang kuat sehingga cahaya sekalipun tidak dapat lolos.
"Terbakar lah dalam pelukan kegelapan..."
Lubang Kegelapan yang diperbesar sedemikian rupa mulai mengecil hingga lenyap, bukan karena ulah Rigel atau siapapun karena memang seperti itulah cara kerjanya.
"Menjauh Rigel!" Hazama berusaha memperingati selagi bergegas mencoba untuk menahannya namun dia tahu dan berpikir 'Tidak akan sempat!' karena kekuatan itu aktif dalam waktu yang sangat cepat.
Lubang Kegelapan yang awalnya menghilang kembali muncul dan meledak dengan sangat kuat selagi menarik segala macam benda ataupun mahkluk hidup di sekitarnya.
Rigel menyilangkan tangan di sekitar wajah dan berusaha menjauh namun mustahil bahkan baginya mengalahkan gravitasi super kuat yang menariknya ke pusat ledakan.
"Semua berpegangan!" terhadap peringatan Merial, semua Pahlawan menurutinya untuk tidak ikut terhisap ke dalamnya.
Bahkan Hazama menggunakan perisainya untuk menolak daya tarik gravitasi. Seperti halnya Rigel, mereka tidak akan bisa melawannya, termasuk orang-orang dari Kesatuan Tempur.
"Uargh! T-tolong!"
Satu persatu dari mereka ikut tersedot ke dalam Lubang Kegelapan dan menghilang bagai ditelan bumi.
"Kergh, sialan!" Rigel ditarik semakin dekat dan semakin kuat sehingga tidak ada pilihan baginya. "Void Tahap Pertama : Kehampaan!"
Cahaya biru bersinar terang dan menelan Lubang Kegelapan lalu menghancurkannya seakan-akan memang tidak pernah ada. Penjelasan termudah, Lubang Kegelapan itu kembali menuju kehampaan.
Kekuatan aneh itu...—" sebelum menyerukan pikirannya, hantaman keras mencapainya.
Beruntung dia berhasil bereaksi dan menggunakan tangan kanannya sebagai perisai, alhasil menimbulkan rasa sakit yang sangat menusuk dari tinju manusia yang dia anggap remeh.
Rigel menatapnya bak hewan buas dan seakan mengatakan 'Pertarungan baru saja dimulai' melalui sorot matanya itu.
Acnologia kini telah menyadari bahwa manusia di depannya tidak bisa dihadapi setengah hati. Terutama bagian tatapan matanya itu yang mengingatkannya kenangan seribu tahun lalu. Jika dia perhatikan lagi, manusia ini memiliki kemiripan di beberapa bagian.
Perbedaan mereka terletak pada segala tindakan yang telah dia amati sampai kini. Manusia bernama Rigel yang kini berhadapan dengannya bertarung untuk melindungi, berbeda dengan orang itu yang bertarung untuk menghancurkan.
"Jika lengah kau akan kehilangan tanganmu, loh. Dominasi..."
Tangan kanan yang awalnya sebuah kepalan tinju kini berubah dan Rigel melebarkan jari-jarinya, membiarkan retakan biru mengalir dengan kecepatan mengejutkan dan memenuhi tangan Acnologia lalu menghancurkannya.
Acnologia yang terkejut meneriakkan "Keparat!" sementara Rigel sangat terkejut dengan kecepatan dominasi Void yang sekarang ini.
Meski begitu dia tidak bisa merayakannya dan dengan segera melancarkan serangan lainnya dengan cepat.
Pukulan demi pukulan dilontarkan, mereka saling berusaha melukai— membunuh satu sama lainnya dan pertarungan tanpa sadar menjadi hanya Rigel melawan Acnologia.
"Sial, aku merasa jika masuk dengan ceroboh akan membuat nyawaku melayang."
Takumi mencengkram tombaknya kuat-kuat dan menggigit bibirnya dengan kesal hingga menimbulkan luka kecil.
Dirinya terlalu percaya diri bahwa sudah cukup kuat untuk berdiri di sisi Rigel dan memberikan kontribusi besar dalam pertarungan. Namun kenyataannya begitu kejam, bahkan dengan dirinya yang sekarang, bayangan Rigel masih belum terkejar.
"Daripada berdiam diri, lebih baik kalian membantu tentara lain untuk membuka jalan menuju gunung di sana itu!"
Teriakkan yang tidak biasanya bergema datang dari gadis peri dengan sayap kupu-kupu yang anggun. Melihatnya berdiri di garda depan dan memimpin para peri untuk membunuh monster seakan melihat Dewi perang yang memimpin pasukannya.
"Musuh kita tidak hanya Acnologia, tetapi ada satu lagi yang diam dan menonton dari kejauhan!"
Mereka jelas sudah tahu keberadaan misterius yang pernah nyaris membunuh Rigel dan Asoka. Seringkali juga Rigel memperingati untuk tidak lengah dan kehilangan ketajaman sedikitpun.
"Tapi, bagaimana dengan Rigel?" Ray dengan khawatir melihat pertarungan Rigel dan Acnologia hanya untuk merasa frustasi.
Ray berpikir 'Aku bahkan sama sekali tidak bisa mengikuti pergerakannya!' dengan kesal akan kelemahannya. Masuk dengan ceroboh hanya mengundang kematiannya jadi itu bukanlah sebuah pilihan.
"Tenang saja, dia adalah keberadaan ganjil diantara kalian, bahkan bagiku sekalipun. Aku yakin Acnologia bisa dia kalahkan."
Tetap saja, Rigel juga seorang manusia yang dapat terluka dan mati, dia hanya sedikit berbeda dari kebanyakan manusia dan Pahlawan lain, hanya itu saja. Bukannya dia tidak terkalahkan, dia hanya tidak bisa menerima kekalahan dan terus melawan sampai akhir untuk kemenangan.
"Ini memalukan namun aku mengakui bahwa aku tidak akan bisa mengikuti pertarungan mereka berdua. Mungkin pilihan terbaik saat ini menyelesaikan urusan lain daripada diam dan memperhatikan." ujar Ozaru.
Bukannya benar-benar tidak bisa mengikuti, jika saja dia memfokuskan seluruh indranya untuk mengikuti pertarungan, dia tidak akan lagi perduli dengan sekitarnya dan boleh jadi melukai rekannya sendiri.
"Kalau begitu sudah ditentukan ya, mari kita bergegas!" Marcel memimpin pelarian dan menyerang monster dalam jumlah yang tidak sedikit.
Kebutuhan untuk menghemat stamina tidak lagi dibutuhkan karena mereka akan terpojok cepat atau lambat.
Rigel yang fokus sepenuhnya dalam pertarungannya menyadari bahwa Ozaru dan yang lainnya pergi ke medan pertarungan lain. Bukan keputusan yang buruk, malah dia berterima kasih dan memberikan senyuman kecil.
"Babak pertama baru akan dimulai." gumamnya dengan penuh arti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Siti Zubaidah
good
2022-03-26
1
NIGHT
mampirlah buat komen walau hanya secuil huruf itu tetaplah sebuah komen
2022-02-28
1
NIGHT
semangat thor
2022-02-28
1