Kini Acnologia dipenuhi dengan bayangan hitam gelap nan jahat, seakan memperingati bahwa akan ada pertanda buruk setelah ini. Dapat dengan jelas dirasakan dari niat membunuhnya yang berkobar bak jago merah.
Kandidat Kaisar, eksekutif Region dan bahkan ketua Adventure Asosiasi bergidik ngeri akan kehadiran dan hawa membunuh yang terasa mencekik mereka secara tidak langsung, meskipun mereka cukup jauh dari medan tempur utama.
"Teknik dua : Tebasan!"
Dengan gerakan kilat, Leo berhasil memenggal dua minotaur yang memiliki sayap naga, nampak jelas bahwa dia produk gagal dari perkawinan silang para naga. Dirinya kini hanya sibuk menghadapi para keroco dan yang lainnya, padahal dia benar-benar ingin bergabung di medan perang utama. Namun dirinya tidak akan menjadi bodoh dan membebani para Pahlawan.
"Meski mereka hanya bawahan, cukup merepotkan menghadapi jumlah sebanyak ini."
Cruch!
Garfiel menebas monster lainnya dan saling memunggungi Leo tanpa mengurangi sedikitpun penjagaannya. Dirinya juga merasakan sesuatu tak mengenakan terjadi di medan perang lain, namun tidak berniat mencari tahu karena dia sendiri cukup kerepotan.
"Yea, kuharap aku bisa bergabung ke sana, namun rasanya itu mengerikan. Bahkan Odin dan Gahdevi, serta Ratu peri itu belum memiliki niat membantu para Pahlawan."
Leo memandang nama yang disebut Garfiel, memahami bahwa sekarang belum waktunya bagi mereka ikut campur. Cukupkan kekesalan akan ketidak bergunaanya dengan membunuh pasukan Acnologia sebanyak mungkin.
"Kau masih menyimpan pedang dari kota Darkness itu, kan?"
Pedang yang menjadi tiga hadiah dari kota Darkness saat lalu, artifak kuno yang dikenal dengan God Sword.
"Yea... Ayah belum mencoba mengambilnya dariku. Entah percaya padaku atau mungkin dia benar-benar melupakannya, bahkan tidak membutuhkannya."
Dia sendiri mengagumi kekuatan Rigel, namun pedang bernama God Sword juga tidak kalah dikagumi. Kekuatannya sendiri setara atau bahkan jauh lebih kuat dari Kusanagi yang diberikan Rigel sebagai hadiah.
"Baguslah. Sebaiknya kau menyiapkannya karena pedang itu mampu memberikan kekuatan sihir yang kuat."
"Memangnya kenapa? Kusanagi tidak akan menjadi lemah hingga tidak bisa membelah batu sungai."
Dia berpikir bahwa Garfiel meremehkan ketangkasan Kusanagi dan membuatnya sedikit marah. Dilain sisi Garfiel menggeleng-gelengkan kepalanya dengan canggung.
"Karena yang besar itu mendekati kita. Mungkin lebih baik menjadikannya kelinci percobaan untuk memastikan akankah kita membebani para Pahlawan atau tidak bila bergabung..."
Dia menunjuk sesuatu di depannya, naga besar dengan bebatuan di punggungnya tengah menghampiri mereka dengan ganasnya, bahkan menginjak rekannya sendiri. Melihat itu, keringat dingin membanjiri punggung Leo.
"Jika sebesar itu bukannya Kusanagi yang tidak mampu, tetapi akunya yang tidak mampu menggoresnya..."
"Tidak hanya besar, jelas mahkluk itu unggul dalam pertahanannya. Aku menggunakan cakar untuk melukai lawan, sementara tidak ypakin berhasil atau tidak, ada kau yang menggunakan pedang sihir sekelas Dewa di belakang. Semuanya akan bergantung pada kombinasi serangan kita nanti."
Mereka berdiri berdampingan, menatap naga besar yang menghampiri mereka dengan seksama dan bersiap melontarkan serangan dengan tujuan membunuhnya.
Di tempat lain, pertarungan melawan Acnologia mulai memanas dengan munculnya bayangan hitam disekitar tubuhnya dan aura mengerikan yang terpancarkan.
"Peringatan terakhir untuk kalian tikus got menjijikkan, jadilah budak dan patuhi aku sebagai Dewa..."
Terhadap permintaan tidak masuk akal dan konyol itu, jawabannya tidak lagi perlu dipikirkan, jawabannya langsung muncul begitu pertanyaan diajukan.
"Hah, apa kau bego atau sejenisnya? Aku lebih baik memuja bulu kaki daripada kadal."
Rigel mengatakan sesuatu yang memprovokasi Acnologia lebih jauh, meski tahu bahwa itu akan memperburuk keadaan namun dia tetap melakukannya.
Mengabaikan Acnologia yang hendak menyerang, Rigel beserta Pahlawan lainnya tetap berkumpul selagi menunggu celah untuk menyerang. Mereka tidak tahu apa yang terjadi kepada Acnologia, karena hal itu defensif menjadi pilihan.
"Sepertinya kau tidak terselamatkan... Yami!" bayangan hitam terkumpul di sekitarnya, membuat tubuhnya tertutupi bayangan yang lebih tebal dan menyisakan taring serta kilatan matanya saja.
Dalam sekejap, Acnologia melemparkan duri bayangan menuju para Pahlawan. Hazama mengambil tindakan dan menahan seluruhnya dengan perisai namun terdapat tempat tak terjangkau perisainya.
Aland mengambil langkah, menciptakan palu cahaya besar yang berperan sebagai defensif serta ofensif disaat bersamaan.
Acnologia hanya menyipitkan mata namun tidak ada waktu untuk merasa frustasi. Tiga naga terbang secepat kilat dan menyerangnya dengan cakar tajam mereka.
Meskipun mereka terbilang cepat, bukan berarti dia tidak dapat mengikutinya, justru mengenai kecepatan, dirinya bisa jauh lebih cepat lagi.
"Kalian para pengecut benar-benar menyebalkan!"
Acnologia menangkap sayap naga langit dengan erat dan memutus sayapnya untuk mencegah naga langit terbang. Diantara dua lainnya, saat membahas kecepatan maka naga langit yang terdepan.
Tidak cukup dengan memutuskan satu sayap, dia langsung menginjak kepala naga langit sampai remuk dan membuat jus darah keluar, berhamburan di tanah. Satu tikus telah dibereskan, begitulah pikirannya dan kini dia berniat melanjutkan ke target selanjutnya.
"Asura Punch!"
Tinju mana besar datang dan menghempaskan dirinya jauh-jauh. Dia mencari siapa dan di mana serangan itu berasal dan menemukan Rigel orang yang mengeluarkan serangan seperti itu. Namun sosoknya hanya tampil sesaat, sampai dia berkedip dan serangan lain datang.
"Blade Dance!"
Pahlawan dengan belati berputar disekitar kakinya dengan serangan kuat, namun tidak berhasil membuatnya terluka sedikitpun, hanya goresan kecil pada sisiknya yang tebal berhasil dia buat.
Perhatiannya teralih kepadanya namun teralih kembali ke arah lain tempat Pahlawan lainnya melancarkan serangan.
Tali cambuk yang panjang melilit tubuhnya, berniat menghancurkannya namun menyadari bahwa itu bukan cambuk biasa karena dia tidak bisa menghancurkannya.
"Tikus got sialan!"
"Tornado Sabit!"
"Hujan Kipas!"
Tidak akan mereka memberikan Acnologia waktu untuk marah, bicara juga tidak. Kedatangan mereka kemari adalah untuk membunuhnya, bukan mendengarkan ocehan jeleknya dan membuang tenaga yang tidak diperlukan.
"Menjauh!"
Ozaru yang mengendarai Kinton memperingati dan mengayunkan tongkatnya sekeras mungkin hingga tornado yang ada terbelah karenanya.
Awan kabut menutupi Acnologia namun Ozaru dapat tahu dengan jelas bahwa serangannya ditahan oleh sesuatu sehingga tidak mengenai Acnologia secara langsung.
"Bahkan kombinasi terbaik tidak membuahkan hasil apapun..."
Hampir tidak ada kemajuan sama sekali dari setiap serangan yang sudah mereka lontarkan. Meski semuanya masih ingin melihat seberapa kuat Acnologia dengan kekuatan penuh, mereka tidak lagi dapat melakukan hal semacam itu.
"Menjauhlah dari sana!"
Memandang langit, sesuatu yang besar turun dari langit dengan cepat. Sebagai besar dari mereka akan menganggap dunia kiamat, namun para Pahlawan tahu siapa yang menurunkan— menciptakan meteor yang jatuh ke bumi itu. Hanya satu sosok yang mereka tahu dapat melakukannya.
"Itu Rigel, semuanya menjauh!"
Sesuai pada rencana, Rigel akan menjatuhkan sesuatu yang cukup besar untuk mengubur Britannia sekali serang. Logam raksasa yang jatuh dari langit, meski tidak dalam suhu panas, berat dan daya jatuhnya sanggup meremukkan benda terkeras di dunia ini.
Yang mereka harapkan dari serangan ini bukanlah untuk membunuhnya, tetapi setidaknya menghancurkan sisik tebal Acnologia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Fitra 87
semangat terus thor
2021-09-30
0